Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup dibekali kemampuan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk dapat
mempertahankan

jenisnya

yaitu

dengan

melakukan

reproduksi.

Tumbuhan

merupakan makhluk hidup yang tidak mempunyai alat gerak aktif. Perlu adanya alat
bantu dalam proses reproduksi untuk menghasilkan keturunan. Bunga (flos) atau
kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga. Organ
reproduksi (benang sari dan putik) terdapat pada bunga.
Bunga berfungsi menghasilkan biji penyerbukan dan pembuahan berlangsung
pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Dua bagian
penting dari bunga secara langsung dilibatkan pada reproduksi seksual adalah benang
sari (stamen) dan putik (pistil). Benang sari terdiri dari kepala sari (anther) yang
berisi serbuk sari (pollen grains) dan, tangkai (fillamen). Putik terdiri dari kepala
putik (stigma), tangkai putik (style), dan bakal buah (ovary). Stigma adalah sebagai
penerima pollen, pollen akan berkecambah pada stigma dan masuk ke tangkai putik,
akhirnya sampai ke ovary. Ovary mempunyai satu atau lebih bakal biji (ovule).
Proses penting dalam daur hidup suatu tanaman adalah penyerbukan dan
pembuahan. Pengetahuan tentang morfologi bunga dapat mempermudah kita dalam
menentukan metode pemuliaan yang dapat diterapkan serta dapat menentukan jenis
penyerbukannya. Sebelum mengawinkan atau menyilangkan suatu tanaman
diperlukan pengetahuan dasar seperti pengenalan alat reproduksi pada tanaman
sehingga kita dapat membedakan yang mana alat reproduksi jantan dan yang mana
alat reproduksi betina.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah praktikum identifikasi alat
reproduksi tanaman.
1.1 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui fungsi dan bagian-bagian bunga,
kegunaan dari praktikum ini ialah untuk mempermudah kita dalam mengawinkan
tanaman.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.2 Deskripsi Tanaman
1.2.1 Deskripsi Tanaman Kembang Sepatu
Hibiscus rosasinensis termasuk kedalam family Malvaceae yaitu terna atau
semak-semak, jarang berupa pohon. Tanaman ini banyak ditanam orang di halaman
sebagai tanaman hias atau sebagai pagar hidup. Ini semua dilakukan orang untuk
memperindah halaman rumah. Pengembangbiakan yang lebih sering dilakukan orang
yaitu dengan stek batang atau cangkokan daripada perbanyakan dengan penyebaran
biji (Nafisah.a,2014).
Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak
tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota
bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik
berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan
serbuk sari. Biji kembang sepaatu terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik
lima tersebut (Nafisah.a,2014).
Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Daun berbentuk
bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang
meruncing. Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun,
sedangkan di daerah subtropis bunga kembang sepatu berbunga mulai dari musim
panas hingga musim gugur (Nafisah.a,2014).
Bunga berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm. hingga 20
cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar
menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Pada umumnya, tanaman
bersifat steril dan tidak menghasilkan buah (Nafisah.a,2014).
Akar serabut dan berwarna cokelat muda, tinggi batang bunga kembang kertas
2-3 meter, bulat, berkayu, keras dengan diameter 4-7 cm, batang yang masih
muda ditandai dengan warna ada batanghijau kecoklatan dan setelah tua berwana
coklat tua kotor, daun bunga kembang kertas (Bougainvillea) merupakan daun
tunggal berwarna hijau, helaian daun berbentuk bundar telur tetapi bagian ujungnya

runcing, panjang helaian daun sekitar 4 8 cm, lebar daun 2 4 cm, tepi daun datar
dan tidak bergerigi seperti bunga kembang kertas, tulang daun menjari (Purwantoro,
2012).
Bunga berbentuk lonceng dengan berbagai jenis kultivar dan hibrida biasanya
berupa bunga tunggal, mahkota bunga dapat berwarna merah, pink, ungu dan
sebagainya, ukuran bunga sedang dan tidak terdapat bau, dengan diameter bunga
sekitar 4 cm, putik sedikit menjulur keluar . Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke
bawah, atau mengahadap ke samping. Pada umumnya bunga kembang kertas tidak
menghasilkan buah (Purwantoro, 2012).
2.1.2 Deskripsi Tanaman Mangga
Pohon besar, dapat mencapai tinggi 50 m. Akar mangga kopyor memiliki
sistem perakaran tunggang, strukturnya kuat. Batang besar, berkayu, berbentuk bulat
panjang seperti silindris, kasar, berwarna coklat, arah tumbuhnya tegak lurus
(erectus), apabila dilukai kulit batang akan mengeluarkan getah yang mula-mula
bening kemudian kemerahan dan menghitam dalam beberapa jam, getah ini berbau
terpentin dan tajam, dapat melukai kulit atau menimbulkan iritasi, terutama bagi
orang yang sensitive;percabangan simpodial, cabang tinggi, membentuk tajuk yang
rapat dan rindang, arah tumbuh cabang tegak (fastigiatus), Daun merupakan daun
tunggal tidak lengkap, terdiri dari tangkai daun dan lamina, tidak memiliki pelepah
daun, tersusun dalam spiral atau spiral rapat; permukaan daun bagian atas dan bawah
licin (laevis), pada permukaan atas berwarna hijau muda, pada permukaan bawah
berwarna hijau tua, bentuk daun jorong; tangkai daun panjang, bulat; pangkal daun
tumpul (obtusus); ujung daun meruncing (acuminatus); tepi daun berombak
(repandus); susunan tulang-tulang daun nervus lateralis, tulang daun menyirip
(penninervis), daging daun tebal dan kaku seperti kulit(coriaceus). Bunga termasuk
perbungaan majemuk tak berbatas (inflorescentia raacemosa), bunga lengkap,
berkelamin dua (hermaphroditus), bunga berkarang dalam malai (panicula),
berbentuk piramid, berwarna kuning muda kemerahan, aktinomorf, berbilang 5;
tangkai bunga bulat, pendek, duduk pada cabang-cabang malai; kelopak lonjong;

kepala sari berbentuk ginjal; putik bentuk segitiga, kuning kemerahan, butir polen
bertipe Tri-zonocolpate, tiga pori/ celah tersusun teratur di zona katulistiwa
(Purwantoro, 2012).
2.3 Struktur Bunga pada Tanaman Dikotil
Tumbuan dikotil adalah tumbuhan yang bijinya berkeping dua. Contoh
tumbuhan dikotil adalah mangga, pepaya, cempedak, sirih, dan belimbing. Tumbuhan
dikotil ini mempunyai ciri-ciri memiliki akar tunggang, batang berkayu, dan biasanya
berwarna coklat, dan susunan daunnya menjari atau menyirip (Purwantoro, 2012).
Pada tumbuhan dikotil batang terdiri atas kayu dan kulit yang dapat
dipisahkan. Diantara keduanya terdapat lapisan kambium. Kambium tersusun dari
sel-sel yang selalu membelah, seperti meristem pucuk. Letak kambium dibagian tepi
batang sehingga jaringan meristem itu disebut meristem lateral. Daerah ujung batang
merupakan pusat pertumbuhan karena sel-sel penyusun jaringannya selalu membelah
yang disebut meristem pucuk (Purwantoro, 2012).
Tumbuhan berbiji belah atau tumbuhan berkeping biji dua adalah segolongan
tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama dengan memiliki sepasang
daun lembaga (kotiledon:daun yang terbentuk pada embrio) berbentuk sejak dalam
tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua dan
sistem Crouquistmengakui kelompok ini sebagai takson dan menamakannya kelas
Magnoliopsida (Arudji.B,2012).
2.4 Biologi Bunga dan Pembungaan Tanaman Monokotil
Menurut Rahayu dkk (2013), ciri-cir monokotil sebagai berikut :
a.

Memiliki berkas vaskuler (pembuluh angkut) yang terdapat di batang yang

bertipe kolateral tertutup (antara xilem dengan floem tidak terdapat kambium). Letak
dari xilem dan floem tersebar atau tidak teratur. Umunya batang dan akar tidak
memiliki kambium sehinga tidak dapat terjadi pertumbuhan sekunder dan tidak akan
tumbuh membesar. Namun, ada juga tumbuhan monokotil yang berkambium, seperti
sisal (Agave sisalana).

b.

Umumnya batang tidak bercabang, memiliki rambut-rambut halus, dan ruas-

ruas pada batang tampak jelas


c.
Berakar serabut
d.
Ujung akar dilindungi oleh koleoriza dan ujung batang dilindungi oleh koleoptil
e.
Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada kelompok kalem. Urat daun sejajar
atau melengkung dan berpelepah daun.
f.

Bagian bunga terdiri atas kelopok bunga, mahkota bunga, benang sari tersebut
berjumlah tiga atau kelipatan tiga.

2.5 Biologi Bunga dan Pembungaan Tanaman Dikotil


Menurut Rahayu dkk (2013), Adapun ciri-ciri khusus tumbuhan dikotil sebagai
berikut:
a.

Akarnya memiliki bentuk tunggang dengan akar utama yang lebih besar dari

akar sekunder.
b.

Bentuk atau pola tulang daun/ sumsum cenderung menjari atau menyirip.

c.

Bagian tudung akarnya atau kaliptrogen tidak dilengkapi dengan tudung akar.

d.

Adapun jumlah kotiledonnya dua.

e.

Pada organ akarnya terdapat kambium karena salah satu fungsi akar pada

tumbuhan dikotil adalah untuk menyimpan makanan.


f.

Adapun jumlah kelopak bunganya merupakan kelipatan dari empat terkadang

juga lima.
g.

Pelindung akar maupun batang lembaganya tidak ada baik itu koleoptil maupun

koleorhiza.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum Identifikasi Struktur Alat Reproduksi Tanaman dilaksanakan di
Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari
Jumat, 30 September 2016 pukul 10.00 WITA
3.2 Alat dan Bahan
Adapun

alat yang digunakan dalam pratikum Identifikasi Struktur Alat

Reproduksi Tanaman adalah alat menggambar yang terdiri atas pensil, penghapus,
pensil warna dan kertas sedangkan bahan yang digunakan adalah bunga kembang
sepatu dan bunga papaya.
3.3 Metode Pelaksanaan
Adapun metode pelaksanaan pratikum identifikasi struktur alat reproduksi
tanaman adalah:
Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengamati struktur alat reproduksi bunga kembang sepatu dan bunga
1.

kembang sepatu.
3. Mengamati bunga tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk sendiri
4. Mengamati bunga tersebut termasuk bunga sempurna atau bunga idak
sempurna.
5. Menggambar alat reproduksi pada bunga kembang sepatu dan bunga
kembang kertas seperti serbuk sari dan kepala putik.

DAFTAR PUSTAKA

Nafisah, a. 2014. optimasi formula sirup ekstrak terstandar daun kembang sepatu
(hibiscus rosa-sinensis l.) dengan kombinasi sorbitol, xanthan gum, dan
gliserin menggunakan d-optimal mixture design (doctoral dissertation,
Universitas Gadjah Mada).
Purwantoro, A.2012. Perbaikan karakter bunga kertas (Zinnia spp.) sebagai salah
satu komoditas bunga potong melalui induksi poliploidisasi. text.
Rahayu, S., Trisnawati, D. E., & Qoyim, I. B. N. U. L. 2013. Biologi Bunga
Picis Kecil (Hoya lacunosa Bl.) di Kebun Raya Bogor. Jurnal Biodiversitas,
8, 07-11.

Anda mungkin juga menyukai