DISORDER
Epidemiologi
p
g
Definisi
DSM IV TR Classification
DSM-IV-TR
Cl ifi ti off Anxiety
A i t Disorder
Di d .
1.Generalized
G
li d anxiety
i t disorder
di d
2.Panic disorder
With agoraphobia
g p
Without agoraphobia
3.Agoraphobia without a history of panic
disorder
4.Phobic disorder
Social phobia (social anxiety disorder)
Specific
S
ifi phobia
h bi
5.Obsessive-compulsive disorder
6.Posttraumatic stress disorder
7.Acute stress disorder
Etiologi
1. Medical diseases
Cardiovascular
Endocrine and metabolic
Neurologic
Respiratory system
Lainnya
Angina,arrhytmias,CHF,myocardial
infarction,supraventriculartachycardia.
Cushingssdisease,hyperparathyroidism,
Cushing
disease hyperparathyroidism
hyperthyroidism,hypothyroidism,
hypoglycemia,hyperkalemia,
pheochromocytoma,vitaminB12atau
defisiensifolat.
CNStumors,dementia,migraine,pain,
parkinsonsdisease,seizures,stroke,
transient ischemic attacks
transientischemicattacks
Asthma,chronicobstructivelungdisease,
pulmonaryembolusatauinfeksi.
Anemia,systemiclupuserythematosus
Etiologi
2. Psychiatric diseases
Gejala ansietas sangat umum pada pasien dengan
mood disorders, schizophrenia, delirium, dimensia.
3. Drug induced anxiety
Dua kelas obat utama yang menyebabkan gejala
ansietas adalah stimulan susunan syaraf pusat dan
depresan.
Patogenesis
-
Noradrenergic model
P d model
Pada
d l ini
i i sistem
i
saraff otonom ddarii pasien
i ansietas
i
hi
hipersensitif
i if
dan overreacts pada beberapa rangsangan. Locus coeruleus mungkin
punya suatu peran pada regulasi ansietas, seperti mengaktivasi
pelepasan
p
p
norepinephrine
p p
(NE)
(N ) dan stimulasi sistem saraf simpatik.
p
Benzodiazepine (BZD) receptor model
Reseptor benzodiazepine berikatan dengan -aminobutyric, reseptor
tipe
pe A (G
(GABAA)) dan
da chloride
c o de ion
o channels.
c a e s. GABA
G
adalah
ada a inhibitory
b oy
neurotransmitter utama pada sistem saraf pusat (CNS). Gejala
ansietas mungkin berhubungan pada underactivity dari sistem GABA.
Serotonin model
Gejala GAD bisa mencerminkan transmisi serotonin berlebihan atau
overreaktivitas dari stimulatory 5-HT pathways.
Peptide theory
Peran dari cholecystokinin (CCK) dan peptide lainnya masih dalam
penelitian
Gejala
j
Klinik
Kecemasan
Ketegangan motorik (Motor Tension)
Hiperaktivitas otonom
Kewaspadaan kognitif (Vigilance dan scanning)
G j l somatik
Gejala
ik yang spesifik
ifik
Gejala depresi
Di
Diagnosis
i
B. Panic disorder
Serangan
g sering
g dimulai dengan
g gejala
g j
yang
y g meningkat
g
dengan cepat dalam waktu 10 menit
Sesak nafas
Pusing, limbung atau pingsan
Palpitasi atau denyut jantung bertambah cepat
Gemetar
Berkeringat
g
Tercekik
Mual, sakit lambung atau diare
Merasa tidak nyata, aneh atau terlepas dari lingkungan
Mati rasa atau kesemutan
Wajah kemerahan atau menggigil
Nyeri atau rasa tidak enak di dada
D. Phobic disorder
E. Obsessive-compulsive
p
disorder
Sasaran Terapi
p & Strategi
g Terapi
p
Sasaran terapi pada pasien Ansietas :
Faktor penyebab timbulnya penyakit : gangguan medis,
gangguan medis, lignkungan, drug induced anxiety.
Gejala dan tanda meliputi : kecemasan, ketegangan motorik,
hiperaktivitas otonom, kewaspadaan kognitif dan gangguan
somatik.
Perubahan fungsi pasien dalam kehidupan keluarga,
masyarakat/sosial,
k /
l maupun dalam
d l dunia
d
kerja
k
pasien.
Kemungkinan terjadinya komplikasi atau perkembangan
penyakit yang lebih parah.
Kondisi kambuh.
Tatalaksana Terapi
Terapi
Farmakologi
B. Panic disorder
Terapi Non
Non-Farmakologis
Farmakologis
Pasien harus dididik untuk menghindari substansi yang
dapat
p mempercepat
p
p serangan
g panik,
p
, antara lain
kafein, penyalahgunaan obat, dan stimulan tanpa
resep dokter.
CBT memfokuskan pada koreksi perasaan dan
perilaku mal-adaptif dari pasien yang mulai timbul,
berketerusan, atau memperburuk gejala panik.
Terapi Farmakologis
C. Agoraphobia
g p
D. Phobic Disorder
Specific
p
Phobia
E. Obsessive Compulsive
p
Disorder
TERAPI FARMAKOLOGI
Penyembuhan
y
akan terjadi
j
jjika p
penderita
dikeluarkan dari peristiwa traumatik dan diberi
dukungan dalam bentuk pengertian, empati dan
k
kesempatan
untukk menjelaskan
j l k apa yang telah
l h
terjadi dan reaksi mereka terhadap kejadian
tersebut.
Menjelaskan kejadian yang dialaminya secara
berulan-ulang, kadang membantu beberapa
penderita.