NADIYA
030 12 182
Kelompok 25
PENDAHULUAN
Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena
hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena
hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa
pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal. Plexus hemoroid
merupakan pembuluh darah normal yang terletak pada mukosa rektum bagian distal.
Gangguan pada hemoroid terjadi ketika plexus vaskular ini membesar. Sehingga kita
dapatkan pengertiannya dari hemoroid adalah dilatasi varikosus vena dari plexus
hemorrhoidal inferior dan superior (1,2).
Hemoroid dapat menyebabkan kesulitan untuk defekasi. Hemoroid tidak
hanya terjadi pada pria usia tua, tetapi wanita bisa terjadi hemoroid. Usia muda dapat
pula terjadi hemoroid. Diperkirakan bahwa 50 % dari populasi yang berumur lebih
dari 50 tahun menderita hemoroid secara nyata atau minimal. Kebanyakan dari
mereka tidak memberikan keluhan (2).
Dewasa ini, pola makan masyarakat semakin berubah yaitu banyak orang
yang makan makanan rendah kandungan seratnya. Padahal mengonsumsi makanan
rendah serat terlalu banyak dapat menyebabkan susah buang air besar. Bila sudah
mengalami kesulitan dalam buang air besar, maka pada akhirnya untuk mengeluarkan
faeses kita harus mengejan. Hal ini menyebabkan pembuluh darah di daerah anus,
yakni pleksus hemorrhoidalis akan merenggang, membesar karena adanya tekanan
yang tinggi dari dalam. Bila hal ini terjadi secara terus-menerus, maka pembuluh
darah itu tidak akan mampu kembali ke bentuk semula. Kejadian ini dialami pula
oleh wanita yang sedang hamil dan seseorang yang obesitas.
Hemoroid dapat dicegah dengan minum air putih yang cukup, makan sayuran
yang banyak, dan buah-buahan yang banyak, sehingga membuat feces tidak
mengeras. Apabila banyak memakan makanan yang mengandung serat dan banyak
minum air putih yang banyak dapat meperlancar defekasi, selain itu ginjal menjadi
sehat (3). Selain itu hemoroid dapat dicegah dengan cara olah raga yang cukup, duduk
tidak terlalu lama dan berdiri tidak terlalu lama (4).
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Definisi
Plexus hemoroid merupakan pembuluh darah normal yang terletak pada mukosa
rektum bagian distal dan anoderm. Gangguan pada hemoroid terjadi ketika plexus
vaskular ini membesar. Sehingga kita dapatkan pengertiannya dari hemoroid adalah
dilatasi varikosus vena dari plexus hemorrhoidal inferior dan superior
(1)
. Hemoroid
adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah
anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih
kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak
dan otot di sekitar anorektal (2).
2.
Etiologi Hemoroid
Etiologi hemoroid sampai saat ini belum diketahui secara pasti, beberapa faktor
pendukung yang terlibat diantaranya adalah:
a. Penuaan
b. Kehamilan
c. Herediter
d. Konstipasi atau diare kronik
e. Penggunaan toilet yang berlama-lama
f. Posisi tubuh, misal duduk dalam waktu yang lama
g. Obesitas.
Selain itu, mengejan saat defekasi juga merupakan etiologi hemoroid. Mengejan
menyebabkan pembesaran dan prolapsus sekunder bantalan pembuluh darah
hemoroidalis. Jika mengejan terus menerus, pembuluh darah menjadi berdilatasi
secara progresif dan jaringan sub mukosa kehilangan perlekatan normalnya dengan
3.
Manifestasi klinis
a. Perdarahan
Keluhan yang sering dan timbul pertama kali yakni : darah segar menetes setelah
buang air besar (BAB), biasanya tanpa disertai nyeri dan gatal di anus. Pendarahan
dapat juga timbul di luar wakyu BAB, misalnya pada orang tua. Darahnya
berwarna merah segar.
b. Benjolan
Benjolan terjadi pada anus yang dapat menciut/ tereduksi spontan atau manual
merupakan cirri khas/ karakteristik hemoroid.
c. Nyeri dan rasa tidak nyaman
Dirasakan bila timbul komplikasi thrombosis ( sumbatan komponen darah di
bawah anus), benjolan keluar anus, polip rectum, skin tag.
d. Basah, gatal dan hygiene yang kurang di anus
Akibat penegluaran cairan dari selaput lender anus disertai perdarahan merupakan
tanda hemoroid interna, yang sering mengotori pakaian dalam bahkan dapat
menyebabkan pembengkakan kulit (6).
4.
Klasifikasi
Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh
darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak
ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena
tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa
menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil
tindakan operasi untuk membuang wasir (7).
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
- Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan
hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
- Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat
defekasi, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
- Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya
tetapi harus di dorong.
- Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat
defikasi tidak dapat di masukan lagi.
2)
Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah
otot dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak
kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid eksrterna
jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna
(7,8)
. Tapi
Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
-
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung ujung saraf pada
kulit merupakan reseptor rasa sakit .
b.
Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau Skin Tag terdiri atas satu lipatan atau lebih
dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
5.
Patofisiologi
Hemoroid dapat disebabkan oleh tekanan abdominal yang mampu menekan
(5)
. dilatasi tersebut
mengejan
selama
BAB.
Peningkatan
tekanan
ini
menyebabkan
6.
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan hasil :
Anamnesis
Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yang
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Hemoroid eksterna mudah terlihat, terutama bila sudah menjadi trombus. Pada
hemoroid interna yang menjadi prolaps dapat terlihat dengan menyuruh pasien
mengejan. Prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa (9).
Rectal toucher
Hemoroid interna stadium awal biasanya tidak teraba dan tidak nyeri,
hemoroid ini dapat teraba bila sudah ada thrombus atau fibrosis. Apabila
hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis
pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Rectal toucher (RT)
7.
Diagnosis banding
Diagnosis banding dari hemoroid adalah sebagai berikut :
Perdarahan
8.
Tatalaksana
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna selalu
dengan operasi (8,9). Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk
trombus. Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
defekasi.
Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu
dengan menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati
usus.
Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan
salep, supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah
baring.
Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru
untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan
bagian proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil
kemudian diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet
menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas. Terjadi fibrosis yang
mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun
tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini
menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.
Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan
jaringan hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini
kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena
menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang
ditimbulkan lama sembuh.
Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang
proses ini. Selama pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan
hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian
dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan melalui sfingter
untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa
Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal.
9.
Komplikasi
Perdarahan akut umumnya jarang dijumpai, hanya terjadi apabila yang pecah
adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik
pada hipertensi portal dan apabila hemoroid ini mengalami perdarahan maka
darahnya akan sangat banyak. Sedangkan perdarahan kronis menyebabkan terjadinya
anemia, karena jumlah eritrosit yang di produksi tidak bisa mengimbangi jumlah
yang keluar. Prolaps hemoroid interna dapat menjadi ireponibel, terjadi inkaserasi
kemudian diikuti infeksi sampai terjadi sepsis. Sebelum terjadi iskemik dapat terjadi
gangren dulu dengan bau yang menyengat (6).
10.
Prognosis
Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi
terapi penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan makanan
berserat agar dapat mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid.
KESIMPULAN
Penyakit hemorroid wlaupun bukan penyakit yang fatal,tetapi cukup
mengganggu
kehidupan,patogenesis
penyakit
ini
masih
belum
sepenuhnya
DAFTAR PUSTAKA
1. Brown, John Stuart, 1995, Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor, Penerbit Buku
2.
3.
4.
5.
8. David C, Sabiston, 1994, Buku Ajar Bedah, Bagian 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
9. Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong, 1998, Buku Ajar Ilmu Badah, Penerbit Buku