2),3)
satriomantayaputra@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pembudidaya ikan kolam
terhadap pengembangan kawasan minapolitan di Desa Cindai Alus dan mengalisis faktor
faktor yang mempengaruhi terhadap pengembangan kawasan minapolitan seperti
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, lama usaha, dan penyuluhan terutama penyuluhan
perikananan.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan survey dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling, hal ini karena dalam penelitian ini
menggunakan data sampel yang diambil dari populasi. Jenis data yang diperoleh pada
penelitian ini merupakan data kuantitatif, pada penelitian ini data kuantitatif adalah data
yang diperoleh dari persepsi pembudidaya ikan, masyarakat, faktor-faktor yang
mempengaruhi, berupa skor atau data kualitatif yang diangkakan. Analisis data
menggunakan skala likert untuk mengetahui persepsi pembudidaya ikan/ masyarakat,
yaitu untuk mengukur sikap, pendapatan, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang
fenomena sosial. Model analisis regresi linier berganda diolah melalui program SPSS
digunakan untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pembudidaya
ikan terhadap pengembangan kawasan minapolitan di Desa Cindai Alus Kecamatan
Martapura Kabupaten Banjar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat pembudidaya ikan kolam
terhadap program minapolitan di Desa Cindai Alus Kecamatan Martapura Kabupaten
Banjar yakni Pendidikan, Penghasilan, Lama Usaha, dan Penyuluhan. Hasil Uji-t
pendidikan adalah sebesar 3,912 dengan tingkat signifikansi 0,001. Hasil Uji-t
penghasilan adalah sebesar 0,189 dengan tingkat signifikansi 0,853. Hasil Uji-t lama
usaha adalah sebesar 0,331 dengan tingkat signifikansi 0,745. Hasil Uji-t penyuluhan
adalah sebesar 0,318 dengan tingkat signifikansi 0,775.
Kata Kunci: Pembudidaya Ikan Kolam, Persepsi, Minapolitan
35
ABSTRACT
This study aimed to analyze the perception of pond fish farmers towards
development in the village Minapolitan Cindai Alus and mengalisis factors which will
affect the development Minapolitan areas such as education, employment, income, length
of
business,
and
counseling,
especially
counseling
Fisheries.
This study uses a survey approach to the sampling technique used purposive sampling,
this is because in this study using a data sample drawn from the population. The type of
data obtained in this study is quantitative data, in this study the quantitative data is the
data obtained from the perception of fish farmers, communities, and the factors that
influence in the form of a score or qualitative data diangkakan. Analysis of the data using
a Likert scale to determine the perception of fish farmers/ community, namely to measure
attitudes, income, and perceptions of a person or a group of social phenomena. Multiple
linear regression analysis model is processed through the SPSS program is used to
estimate the factors that influence the perception of the development of fish farmers in
the village Minapolitan Cindai Alus Martapura Subdistrict Banjar district and the factors
that influence it.
Factors that influence public perception of the pond fish farmers in the village
minapolitan program Cindai Alus Martapura Subdistrict Banjar district namely
Education, Income, Old Business, and Education. The results of t-test education
amounted to 3,912 with significance level of 0.001. The results of t-test income amounted
to 0.189 with a significance level of 0.853. T-test results for long operations amounted to
0.331 with a significance level of 0.745. The results of t-test counseling is at 0.318 with a
significance level of 0.775.
Keywords: Fish Farmers, Perception, Minapolitan
Sungai
PENDAHULUAN
merupakan
ekosistem
dan
Sungai
riam
kiwa
untuk
berbudidaya
ikan
dari sungai
manusia dapat
protein
penduduk
sekitar
di
36
masyarakat
tersebut
maka
untuk
mengetahui
diakibatkan
yang
hubungan
meningkatkan
pencemar
amoniak.
khususnya
oleh
aktivitas
beban
fosfat
dan
beban
pencemar
dengan
Storet.
sesuai
berdasarkan
air
kelas
Hasil
sungai
penelitian
kualitas
Penelitian
berdasarkan
ini
menggunakan
golongannya
air
disebutkan
bahwa
dalam
37
METODE PENELITIAN
dari
stasiun
yang
telah
Analisis Data
Kedalaman
(m)
0,5 kali
kedalaman
sungai
0,5 kali
kedalaman
sungai
pengambilan
penentuan
sampel
stasiun
dilakukan
pengambilan
sampel
air.
menentukan
lokasi
titik
Sebelum
menentukan
terlebih
arus
sungai
secara
2.
harus
berikut ini :
Penentuan Segment Sungai
sungai
a.
Satu titik
ditengah sungai
Dua titik,
masing-masing
5-150
jarak 1/3 & 2/3
lebar sungai
0,2 & 0,8
Min. 6 titik,
kali
masing-masing
>150
kedalaman jarak , &
sungai
lebar sungai
Sumber : SNI 06 2412 1991
Debit
Metode
Titik Sampling
3.
Sambil
melarutkan
menghitung
jangan
waktunya
lupa
dengan
menggunakan stopwatch.
38
4.
5.
rumus V = L/t
tabel 3.2.
2003
merupakan
yang
6.
anak
sungai
selanjutnya
di
laboratorium
Selanjutnya
diadakan
perhitungan
daerah.
Cara
untuk
Hasil
Data
hasil
pengukuran
dan
US-EPA
Protection
(Environmental
39
proses
dan
organisme.
Nitrat).
Pengukuran
dan
kehidupan
Setiap
dan
penyerapan
perubahan
suhu
WITA.
pengambilan
sampel
1.
sungai
Kecerahan
diketahui.
187
cm,
kedalaman
penting
untuk
Hasil
pengukuran
nilai
mali-mali
Kedalaman
Pinggir
Koordinat
Kanan
174
cm,
(114o5730.09E
03 2713.57S).
3.
192
Koordinat
o
40
Stasiun (ST)
Kecerahan (cm)
ST 1
187
ST 2
204
ST 3
130
Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Kecerahan
(cm)
rendahnya
suhu
akan
Kecerahan
Kecerahan juga diukur bertujuan
di
Sungai
batu
mali-mali
menggunakan
secchi
disk.
Pengukuran
pada
yang
keadaaan
parameter
batu
4.2
di
Sungai
sesuai
4.2
Kecerahan
baik
Gambar
pernyataan
41
dalam
perairan
tersebut.
faktor
kecerahan
juga
Kedalaman
kualitas
air
pada
lokasi
variatif
yang
mengalami
dikarenakan
pasang
sungai
surut.
ini
Hasil
secara
kehidupan
Iangsung
biota
dasar.
membatasi
Penyinaran
sesuai
Stasiun (ST)
Kedalaman (cm)
ST 1
216
ST 2
186
ST 3
277
Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Kedalaman
(cm)
dengan
makin
tingginya
kiwa
mengalami
dan
sungai
kenaikan
mali-mali
kedalaman
42
Rata-rata
kecepatan
arus
di
Kecepatan Arus
arus
juga
diukur.
Hasil
akan
mempengaruhi
tingkat
Kecepatan arus
(m/s)
ST 1
187
ST 2
204
ST 3
130
Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Kecepatan
Arus (m/s)
Debit
Pengukuran
debit
harus
43
Kecepatan
Arus
0.2
0.1
0
Debit Air
26
ST 2
ST 3
Kecepatan Arus
batu
kambing,
alirannya
semakin
melebar
24
22
20
18
ST 1
Sungai
ST 1 ST 2 ST 3
Debit Air
Luas
Penampang
150
DO (Dissolved Oxygen)
Oksigen
terlarut
dalam
air
140
130
120
110
ST 1 ST 2 ST 3
Luas Penampang
atmosfir.
Penurunan
kadar
44
oleh
mikroba
untuk
1988
didalam
Effendi,
2003).
3,2
termasuk
dibandingkan
mg/I.
sangat
dengan
Kandungan
ini
rendah
jika
baku
mutu
ini
fluktuasi
sesuai
dengan
harian
pernyataan,
oksigen
dapat
yang dapat
mengakibatkan
45
pH
Hasil pengamatan
nilai
riam
kiwa
dan
sungai
mali-mali
4.7.
kehidupan
biota
Amoniak
Hasil pengamatan nilai parameter
Gambar 4.7 Grafik Hasil Pengukuran
Parameter pH.
4.8.
pada
Gambar
4.7
yang
dengan
baku
mutu
46
(1979)
dalam
Effendi
(2003)
pada
Gambar
4.8
yang
1,4
mg/I.
Kandungan
ini
sebelumnya
dicurigai
akan
dalam
penelitian
ini
yang
tetapi
setelah
dilakukan
pengujian
utama
Sesuai
dengan
(2003)
bahwa
pernyataan
sumber
Effendi
antropogenik
tetapi
dalam
penelitian
setelah
ini
dilakukan
yang
pengujian
Nitrat
Hasil pengamatan nilai parameter
Nitrat di Sungai batu kambing, sungai riam
kiwa dan sungai mali-mali dapat dilihat
utama
Senyawa
Tabel 4.10. Hasil Pengukuran Nitrat
(NO3) (mg/l)
Nitrat (NO3) (mg/l)
A
B
2,43
1,32
1,69
1,83
3,48
6,68
ini
dihasilkan
dariproses
ST 1
ST 2
ST 3
pertumbuhan
Stasiun (ST)
bagi
(2000)
bentuk senyawa
yang
Nitrat
stabil
adalah
dan
48
hasil
data
penelitian
tersebut
tidak
telah
dapat
Di
penelitian
ini
kita
nilai
maksimal
30 (cemar sedang)
dan
:
Tabel 4.2 Skor untuk metode Storet
Jumlah
Sampel
<10
10<
Parameter
Fisika Kimia Biologi
Maksimum
-1
-2
-3
Minimum
-1
-2
-3
Rata-rata
-3
-6
-9
Maksimum
-2
-4
-6
Minimum
-2
-4
-6
Rata-rata
-6
-12
-18
Nilai
Karena
jumlah
sampel
parameter
setiap
dari
pada
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
SUHU
KECERAHAN
DO
PH
AMONIAK
FOSFAT
NITRAT
SUHU
KECERAHAN
DO
PH
AMONIAK
FOSFAT
NITRAT
SUHU
KECERAHAN
DO
PH
AMONIAK
FOSFAT
NITRAT
C
Cm
mg/I
1
mg/I
mg/I
Mg/I
C
Cm
mg/I
2
mg/I
mg/I
mg/I
C
Cm
mg/I
3
mg/I
mg/I
mg/I
BMA
(KELAS 1)
Deviasi 3
6
6 sampai 9
0.5
0.2
2000
Deviasi 3
6
6 sampai 9
0.5
0.2
2000
Deviasi 3
6
6 sampai 9
0.5
0.2
2000
NILAI
A
B
28.5
187
7.9
7.84
0.05
2.43
0.2
28.5
204
7.3
7.77
1.4
1.69
1.8
28,7
130
6.7
7.17
0.1
3.48
0.7
SKOR
STATUS
TOTAL
MUTU
SKOR
AIR
0
6.8
7.88
1.3
1.32
3.2
-4
-4
-4
0
-6
0
7.2
7.78
0.05
1.83
0.4
-4
-4
-4
0
-6
0
6.2
7.16
0.2
6.68
0.2
-4
-4
-4
0
-6
-18
-18
-18
Menurut
Keputusan
Menteri
kualitas
air
mengenai
kualitas
sehingga
Iebih
parameter-paramater
tertentu.
harus
digunakan.
air
gambaran
akan
Semakin
banyak
menggunakan
untuk
parameter
artinya
tercemar
sedang.
Lakukan
langkah
langkah
semua stasiun.
sungai
mali-mali
setelah
dihitung
50
pembudidayaan
tercemar sedang.
ikan
air
tawar,
atau
peruntukan
lain
2.
yang
Kesimpulan
Stasiun
kg/hari.
3 (Sungai Mali-Mali)
Saran
sungai
mali-mali
dilihat
dari
1.
Hendaknya
mengetahui
sumber
amoniak
pencemar
dan
Nitrat
tercemar
mutu
menurut
Peraturan
berasal
dari
Iimbah
lanjutnya
untuk
penanganan
51
DAFTAR PUSTAKA
Angelier E. 2003. Ecology of streams and rivers. Science Publishers, Inc., Enfield &
Plymouth.
Alfiansyah, M. 2011. Pengaruh Suhu Air Pada Mahluk Hidup. http://www.sentraedukasi.com (suhu) di unduh tanggal 19 Desember 2014
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan pengelolaan daerah aliran sungai. Cetakan pertama.
Penerbit gadjah mada university press. Yogyakarta
Azwar,A. 1990. Pengantar Kesehatan Lingkungan. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Boyd, C. E. 1988. Water Quality in Warm Water Fish Tond. Alabama
Daud, A. 2011. Analisis Kualitas Lingkungan. Yogyakarta
Dugan, P.R. 1972. Biochemical ecology of water pollution. Plenum Press. New YorkLondon.
Dyah A, Setia B, Sudarno. 2012. Analisis Kualitas Air dan Strategi pengendalian
Pencemaran Air Sungai Blukar Kabupaten Kendal. Jurnal Presipitasi Vol 9 (2),
ISSN 1907-187X: 68
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan
Perairan. Penerbit kasinus. Yogyakarta.
Kementrian Lingkungan Hidup. 2003. KepMenLH No. 10. Indonesia
Pemerintah Kalimantan Selatan. 2007. Peraturan Gubernur No. 05. Kalimantan Selatan
52