Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja merupakan aktiva yang
pada setiap saat mengalami perubahan. Persediaan meliputi semua barang atau bahan
yang diperlukan dalam proses produksi dan distribusi yang menunggu untuk diproses
lebih lanjut atau dijual. Oleh karena itu, dibutuhkan pengelolaan persediaan barang
dagang dengan baik dan tertata.
Audit terhadap siklus produksi mencakup dua pendekatan yaitu pengujian
pengendalian dan pengujian substansi. Pengujian pengendalian bertujuan untuk
memahamai struktur pengendalian intern terhadap siklus produksi, yang selanjutnya
digunakan sebagai dasar pengujian substansi.
Pengujian substansi dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap
kelayakan jumlah rupiah serta kesesuaian penyajiannya dengan prinsip akuntansi yang
diterapkan di Indonesia.
Kedua pendekatan ini sangat berbeda dalam imlpementasinya, sehingga program
audit untuk yang kedua pendekatan tersebut juga sangat berbeda. Sebelum membahas
lebih lanjut siklus produksi ini, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian siklus
produksi yaitu adalah aktivitas yang terkait dengan pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi.
Dengan demikian kami disini akan membahas salah satu aspek mengenai siklus
produksi yaitu, Audit terhadap siklus produksi: Pengujian Substantif terhadap Saldo
Sedian.

1 | Auditing

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan diangkat dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah yang yang dimaksud saldo sediaan, dan transaksi yang terkait dengan
saldo sediaan?
Apa tujuan pengujian substantif terhadap saldo sediaan?
Apa saja dokumen terkait dengan saldo sediaan?
Apa saja catatan terkait dengan saldo sediaan?
Apa saja fungsi terkait dengan saldo sediaan?
Apa saja PABU terhadap saldo sediaan
Bagaimana pengujian substantif terhadap saldo sediaan?
Apa contoh kasus terhadap saldo sediaan?

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah ini yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menjelaskan apa itu saldo sediaan


Menjelaskan tujuan pengujian substantif terhadap sediaan
Menyebutkan catatan terkait dengan saldo sediaan
Menyebutkan dokmen terkait dengan saldo sediaan
Menjelaskan PABU terhadap saldo sediaan
Menjelaskan pengujian substantif terhadap saldo sediaan
Menjelaskan fungsi terkait dengan saldo sediaan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Saldo Sediaan
2 | Auditing

Sediaan adalah unsur aktiva berupa barang yang tersedia digudang atau tempat
penyimpanan suatu entitas pada tanggal tertentu. Sediaan terdiri atas beberapa jenis,
tergantung pada bentuk entitasnya. Beberapa contoh dari sediaan adalah:
1) Sediaan Barang Dagang
Adalah persediaan barang-barang yang ditunjukan untuk keperluan komersial
(jual-beli) dengan kaarakteristik diperoleh dari pembelian kepada pemasok lalu
dijual kepada pelanggan.
2) Sediaan Bahan Baku
Adalah persediaan bahan-bahan yang nantinya akan menjadi komposisi /bahan
baku suatu produk jadi. Dengan karakteristik diperoleh dari pembelian lalu
masuk proses produksi kemudian dijadikan wujud baru yang memiliki nilai
lebih kemudian dijual. Sediaan Barang Dalam Proses
3) Sediaan Barang Jadi
Adalah persediaan bahan-bahan yang selesai diproses kemudian siap untuk
dijual. Dengan karakteristik merupakan penyempurnaan wujud dari pemaduan
antara bahan baku dan bahan pembantu, harga pokok / nilai dari sediaan
produk jadi memuat beberapa biaya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
4) Sediaan Barang Habis Pakai
Adalah persediaan barang dalam proses produksi / pengolahan bahan baku dan
bahan penolong yang belum selesai / belum tuntas diproduksi. Seperti halnya
produk jadi, nilai / harga pokok dari sediaan barang dalam proses (BDP)
memuat beberapa biaya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik.
Untuk jenis perusahaan manufaktur, sediaan terdiri dari tiga jenis, yaitu
Sediaan Bahan Baku, Sediaan Barang Dalam Proses dan Sediaan Barang Jadi. Arus kos
sediaan pada perusahaan manufaktur dapat digambarkan sebagai berikut:
Saldo sediaan barang dagang dipengaruhi oleh transaksi-transaksi berikut ini:
1. Pembelian barang dagang
2. Retur Penjualan
3. Retur Pembelian dan diskun pembelian
4. Penjualan barang dagang
5. penyesuaian-penyesuaan terhadap saldo sediaan (sediaan hilang, menyusut,dll)

3 | Auditing

2.2 Tujuan Pengujian Substantif Saldo Sediaan


Tujuan audit terhadap sediaan:
1. Memperoleh keyakinan tentang keadaan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan sediaan.
2. Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan di neraca dan
keterjadiaan transaksi yang berkaitan dengan sediaan.
3. Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang
dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan di
neraca.
4. Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan di
neraca.
5. Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di neraca.
6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca.

2.3 Dokumen Terkait dengan saldo sediaan


Dokumen yang digunakan dalam perhitungan fisik persediaan menurut
Mulyadi (2010: 576) adalah:
1) Kartu penghitung fisik (inventory tag). Dokumen ini digunakan untuk merekam
hasil perhitungan fisik persediaan. Dalam perhitungan fisik persediaan, setiap
persediaan dihitung dua kali secara independent oleh penghitung (counter) dan
pengecek (checker). Kartu perhitungan fisik dibagi menjadi tiga bagian, yang
tiap bagian dapat dipisahkan satu dengan lainnya dengan cara menyobeknya
pada waktu proses, perhitungan fisik persediaan dilaksanakan. Bagian ke-3 kartu
penghitung fisik disediakan untuk merekam data hasil perhitungan oleh
penghitung pertama. Bagian ke-2 kartu persediaan digunakan untuk merekam
hasil perhitungan kedua (pengecek). Bagian pertama kartu tersebut digunakan
untuk memberi tanda jenis persediaan yang telah dihitung dengan cara
menggantungkan bagian kartu tersebut pada tempat penyimpanan barang yang
bersangkutan. Data yang direkam dalam bagian ke-2 kartu perhitungan fisik
dicatat ke dalam hasil perhitungan fisik setelah data dalam bagian ke-2 diperiksa
oleh kecocokannya dengan data yang catat dalam bagian ke-3 tersebut.

4 | Auditing

2) Daftar hasil perhitungan fisik (inventory summary sheet). Dokumen ini


digunakan untuk meringkas data yang telah direkam dalam bagian ke-2 kartu
penghitungan fisik. Data yang disalin dari bagian ke-2 kartu persediaan fisik ke
dalam ke dalam daftar ini adalah: nomor kartu perhitungan fisik, nomor kode
persediaan, nama persediaan, kuantitas, dan satuan. Dokumen ini di isi dengan
harga pokok persatuan dan harga pokok total tiap jenis persediaan oleh bagian
kartu persediaan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan. Daftar
hasil perhitungan fisik persediaan yang telah sesuai diproses kemudian
ditandangani oleh ketua panitia penghitungan fisik dan diotoritas oleh rektur
utama. Daftar ini kemudian digunakan untuk meminta pertanggung jawaban dari
bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan barang gudang dan
pertanggung jawaban dari bagian kartu persedian mengenai keandalan
penyelenggaraan catatan akuntansi persediaan. Berdasarkan informasi yang
teracantum dalam kolom harga pokok total pada daftar hasil perhitungan fisik
dilakukan adjustment terhadap data kuantitas dan saldo harga pokok yang dicatat
dalam kartu persediaan yangbersangkutan.
3) Bukti Memorial. Dokumen ini merupakan dokumen sumber yang digunankan
untuk membukukan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil
perhitungan fisik ke dalam jurnal umum. Data yang digunakan sebagai dasar
pembentukan bukti memorial ini adalah selisih jumlah kolom harga pokok total
dalam daftar hasil perhitungan fisik dengan saldo harga pokok persediaan yang
bersangkutan menurut kartu persediaan.

2.4 Catatan terkait dengan saldo sediaan


Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penghitungan fisik persediaan
adalah:
1. Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat kuantitas dan
harga pokok barang yang di simpan di gudang yang tercantum dalam kartu
persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan, berdasarkan hasil penghitungan fisik
persediaan.

5 | Auditing

2. Kartu Gudang, kartu gudang ini berfungi sebagai identitas barang yang
disimpan, untuk memudahkan pencarian barang dan sekaligus untuk mencatat
mutasi

kuantitas

barang

yang

tercantum

dalam

kartu

gudang

yang

diselenggarakan oleh Bagian gudang, berdasarkan hasil penghitungan fisik


persediaan.
3. Jurnal Umum, dalam sistem penghitungan fisik persediaan jurnal umum
digunakan untuk mencatat jurnal adjustment rekening persediaan karena adanya
perbedaan antara saldo yang dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo
menurut penghitung fisik.
Dengan demikian, agar pengelolaan persediaan barang dagang dapat tertata
dengan baik, maka diperlukan dokumen dan catatan akuntansi dalam sistem
penghitungan fisik persediaan barang dagang.
2.5 Fungsi terkait saldo sediaan
a) Initiating produstion:
Melakukan perencanaan pengendalian produksi dan pengeluaran bahan baku
b) Movement of goods :
Pengolahan bahan baku, pemindahan produk selesai ke barang jadi,
pengamanan sediaan
c) Recording manufacturing and inventory transaction:
penentuan dan biaya produksi, penjagaan kebenaran saldo sediaan
2.6 Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Sediaan dalam
Neraca
Sebelum membahas pengujian substantif terhadap sediaan, perlu diketahui
lebih dahulu prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan di neraca
berikut ini:
1

Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan dinilai dengan lower of


cost or market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam

menentukan kos sediaan.


Jika sediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal neraca harus
dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan diturunkan nilai pada harga
pasarnya, kosnya harus dicantumkan dalam tanda kurung juga. Kos pengganti
ini (current replacement cost) harus dicantumkan dalam laporan keuangan
untuk sediaan yang kosnya ditentukan berdasarkan metode masuk terakhir
keluar pertama (MTKP/LIFO).

6 | Auditing

Akibat perubahan metode penilaian sediaan terhadap perhitungan rugi laba


tahun yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan auditor harus
menyatakan pengecualian mengenai konsistensi penerapan prisip akuntansi

berterima umum dalam laporan audit.


Penjelasan yang lengkap harus dibuat dalam laporan keuangan jika sediaan

digadaikan sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien.


Jika jumlahnya material, sediaan dalam perusahaan manufaktur harus
dikelompokkan dalam kelompok utama yaitu sediaan produk jadi, sediaan
produk dalam proses, dan sediaan bahan baku. Penyajian kelompok sediaan

tersebut dalam neraca berdasarkan urutan likuiditasnya.


Perjanjian pembelian harus dijelaskan dalam laporan keuangan, jika jumlahnya

material ataupun bersifat luar biasa.


Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga sediaan setelah
tanggal neraca harus dibentuk dengan menyelisihkan sebagian laba yang
ditahan. Cadangan ini tidak boleh dikurangkan dari sediaan, namun harus
disajikan sebagai pengurang akun Laba Ditahan.

2.7 Program Pengujian Substantif terhadap Saldo Sediaan


2.7.1 Prosedur Audit Awal
Sesuai dengan sediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor
melakukan rekonsoliasi antara informasi sediaan yang di cantumkan di neraca dengan
catatan akuntansi yang mendukungnya. Karena itu, auditor malakukan melakukan 5
prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsoliasi informasi sediaan di neraca
dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:
1

Usut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun, Sediaan yang

2
3
4

bersangkutandi dalam buku besar.


Hitung kembali saldo akun sediaan di buku besar.
Usut saldo awal akun sediaan ke kertas kerja tahun yang lalu.
Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun sediaan ke jurnal yang

bersangkutan.
Lakukan rekonsoliasi biku pembantu sediaan dengan akun control sediaan di
buku besar.

2.7.2

Prosedur Analitik

7 | Auditing

Prosedur analitik ini merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai


kewajaran sediaan yang disajikan neraca.Dalam prosedur ini, auditor menghitung
berbagai ratio yang bersangkutan dengan sediaan.
Rasio berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap
sediaan :
Ratio
1.Tingkat perputaran

Formula

sediaan

Kos produk yang dijual Rerata saldo sediaan

Sediaan produk jadi


Sediaan produk dalam
proses

produk jadi
Kos produksi Rerata saldo sediaan produk

Sediaan bahan baku

dalam proses

Sediaan barang

Biaya bahan baku rerata saldo sediaan bahan

dagangan

baku
Kos produk yang dijual rerata saldo sediaan

2.Ratio sediaan dengan

barang dagangan
Sediaan Aktiva lancar

aktiva lancar
3.Ratio laba bruto

Laba bruto hasil penjualan bersih

dengan hasil penjulan

2.7.3

Pengujian terhadap Transaksi Rinci


Auditor melakukan pengujian substantif terhadap transaksi rinci yang mendebit

dan mengkredit akun sediaan dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk mencatat
transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut.
1

Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun sediaan ke dokumen yang

mendukung timbulnya transaksi tersebut.


Periksa pendebitan akun sediaan ke dokumen pendukung: bukti kas keluar,faktur

pembelian,laporan penerimaan barang, dan surat order pembelian.


Periksa pengkreditan akun sediaan ke dokumen pendukung:

faktur

penjualan,laporan pengiriman barang, bukti pemakaian barang gudang,memo


debit untuk retur pembelian.
8 | Auditing

4
5

Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan.


Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir

tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.


Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya sediaan dalam Minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.

2.7.4

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci


Prosedur Audit yang ditempuh oleh auditor dalam melaksanakan pengamatan

terhadap penghitungan fisik sediaan adalah:


1 Pengamatan Terhadap Penghitungan Fisik Sediaan Untuk membuktikan asersi:
1 keberadaan dan keterjadian,
2 kelengkapan,
3 penilaian sediaan, auditor melakukan pengamatan terhadap perhitungan
a

fisik sediaan.
Memeriksa instruksi tertulis mengenai perhitungan fisik sediaan. Instruksi
tertulis mengenai perhitungan fisik sediaan sebaiknya di susun bersama
antara klien dengan auditor independen, sehingga jika instruksi tersebut
digunakan untuk melaksanakan penghitungan fisik sediaan. Auditor harus
memeriksa instruksi tertulis yang dibuat oleh klien untuk memperoleh
keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan data hasil penghitungan fisik

sediaan.
Melakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan yang telah
dilakukan oleh klien. Pengujian fisik sediaan merupakan prosedur yang
harus dilakukan oleh klien untuk menjamin ketelitian data sediaan yang di
catat dalam catatan akuntansinya.

Kirimkan surat konfirmasi yang disimpan di gudang pihak luar.


a Mintalah informasi mengenai barang-barang klien yg dijual secara
b

konsinyasi dan barang-barang titipan yang ada di tangan klien.


Mintalah informasi mengenai sediaan yang dijadikan jaminan penarikan

c
d

utang.
Lakukan pengujian terhadap penilaian sediaan.
Mintalah informasi mengenai metode penilaian sediaan yg digunakan oleh

klien.
Periksa kesesuaian kos per satuan sediaan dengan prinsip akuntansi
berterima umum.

9 | Auditing

2.7.5

Periksa catatan pendukung yang bersangkutan dengan data kos per satuan

sediaan.
Bandingkan laba bruto tahun yang diaudit dengan laba bruto tahun

h
i

sebelumnya.
Lakukan pengamatan terhadap unsur sediaan yang rusak.
Hitung tingkat perputaran sediaan dan bandingkan dengan tingkat

perputaran sediaan tahun sebelumnya.


Lakukan pengamatan terhadap sediaan yang lambat pemakaiannya atau

penjualannya.
Mintalah surat representasi sediaan dari klien

Pemeriksaan Penyajian dan Pengungkapan Sediaan di Neraca

Auditor melakukan verifikasi penyajian sediaan di neraca dengan cara:


1

Memeriksa klarifikasi sediaan di neraca. Jika jumlahnya material, sediaan dalam

perusahaan manufaktur harus disajikan menurut unsur-unsur utama sediaan.


Memeriksa penjelasan yang bersangkutan dengan sediaan. Klien diharuskan
menjelaskan di dalam laporan keuangannya mengenai metode penentuan kos

dan metode penilaian yang digunakan dalam menyajikan sediaan di neraca.


Melakukan analisis review terhadap sediaan. Review analitik ini merupakan
review secara menyeluruh mengenai kewajaran sediaan yang disajikan di
neraca.Dalam prosedur ini auditor menghitung berbagai ratio yang bersangkutan
dengan sediaan.
2.8 Contoh kasus
Korupsi ratusan ton beras, eks kepala Bulog Semarang ditahan

10 | A u d i t i n g

Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah menahan Sudarmono, mantan Kepala Gudang


Bulog Baru Mangkang Kulon, Semarang, Sudarmono atas dugaan penggelapan
persediaan beras yang mencapai 864 ton.
"Penggelapan beras Bulog dengan nilai total sekitar Rp 7,1 miliar itu terungkap
pada 2015," kata Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Semarang,
Sugeng Riyadi di Semarang, Kamis (3/3).
Sudarmono kini ditahan setelah menjalani pemeriksaan atas kasus penggelapan
persediaan beras ratusan ton tersebut.
"Ditahan untuk 20 hari ke depan," ujar Sugeng..
Sugeng memaparkan, dugaan penggelapan ratusan ton beras itu berawal dari
serah terima jabatan dari Sudarmono ke Kepala Gudang Bulog Baru Mangkang
Kulon.
Pejabat baru itu, sambung Sudarmono, kemudian meminta dilakukan pengecekan
stok yang ada. "Dari pengecekan awal itu ditemukan kekurangan fisik sebanyak
93.942 kilogram," paparnya.
Kemudian dilakukan perhitungan secara keseluruhan yang diketahui terdapat
selisih persediaan sebanyak 864.273 kilogram.
11 | A u d i t i n g

Dengan harga jual beras sebesar Rp 8.325 per kilogram, maka diperoleh nilai
kerugian akibat selisih persediaan tersebut sekitar Rp 7,1 miliar.
Sugeng mengungkapkan, tersangka menjabat sebagai Kepala Gudang Bulog Baru
Mangkang Kulon sejak 2010 hingga 2015.
"Penyidik masih terus mengembangkan pendalaman kasus tersebut untuk
mengetahui dugaan adanya pelaku yang lain," tegasnya seperti dikutip Antara.
Akibat perbuatannya, Sudarmono dijerat dengan pasal 2 dan 3 Undang-undang
Nomor 31 tahun 1999, yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 tahun
2001 tentang pemberantasan tindak pidana.

BAB III
PENUTUP
.1 Kesimpulan
Sediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual
dalam kegiatan bisnis yang normal ataupun barang-barang yang akan dikonsumsi dalam
pengolahan produk yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dijual.
Didalam perusahaan dagang, sediaan terutama terdiri dari sediaan barang dagang.
Sedangkan dalam perusahaan manufaktur sediaan terdiri dari sediaan bahan baku dan
bahan penolong, sediaan produk dalam proses, sediaan produk jadi, sediaan suku
cadang dan bahan habis pakai pabrik.
Tujuan audit terhadap sediaan: (1)Memperoleh keyakinan tentang keadaan
catatan akuntansi yang bersangkutan dengan sediaan. (2) Membuktikan asersi
keberadaan sediaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadiaan transaksi yang
berkaitan dengan sediaan. (3) Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan
12 | A u d i t i n g

dengan sediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan
yang disajikan di neraca. (4) Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan
yang dicantumkan di neraca. (5) Membuktikan asersi penilaian sediaan yang
dicantumkan di neraca. (6) Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di
neraca.
.2 Saran
Bagi pemakalah selanjutnya disarankan untuk menggunakan referensi buku
ataupun jurnal-jurnal yang lebih banyak tentang audit terhadap siklus produksi:
pegujian substantif terhadap saldo sediaan.

13 | A u d i t i n g

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I - Daftar Pustaka
    Bab I - Daftar Pustaka
    Dokumen64 halaman
    Bab I - Daftar Pustaka
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • Laporan Harian Bulan JUNI 2020
    Laporan Harian Bulan JUNI 2020
    Dokumen5 halaman
    Laporan Harian Bulan JUNI 2020
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen17 halaman
    Jurnal
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen17 halaman
    Jurnal
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • Kalam
    Kalam
    Dokumen1 halaman
    Kalam
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen8 halaman
    Abs Trak
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • Dasar Pencatatan
    Dasar Pencatatan
    Dokumen2 halaman
    Dasar Pencatatan
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • Proposal Usaha
    Proposal Usaha
    Dokumen31 halaman
    Proposal Usaha
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • SKB New
    SKB New
    Dokumen25 halaman
    SKB New
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • Materi Makalah Pert 10
    Materi Makalah Pert 10
    Dokumen19 halaman
    Materi Makalah Pert 10
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • Silabus Kimia Sma
    Silabus Kimia Sma
    Dokumen71 halaman
    Silabus Kimia Sma
    Hafidh Syifaunnur
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat
  • A Prov Jambi 2010-2011 Neraca
    A Prov Jambi 2010-2011 Neraca
    Dokumen3 halaman
    A Prov Jambi 2010-2011 Neraca
    Kartika Safitri
    Belum ada peringkat