BP
: 1310312057
Kelompok V JC Anak
A. Apa saja pemeriksaan fisik penting yang dilakukan pada anak mulai dari kepala
hingga ujung kaki?
(Sumber : Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Barbara Bates)
Lingkar
kepala
Kulit
Kepala
Teknik Pemeriksaan
Kemungkinan yang Ditemukan
- Tentukan lingkar kepala setiap kali - Pengukuran lingkar kepala individual dan/atau
pemeriksaan fisik dilakukan selama 2
serial adalah penting untuk menentukan
tahun pertama sedikitnya 2 kali setelah 2
pertumbuhan kepala yang mengalami retardasi
tahun
atau pertumbuhan yang terlalu cepat.
- Dengan pasien terlentang letakkan meteran - Mikrosefali, penutupan sutura prematur,
kain atau plastik halus atau meteran sekali
hidrosefalus, hematoma subdural, tumor otak.
pakai di atas tonjolan oksipital, parietal,
dan frontal kepala.
- Regangkan meteran dan catat hasil
pengukurannya.
Pastikan
hasil
pengukuran tertinggi yang didapatkan.
Perhatikan apakah terdapat temuan berikut
pada bayi atau anak.
- Anoksia, anemia
- Pucat
- Penampakan mottled umum terdapat pada bayi
- Perubahan vasomotor
prematur, kretinisme, sindroma Down.
- Akrosianosis, PJB
- Sianosis
- Bercak mongolian
- Pigmentasi melanotik
- Sepsis, penyakit hemolitik, obstruksi saluran
- Ikterik
empedu
Miliaria
rubra, eritema toksikum, hemangioma
- Edema
kapiler, warna seperti port-wine.
Masa bayi, palpasi :
Kepala kecil pada mikrosefali dan pembesaran
kepala pada hidrosefali.
- Ubun-ubun anterior dan posterior
- Ubun-ubun penuh dan tegang meningitis
- Sutura sagital, koronal, dan lambdoidal
- Tertutup pada hidrosefali. Terdapat peningkatan
TIK pada hidrosefali, hematoma subdural dan
tumor otak.
- Tulang-tulang kranial
- Pembengkakan karena hemoragi subperiosteal
(sefalohematoma) tidak terlihat garis sutura;
pembengkakan karena perdarahan yang
berhubungan dengan fraktur terlihat pada
Masa kanak-kanak
sutura.
Auskultasi tengkoraknya
- Memar pada anak nonanemik peningkatan
Mata
Telinga
Leher
Kelenjar getah
bening
Sistem respirasi -
Sistem muskulo-
skeletal
skoliosis
o Berjalan dan berlari
o Pincang dan abnormalitas cara berjalan karena
kelemahan otot.
o Kordinasi mata-tangan dan keseimbangan otot.
o Berhenti untuk mengambil benda
o Bangun dari posisi berbaring terlentang o Integritas neurologis umum dan kelemahan otot
tungkai proksimal karena distrofi otot (tanda
di lantai
Gowers).
- Inspeksi dan palpasi tulang belakang
lumbosakralis dengan cermat.
o Perhatikan dan raba terhadap kelainan o Kelainan spina bifida okulta dapat berhubungan
korpus vertebra.
dengan anomali medula spinalis yang
mendasarinya.
o Perhatikan terhadap abnormalitas kulit, o Saluran sinus memberiksan kemungkinan jalan
bercak berpigmen, bercak berambut
masuk bagi mikroorganisme ke kanalis
atau lekukan dalam yag mungkin
spinalis yang dapat menyebabkan meningitis.
menutupi sotium ekstenal dari saluran
sinus yang memanjang ke kanalis
spinalis.
KLASIFIKASI
TINDAKAN/PENGOBATAN
GIZI
BURUK Beri dosis pertama antibiotik
DENGAN
yang sesuai
KOMPLIKASI
GIZI
BURUK Beri antibiotik yang sesuai
TANPA
selama 5 hari.
KOMPLIKASI
Tangani anak untuk mencegah
turunnya kadar gula darah.
Hangatkan badan
Berikan
makanan
rehabilitasi/pemulihan
gizi
sesuai kebutuhan anak gizi
buruk
yaitu
150-220
kkal/kgBB/hari
dengan
protein 4-6 gram/kgBB/hari.
Lakukan pemeriksaan yang
berkemungkinan
adanya
penyakit penyerta (misalnya
TB, malaria, HIV, cacingan,
dan sebagainya).
Nasihati kapan kembali segera.
Kunjungan ulang 7 hari
GIZI KURANG Lakukan penilaian pemberian
makan pada anak dan nasihati
sesuai
dengan
Anjuran
Makan Untuk Anak Sehat
Maupun Sakit. Bila ada
masalah pemberian makan,
lakukan kunjungan ulang 7
hari.
Lakukan
penilaian
kemungkinan infeksi TB.
Kunjungan ulang 30 hari.
GIZI BAIK
Jika anak berumur kurang dari
2 tahun, lakukan penilaian
pemberian makan dan nasihati
memberi makan sesuai dengan
Anjuran Makan Untuk Anak
Sehat maupun Sakit. Beritahu
orangtua bila ada masalah
Gizi kurang
Gizi baik
Gizi lebih
ANTROPOMETRI
(BB/TB/PB)
Tampak
sangat
kurus < -3 SD
dan/atau terdapat edema pada
kedua punggung kaki sampai
seluruh tubuh.
Tampak kurus
- 3 SD hingga - 2 SD
Tampak sehat
- 2 SD hingga + 2 SD
Tampak gemuk
> 2 SD
= tidak dihitung
Lakukan terus sampai terhitung 100 sel leukosit dan dihitung menurut jenis
leukositnya.
Catat juga kelainan morfologi pada leukosit jumlah setiap jenis sel dinyatakan
dalam persen dan laporkan jika terdapat eritrosit berinti per 100 leukosit.
Hitung jenis dilakukan dengan menggunakan 10 kolom lalu dikelompokkan setiap
10 sel yang dihitung sampai terdapat total sel leuksitnya 100 sel.
0-1%
1-3%
2-6%
Neutrofil segmen
Limfosit
Monosit
50-70%
20-40%
2-8%
D. Pengobatan cacingan
(Sumber : Kapita Selekta)
a) Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan ototototnya, tinggal tulang terbungkus kulit.
b) Wajah seperti orang tua
c) Iga gambang dan perut cekung
d) Otot paha mengendor (baggy pant)
e) Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
2. Kwashiorkor Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (suger baby),
bilamana dietnya mengandung cukup energi disamping kekurangan protein,
walaupun dibagian tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya atrofi. Tampak
sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.
a. Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis.
b. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut, pada
penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut kepala kusam.
c. Wajah membulat dan sembab .
d. Pandangan mata anak sayu.
e. Pembesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan terasa
kenyal pada rabaan permukaan yang licin dan pinggir yang tajam.
f. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah menjadi
coklat kehitaman dan terkelupas.
3. Marasmik-Kwashiorkor
Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan
marasmus. Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung protein dan juga energi
untuk pertumbuhan yang normal. Pada penderita demikian disamping menurunnya
berat badan < 60% dari normal memperlihatkan tanda-tanda kwashiorkor, seperti
edema, kelainan rambut, kelainan kulit, sedangkan kelainan biokimiawi terlihat pula.
Jika berdasarkan acuan standar BB/U yang dinyatakan dalam persentase, status gizi dapat
ditemukan
BB < persentil ke-10
kurang gizi
o BB/U > 120%
dikatakan gizi lebih
o BB/U 80-120%
dikatakan gizi baik
o BB/U 60-80% tanpa edema gizi kurang
dengan edema kwasiorkor
o BB/U < 60% gizi buruk jika tanpa edema marasmus
jika dengan edema marasmus-kwasiorkor
BB > persentil ke-90
: kelebihan gizi
Penatalaksanaan gizi buruk
1. Tahap Penyesuaian
- Tujuannya adalah menyesuaikan kemampuan pasien menerima makanan hingga ia
mampu menerima diet tinggi energi dan tingi protein (TETP).
- Berlangsung selama 1-2 minggu atau lebih lama, bergantung pada kemampuan
pasien untuk menerima dan mencerna makanan.
Jika berat badan pasien kurang dari 7 kg, makanan yang diberikan berupa makanan
bayi. Makanan utama adalah formula yang dimodifikasi. Contoh: susu rendah laktosa
+2,5-5% glukosa +2% tepung. Secara berangsur ditambahkan makanan lumat dan
makanan lembek. Bila ada, berikan ASI.
Jika berat badan pasien 7 kg atau lebih, makanan diberikan seperti makanan untuk
anak di atas 1 tahun.
Pemberian makanan dimulai dengan makanan cair, kemudian makanan lunak dan
makanan biasa, dengan ketentuan sebagai berikut.
o Pemberian energi dimulai dengan 50 kkal/kg berat badan sehari.
o Jumlah cairan 200 ml/kg berat badan sehari.
o Sumber protein utama adalah susu yang diberikan secara bertahap dengan
keenceran 1/3, 2/3, dan 3/3, masing-masing tahap selama 2-3 hari. Untuk
meningkatkan energi ditambahkan 5% glukosa.
o Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering, adalah 8-10 kali sehari tiap 2-3
jam.
2. Tahap Penyembuhan
- Bila nafsu makan dan toleransi terhadap makanan bertambah baik, secara berangsur,
tiap 1-2 hari, pemberian makanan ditingkatkan hingga konsumsi mencapai 150-200
kkal/kg berat badan sehari dan 2-5 gram protein/kg berat badan sehari.
3. Tahap Lanjutan
- Sebelum pasien dipulangkan, orang tua hendaknya diberikan penyuluhan kesehatan
dan gizi, khususnya tentang mengatur makanan, memilih bahan makanan, dan
mengolahnya sesuai dengan kemampuan daya belinya.
- Suplementasi zat gizi yang mungkin diperlukan adalah :
o Glukosa biasanya secara intravena diberikan bila terdapat tanda-tanda
hipoglikemia.
o KCl, sesuai dengan kebutuhan, diberikan bila ada hipokalemia.
o Mg, berupa MgSO4 50%, diberikan secara intra muskuler bila terdapat
hipomagnesimia.
o Vitamin A diberikan sebagai pencegahan sebanyak 200.000 SI peroral atau
100.000 SI secara intra muskuler. Bila terdapat xeroftalmia, vitamin A diberikan
dengan dosis total 50.000 SI/kg berat badan dan dosis maksimal 400.000 SI.
o Vitamin B dan vitamin C dapat diberikan secara suntikan per-oral. Zat besi (Fe)
dan asam folat diberikan bila terdapat anemia yang biasanya menyertai KKP
berat.
Kesimpulan :
Pasien yang diperiksa minggu lalu (Laras, 7 tahun) mengalami osteomyelitis disertai
infeksi cacing tambang dengan keadaan gizi buruk marasmus-kwasiorkor.