KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul asuhan
keperawatan Osteomalasia dapat kami selesaikan sengan jadwal yang telah
direncanakan. Terdorong oleh rasa ingin tahu, kemauan, kerjasama dan kerjakeras,
kami serahkan seluruh upaya demi mewujudkan keinginan ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk
melengkapi dan menyempurnakan suatu mata kuliah.
Penulis menyadari dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan baik cara penulisan ataupun penyusunanya. Oleh karena itu kami,
mohon maaf dan sangat mengharapkan masukan yang sifatnya membangun demi
untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis menyadari pula, bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari
sukungan serta bantuan baik berupa moral maupun material dari semua pihak terkait.
Oleh kerena itu, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih
banyak kepada Dosen pembimbing dan rekan mahasiswa yang memberikan masukan
dan petunjuk serta saran-saran yang baik.
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama penyusun tulang adalah kalsium.
Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya kalsium yang terdapat
pada tulang, sehingga lama kelamaan akan terjadi perubahan pada mikroarstektur tulang
dan tulang menjadi lunak Akibatnya tulang menjadi kehilangan kepadatan dan
kekuatannya, sehingga mudah retak/patah.
Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang
yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang
diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara
mineral tulang dengan matriks tulang berkurang.
Pada orang dewasa kondisi ini adalah kronis dan deformitas skeletal tidak separah
yang terjadi pada anak-anak karena pertumbuhan skeletal telah terhenti.Pada pasien ini,
sejumlah osteoid atau remodelling tulang baru tidak mengalami klasifikasi.Diduga bahwa
defek primernya adalah defisiensi dalam mengaktivasi vitamin D aktif (kalsitrol), yang
memacu absorpsi kalsium dari traktus gastrointestinalis dan memfasilitasi mineralisasi
tulang.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia . Kekurangan kalsium dan
vitamin D terutama di masa kecil dan remaja saat di mana terjadi pembentukan massa
tulang yang maksimal, merupakan penyebab utama osteomalasia Konsumsi kalsium yang
rendah atau menurunnya kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium yang umumnya
terjadi pada dewasa , dapat menyebabkan osteomalasia ,selain itu ganguan pada sindroma
malabsorbsi usus ,penyakit hati ,gagal ginjal kronis dapat juga menyebab terjadinya
osteomalasia
Terjadinya osteomalasia merupakan rangkaian awal terjadinya osteoporosis .pada
saat sekarang ini angka kejadian tersebut sangat meningkat tajam baik pada anak
anak ,dewasa atau pun orang tua
.2 Rumusan Masalah
BAB 2
PEMBAHASAN
.1 Pengertian
Menurut Helmi (2012), osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya
mineralisasi tulang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat bawah
kadar diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio
antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang. Osteomalasia berlangsung kronis
dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tak separah dengan yang menyerang anak-anak
karena pertumbuhan tulang orang dewasa sudah lengkap.
Pada pasien ini, sejumlah osteoid atau remodelling tulang baru tidak mengalami
klasifikasi.Diduga bahwa defek primernya adalah defisiensi dalam mengaktivasi vitamin
D aktif (kalsitrol), yang memacu absorpsi kalsium dari traktus gastrointestinalis dan
memfasilitasi mineralisasi tulang.Pasokan kalsium dan fosfat dalam cairan ekstra sel
rendah.Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan fosfat tidak dapat dimasukkan ke
tempat klasifikasi tulang.Sebagai akibatnya terjadi perlunakan dan perlemahan kerangka
tubuh, menyebabkan nyeri, nyeri tekan, pelengkungan tulang, dan patah tulang patologik.
Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya
pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia
adalah soft bone atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada
penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang
pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis.
.2 Etiologi
Penyebab osteomalasia antara lain:
1. Kekurangan vitamin D
Tubuh membutuhkan asupan vitamin D untuk memproses kalsium. Osteomalasia
dapat berkembang pada orang yang sedikit sekali terkena paparan sinar matahari,
menggunakan tabir surya dengan perlindungan yang sangat kuat, menggunakan pakaian
tertutup selama berada di luar, tinggal di daerah dengan sinar matahari yang sedikit,
atau udara yang berkabut. Selain itu, menghapus sebagian atau seluruh bagian perut
(gastrektomi) dapat menyebabkan osteomalasia karena kesulitan penyerapan vitamin D
dan mineal lainnya. Pembedahan untuk menghapus atau memotong usus kecil (bypass)
juga dapat menyebabkan osteomalasia.
2. Penyakit celiac.
Pada gangguan autoimun, lapisan usus kecil anda rusak kerena konsumsi
makanan yang mengandung gluten (yakni protein yang ditemukan dalam gandum,
barley (jelai), dan gadum hitam). Lapisan usus yang rusak tidak dapat menyerap nutrisi
(seperti vitamin D) sebagaimana yang bisa dilakukan oleh usus yang sehat.
3. Gangguan ginjal atau hati.
Masalah dengan ginjal atau hati dapat mengganggu kemampuan untuk
memproses vitamin D.Anak menderita gangguan hati seperti sirosis tak mampu
memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi. Adanya gangguan fungsi
ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat.
4. Obat-obatan.
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati kejang, termasuk phenytoin
(dilantin, phenytek) dan fenobarbital, dapat menyebabkan osteomalasia.
5. Hormon paratiroid dan kalsitonin
Peningkatan kadar hormone paratiroid juga mengakibatkan penurunan kadar
fosfat dalam darah. Kalsitonin dapat mengurangi kadar kalsium dalam aliran darah
dengan menghambat aksiperombakan sel tulang oleh osteoklas, sel-sel yang
menghancurkan matrix ekstraseluler.
.3 Patofisiologi
Menurut Helmi (2012) patofisiologi osteomalasia sebagai berikut:
Ada berbagai macam penyebab osteomalasia yang umumnya menyebabkan
gangguan metabolisme mineral. Faktor berbahaya untuk perkembangan osteomalasia
diantaranya kesalahan diet, malabsorbsi, gastrektomi, gagal ginjal kronik, terapi
antikonvulsan jangka lama (phenyton, phenobarbital), dan insufisiensi vitamin D (diet,
sinar matahari).
kronik,
uropati
obstruksi
dan
keracunan
logam
berat
vertebrata
menyebabkan
penekanan
saraf
vertebrata
danpemendekan
.4 Pathway
Gangguan
gaintrostinal
Absorbsi lemak
terganggu
Pembentukan vit. D
terganggu
Absorbsi kalsium usus
menurun
Asidosis
Kalsium ekstrasel
berkurang
Transport kalsium ke tulang
terganggu
Demineralisasi tulang
Osteomalasia
Perlunakan kerangka tubuh
Kompresi pada
vertebrata
Pemendekan tinggi
badan
Penekanan saraf
vertebrata
Deformitas
RESIKO CEDERA
Nyeri
GG. MOBILITAS
FISIK
.5 Manifestasi Klinis
Umumnya gejala yang memperberat dari oseteomalasia adalah:
1. Nyeri tulang dan kelemahan otot akibat defisiensi kalsium. Nyeri tulang yang
dirasakan menyebar terutama pada daerah pinggang dan paha.
2. Pasien akan mengalami cara jalan bebek atau pincang.
3. Tungkai menjadi lebih bengkok pada penyakit lebih lanjut (karena tinggi badan
dan kerapuhan tulang, dan tarikan otot), vertebrata menjadi tertekan, pemendekan
batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).
4. Penurunan berat badan
5. Anoreksia
6. Mudah sekali mengalami patah tulang. Terutama dibagian tulang panjang seperti
tulang lengan atau tulang kaki.
7. Fraktur patologis.
8. Vertebra yang melunak menjadi tertekan, dan mengubah bentuk tulang
(kifosis,lordosis lumbalis,skoliosis).
9. Kelemahan dan ketidaktegapan menimbulkan resiko terjatuh dan fraktur.
10. Merasakan sakit saat duduk dan mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke
posisi berdiri.
.6 Komplikasi
2. Pemeriksaan laboratorium
Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor yang rendah dan
peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi kreatinin dan kalsium urine
rendah serta biopsi tulang yang menunjukkan peningkatan jumlah osteoid.
3. Pemindaian tulang
Tampak peningkatan ambilan difus menyeluruh. Kadang-kadang, zona looser
tampak sebagai area multipel dengan ambilan meningkat.
4. Histologi
Terdapat bukti hiperparatiroidisme.
.8 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medik
a. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D
200.000 IU per mingguselama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan
1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan.
b. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan
mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.
c. Peninjuan ulang pemberian obat yang bisa mengakselerasi vitamin D seperti
dilantin, rifampisin, dan phenobarbitol.
tinggi
kalsium
dan
fosfat.
Agar
selosteoblas
(pembentuktulang)
BAB 3
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
.1 Pengkajian
1. Identitas
a. IdentitasPasien
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
TB Sekarang
BB Sekarang
Dx Medis
TanggalPengkajian
TanggalMasuk RS
: Tn. X
: 47Tahun
: Islam
: SMA
: Swasta
: Jl. Deden Jabir No. 78 RT 19/RW 03 Kel. Gularejo
: 159 cm
:56 kg
: Osteomalasi
: 19 desember 205
: 17 desember 2015
b. IdentitasPenanguangJawab
Nama
Umur
Alamat
: Ny. X
: 41tahun
: Jl. Deden Jabir No. 78 RT 19/RW 03 Kel. Gularejo
Hub. Denganklien
: Istri
2. Keluhan utama
Tn. X mengatakannyeri tulang meluas menusuk khususnya di pinggul saat
berjalan secara berulang..
3. Riwayatkesehatan
a. Riwayatpenyakitterdahulu
Tn.X mengatakan pernah fraktur bagian paha kiri dan lengan kanan 1 tahun lalu
b. Riwayatpenyakitsekarang
Tn. X dibawa ke RSUDInsan Medika Antakusuma tanggal 14 oktober
2014 oleh istrinya dengan keluhan nyeri tulang yang meluas, khususnya di
pingguldan mengalami kesulitan gerakan dalam keadaan gelisahdan cara jalan
terhuyung-huyung.Di UGD diagnosa dokter terkena osteomalasi dan telah
dilakukan tes darah.TD: 130/90 mmHg, nadi : 100 x /mnt, suhu : 36,5 derajat
celsius, RR: 25 x/mnt.
c. Riwayatpenyakitkeluarga
Keluarga mengatakan tak memiliki penyakit yang sama baik penyakit
menular, menurun dan menahun.
d. Riwayat perawatan
Tn. X mendapatkan penanganan pertama kali di RSUD Imamudin dan
sebelumnya belum diberikan perawatan apapun
4. Pemeriksaan fisik
a. KeadaanUmum :
Kesadaran baik atau composmentis (eye 4, verbal 5, motorik 6)tetapi
mengalami kelemahan/kegelisahan dan cara jalan terhuyung-huyung.
b. Tanda Tanda Vital
TD: 140/80 mmHg, nadi : 100 x /mnt, suhu : 36,5 derajat celsius, RR: 25
x/mnt
c. Pemeriksaan fisik persistem
1) Pernapasan
Inspeksi
:Ekspansi
simetris,tidak
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
tandatanda infeksi
:Taktil vremitus seimbang
:Hiperresonan.
:Bronchovesikuler (+/+).
ada
sumbatan,
perdarahandan
2) Kardiovaskuler
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Perkusi
3) Persyarafan
a. Kesadaran compos mentis dengan GCS 15 (eye 4, verbal 5, motorik 6)
b. Pupil isokor, ada refleks cahaya pada pupil, tidak ada refleks patologis,
pasien merasa gelisah.
c. Fungsi motorik terlihat mengalami kelemahan.
d. Nyeri tulang meluas dan menusuk, khususnya di pinggul sehingga wajah
tampak menyeringis.
e. Perkemihan
Urine berwarna kuning pekat,berbau khas, dan jumlahnya 0,75/hari.
4) Pencernaan
Abdomen simestris, datar, dan warna sama dengan kulit sekiarnya.
Perislatik 5-12x/mnt.
5) Muskulskeletal
Kulit tidak dapat kembali dalam waktu kurang dari 3 detik, lingkaran
mata menghitam, cara jalan terhuyung-huyung, dan deformitas bagian kaki
berbentuk O.
5. Pola aktivitas
Aktivita
s seharihari
Makan
dan
sakit
Di rumah sakit
porsi
habis menghabiskan
Nutrisi
(diet
minum
1)
2)
Pre-masuk rumah
tinggi
Minum
Eliminasi
7 gelas/ hari.
BAB
1x/2
hari BAB
1x/
hari
lunak,
kuningan,
bau khas
berminyak, dan bau
BAK hanya 3-4 kali/hari
khas.
(warna kuning jernih BAK 2-3 kali/hari dan
bau khas)
urinekuning
pekat,
0,75,bau khas
Istirahat
Pasien
dan tidur
jam/hari
tidur
8-10 Pasien
dan
dan
latihan
4-7
nyaman
Aktivitas
tidur
terbangun
karena
nyeri
melakukan Pasien terbaring di
Pasien
berbagai
olahraga tempat
dengan
jadwal
teratur
dan
beraktivitas
tidur
dan
Hubunga
n dan
peran
orang tua
dan
pasien
terbatas
jadwal besuk
Seksualit
as
dapat
hubungan
karena
aktivitas
Pasien merasa tenang
Perubahan
stress
dengan penyakitnya
Mekanis
me
koping
keluarga
dan mengalami
sahabat
keterbatasan
untuk
bercerita ke keluarga
atau sahabat karena
terbatas
besuk
waktu
dan
merasa
Nilai dan
gelisah
Pasien selalu shalat 5
Hanya shalat 5
kepercay
waktu
dan
baca
Al-
waktu
aan
Quran 3x sehari
Kebersiha Mandi 3x sehari ganti Mandi
n diri
dibantu
dan
gosok
gigi
gigi
selesai
mandi
setiap menggosok
makan.
mandi.
Hambatan
dalam
melakukan
kebersihan
karena
diri
kelemahan
sehingga
terkadang
tampak kusam.
d. Psikososial.
1) Psikologis
normal.
2) Sosial
3) Spiritual
6. Pemeriksaan Laboratorium
N
Pemeriksaan
Hasil
Range
o
1.
Darah lengkap
Hematokrit
45%
40% - 50 %
(Hct)
Hemoglobin
15 g/d
13 - 18 g/d
(Hb)
Eritrosit
5,6
106
2.
3.
Leukosit
5000 /mm3
sel/mm3
3200 10.000/mm3
Trombosit
Elektrolit
Fosfor
Kalsium
270x 103/mm3
2,3 mg/dL
8,5 mg/dL
2,6-4,6 mg/dL
8,8 10,4 mg/dL
1 - 2 g/24 jam
Urine
Kreatin
7. Data Fokus
DS
Klien mengatakan
DO
Fungsi motorik terlihat mengalami
kelemahan,
meluas menusuk
khususnya di pinggul,
mengalami kesulitan
O.Lingkaran
gerakan,dansulit
tidurketika nyeri
TD:140/80.
wajah
menyeringis,
mata
tampak
datang.
8. Analisa Data
DS:Klien mengatakan nyeri.
P (nyeri saat berjalan), Q
(menusuk),
R(pinggul),
Etiologi
Kekurangan
vitamin Ddan
kalsium
S(5), T(berulang).
dalam
Diet
DO:wajah
menyeringis,
Kalsium
nadi : 100 x /mnt,
ekstra
sel
TD:140/80.
berkurang
Transport
kalsium
ketulang
terganggu
Demineralisas
Problem
Nyeri akut
i tulang
osteomalasia
Perlunakan
kerangka
tubuh
Tekanan pada
vertebra
Nyeri
punggung
Nyeri akut
DS:Klien
mengatakan
mengalami
kesulitan
gerakan
Osteomalasia
Perlunakan
Hambatan
mobilitas fisik
kerangka
tubuh
dan
deformitas
bagian
kaki berbentuk O
Berat badan
dan tarikan
tubuh
Tulang
melengkung
Resiko fraktur
meningkat
Hambatan
DS:
klien
susah
aktivitas
mengatakan
melakukan
mobilitas fisik
Lingkungan
tidak aman
seperti
biasanya
DO: lingkungan sekitar
Hamatan
pergerakan
Resiko Cidera
.2 DiagnosaKeperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
2. Gangguan mobilitas fisik b.d perlunakan kerangka tubuh
3. Risiko cedera berhubungan dengan kehilangan integritas tulang
Rencana keperawatan
Keperawatan/ Masalah
Kolaborasi
Hasil
Intervensi
NIC :
Pain Level,
pain
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif
control,
comfort
1. Lakukan
lokasi,
termasuk
karakteristik,
level
Setelah
dilakukan
keperawatan
2. Observasi
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan
tinfakan
3. Bantu
pasien
dan
1. Mampu
mengontrol nyeri
dan
menemukan
(tahu
penyebab
dukungan
nyeri,
mampu
menggunakan
dapat
tehnik
nyeri
nonfarmakologi
ruangan,
untuk mengurangi
dan kebisingan
nyeri,
mencari
mempengaruhi
seperti
suhu
pencahayaan
bantuan)
2. Melaporkan
bahwa
nyeri
berkurang dengan
intervensi
7. Ajarkan tentang teknik
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri
(skala,
intensitas,
frekuensi
dan
tanda nyeri)
4. Menyatakan
nyaman
rasa
setelah
9. Tingkatkan istirahat
10. Berikan
tentang
informasi
nyeri
seperti
nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal
nyeri
akan
dari
prosedur
11. Monitor
sebelum
vital
dan
pemberian
pertama kali
Rencana keperawatan
sign
sesudah
analgesik
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
b.d.gangguan
muskuluskeletal
NIC :
Joint Movement :
Active
Mobility Level
Self care : ADLs
Transfer performance
Setelah dilakukan tindakan
selama.gangguan
ambulasi
fisik
teratasi
sign
keperawatan
mobilitas
vital
tentang
rencana
sesuai
dengan
kebutuhan
3. Bantu
klien
untuk
lain
tentang
teknik ambulasi
5. Kaji
kemampuan
pasien
dalam mobilisasi
6. Latih
pasien
pemenuhan
dalam
kebutuhan
untuk mobilisasi
kemampuan
(walker)
2. Risiko cedera
NOC :
NIC
berhubungan
Risk Kontrol
Management
dengan kehilangan
Immune status
lingkungan)
integritas tulang
Safety Behavior
Setelah
Environment
1. Sediakan
dilakukan
tindakan
(Manajemen
lingkungan
keperawatan 2. Identifikasi
selama.
Klien
tidak
kebutuhan
keamanan
pasien,
dengan
kriterian hasil:
fungsi kognitif
Klien
terbebas
yang
dari
riwayat
kondisi
sesuai
fisik
dan
pasien dan
penyakit
terdahulu
pasien
cedera
mampu 3. Menghindarkan
lingkungan
menjelaskan
yang
(misalnya
cara/metode
memindahkan perabotan)
Klien
untukmencegah
tidur
injury/cedera
Klien
menjelaskan
berbahaya
mampu 5. Menyediakan
tempat
tidur
factor
Mampumemodifikasi
7. Membatasi pengunjung
Menggunakan
Mampu
perubahan
kesehatan
Berikan
pasien
penjelasan
dan
keluarga
pada
atau
penyakit.
.4 Implementasi Keperawatan
No Hari/
Tangg
Implementasi
Respon Hasil
al/Jam
1.
Sabtu
/
19
Para
I 1. Melakukan
pengkajian
nyeri 1.
Menget
skala
dese
lokasi,
yang
mber
2015
presipitasi
karakteristik,
2.
2. Mengobservasi
dari menunjukkan
ketidaknyamanan
pasien
rasa
dan nyamannya.
Klien
reaksi mulai
nonverbal
3. Membantu
durasi, nyeri
lingkungan
Klien
merasa
yang terdukung
dapat
mempengaruhi
seperti
suhu
ruangan, penyembuhan
nya.
Klien
mulai merasa
6. Mengkaji
nyeri
tipe
untuk
dan
sumber nyaman
menentukan dengan
intervensi
lingkungan
sesudah
pemberian 5.
Nyeri
yang
dialami
klien
dapat
berkurang
6.
Nyeri
yang
dialami
klien
mengalami
penurunan.
7.
Tanda-
tanda
klien
2.
II
1.
vital
mulai
membaik.
Memonitoring vital sign 1. Tanda-
sebelm/sesudah
lihat
respon
latihan
pasien
dan
tanda vital
saat
klien mulai
latihan
membaik.
2. Mengetahu
2.
Mengkonsultasikan
dengan
rencana
terapi
fisik
tentang
ambulasi
sesuai
dengan kebutuhan.
3.
Membantu
menggunakan
klien
tongkat
lebih
lanjut
tentang
penyakit
untuk 3. Klien
saat
mengalami
sedikit
cedera
kemudaha
4.
Mengkaji
kemampuan
dalam
beraktivita
5.
s.
pasien
saat
mobilisasi
dan
normal
6.
klien mulai
kembali.
Mengajarkan
bagaimana
dan
pasien 5. Memulihka
merubah
berikan
posisi
bantuan
n aktivitas
jika
diperlukan
klien.
6. Mempermu
dah
klie
dalam
beraktivita
s.
7. Mudah
beraktivita
s
dalam
aktivitas
3.
III
1. Sediakan
ringan
lingkungan 1.
Keadaan
sudah aman
kebutuhan 2.
Kebutuh
sudah
riwayat
pasien 3.
penyakit dapat
terdahulu pasien
3. Menghindarkan
lingkungan
Sudah
menghindari
hal hal yang
yang membahayak
berbahaya
(misalnya an
memindahkan
4.
perabotan)
anan
4. Menyediakan
untuk
tempat klien
memper
mudah
5. Menempatkan
lampu
kenyam
ditempat
yang 6.
klien
dapat
beristirahat
7.
8. Menganjurkan
keluarga ndari
memantau
yang atau
dapat membahayakan
11.
keluarga
dapat
Memindahkan
barang-barang
resiko
cidera
lingkungan 8.
dari kebisingan
10.
menghi
membantu
rasa
adanya nyaman
status 10.
Mengur
resiko
cidera
11.
menget
ahui
perubahan
yang terjadi
.5 Evaluasi
NO.
HARI/TG
DX
EVALUASI
PARAF
klien
mengatakan
sudah
bisa
dengan kondisinya
I : Masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
BAB 4
PENUTUP
.1 kesimpulan
osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang
disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat bawah kadar diperlukan
untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang
dengan matriks tulang berkurang. Osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas
skeletal, terjadi tak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pertumbuhan
tulang orang dewasa sudah lengkap.
1. Kekurangan vitamin D
2. Kekurangan kalsium dalam diet
3. Kelainan gastrointestinal
4. Malabsorbsi kalsium
5. Gagal ginjal kronis
Masalah kepearawatan utama yang dapat muncul adalah nyeri, risiko cedera
berhubungan dengan kehilangan integritas tulang, gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri/ketidaknyamanan dan harga diri rendah berhubungan dengan perubahan
penampilan peran.
.2 SARAN
Osteomalasia adalah penyakit yang sangat berbahaya dan kita sebagai host harus
bisa menerapkan pola hidup sehat agar keseatan kita tetap terjaga. Dengan makalah ini
diharapkan seluruh komponen tenaga kesehatan pada khususnya dapat memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan osteomalasia dengan baik dan sesuai dengan
prosedur keperawatan serta tentunya memperhatikan aspek-aspek tertentu yang
berhubungan dengan prosedur yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Noor Helmi, Zairin, 2012; Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal; jilid 1,Salemba
https://www.scribd.com/doc/251478603/osteomalasia-susun
https://www.scribd.com/doc/125592645/Kumpulan-Nanda-NIC-NOC
https://www.scribd.com/doc/288486079/ASKEP-OSTEOMALASIA