Anda di halaman 1dari 30

Bed Side Teaching :

Dermatitis Perioral

Presentan :
Syafira Anandayu 1740312282
Nadia Puspita Dewi 1740312283

Preseptor :
DR. dr. Qaira Anum, SpKK(K), FINSDV, FAADV
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

– Nama : Nn. RM
– Umur : 15 tahun
– Jenis Kelamin : Perempuan
– Nama Ibu Kandung : Mainizar
– Agama : Islam
– Suku : Minang
– Alamat : Jl. Buana Indah II Balai Baru Padang
Identitas Pasien

– Pekerjaan : Pelajar MAN 1 Padang


– Pendidikan terakhir : SMP
– Status Perkawinan : Belum menikah
– No Hp : 0852-7466-xxxx
– Tanggal Pemeriksaan : 21 Desember 2017
Anamnesa

Seorang pasien perempuan berusia 15 tahun datang ke


Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang pada
tanggal 21 Desember 2017 dengan

Bintik-bintik merah yang terasa gatal di


sekitar mulut sejak 2 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit
Sekarang
– Bintik-bintik merah yang terasa gatal di sekitar mulut sejak 2
bulan yang lalu.
– Awalnya 1 tahun yang lalu, pasien mengeluhkan bercak-
bercak merah kehitaman yang mengelupas dan terasa gatal
di bibir bawah. 2 bulan yang lalu, bercak bertambah dan
muncul bintik-bintik berisi air yang terasa gatal dan perih di
bibir atas dan bawah.
– Bercak-bercak bersifat hilang timbul.
– Pasien sering menggaruk bagian yang terasa gatal.
Riwayat Penyakit Sekarang

– Setelah itu pasien berobat ke dokter umum dan diberi


obat tablet 2 macam. Pasien tidak ingat nama obat.
Pasien menghentikan sendiri pengobatan akibat
keluhan tidak berkurang.
– Kebiasaan mengganti merek pasta gigi ada.
– Pasien menggunakan pelembab wajah 1 tahun yang
lalu dan sekarang sudah dihentikan.
– Pasien rutin menggunakan bedak beras.
Riwayat Penyakit Dahulu

– Pasien tidak ada riwayat mengalami keluhan serupa


sebelumnya.
Riwayat Pengobatan

– Pasien pernah berobat sebelumnya dan diberi obat


tablet 2 macam. Pasien tidak ingat nama obat. Pasien
mengentikan sendiri pengobatan akibat keluhan tidak
berkurang.
– Pasien pernah mengoleskan minyak zaitun pada bibir,
namun keluhan tidak berkurang.
Riwayat Penyakit Keluarga

– Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit


seperti ini.
– Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat bersin-
bersin di pagi hari lebih dari 5 kali dalam sehari, riwayat
asma, riwayat kaligata, mata merah dan gatal, alergi
makanan dan obat, dan alergi serbuk sari.
Riwayat Alergi

– Riwayat alergi debu ada


– Riwayat alergi dingin ada
– Riwayat asma tidak ada.
– Riwayat mata merah dan gatal tidak ada.
– Riwayat alergi makanan tidak ada
– Riwayat alergi obat tidak ada
– Riwayat kaligata tidak ada
– Riwayat alergi serbuk sari tidak ada
Status Generalis

– Keadaan Umum : Tampak tidak sakit


– Kesadaran : Komposmentis kooperatif
– Status Gizi : BB : 57 kg
TB : 162 cm
BMI : 21,72 kg/m2
Kesan : normoweight
– Nadi : 84x/menit
– Nafas : 18 x/menit
Status Generalis

– Suhu : tidak diperiksa


– Kepala : tidak terdapat kelainan
– Mata : - Konjungtiva tidak anemis
- Sklera tidak ikterik
– Hidung : tidak terdapat kelainan
– Toraks : tidak diperiksa
– Abdomen : tidak diperiksa
Status Dermatologikus

– Lokasi : Bibir atas dan sekitar mulut


– Distribusi : Terlokalisir, tidak simetris
– Bentuk : tidak khas
– Susunan : tidak khas
– Batas : tidak tegas
– Ukuran : milier
– Efloresensi : vesikel, krusta berwarna kehitaman dan
berwarna kekuningan serta papul di
atas bercak eritema.
Pemeriksaan Fisik

– Status Venereologikus : tidak diperiksa


– Kelainan Selaput : terdapat papul di
bibir bawah
– Kelainan Kuku : tidak diperiksa
– Kelainan Rambut : tidak diperiksa
Resume

Seorang pasien perempuan berusia 15 tahun datang


ke poliklinik Kulit dan kelamin RSUP Dr. M. Djamil
Padang dengan keluhan Bintik-bintik merah yang
terasa gatal di sekitar mulut sejak 2 bulan yang lalu.
Awalnya 1 tahun yang lalu, pasien mengeluhkan
bercak-bercak merah kehitaman yang mengelupas
dan terasa gatal di bibir bawah. Dua bulan yang lalu,
bercak bertambah dan muncul bintik-bintik berisi air
yang terasa gatal dan perih di bibir atas dan bawah.
Bercak-bercak bersifat hilang timbul.
Resume

Pasien sudah berobat ke dokter umum dan


diberi obat tablet 2 macam tapi pasien
menghentikan sendiri pengobatan akibat
keluhan tidak berkurang. Pasien memiliki
kebiasaan mengganti merek pasta gigi. Pasien
menggunakan pelembab wajah 1 tahun yang
lalu dan sekarang sudah dihentikan. Pasien
memiliki riwayat alergi debu dan dingin.
Resume

Pemeriksaan fisik ditemukan lesi terlokalisir


dengan bentuk dan susunan yang tidak khas dan
berbatas tidak tegas yang berupa vesikel
berwarna kekuningan, krusta berwarna
kehitaman dan kekuningan serta papul di atas
plak eritem di atas bibir dan daerah sekitar
mulut dengan ukuran milier.
Diagnosis • Dermatitis Perioral
Kerja
Diagnosis • Impetigo Krustosa
Banding
Pemeriksaan • Pemeriksaan Gram  tidak
Anjuran ditemukan bakteri

Diagnosis • Dermatitis Perioral


Tatalaksana

– Umum:
– Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk
bagian yang gatal dan memencet bintik-bintik
disekitar mulutnya.
– Khusus:
– Sistemik:
– Antihistamin : Loratadin 1 x 10 mg/ hari
– Topikal:
– Antibiotik : Eritromisin krim 2% 2 x sehari
Prognosis

– Quo Ad vitam : bonam


– Quo Ad sanationam : bonam
– Quo Ad fungsionam : bonam
– Quo Ad cosmeticum : bonam
DISKUSI
Telah dilaporkan kasus seorang perempuan
berusia 15 tahun datang ke poliklinik Kulit dan
kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan
keluhan bintik-bintik merah yang terasa gatal
di sekitar mulut sejak 2 bulan yang lalu.
Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang, ditegakkan
diagnosis dermatitis perioral.
Dermatitis perioral adalah suatu inflamasi pada kulit
yang ditandai dengan adanya papul dan pustul yang
timbul terlokalisir di daerah perioral terutama sekitar
mulut. Pasien ini adalah seorang peremuan berusia 15
tahun. Hal ini sesuai dengan literatur dimana dermatitis
perioral lebih banyak terjadi pada perempuan
dibandingkan laki-laki terutama anak-anak dan dewasa
muda. Selain itu, predileksi terjadinya dermatitis perioral
adalah daerah di sekitar mulut, perinasal, dan/atau
daerah periokuler, lipatan nasolabial, serta pipi.
Faktor yang dapat memperberat dermatitis
perioral adalah adanya paparan sinar matahari
yang berlebihan, sering mencuci wajah dengan
sabun pembersih atau penggunaan kosmetik
secara berlebihan serta pemakaian
kortikosteroid potensi sedang dan tinggi. Pasien
memiliki riwayat menggunakan pelembab
wajah 1 tahun yang lalu.
Penyebab pasti dari dermatitis perioral belum
diketahui. Kasus dengan alergi pada flouride
atau komposisi lain yang ada di dalam pasta
gigi juga dilaporkan memiliki hubungan pada
terjadinya dermatitis perioral. Pasien memiliki
kebiasan mengganti merek pasta gigi.
Dermatitis perioral timbul akibat reaksi penolakan dari
kulit wajah terhadap iritasi. Penggunaan kosmetik wajah
seperti pembersih ataupun krim kulit wajah dapat
menyebabkan iritasi kulit wajah. Bersamaan dengan itu,
kebanyakan dari pasien memiliki kelainan atopi. Pada
fase awal, akibat penggunaan obat topikal pada wajah
akan menginduksi gangguan fungsi lapisan epidermis.
Hal ini akan menyebabkan pembengkakan stratum
korneum yang disertai gangguan minimal pada fungsi
lapisan kulit dan meningkatnya kehilangan cairan
transepidermal (transepidermal water loss). Kemudian
dapat menyebabkan lapisan kulit menjadi lebih tegang
dan kering yang mendesak jaringan sekitarnya akibat
kompensasi penggunaan obat topikal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan vesikel,
krusta berwarna kehitaman dan berwarna
kekuningan serta papul di atas bercak eritema.
Hal ini sesuai dengan literatur dimana lesi
primer dermatitis perioral berupa papul,
vesikel, dan pustul berkelompok di atas plak
eritem dengan distribusi diskret.
– Pasien ini dilakukan pemeriksaan Gram untuk
menyingkirkan diagnosis kerja yaitu impetigo krustosa.
Pada pasien ini tidak ditemukan bakteri sehingga dapat
ditegakkan diagnosis dermatitis perioral.
– Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini adalah
Eritromisin krim 2% yang merupakan antibiotik dan
loratadin 10 mg 1x sehari yang merupakan
antihistamin H1 non sedasi untuk mengurangi gatal.

Anda mungkin juga menyukai