Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOMALASIA

Nama anggota kelompok 5


1. Neno Jawanta Sari
2. Lale Eka Budiani
3. Harumi Rayi Pangestika
4. Trans utami Risky
5. Safar Wadi

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul asuhan
keperawatan Osteomalasia dapat kami selesaikan sengan jadwal yang telah
direncanakan. Terdorong oleh rasa ingin tahu, kemauan, kerjasama dan kerjakeras,
kami serahkan seluruh upaya demi mewujudkan keinginan ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk
melengkapi dan menyempurnakan suatu mata kuliah.
Penulis menyadari dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan baik cara penulisan ataupun penyusunanya. Oleh karena itu kami,
mohon maaf dan sangat mengharapkan masukan yang sifatnya membangun demi
untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis menyadari pula, bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari
sukungan serta bantuan baik berupa moral maupun material dari semua pihak terkait.
Oleh kerena itu, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih
banyak kepada Dosen pembimbing dan rekan mahasiswa yang memberikan masukan
dan petunjuk serta saran-saran yang baik.

Mataram, 21 Desember 2015

penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang
Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama penyusun tulang adalah kalsium.
Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya kalsium yang terdapat
pada tulang, sehingga lama kelamaan akan terjadi perubahan pada mikroarstektur tulang
dan tulang menjadi lunak Akibatnya tulang menjadi kehilangan kepadatan dan
kekuatannya, sehingga mudah retak/patah.
Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang
yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang
diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara
mineral tulang dengan matriks tulang berkurang.
Pada orang dewasa kondisi ini adalah kronis dan deformitas skeletal tidak separah
yang terjadi pada anak-anak karena pertumbuhan skeletal telah terhenti.Pada pasien ini,
sejumlah osteoid atau remodelling tulang baru tidak mengalami klasifikasi.Diduga bahwa
defek primernya adalah defisiensi dalam mengaktivasi vitamin D aktif (kalsitrol), yang
memacu absorpsi kalsium dari traktus gastrointestinalis dan memfasilitasi mineralisasi
tulang.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia . Kekurangan kalsium dan
vitamin D terutama di masa kecil dan remaja saat di mana terjadi pembentukan massa
tulang yang maksimal, merupakan penyebab utama osteomalasia Konsumsi kalsium yang
rendah atau menurunnya kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium yang umumnya
terjadi pada dewasa , dapat menyebabkan osteomalasia ,selain itu ganguan pada sindroma
malabsorbsi usus ,penyakit hati ,gagal ginjal kronis dapat juga menyebab terjadinya
osteomalasia
Terjadinya osteomalasia merupakan rangkaian awal terjadinya osteoporosis .pada
saat sekarang ini angka kejadian tersebut sangat meningkat tajam baik pada anak
anak ,dewasa atau pun orang tua

.2 Rumusan Masalah

1. pengertian dari Osteomalacia ?


2. etiologi atau penyebab dari Osteomalacia ?
3. patofisiologi dari Osteomalacia ?
4. manifestasi klinis dari Osteomalacia?
5. prosedur diagnostik dari Osteomalacia?
6. terapi dari Osteomalacia?
7. pengkajian fisik dari Osteomalacia?
8. diagnose keperawatan dari Osteomalacia?
9. intervensi dan evaluasi keperawatan dari Osteomalacia?
.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Osteomalacia
2. Untuk mengetahui etiologi atau penyebab dari Osteomalacia
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari Osteomalacia
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Osteomalacia
5. Untuk mengetahui prosedur diagnostik dari Osteomalacia
6. Untuk mengetahui terapi dari Osteomalacia
7. Untuk mengetahui pengkajian fisik dari Osteomalacia
8. Untuk mengetahui diagnose keperawatan dari Osteomalacia
9. Untuk mengetahui intervensi dan evaluasi keperawatan dari Osteomalacia

BAB 2
PEMBAHASAN
.1 Pengertian
Menurut Helmi (2012), osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya
mineralisasi tulang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat bawah
kadar diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio
antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang. Osteomalasia berlangsung kronis
dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tak separah dengan yang menyerang anak-anak
karena pertumbuhan tulang orang dewasa sudah lengkap.
Pada pasien ini, sejumlah osteoid atau remodelling tulang baru tidak mengalami
klasifikasi.Diduga bahwa defek primernya adalah defisiensi dalam mengaktivasi vitamin
D aktif (kalsitrol), yang memacu absorpsi kalsium dari traktus gastrointestinalis dan
memfasilitasi mineralisasi tulang.Pasokan kalsium dan fosfat dalam cairan ekstra sel
rendah.Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan fosfat tidak dapat dimasukkan ke
tempat klasifikasi tulang.Sebagai akibatnya terjadi perlunakan dan perlemahan kerangka
tubuh, menyebabkan nyeri, nyeri tekan, pelengkungan tulang, dan patah tulang patologik.
Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya
pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia
adalah soft bone atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada
penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang
pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis.
.2 Etiologi
Penyebab osteomalasia antara lain:
1. Kekurangan vitamin D
Tubuh membutuhkan asupan vitamin D untuk memproses kalsium. Osteomalasia
dapat berkembang pada orang yang sedikit sekali terkena paparan sinar matahari,
menggunakan tabir surya dengan perlindungan yang sangat kuat, menggunakan pakaian
tertutup selama berada di luar, tinggal di daerah dengan sinar matahari yang sedikit,

atau udara yang berkabut. Selain itu, menghapus sebagian atau seluruh bagian perut
(gastrektomi) dapat menyebabkan osteomalasia karena kesulitan penyerapan vitamin D
dan mineal lainnya. Pembedahan untuk menghapus atau memotong usus kecil (bypass)
juga dapat menyebabkan osteomalasia.

2. Penyakit celiac.
Pada gangguan autoimun, lapisan usus kecil anda rusak kerena konsumsi
makanan yang mengandung gluten (yakni protein yang ditemukan dalam gandum,
barley (jelai), dan gadum hitam). Lapisan usus yang rusak tidak dapat menyerap nutrisi
(seperti vitamin D) sebagaimana yang bisa dilakukan oleh usus yang sehat.
3. Gangguan ginjal atau hati.
Masalah dengan ginjal atau hati dapat mengganggu kemampuan untuk
memproses vitamin D.Anak menderita gangguan hati seperti sirosis tak mampu
memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi. Adanya gangguan fungsi
ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat.
4. Obat-obatan.
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati kejang, termasuk phenytoin
(dilantin, phenytek) dan fenobarbital, dapat menyebabkan osteomalasia.
5. Hormon paratiroid dan kalsitonin
Peningkatan kadar hormone paratiroid juga mengakibatkan penurunan kadar
fosfat dalam darah. Kalsitonin dapat mengurangi kadar kalsium dalam aliran darah
dengan menghambat aksiperombakan sel tulang oleh osteoklas, sel-sel yang
menghancurkan matrix ekstraseluler.
.3 Patofisiologi
Menurut Helmi (2012) patofisiologi osteomalasia sebagai berikut:
Ada berbagai macam penyebab osteomalasia yang umumnya menyebabkan
gangguan metabolisme mineral. Faktor berbahaya untuk perkembangan osteomalasia
diantaranya kesalahan diet, malabsorbsi, gastrektomi, gagal ginjal kronik, terapi
antikonvulsan jangka lama (phenyton, phenobarbital), dan insufisiensi vitamin D (diet,
sinar matahari).

Tipe malnutrisi (defesiensi vitamin D sering digolongkan dalam hal kekurangan


kalsium) terutama gangguan fungsi menuju kerusakan, tetapi faktor makanan dan
kurangnya pengetahuan tentang nutrisi juga dapat menjadi faktor pencetus.
Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kegagalan dari absorbsi
kalsium atau kekurangan kalsium dari tubuh. Gangguan gastrointestinal dimana kurangnya
absorbsi lemak juga dapat menyebabkan osteomalasia. Kurangnya absorbsi lemak
merupakan kekurangan lain selain vitamin D (semua vitamin yang larut dalam lemak) dan
kalsium yang dapat mengakibatkan osteomalasia. Ekskresi yang paling terakhir terdapat
dalam feses bercampur dengan asam lemak. Sebagai contoh dapat terjadi gangguan
diantaranya celiac disease, obstroksi sistem pencernaan kronik, pankreatitis kronis, dan
reseksi perut yang kecil.
Glumerulonefritis

kronik,

uropati

obstruksi

dan

keracunan

logam

berat

mengakibatkan berkurangnya kadar fosfat serum menyebabkandemineralisasi tulang.


Gagal ginjal berat dapat mengakibatkan asidosis (kalsium yang tersedia dalam tubuh
digunakan untuk menetralkan asidosis, melepaskan kaslsium skelet terus-menerus
mengakibatkan demineralisasi tulang), dan kekurangan vitamin D (diet dan sinar
matahari). Kalsium ekstra sel berkurang menyebabkan transport kalsium ke tulang
terganggu sehingga terjadi demineralisasi tulang membuat terjadi pelunakan kerangka
tulang. Pelunakan memicu kompresi vertebrata, pelengkungan tulang dan patah tulang.
Kompresi

vertebrata

menyebabkan

penekanan

saraf

vertebrata

danpemendekan

tinggibadan. Penekanan saraf menyebabkan nyeri punggung. Pelengkungan badan


menyebabkan berat badan dan tarikan badan sehingga faktor resiko meningkat.
Pemendekan tinggi badan menyebabkan deformitas sehingga cara berjalan pincang.
Penyakit hati dan ginjal menyebabkan kekurangan vitamin D, tetapi disisi lain
organ-organ tersebut mengubah vitamin D ke dalam bentuk aktif. Terakhir, hiperparatiroid
menunjang terjadinya kekurangan pembentukan kalsium, dengan demikian osteomalasia
menyebabkan kenaikan ekskresi fosfat dalam urine.

.4 Pathway
Gangguan
gaintrostinal

Gagal ginjal kronis

Absorbsi lemak
terganggu
Pembentukan vit. D
terganggu
Absorbsi kalsium usus
menurun

Asidosis

Kekurangan vit.d dan


kalsium dlm diet

Kalsium yang terdapat dalam


tubuh digunakan utnuk
menetralkan asidosis

Kalsium ekstrasel
berkurang
Transport kalsium ke tulang
terganggu
Demineralisasi tulang
Osteomalasia
Perlunakan kerangka tubuh

Berat badan dan


tarikan tubuh
Tulang melengkung
Berat badan dan
tarikan tubuh

Kompresi pada
vertebrata

Pemendekan tinggi
badan

Penekanan saraf
vertebrata

Deformitas

Cara berjalan pincang


Nyeri punggung
Resiko fraktur
meningkat

RESIKO CEDERA
Nyeri

GG. MOBILITAS
FISIK
.5 Manifestasi Klinis
Umumnya gejala yang memperberat dari oseteomalasia adalah:
1. Nyeri tulang dan kelemahan otot akibat defisiensi kalsium. Nyeri tulang yang
dirasakan menyebar terutama pada daerah pinggang dan paha.
2. Pasien akan mengalami cara jalan bebek atau pincang.
3. Tungkai menjadi lebih bengkok pada penyakit lebih lanjut (karena tinggi badan
dan kerapuhan tulang, dan tarikan otot), vertebrata menjadi tertekan, pemendekan
batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).
4. Penurunan berat badan
5. Anoreksia
6. Mudah sekali mengalami patah tulang. Terutama dibagian tulang panjang seperti
tulang lengan atau tulang kaki.
7. Fraktur patologis.
8. Vertebra yang melunak menjadi tertekan, dan mengubah bentuk tulang
(kifosis,lordosis lumbalis,skoliosis).
9. Kelemahan dan ketidaktegapan menimbulkan resiko terjatuh dan fraktur.
10. Merasakan sakit saat duduk dan mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke
posisi berdiri.
.6 Komplikasi

1. Kesemutan ditangan dan kaki


2. Cocok (kejang)
3. Kram
4. Rasa berkedut dalam tubuh
.7 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan dianostik osteomalasia:
1. Foto Rontgen
Pada sinar-x jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan
vertebra memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang
jelas. Pada radiogram, osteomalasia tampak sebagai pengurangan densitas tulang,
terutama pada tangan, tengkorak, tulang iga dan tulang belakang.

2. Pemeriksaan laboratorium
Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor yang rendah dan
peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi kreatinin dan kalsium urine
rendah serta biopsi tulang yang menunjukkan peningkatan jumlah osteoid.
3. Pemindaian tulang
Tampak peningkatan ambilan difus menyeluruh. Kadang-kadang, zona looser
tampak sebagai area multipel dengan ambilan meningkat.
4. Histologi
Terdapat bukti hiperparatiroidisme.
.8 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medik
a. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D
200.000 IU per mingguselama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan
1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan.
b. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan
mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.
c. Peninjuan ulang pemberian obat yang bisa mengakselerasi vitamin D seperti
dilantin, rifampisin, dan phenobarbitol.

2. Penatalaksanan non medik


a. Diet

tinggi

kalsium

dan

fosfat.

Agar

selosteoblas

(pembentuktulang)

bisabekerjalebihkeraslagi. Makanan kaya kalsium dan vitamin D seperti yogurt,


susu, keju ikan sarden, telur (vitamin D terdapatdalambagiankuningtelurnya), ikan
salmon, bayam, sereal, ikan tongkol, tuna ataulemakikanlainnya, sawi hijau, dan
jus jeruk. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan.
b. Pemberian vitamin D (suplemen atau diet tinggi vitamin D), sangat dianjurkan
untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur,
minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh
cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan
sore pada pukul 16 - 17.

BAB 3
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
.1 Pengkajian
1. Identitas
a. IdentitasPasien
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
TB Sekarang
BB Sekarang
Dx Medis
TanggalPengkajian
TanggalMasuk RS

: Tn. X
: 47Tahun
: Islam
: SMA
: Swasta
: Jl. Deden Jabir No. 78 RT 19/RW 03 Kel. Gularejo
: 159 cm
:56 kg
: Osteomalasi
: 19 desember 205
: 17 desember 2015

b. IdentitasPenanguangJawab
Nama
Umur
Alamat

: Ny. X
: 41tahun
: Jl. Deden Jabir No. 78 RT 19/RW 03 Kel. Gularejo

Hub. Denganklien

: Istri

2. Keluhan utama
Tn. X mengatakannyeri tulang meluas menusuk khususnya di pinggul saat
berjalan secara berulang..
3. Riwayatkesehatan
a. Riwayatpenyakitterdahulu
Tn.X mengatakan pernah fraktur bagian paha kiri dan lengan kanan 1 tahun lalu
b. Riwayatpenyakitsekarang
Tn. X dibawa ke RSUDInsan Medika Antakusuma tanggal 14 oktober
2014 oleh istrinya dengan keluhan nyeri tulang yang meluas, khususnya di
pingguldan mengalami kesulitan gerakan dalam keadaan gelisahdan cara jalan
terhuyung-huyung.Di UGD diagnosa dokter terkena osteomalasi dan telah
dilakukan tes darah.TD: 130/90 mmHg, nadi : 100 x /mnt, suhu : 36,5 derajat
celsius, RR: 25 x/mnt.
c. Riwayatpenyakitkeluarga
Keluarga mengatakan tak memiliki penyakit yang sama baik penyakit
menular, menurun dan menahun.
d. Riwayat perawatan
Tn. X mendapatkan penanganan pertama kali di RSUD Imamudin dan
sebelumnya belum diberikan perawatan apapun
4. Pemeriksaan fisik
a. KeadaanUmum :
Kesadaran baik atau composmentis (eye 4, verbal 5, motorik 6)tetapi
mengalami kelemahan/kegelisahan dan cara jalan terhuyung-huyung.
b. Tanda Tanda Vital
TD: 140/80 mmHg, nadi : 100 x /mnt, suhu : 36,5 derajat celsius, RR: 25
x/mnt
c. Pemeriksaan fisik persistem
1) Pernapasan
Inspeksi

:Ekspansi

simetris,tidak

Palpasi
Perkusi
Auskultasi

tandatanda infeksi
:Taktil vremitus seimbang
:Hiperresonan.
:Bronchovesikuler (+/+).

ada

sumbatan,

perdarahandan

2) Kardiovaskuler
Inspeksi
Palpasi

:Tampak tak pucat.


:tak ada penonjolan daerah jantung, tak ada pembesaran vena

Auskultasi
Perkusi

jugularis, nadi 100x/mnt.


:Tak ada murmur, TD: 130/90 mmHg.
:Dulness.

3) Persyarafan
a. Kesadaran compos mentis dengan GCS 15 (eye 4, verbal 5, motorik 6)
b. Pupil isokor, ada refleks cahaya pada pupil, tidak ada refleks patologis,
pasien merasa gelisah.
c. Fungsi motorik terlihat mengalami kelemahan.
d. Nyeri tulang meluas dan menusuk, khususnya di pinggul sehingga wajah
tampak menyeringis.
e. Perkemihan
Urine berwarna kuning pekat,berbau khas, dan jumlahnya 0,75/hari.
4) Pencernaan
Abdomen simestris, datar, dan warna sama dengan kulit sekiarnya.
Perislatik 5-12x/mnt.
5) Muskulskeletal
Kulit tidak dapat kembali dalam waktu kurang dari 3 detik, lingkaran
mata menghitam, cara jalan terhuyung-huyung, dan deformitas bagian kaki
berbentuk O.
5. Pola aktivitas
Aktivita
s seharihari
Makan
dan

sakit

Di rumah sakit

Pola makan teratur 3x Polamakan


sehari

porsi

habis menghabiskan

(diet tinggi garam dan porsi

Nutrisi

kolestrol LDL (daging- kalsium dan vit D)


Minum air putih 6-7
daging merah)
Minum air putih dengan gelas/hari
jumlah cukup hingga 6-

(diet

minum
1)

2)

Pre-masuk rumah

tinggi

Minum
Eliminasi

7 gelas/ hari.
BAB

1x/2

hari BAB

1x/

hari

konsitensi sedikit keras, konsistensi


warna kekuningan, dan warna

lunak,
kuningan,

bau khas
berminyak, dan bau
BAK hanya 3-4 kali/hari
khas.
(warna kuning jernih BAK 2-3 kali/hari dan
bau khas)

urinekuning

pekat,

0,75,bau khas
Istirahat

Pasien

dan tidur

jam/hari

tidur

8-10 Pasien

dan

dan
latihan

4-7

tidur jam/hari dan sering

nyaman
Aktivitas

tidur

terbangun

karena

nyeri
melakukan Pasien terbaring di

Pasien
berbagai

olahraga tempat

dengan

jadwal

teratur

dan

beraktivitas

tidur

dan

tak sesekali jalan


aktif
sesuai

Hubunga

kemampuan saat itu


Pasien selalu bergaul Pertemuan

n dan

dan selalu membantu pergaulan

peran

orang tua

dan
pasien

dengan keluarga dan


teman

terbatas

jadwal besuk
Seksualit
as

Mempunyai 2 anak dan Tak dapat melakukan


Tak

dapat

hubungan

melakukan hubungan suami-istri


suami-istri

terutama karena nyeri


dada dan sesak yang
meningkat
Sensori
dan
kognitif

karena

aktivitas
Pasien merasa tenang

Perubahan

stress

dengan penyakitnya

Mekanis
me
koping

Pasien selalu bercerita Pasien kesulitan atau


pada

keluarga

dan mengalami

sahabat

keterbatasan

untuk

bercerita ke keluarga
atau sahabat karena
terbatas
besuk

waktu

dan

merasa

Nilai dan

gelisah
Pasien selalu shalat 5
Hanya shalat 5

kepercay

waktu

dan

baca

Al-

waktu

aan
Quran 3x sehari
Kebersiha Mandi 3x sehari ganti Mandi
n diri

dibantu

pakaian 1x sehari dan petugas,

dan

gosok

gigi

gigi

selesai

mandi

setiap menggosok

dan dilakukan di kamar

makan.

mandi.

Hambatan

dalam

melakukan

kebersihan
karena

diri

kelemahan

sehingga

terkadang

tampak kusam.
d. Psikososial.
1) Psikologis

: Pasienberharap ingin cepat sembuh dan kembali beraktifitas

normal.
2) Sosial

: Sejak dirawat banyak rekan rekan klien yang berdatangan

3) Spiritual

: Klien minta dibantupetugas saat mempersiapkan ibadah

6. Pemeriksaan Laboratorium
N

Pemeriksaan

Hasil

Range

o
1.

Darah lengkap
Hematokrit

45%

40% - 50 %

(Hct)
Hemoglobin

15 g/d

13 - 18 g/d

(Hb)
Eritrosit

5,1 x 106 sel/mm3 4,4

5,6

106

2.

3.

Leukosit

5000 /mm3

sel/mm3
3200 10.000/mm3

Trombosit
Elektrolit
Fosfor
Kalsium

270x 103/mm3

170 380x 103/mm3

2,3 mg/dL
8,5 mg/dL

2,6-4,6 mg/dL
8,8 10,4 mg/dL

0,7 g/24 jam

1 - 2 g/24 jam

Urine
Kreatin

7. Data Fokus
DS
Klien mengatakan

DO
Fungsi motorik terlihat mengalami

mengeluh nyeri tulang

kelemahan,

meluas menusuk

Cara jalan terhuyung-huyung, dan

khususnya di pinggul,

deformitas bagian kaki berbentuk

mengalami kesulitan

O.Lingkaran

gerakan,dansulit

menghitam, nadi : 100 x /mnt,

tidurketika nyeri

TD:140/80.

wajah

menyeringis,

mata

tampak

datang.
8. Analisa Data
DS:Klien mengatakan nyeri.
P (nyeri saat berjalan), Q
(menusuk),

R(pinggul),

Etiologi
Kekurangan
vitamin Ddan
kalsium

S(5), T(berulang).

dalam
Diet
DO:wajah
menyeringis,
Kalsium
nadi : 100 x /mnt,
ekstra
sel
TD:140/80.
berkurang
Transport
kalsium
ketulang
terganggu
Demineralisas

Problem
Nyeri akut

i tulang
osteomalasia
Perlunakan
kerangka
tubuh
Tekanan pada
vertebra
Nyeri
punggung
Nyeri akut
DS:Klien

mengatakan

mengalami

kesulitan

gerakan

Osteomalasia
Perlunakan

Hambatan
mobilitas fisik

kerangka

DO:Cara jalan terhuyunghuyung,

tubuh

dan

deformitas

bagian

kaki berbentuk O

Berat badan
dan tarikan
tubuh
Tulang
melengkung
Resiko fraktur
meningkat
Hambatan

DS:

klien

susah
aktivitas

mengatakan
melakukan

mobilitas fisik
Lingkungan
tidak aman

seperti

biasanya
DO: lingkungan sekitar

Hamatan
pergerakan

Resiko Cidera

masih belum aman


Resiko cidera

.2 DiagnosaKeperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
2. Gangguan mobilitas fisik b.d perlunakan kerangka tubuh
3. Risiko cedera berhubungan dengan kehilangan integritas tulang

.3 Intervensi dan Rasional


Diagnosa

Rencana keperawatan

Keperawatan/ Masalah

Tujuan dan Kriteria

Kolaborasi

Hasil

Intervensi

1. Nyeri akut b.d agen NOC :


cidera biologis

NIC :

Pain Level,

pain

pengkajian

nyeri

secara

komprehensif

control,
comfort

1. Lakukan

lokasi,

termasuk

karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas

level
Setelah

dilakukan

dan faktor presipitasi

keperawatan

2. Observasi

reaksi

selama 2x24 jamPasien

nonverbal

dari

tidak mengalami nyeri,

ketidaknyamanan

tinfakan

3. Bantu

dengan kriteria hasil:

pasien

dan

keluarga untuk mencari

1. Mampu
mengontrol nyeri

dan

menemukan

(tahu

penyebab

dukungan

nyeri,

mampu

4. Kontrol lingkungan yang

menggunakan

dapat

tehnik

nyeri

nonfarmakologi

ruangan,

untuk mengurangi

dan kebisingan

nyeri,

mencari

mempengaruhi
seperti

suhu

pencahayaan

5. Kurangi faktor presipitasi


nyeri

bantuan)

6. Kaji tipe dan sumber

2. Melaporkan
bahwa

nyeri

berkurang dengan

intervensi
7. Ajarkan tentang teknik

menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri

nyeri untuk menentukan

(skala,

non farmakologi: napas


dala, relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin

intensitas,
frekuensi

dan

mengurangi nyeri: ...

tanda nyeri)
4. Menyatakan
nyaman

8. Berikan analgetik untuk

rasa

setelah

9. Tingkatkan istirahat
10. Berikan
tentang

informasi
nyeri

seperti

nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal

penyebab nyeri, berapa


lama

nyeri

akan

berkurang dan antisipasi


ketidaknyamanan

dari

prosedur
11. Monitor
sebelum

vital
dan

pemberian
pertama kali
Rencana keperawatan

sign
sesudah

analgesik

Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Tujuan dan Kriteria


intervensi
Rencana keperawatan
Hasil
Tujuan dan
Kriteria
Intervensi
Hasil

1. Hambatan mobilitas NOC :


fisik

b.d.gangguan

muskuluskeletal

NIC :

Joint Movement :
Active

Exercise therapy : ambulation


1. Monitoring

Mobility Level
Self care : ADLs
Transfer performance
Setelah dilakukan tindakan

lihat respon pasien saat


latihan
2. Konsultasikan dengan terapi
fisik

selama.gangguan

ambulasi

fisik

teratasi

dengan kriteria hasil:


Klien meningkat
dalam aktivitas fisik
Mengerti tujuan dari
peningkatan mobilitas
Memverbalisasikan
perasaan dalam
meningkatkan
kekuatan dan
kemampuan berpindah
Memperagakan

sign

sebelm/sesudah latihan dan

keperawatan
mobilitas

vital

tentang

rencana

sesuai

dengan

kebutuhan
3. Bantu

klien

untuk

menggunakan tongkat saat


berjalan dan cegah terhadap
cedera
4. Ajarkan pasien atau tenaga
kesehatan

lain

tentang

teknik ambulasi
5. Kaji

kemampuan

pasien

dalam mobilisasi
6. Latih

pasien

pemenuhan

dalam
kebutuhan

penggunaan alat Bantu

ADLs secara mandiri sesuai

untuk mobilisasi

kemampuan

(walker)

7. Dampingi dan Bantu pasien


saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs ps.
8. Berikan alat Bantu jika
klien memerlukan.
9. Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan

2. Risiko cedera

NOC :

NIC

berhubungan

Risk Kontrol

Management

dengan kehilangan

Immune status

lingkungan)

integritas tulang

Safety Behavior
Setelah

Environment

1. Sediakan
dilakukan

tindakan

(Manajemen
lingkungan

aman untuk pasien

keperawatan 2. Identifikasi

selama.

Klien

tidak

kebutuhan

keamanan

pasien,

mengalami injury dengan

dengan

kriterian hasil:

fungsi kognitif

Klien

terbebas

yang

dari

riwayat

kondisi

sesuai

fisik

dan

pasien dan

penyakit

terdahulu

pasien

cedera

mampu 3. Menghindarkan

lingkungan

menjelaskan

yang

(misalnya

cara/metode

memindahkan perabotan)

Klien

4. Memasang side rail tempat

untukmencegah

tidur

injury/cedera
Klien
menjelaskan

berbahaya

mampu 5. Menyediakan

tempat

tidur

yang nyaman dan bersih

factor

dari 6. Menempatkan saklar lampu


ditempat
yang
mudah
lingkungan/perilaku
dijangkau pasien.
personal
risiko

Mampumemodifikasi

7. Membatasi pengunjung

hidup 8. Memberikan penerangan yang


cukup
untukmencegah injury
gaya

fasilitas 9. Menganjurkan keluarga untuk


menemani pasien.
kesehatan yang ada

Menggunakan
Mampu
perubahan
kesehatan

mengenali 10. Mengontrol lingkungan dari


kebisingan
status
11. Memindahkan barang-barang
yang dapat membahayakan
12.

Berikan
pasien

penjelasan
dan

keluarga

pada
atau

pengunjung adanya perubahan


status kesehatan dan penyebab

penyakit.

.4 Implementasi Keperawatan
No Hari/
Tangg

Implementasi

Respon Hasil

al/Jam
1.

Sabtu
/

19

Para

I 1. Melakukan

pengkajian

nyeri 1.

Menget

secara komprehensif termasuk ahui

skala

dese

lokasi,

yang

mber

frekuensi, kualitas dan faktor dialami klien.

2015

presipitasi

karakteristik,

2.

2. Mengobservasi

dari menunjukkan

ketidaknyamanan
pasien

rasa
dan nyamannya.

keluarga untuk mencari dan 3.


menemukan dukungan.
4. Mengontrol

Klien

reaksi mulai

nonverbal
3. Membantu

durasi, nyeri

lingkungan

Klien

merasa
yang terdukung

dapat

mempengaruhi

seperti

suhu

nyeri dalam proses

ruangan, penyembuhan

pencahayaan dan kebisingan

nya.

5. Mengurangi faktor presipitasi 4.


nyeri

Klien

mulai merasa

6. Mengkaji
nyeri

tipe
untuk

dan

sumber nyaman

menentukan dengan

intervensi

lingkungan

7. Memonitor vital sign sebelum yang ada.


dan

sesudah

pemberian 5.

analgesik pertama kali

Nyeri

yang

dialami

klien

dapat

berkurang
6.

Nyeri

yang

dialami

klien
mengalami
penurunan.
7.

Tanda-

tanda
klien
2.

II

1.

vital
mulai

membaik.
Memonitoring vital sign 1. Tanda-

sebelm/sesudah
lihat

respon

latihan
pasien

dan

tanda vital

saat

klien mulai

latihan

membaik.
2. Mengetahu

2.

Mengkonsultasikan

dengan
rencana

terapi

fisik

tentang

ambulasi

sesuai

dengan kebutuhan.
3.

Membantu

menggunakan

klien
tongkat

lebih

lanjut
tentang
penyakit

untuk 3. Klien
saat

mengalami

berjalan dan cegah terhadap

sedikit

cedera

kemudaha

4.

Mengkaji

kemampuan

dalam

pasien dalam mobilisasi

beraktivita

5.

s.

Mendampingi dan Bantu

pasien

saat

mobilisasi

dan

bantu penuhi kebutuhan ADLs 4. Aktivitas


ps.

normal

6.

Memberikan alat Bantu

klien mulai

jika klien memerlukan.


7.

kembali.

Mengajarkan

bagaimana
dan

pasien 5. Memulihka

merubah

berikan

posisi

bantuan

n aktivitas

jika

diperlukan

klien.
6. Mempermu

dah

klie

dalam
beraktivita
s.
7. Mudah

beraktivita
s

dalam

aktivitas
3.

III

1. Sediakan

ringan
lingkungan 1.
Keadaan

yang aman untuk pasien


2. Identifikasi

sudah aman

kebutuhan 2.

Kebutuh

keamanan pasien, sesuai an

sudah

dengan kondisi fisik dan terpenuhi


fungsi kognitif
dan

riwayat

pasien 3.
penyakit dapat

terdahulu pasien
3. Menghindarkan
lingkungan

Sudah

menghindari
hal hal yang
yang membahayak

berbahaya

(misalnya an

memindahkan

4.

perabotan)

anan

4. Menyediakan

untuk

tempat klien

tidur yang nyaman dan 5.


bersih

memper

mudah

5. Menempatkan
lampu

kenyam

saklar gerakan klien

ditempat

yang 6.

mudah dijangkau pasien.


6. Membatasi pengunjung

klien

dapat
beristirahat

7. Memberikan penerangan yang cukup


yang cukup

7.

8. Menganjurkan

keluarga ndari

untuk menemani pasien.


9. Mengontrol

memantau
yang atau

dapat membahayakan
11.

keluarga

dapat

Memindahkan

barang-barang

resiko

cidera

lingkungan 8.

dari kebisingan
10.

menghi

membantu

Berikan penjelasan pada klien


pasien dan keluarga atau 9.
pengunjung
perubahan

rasa

adanya nyaman
status 10.

Mengur

kesehatan dan penyebab angi


penyakit.

resiko

cidera
11.

menget

ahui
perubahan
yang terjadi

.5 Evaluasi

NO.

HARI/TG

DX

EVALUASI

PARAF

Senin/ 21 S : klien Mengatakan masih sedikit nyeri


O : kesadaran CM KU: Lemah
desembe
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
r 2015
P : intervensi diteruskan

klien

mengatakan

sudah

bisa

melakukan pergerakan pergerakan kecil


O : klien tampak mulai menyesuaikan diri
3

dengan kondisinya
I : Masalah teratasi
P : intervensi di hentikan

S : klien mengatakan tidak melakukan hal


yang dapat menyebabkan cidera
O : klien sudah dapat menghindari hal hal
penyebab cidra
I : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

BAB 4
PENUTUP

.1 kesimpulan
osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang
disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat bawah kadar diperlukan
untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang
dengan matriks tulang berkurang. Osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas
skeletal, terjadi tak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pertumbuhan
tulang orang dewasa sudah lengkap.
1. Kekurangan vitamin D
2. Kekurangan kalsium dalam diet
3. Kelainan gastrointestinal
4. Malabsorbsi kalsium
5. Gagal ginjal kronis
Masalah kepearawatan utama yang dapat muncul adalah nyeri, risiko cedera
berhubungan dengan kehilangan integritas tulang, gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri/ketidaknyamanan dan harga diri rendah berhubungan dengan perubahan
penampilan peran.
.2 SARAN
Osteomalasia adalah penyakit yang sangat berbahaya dan kita sebagai host harus
bisa menerapkan pola hidup sehat agar keseatan kita tetap terjaga. Dengan makalah ini
diharapkan seluruh komponen tenaga kesehatan pada khususnya dapat memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan osteomalasia dengan baik dan sesuai dengan
prosedur keperawatan serta tentunya memperhatikan aspek-aspek tertentu yang
berhubungan dengan prosedur yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Noor Helmi, Zairin, 2012; Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal; jilid 1,Salemba

Medika, Jakarta, hal. 226-231, 534-535.

https://www.scribd.com/doc/251478603/osteomalasia-susun
https://www.scribd.com/doc/125592645/Kumpulan-Nanda-NIC-NOC
https://www.scribd.com/doc/288486079/ASKEP-OSTEOMALASIA

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen23 halaman
    Bab 1
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Makalah Komunitas
    Makalah Komunitas
    Dokumen20 halaman
    Makalah Komunitas
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen25 halaman
    Bab 2
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen25 halaman
    Bab I
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen18 halaman
    Bab I
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Osteomalasia
    Asuhan Keperawatan Osteomalasia
    Dokumen31 halaman
    Asuhan Keperawatan Osteomalasia
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen18 halaman
    Bab I
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • LP Sanglah
    LP Sanglah
    Dokumen21 halaman
    LP Sanglah
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sistem Pencernaan
    Makalah Sistem Pencernaan
    Dokumen40 halaman
    Makalah Sistem Pencernaan
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Frak Tur
    Frak Tur
    Dokumen11 halaman
    Frak Tur
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Anemia Pada Ibu Hamil
    Asuhan Keperawatan Anemia Pada Ibu Hamil
    Dokumen43 halaman
    Asuhan Keperawatan Anemia Pada Ibu Hamil
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    100% (1)
  • Askep Jadi
    Askep Jadi
    Dokumen20 halaman
    Askep Jadi
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Askep Prematur, Hiperbilirubin, Aspexia, BBLR
    Askep Prematur, Hiperbilirubin, Aspexia, BBLR
    Dokumen93 halaman
    Askep Prematur, Hiperbilirubin, Aspexia, BBLR
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Osteo Art Ritis
    Osteo Art Ritis
    Dokumen18 halaman
    Osteo Art Ritis
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan
    Asuhan Keperawatan
    Dokumen3 halaman
    Asuhan Keperawatan
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sistem Pencernaan
    Makalah Sistem Pencernaan
    Dokumen41 halaman
    Makalah Sistem Pencernaan
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Pankreatit Is
    Pankreatit Is
    Dokumen51 halaman
    Pankreatit Is
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen20 halaman
    Bab 1
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Makalah Hipospadia
    Makalah Hipospadia
    Dokumen20 halaman
    Makalah Hipospadia
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Askep Jadi
    Askep Jadi
    Dokumen20 halaman
    Askep Jadi
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Askep Tugas
    Askep Tugas
    Dokumen8 halaman
    Askep Tugas
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Askep Prematur, Hiperbilirubin, Aspexia, BBLR
    Askep Prematur, Hiperbilirubin, Aspexia, BBLR
    Dokumen93 halaman
    Askep Prematur, Hiperbilirubin, Aspexia, BBLR
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fraktur
    Makalah Fraktur
    Dokumen19 halaman
    Makalah Fraktur
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pencernaan
    Makalah Pencernaan
    Dokumen35 halaman
    Makalah Pencernaan
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Askep Tugas
    Askep Tugas
    Dokumen9 halaman
    Askep Tugas
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Askep Tugas
    Askep Tugas
    Dokumen8 halaman
    Askep Tugas
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fraktur
    Makalah Fraktur
    Dokumen19 halaman
    Makalah Fraktur
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen14 halaman
    Bab 1
    Neno Ciecwemhanieysand Slalouwhappyie
    Belum ada peringkat