Anda di halaman 1dari 11

PENGAUDITAN II

BAB 18
Pengauditan Siklus Penggajian dan Personalia

KELOMPOK 14
Nama Kelompok :
Anak Agung Widya Adi Iswari

1406305011

Putu Putri Larasati

1406305021

Ni Kadek Tresnalyani

1406305022

Anak Agung Ayu Intan Wulandari

1406305047

PROGRAM S1 REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

PERBEDAAN

UTAMA

SIKLUS

PENGAJIAN

DENGAN

SIKLUS -SIKLUS

AKUNTANSI LAINYA
1. Hanya ada satu kelas transaksi untuk penggajian. Penggajian hanya memiliki satu
kelas karena penerimaan jasa dari karyawan dan pembayaran jasa tersebut melalui
penggajian biasanya terjadi dalam periode waktu yang singkat.
2. Transaksi pada umumnya jauh lebih signifikan ketimbang akun neraca terkait. Akunakun yang terkait dengan penggajian seperti penggajian akrual dan potongan pajak
biasanya bernilai kecil dibandingkan dengan total transaksi selama tahun bersangkutan.
3. Pengendalian internal terhadap penggajian sudah efektif bagi hampir semua
perusahaan ,bahkan perusahaan yang kecil sekalipun.
Karena ketiga karakteristik tersebut maka ketika mengaudit penggajian biasanya
auditor menekankan pengujian pengendalian,pengujian substansi atas transaksi dan prosedur
analitis.
AKUN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA
Akun umum yang biasanya ada dalam siklus penggajian adalah upah, gaji, bonus dan
komisi akrual, kas di bank, beban pajak gaji akrual, tenaga kerja langsung, beban gaji,
pemotongan pajak penghasilan dan penggurangan lainya.
FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA SERTA
DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT
Bagian Sumberdaya Manusia (Bagian Personalia)
Catatan kepegawaian, meliputi data seperti tanggal mulai bekerja, investigasi
personil, tingkat pembayaran, pengurangan yang diotorisasi, evaluasi kinerja, dan tanggal
berhenti bekerja. Formulir potongan wajib, digunakan untuk mengotorisasi pengurangan
gaji, termasuk jumlah pembebasan untuk pemotongan pajak penghasilan, 401 (K) dan
program tabungan pension lainnya, obligasi tabungan, potongan asuransi yang wajib diikuti
karyawan, serta iuran serikat pekerja. Formulir keputusan penetapan gaji/upah, digunakan
untuk mengotorisasi tingkat pembayaran. Sumber informasinya adalah kontrak tenaga kerja,
otorisasi oleh manajemen atau dalam kasus pejabat perusahaan,otorisasi dari dewan direksi.
Pencatatan Waktu Kerja dan Pembuatan Daftar Gaji/Upah

Catatan Waktu Kerja, adalah dokumen yang mengidikasikan waktu per jam
karyawan mulai dan berhenti bekerja setiap hari serta jumlah jam kerja karyawan. Kartu
Waktu per Job, adalah formulir yang menunjukan pekerjaan mana yang dikerjakan
karyawan selama periode waktu tertentu. File Transaksi Penggajian, berisi semua informasi
yang dimasukan ke dalam sistem dan informasi tentang setiap transaksi, seperti nama
karyawan dan nomor identifikasi, tanggal, pembayaran kotor dan bersih berbagi jumlah
pemotongan pajak dan klasifikasi akun. Jurnal Penggajian atau Daftar, laporan ini dibuat
dari file transaksi penggajian umumnya mencantumkan nama karyawan,tanggal,jumlah
penggajian kotor dan bersih dan jumlah pemotongan. Master File Penggajian, adalah file
komputer yang digunakan untuk mencatat transaksi penggajian bagi setiap karyawan dan
mempertahankan total upah karyawan yang dibayar selama setahun tersebut hingga saat ini.
Pembayaran Gaji/Upah
Pembayaran Gaji/Upah diberikan kepada para pegawai sebagai kompensasi atas jasa
yang telah mereka berikan kepada perusahaan. Jumlah yang dibayarkan tersebut merupakan
pembayaran kotor dikurangi pajak penghasilan dan potongan lainnya. Rekonsiliasi Akun
Bank Penggajian, merupakan hal yang pentinh bagi semua akun kas,termasuk penggajian
untuk menemukan kesalahan ataupun kecurangan. Akun penggajian imprest adalah akun
penggajian terpisah dimana saldo bernilai kecil dipertahankan
Pembuatan Bukti Potong PPh Dan Pembayaran Pajak
Undang-undang Pajak Penghasilan mewajibkan perusahaan selaku wajib potong atas
penghasilan karyawan untuk melakukan pemotongan dan membayarkannya ke kas Negara
secara tepat waktu. Untuk mencegah terjadinya kesalahan penyajian dan timbulnya utang
pajak serta denda, sebaiknya dilakukan verifikasi internal secara independen oleh petugas
yang kompeten. Bukti Pemotongan PPh Pasal 21, besarnya pajak yang harus dibayar
karyawan tergantung pada pendapatan kena pajak masing-masing karyawan yaitu pendapatan
kotor dikurangi dengan pendapatan tidak kena pajak (PTKP) dikalikan tariff pajak. Bukti
pemotongan pajak bulanan akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk menghitung potongan
pajak penghasilan karyawan yang harus disetor setiap bulan. Surat Setoran Pajak (SSP),
Hasil pemotongan pajak penghasilan karyawan bulanan selanjutnya disetorkan ke Kantor
Pajak dengan disertai Surat Setoran Pajak (SSP) selambat-lambatnya tanggal 10 bulan
berikutnya.

METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI
Meskipun pengujian pengendalian dan pengujian sustantif golongan transaksi
merupakan prosedur teramat penting dalam pengujian penggajian, namun pengujian ini
biasanya tidak dilakukan secara luas. Banyak audit hanya memiliki risiko minimal untuk
terjadinya kesalahan penyajian material, walaupun penggajian sering merupakan bagian yang
segnifikasn dari total beban. Ada tiga hal mengapa terjadi demikian :
1. Karyawan pada umumnya akan protes kepada manajemen apabila dibayar tidak sesuai
dengan jumlah seharusnya.
2. Semua transaksi penggajian biasanya seragam dan tidak rumit.
3. Transaksi penggajian adalah sesuatu yang menjadi sasaran untuk diaudit oleh Kantor
Pajak dam rangka penetapan pajak penghasilan yang benar sehingga perusahaan
cenderung melaporkannya dalam jumlah yang benar.
MEMAHAMI

PENGENDALIAN

INTERNAL-SIKLUS

PENGGAJIAN

DAN

PERSONALIA
Dimana perlunya memahami :

Pengendalian internal bisa berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
lainnya, oleh karena itu auditor harus mengidentifikasi pengendalian, definisi-definisi
signifikan, dan kelemahan material yang terdapat pada setiap organisasi.

Pengendalian yang ingin diandalkan oleh auditor untuk mengurangi penilaian risiko
pengendalian harus diuji melalui pengujian pengendalian.

Pengujian substantif golongan transaksi bisa berbeda-beda tergantung pada penilaian


risiko pengendalian dan pertimbangan audit lainnya.

Pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi apabila


memungkinkan bisa dilakukan bersamaan dan dilakuakn sepraktis mungkin dengan
menggunakan program audit

Pemisahan Tugas yang Memadai

Pemisahan tugas sangat penting artinya dalam siklus penggajian dan personalia,
terutama untuk mencegah terjadinya pembayaran berlebih dan pembayaran kepada pegawai
fiktif. Fungsi penggajian harus dilakukan independen terhadap bagian sumberdaya manusia
yang mengendalikan aktivitas kunci pengendalian. Dan pemisahan daftar gaji/upah dari
pembayaran gaji/upah kepada karyawan.
Pengotorisasian yang Tepat
Hanya bagian sumberdaya manusia yang berwenang untuk menambah atau mengurangi
tenaga kerja dari daftar gaji atau melakukan perubahan atas tariff gaji, serta menetapkan
pemotongan-pemotongan. Jumlah jam kerja setiap pegawai, terutama jam lembur, harus
mendapat otorisasi dari supervisor.
Dokumen dan Catatan yang Memadai
Dokumen dan catatan yang sesuai tergantung pada isfat sistem penggajian. Dokumen
bernomor urut tercetak untuk pencatatan waktu tidak begitu diperlukan untuk penggajian,
karena tujuan kelengkapan tidak memerlukan hal yang diwaspadai.
Pengawasan Fisik atas Aset dan Catatan
Semua check yang tidak/belum diambil pegawai yang berhak harus dikembalikan ke
bagian keuangan untuk disetorkan kembali ke bank. Apabila chek di tanda tangani dengan
menggunakan mesin penanda tanganan, maka akses atas mesin tersebut harus sangat dibatasi.
Demikian pula, bila pembayaran dilakukan dengan cara transfer langsung ke akun masingmasing pegawai di bank, maka akses atas system yang digunakan untuk mengotorisasi
pembayaran juga harus dibatasi.
Pengecekan Independen atas Pelaksanaan Kerja
Perhitungan dalam daftar gaji harus diverifikasi secara independen, termasuk dengan
melakukan pembandingan antara batch total dengan laporan ikhtisar. Salah seorang anggota
manajemen atau petugas yang ditunjuk lainnya harus meriview hasil perhitungan gaji/upah
apabila terjadi kesalahan penyajian atau jumlahnya tidak lazim.
PEMOTONGAN PAJAK PPH 21 DAN PEMBAYARAN KE KAS NEGARA
Pemotongan Pajak P.Ph 21

Sebagai bagian dari pemahaman atas pengendalian internal, auditor harus memahami
bagaimana perusahaan memotong gaji/penghasilan.
Pembayaran Pajak Penghasilan Karyawan dan Potongan Lain Tepat Waktu
Auditor harus melakukan pengujian tentang kepatuhan klien dalam menaati kewajiban
menyetorkan semua pemotongan atas penghasilan kotor karyawan yang telah dilakukannya.
Pertama-tama auditor harus memahami ketentuan yang mewajibkan klien untuk melakukan
pemotongan dan membayarkannya ke pihak yang berwenang dengan mengacu pada undangundang pajak yang bersangkutan dan lain sebaginya.
PERTIMBANGAN PERSEDIAAN DAN KECURANGAN PENGGAJIAN
Auditor sering memperluas prosedur audit atas penggajian, apabila penggajian
mempengaruhi penilaian persediaan secara signifikan, atau apabila auditor merasa khawatir
dengan kemungkinan terjadinya kecurangan atas transaksi.
Hubungan Antara Penggajian dengan Penilaian Persediaan
Apabila gaji merupakan bagian yang signifikan dalam persediaan, penggolongan akun
penggajian bisa berpengaruh secara material terhadap asset-aset. Demikian pula penilaian
persediaan akan terpengaruh apabilabiaya tenaga kerja langsung seorang pegawai keliru
dibebankan pada job atau proses yang tidak sesuai. Apabila biaya tenaga kerja merupakan
bagian yang material dalam penilaian persediaan, auditor harus menekankan pengujian
pengendaliannya pada ketepatan penggolongan transaksi penggajian.
Pengujian atas Tenaga Kerja Fiktif
Untuk menguji ada atau tidaknya pegawai yang fiktif, auditor bisa menelusur dengan
memilih sejumlah transaksis terbukukan dalam jurnal penggajian ke bagian sumberdaya
manusia untuk memastikan apakah pegawai benar-benar merupakan pegawai perusahaan
pada periode yang diaudit.
Pengujian atas Kecurangan dalam Jam Kerja
Biasanya auditor sulit untuk mengungkapan jam kerja yang tidak benar. Salah satu
prosedur yang dapat dilakukan adalah dengan merekonsiliasi antara total jam kerja yang
dibayar sesuai dengan daftar gaji/upah dengan suatu catatan independen tentang jam kerja.

METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO


Dalam dua tahap pertama pengauditan, auditor menilai risiko pengendalian dan
melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantive golongan transaksi.
Setelah menyelesaikan pengujian-pengujian tersebut dan menilai kemungkinan terjadinya
kesalahan penyajian pada akun-akun laporan keuangan dalam siklus penggajian dan
personalia, selanjutnya auditor melaksanakan metodologi untuk perancangan pengujian rinci
saldo.
MENGIDENTIFIKASI

RISIKO

BISNIS

KLIEN

YANG

MEMPENGARUHI

PENGGAJIAN (TAHAP 1)
Pada kebanyakan perusahaan, pengidentifikasian risiko bisnis klien yang berpengaruh
terhadap penggajian jarang dilakukan. Namun demikian, risiko bisnis klien bisa terjadi pada
perusahaan yang memberi kompensasi yang kompleks pada para karyawan. Auditor harus
memahami kemungkinan terjadinya kejadian-kejadian tersebut dan menentukan pengaruh
potensialnya terhadap laporan keuangan termasuk pengungkapan dalam catatan kaki.
MENETAPKAN MATERIALITAS PELAKSANAAN DAN MENILAI RISIKO
INHEREN (TAHAP 1)
Risiko inheren kecurangan penggajian timbul karena sebagian besar transaksi
menyangkut kas. Oleh karena itu auditor sering memandang penting tujuan audit keterjadian.
Sebagai bagian dari upaya untuk memperoleh pemahaman tentang klien, auditor harus
mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan penggajian yang kompleks.
MENILAI RISIKO PENGENDALIAN DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN YANG
BERSANGKUTAN (TAHAP 1 DAN II)
Pada awal bab ini telah didiskusikan mengenai penilaian risiko pengendalian dan pengujian
pengendalian serta pengujian substantif golongan transasksi yang bersangkutan.
MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS
Tabel 18-3 Prosedur Analitis untuk Siklus Penggajian dan Personalia
Prosedur Analitis
Kemungkinan Kesalahan Penyajian
Memmbandingkan saldo akun beban tenaga Kesalahan penyajian akun beban tenaga
kerja (gaji/upah dan lain-lain) dengan tahun kerja.

sebelumnya (dengan penyesuaian untuk


kenaikan tariff dan kenaikan volume)
Membandingkan persentase beban tenaga Kesalahan penyajian beban tenaga kerja
kerja langsung terhadap penjualan dengan langsung dan persediaan.
tahun tahun sebelumnya.
Membandingkan persentase beban komisi Kesalahan penyajian beban komisi dan utang
terhadap penjualan dengan tahun-tahun beban komisi.
sebelumnya.
Membandingkan persentase beban pajak Kesalahan

beban

pajak

penghasilan

penghasilan karyawan terhadap beban gaji karyawan dan utang pajak penghasilan
dan upah dengan tahun-tahun sebelumnya.
karyawan.
Membandingkan Utang Pajak Penghasilan Kesalahan
karyawan dengan tahun sebelumnya.

penyajian

utang

pajak

penghasilan karyawan dengan beban pajak


penghasilan karyawan.

PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENGUJIAN RINCI SALDO UNTUK


AKUN UTANG DAN BEBAN (TAHAP III)
Verifikasi atas utang beban gaji biasanya dilakukan secara langsung apabila
pengendalian internal berjalan dengan efektif. Ada 2 tujuan utama audit saldo dalam
pengujian utang-utang yang berkaitan dengan penggajian, yaitu:
1. Utang beban gaji dan utang-utang lain yang berkaitan dengan penggajian telah
ditetapkan dalam jumlah yang benar (ketelitian)
2. Transaksi-transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat pada periode
yang tepat (pisah batas)
Jumlah-jumlah yang Dipotongkan dari Penghasilan Karyawan
Pajak penghasilan karyawan yang telah dipotong perusahaan dari penghasilan
karyawan tetapi belum disetorkan ke Kantor Pajak dapat diperiksa dengan cara
membandingkan antara jumlah saldo dengan jurnal penggajian, pajak penghasilan karyawan
yang dibayar pada periode berikutnya, dan pengeluaran kas pada periode berikutnya.
Utang Beban Gaji dan Upah
Utang beban gaji dan upah timbul apabila upah pegawai untuk jam kerja pada hari-hari
terakhir sebelum penutupan buku belum dibayar perusahaan, sampai periode berikutnya.

Pisah batas yang benar dan ketelitian penetapan utang gaji dan upah tergantung pada
kebijakan perusahaan yang harus diikuti secara konsisten dari tahun ke tahun. Setelah auditor
menentukan kebijakan perusahaan untuk menetapkan utang gaji/upah dan mengetahui bahwa
hal itu konsisten dengan tahun sebelumnya, maka prosedur yang tepat untuk menguji pisah
batas dan ketelitian adalah dengan melakukan perhitungan ulang atas perhitungan utang yang
telah dilakukan klien.
Utang Beban Komisi
Konsep yang sama yang digunakan untuk memeriksa utang gaji/upah dapat diterapkan
untuk memeriksa utang beban komisi, tetapi penentuannya seringkali lebih sulit karena
perusahaan sering membuat berbagai macam kesepakatan dengan pegawai bagian penjualan
dan pegawai-pegawai lain yang yang diberi komisi.
Utang Bonus
Pemeriksaan utang bonus yang tidak dicatat biasanya dapat dilakukan dengan
membandingkan pada jumlah yang telah diotorisasi dalam notulen rapat dewan komisaris.
Pengujian Rinci Saldo Untuk Akun-akun Beban
Sejumlah akun dalam laporan laba-rugi dipengaruhi oleh transaksi penggajian. Dalam
kebanyakan audit, auditor hanya perlu melakukan sedikit pengujian tambahan atas akun-akun
laba rugi, di luar pengujian analitis, pengujian pengendalian, pengujian substantive golongan
transaksi, dan pengujian yang bersangkutan dengan akun-akun kewajiban seperti yang telah
dibahas di atas.
a) Kompensasi untuk para staf
Auditor lazim melakukan verifikasi apakah total kompensasi untuk para staf telah
disetujui oleh dewan komisaris.
b) Komisi
Auditor akan dapat memeriksa beban komisi dengan relative mudah, apabila tariff
komisi ditetapkan sama untuk setiap tipe penjualan dan informasi penjualan yang
diperlukan tersedia dalam catatan akuntansi.
Beban Pajak Penghasilan Karyawan

Beban pajak penghasilan karyawan selama setahun dapat diuji dengan pertama-tama
merekonsiliasi total beban gaji/upah pada setiap daftar gaji dengan total gaji/upah selama
setahun.
a) Total Gaji/Upah
Merekonsiliasi total beban gaji/upah di buku besar dengan pajak penghasilan
karyawan yang dibayar ke kas negara bertujuan untuk menentukan apakah transaksi
penggajian telah dibebankan kea kun bukan gaji/upah atau sama sekali tidak dicatat
dalam jurnal penggajian.
b) Tenaga Kerja Kontrak
Untuk mengurangi beban tenaga kerja, banyak perusahaan mengadakan kontrak
dengan organisasi dari luar untuk menyediakan tenaga kerja yang diperlukan
perusahaan.
Tujuan Penyajian dan Pengungkapan
Auditor bisa menggabungkan prosedur audit yang berkaitan dengan tujuan penyajian
dan pengungkapan dengan pengujian rinci saldo untuk akun kewajiban dan beban.

DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Buku II.
Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN

Anda mungkin juga menyukai