PENDAHULUAN
1
pada faktor-faktor tersebut juga akan mempengaruhi pola manajemen pasien
ileus yang akhirnya berpengaruh pada mortalitas ileus. Faktor-faktor
tersebut juga berpengaruh dengan sangat berbeda dari satu daerah terhadap
daerah lainnya sehingga menarik untuk diteliti mortalitas ileus pada pasien
yang mengalami operasi dengan pasien yang ditangani secara konservatif.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari ileus ?
2. Apa saja klasifikasi dari ileus ?
3. Bagaimana etiologi dari penyakit ileus ?
4. Bagaimana patofisologi dari penyakit ileus ?
5. Bagaimana pathway dari penyakit ileus ?
6. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit ileus ?
7. Apa saja komplikasi dari penyakit ileus ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit ilues?
9. Bagaimana konsep askep dari penyakit ileus ?
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Apa pengertian dari ileus
2. Untuk mengetahui Apa saja klasifikasi dari ileus
3. Untuk mengetahui Bagaimana etiologi dari penyakit ileus
4. Untuk mengetahui Bagaimana patofisologi dari penyakit ileus
5. Untuk mengetahui Bagaimana pathway dari penyakit ileus
6. Untuk mengetahui Apa saja manifestasi klinis dari penyakit ileus
7. Untuk mengetahui Apa saja komplikasi dari penyakit ileus
8. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit ilues
9. Untuk mengetahui Bagaimana konsep askep dari penyakit ileus
2
BAB II
KONSEP TEORI
2.1. PENGERTIAN
Ileus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus.
Obstruksi usus bisa akut dengan kronik , partial atau total. Obstruksi usus
biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya
lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi
total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini
dan tindakan pembedahan darurat bila pasien ingin tetap hidup.
2.2. KLASIFIKASI
1. Ileus obstruktif
3
2. Ileus Paralitik
4
ditunjukkan oleh imonohistokimia.Kalsitonin-peptida, nitrit oksid, peptide
vasoaktif intestina, dan substansi P berfungsi sebagat inhibitor
neurotransmitter pada system saraf usus, (Bauer, 2004).
Diferensiasi yang umum untuk ileus adalah pseudo-obstruksi dan
obstruksi usus mekanik. Seperti ileus pada pseudo-obstruksi, terjadi dengan
tidak adanya patologi mekanis.Beberapa teks dan artikel cenderung
menggunakan ileus disama artikan dengan pseudo-obstruksi atau merujuk
pada ileus kolon.Namun, kondisi ini jelas merupakan dua entitas yang
berbeda.Pseudo-obstruksi jelas terbatas pada usus besar, sedangkan ileus
melibatkan baik usus kecil dan usus besar. Usus besar yeng terlibat dalam
pseudo-obstruksi klasik, yang biasanya terjadi pada lanjut usia dengan
gambaran penyakit ekstraintestinal serius atau trauma. Agen farmakologi,
sepsis, dan ketidakseimbangan elektriolit dapat juga berkontribusi terhadap
kondisi ini.Obstruksi usus mekanik dapat disebabkan oleh adhesi, velvulus,
hernia, intususepsi, benda asing, atau neoplasma.Klinis obstruksi hadir
dengan kolik abdominal yang hebat atau tanda-tanda obstruksi perforasi yang
jelas, (Loktus, 2012).
5
2.5. PATHWAY
6
2.6. MANIFESTASI KLINIS
1. Obstruksi usus halus
2.7. KOMPLIKASI
1. Nekrosis usus
2. Perforasi usus dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi terlalu lama pada
organ intra abdomen
3. Peritonitis karena absorbs toksin dalam rongga peritoneum sehingga
terjadi peradangan atau infeksi yang hebat pada intra abdomen
4. Sepsis infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik
dan cepat
5. Syok dehidrasi terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma
6. Abses sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi
7. Pneumonia aspirasi dari proses muntah
8. Gangguan elektrolit, refluk muntah dapat terjadi akibat distensi abdomen.
Muntah mengakibatkan kehilangan ion hydrogen dan kalium dari
lambung, serta menimbulkan penurunan klorida dan kalium dalam darah,
(Dermawan, 2010).
7
2.8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Labolatorium, peningkatan kadar Hemoglobin (indikasi dari dehidrasi),
leukositosis, peningkatan PCO2/ asidosis metabolic.
2. Foto polos abdomen (BOF) dengan posisi tegak atau lateral dekubitus
tampak distensi usus proksimal dari hambatan dan fenomena anak tangga.
Pada volvulus sigmoid tampak sigmoid yang distensi berbentuk U yang
terbalik dan dapat juga didapatkan:
a. Gambaran usus melebar (Darm Courtur)
b. Gambaran seperti duri ikan
c. Gambaran seperti anak tangga (Air Fluid Level)
3. Pemeriksaan CT scan, dikerjakan secara klinis dan foto polos abdomen
dicurigai adanya strangulasi. CT scan akan mempertunjukkan secara lebih
teliti adanya kelainan pada dinding usus (obstruksi komplet, abses,
keganasan), kelainan mesenterikus, dan peritoneum. Pada pemeriksaan ini
dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.
4. Pemeriksaan radiologi dengan barium enema. Pemeriksaan ini
mempunyai suatu peran terbatas pada klien dengan obstruksi usus halus.
Pengujian enema barium terutama sekali bermanfaat jika suatu obstruksi
letak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan Foto polos abdomen.
5. Pemeriksaan USG. Pemeriksaan ini akan mempertunjukkan gambaran
penyebab dari obstruksi.
6. Pemeriksaan MRT. Teknik ini digunakan untuk mengevaluasi iskemia
mesenteric kronis.
7. Pemeriksaan angiografi. Angiografi mesenteric superior telah digunakan
untuk mendiagnosis adanya herniasi internal, intususepsi, volvulus,
malrotation, dan adhesi, (Suratun & Lusianah, 2010).
2.9. PENATALAKSANAAN
8
1. Obstruksi Usus Halus
9
BAB III
KONSEP ASKEP
3.1. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Status :
Alamat :
No Register :
Diagnosa Medis :
2. Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Hubungan dengan pasien:
Pekerjaan :
Alamat :
II. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan utama
Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada
abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan lepas,
abdomen tegang dan kaku.
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengalami sulit BAB
3. Riwayat penyakit dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang
sama, riwayat ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan
obat-obatan.
10
4. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang
sama dengan klien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
11
5. Higiene
Gejala : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri
Tanda : Stomatis, bau badan
6. Nyeri atau Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.
Tanda : Distensi abdomen dan nyeri tekan
7. Keamanan
Gejala : Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitik,
artritis, lesi akut
Tanda : Peningkatan suhu 30 – 40 C (eksaserbasi akut), penglihatan
kabur, alergi terhadap makanan / produk susu, ankilosa spondilatis,
uveitis, konjungtivitis, iritis
8. Pernapasan
Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,
Tanda : Napas pendek dan dangkal
9. Seksualitas
Gejala : Frekuensi menurun
Tanda : menghindari aktivitas seksual
10. Interaksi sosial
Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi
ketidakmampuan aktivitas dalam sosial
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Adapun pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan sinar x: Untuk menunjukan kuantitas abnormal dari gas
atau cairan dalam usus.
2. Pemeriksaan laboratorium (misalnya pemeriksaan elektrolit dan
jumlah darah lengkap) akan menunjukan gambaran dehidrasi dan
kehilangan volume plasma dan kemungkinan infeksi
3. Pemeriksaan radiogram abdomen sangat penting untuk menegakkan
diagnosa obstruksi usus. Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh
udara dalam usus halus, tetapi tidak ada gas dalam usus. Bila foto
12
fokus tidak memberi kesimpulan, dilakukan radiogram barium untuk
mengetahui tempat obstruksi
DO : diforesis.
-Membran mukosa
kering
DO :
P : nyeri karena
abdomen tegang, kaku
Q : nyeri seperti
tertindih
R : nyeri di daerah
abdomen
S : skala nyeri 5 -7
T : nyeri terus -
menerus
13
DO : klien tampak
pucat,
TTV :
TD : Meningkat >
120/90 mmHg
RR : Meningkat >
20x/menit
ND : Meningkat >
100x/menit
14
KH : kapiler, turgor kulit volume sirkulasi
K : klien dan status membran umum dan tingkat
dapat mukosa. hidrasi.
menjelaskan 3. Pantau masukan dan 3. Indikator langsung
penyebab haluaran, perhatikan dari hidrasi atau
kekurangan haluaran urine, perfusi organ dan
volume cairan berat jenis,. fungsi.
Kalkulasi Memberikan
A : Klien keeimbangan 24 pedoman untuk
mampu jam, dan timbang penggantian
meningkatkan berat badan setiap cairan.
kebutuhan hari. 4. Pengubahan posisi
volume cairan 4. Bantu dengan mencegah
P : klien dapat perubahan posisi pembentukan
meniru sering. magenstrase di
memenuhi 5. Ajarkan pemenuhan lambung
kebutuhan cairan 5. untuk menghindari
cairan dengan 6. Kolaborasikan hidrasi berulang
seimbang
Pemberian cairan IV 6. Diberikan untuk
P: sesuai indikasi. hidrasi umum
- TTV Normal
:
- RR : 16 –
20x/mnt
- N : 60 –
100x/mnt
- TD :
110/70 -
120/90 mmHg
- S : 36,5 -
37,5 C
-
membrane
mukosa
lembab
- Turgor
kulit baik.
15
keperawatan 3. Ajarkan teknik yang dibutuhkan
selama 2x24 relaksasi nafas 2. Untuk mengetahui
jam rasa nyeri dalam keadaan TTV
teratasi atau 4. Berikan posisi yang 3. Membantu
terkontrol nyaman dan mengurangi nyeri
dengan lingkunagan yang 4. Membantu
KH : tenang mengurangi nyeri
5. Kolaborasi terapi 5. Mengontrol/meng
K : klien sesuai advis dokter. urangi nyeri untuk
dapat analgesik, narkotik, meningkatkan
menjelaskan sesuai indikasi. istirahat dan
penyebab meningkatkan
kekakuan kerjasama dengan
A : klien aturan terapeutik.
mampu
mengurangi
rasa nyeri bila
timbul
P : klien dapat
meniru teknik
mengurangi
nyeri
P:
-Nyeri
berkurang /
hilang
-Skala nyeri 0
–3
07 – 11 3 Setelah 1. Kaji perilaku 1. Dapat
- 2012- dilakukan koping baru dan mengalihkan rasa
(14.00) tindakan anjurkan cemas
keperawatan penggunaan 2. Dapat mengurangi
selama ketrampilan yang rasa cemas
2x24jam berhasil pada waktu 3. Untuk
ansietas lalu. menghindari
teratasi 2. Dorong dan cemas yang
dengan sediakan waktu berulang
KH : untuk 4. Dapat mencegah
mengungkapkan dan mengurangi
K : klien ansietas dan rasa rasa cemas
dapat
16
menjelaskan takut; berikan 5. Agar dapat
penyebab penenangan. membantu
ansietas 3. Jelaskan prosedur mempercepat
A : klien dan tindakan dan berkurangnya
mampu beri penguatan cemas
mengurai rasa penjelasan
cemasnya mengenai penyakit,
tindakan dan
P : klien dapat prognosis.
melakukan 4. Pertahankan
teknik untuk lingkungan yang
mengurangi tenang dan tanpa
cemas stres.
P: 5. Dorong dukungan
TTV Normal : keluarga dan orang
terdekat.
RR : 16 –
20x/mnt
N : 60 –
100x/mnt
TD : 110/70 -
120/90 mmHg
- S : 36,5 -
37,5 C
- Tampak
rileks, tenang
3.4. IMPLEMENTASI
17
3.5. EVALUASI
18