Anda di halaman 1dari 17

NAMA

: NI WAYAN WIWIN ARIANI

NIM

: 14.321.2091

KELAS

: A8-C

RESUME

: IDK II
PERTEMUAN: I
RESPIRATORY SYSTEM

A. Respiration:
a. Reaksi metabolik antara O2 dengan karbohidrat atau molekul organik lainnya.
b. Pertukaran gas antara sel dengan lingkungan luar.
B. Respiratory system:
a. Struktur-struktur yang ikut terlibat dalam proses pertukaran gas antara darah
dengan lingkungan luar, tidak termasuk disini transport gas di dalam sirkulasi
darah ataupun pertukaran gas antara darah dengan jaringan.
C. Fungsi Sistem Pernafasan:
a. Menyediakan area yang cukup luas untuk pertukaran gas antara alveoli dengan
kapiler paru.
b. Membawa udara menuju dan meninggalkan membran respirasi
c. Melindungi:
1) Permukaan jalan nafas dari dehidrasi dan perubahan suhu.
2) Mekanisme pertahan tubuh yang nonspesifik terhadap patogen
d. Menghasilkan suara
e. Pembauan.
D. ORGANIZATION OF RESPIRATORY SYSTEM
a. Conducting portion: hanya menghantarkan gas, tidak ada proses pertukaran gas.
Meliputi
b. Hidung, cavum nasi, pharynx, larynx, trachea, bronchii, terminal bronchioles.
c. Gas exchange portion: dimana proses pertukaran gas sudah terjadi.
d. Respiratory bronchioles, alveoli.
E. Fungsi penting dari conducting portion:
a. Epitel saluran pernafasan mempunyai silia, dan mengeluarkan mucus
mekanisme pertahanan.
b. Menghangatkan dan membasahi udara yang mengalir.
c. Adanya pita suara suara.
d. Adanya otot polos perubahan diameter aliran udara.
Nose, Nasal cavity, Paranasal sinuses

A. Hidung (nose)
a. External nose
b. Capum nasi
Yang mempengaruhi hidung adalah tulang rawan.
External nose:
1. Septum nasi yaitu sekat hidung.
2. Nores yaitu lubang hidung.
3. Apex yaitu ujung hidung
4. Radix yaitu pangkal hidung
5. Conchae yaitu atap
a) Superior
b) Middke
c) Inferior
B. Sinus (pangkal dalam)
1. Sinus maxilary yaitu middle meatus.
2. Sinus isphenoidal yaitu sphenoethmoidalvecess.
3. Sinus prontal yaitu middle meatus
4. Epis taxis yaitu pendarahan pada hidung.
C. Larynx
a. Fungsi :
1. Menyediakan saluran udara yang paten (terus terbuka).
2. Menghasilkan suara karena ada vita suara.
b. Ruang laring:
1. Laryngeal vestibules yaitu vita suara palsu.
2. Middle part of laryngeal cavity yaitu vita suara sejati.
3. Laryngeal ventricle yaitu terletak di antara vocal rold dan inferior border.

PERTEMUAN II
CARDIOVASKULER SYSTEM
A. Di dalam cardiovasckuler terdapat :
1. Jantung
2. Pembuluh darah
3. System limpe
B. Contoh penyakit jantung:
1. Coronary artery disease
2. Hicemic artery disease
Corenary arteri: yang member oksigen,darah ke jantung.
a) Merah : arteri yaitu Oksigen yang tinggi.
b) Biru : pena.
Arteri pulmonalis : karbondioksida tinggi
Pembuluh darah arteri paling besar : vena cava

Vertikel kiri : jauh lebih tebal


C. Batas middle mediastinum
1. Boundaries
2. Contens
D. Jantung terdiri dari:
1. Epicardium
2. Myocardium
3. Endocardium
E. Pericardium yaitu pembungkus jantung
1. Pariental
2. Pericardium
F. Permukaan jantung
1. Nadi
a) Hitunglah per menit
b) Normal 60-100/menit
c) Di bawah 60 yaitu bradycardia
d) Di atas 100 yaitu tachycardia
2. Tensi
a) Normal 120/80.

PERTEMUAN III
SISTEM KARDIOVASKULER (SIRKULASI)
A. Macam macam system sirkulasi:
1. System sirkulasi
a) System sirkulasi darah
b) System sirkulasi limpe
2. Sirkulasi darah
a) Sirkulasi paru
b) Sirkulasi sistemik
B. Fungsi system kardiovaskuler
1. Primer mengalirkan darah ke seluruh tubuh, untuk transportasi.
a) Oksigen dan nutrient
b) Sisa metabolisme
c) Hormon dari sel yang mensekresi
d) Maintenance yaitu suhu tubuh
2. Menjaga omestatis dan homeodynamis tubuh
C. Dalam fungsi
a) Berkaitan sangat erat
D. Fungsi system kardiovaskuler tergantung pada 4 elemen:
1. Darah yaitu sebagai cairan, sebagai media transportasi
2. Pompa yaitu jantung

E.

F.

G.
H.

3. Saluran yaitu pembuluh darah


4. Kapiler yaitu tempat pertukaran
Darah atau Cairan
1. Volume darah : 4 -6 liter (8% BB)
2. 45% sel darah
3. 55% plasma
a. 99 air
b. Protein, lemak, hormone
c. Nutrien, elektrolit
Perubahan darah
1. Perubahan volume
2. Perubahan kadar HB
Mempengaruhi system sirkulasi
Septum katup jantung
1. Ruangan jantung
Sifat jantung
1. Rhythmicity yaitu bias berdenyut sendiri yaitu chnonotropik adalah menentukan
waktu dan kecepatan denyut jantung.
2. Conductivity yaitu sanggup mengantarkan rangsang baik melalui system konduksi
intrinsic maupun miocardiun adalah dromotropik.
3. Exititability yaitu mampu dirangsang oleh rangsang sarat
4. Kontractivity yaitu mampu berkontraksi

I. Eloktrokardiografi yaitu pemeriksaan aktivitas listrik pada jantung.


1. Alatnya yaitu elektrokardiograph
2. Sadapan pada EKG
3. Sadapan standard
J. Denyut jantung
1. Normocardia : 60-100/menit
2. Tachycardia : > 100/menit
3. Bradycardia : < 60/menit
K. Tolak ukur telah mencapai dosis latihan
1. Mencapai denyut nadi latihan
a. 80% X denyut nadi maksimal
a) laki
: 220 usia
b) perempuan
: 200 usia
2. Waktu (lama latihan):
a. Minimal
: 30 menit, atau melampaui
b. Maksimal
: sesuai kemampuan

PERTEMUAN IV

DARAH
A. DARAH
1. Darah
medium untuk transportasi masal jarak jauh berbagai bahan antara sel dan
lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri
2. Darah manusia berwarna merah terang ok kaya oksigen
3. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernafasan yang
mengandung besi dalam bentuk heme, merupakan tempat terikatnya molekulmolekul oksigen
4. Dewasa 1/12 BB ( atau 5-6 liter)
5. Volume - 5 liter pada wanita & 5,5 liter pada pria
B. FUNGSI DARAH
1. Utama Mengangkut O2
2. Menghantarkan substansi nutrisi ( as amino, gula,garam elektrolit)
3. Mengangkut zat-zat sisa metabolisme
4. mengedarkan hormon, enzim, vitamin, bahan penyusun sistem imun
5. Pembekuan darah
C. Darah terdiri dari :
1. beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55%
yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang
disebut plasma darah
2. Terdiri dari 2 bagian :
a. 55% plasma
b. 45% sel darah :
a) Sel darah merah (eritrosit) 99%
b) Sel darah putih (leukosit ) 0,2%
c) Keping darah ( trombosit )0,6-1 %
D. PLASMA
1. Bagian darah yang tidak mengandung sel
2. 55% dari jumlah volume darah
3. Plasma terus menukar zat dengan cairan interstisial melalui pori-pori membran
kapiler
4. warna : Kekuningan Terdiri dari 90% air dan 10 % dry mater substansi organik :
glukosa, lipid, protein, glikoprotein, hormon, asam amino, vitamin
E. ERITROSIT
1. Berbentuk lempeng bikonkaf
2. Diameter 7,8 mikrometer
3. Ketebalan 2,5 mikrometer (tebal)
4. Tidak berinti tidak dapat bereproduksi

5. Umur 120 hari


6. Jumlah rataper mm3 :
a. (300.000) pria
b. 4.700.000 (300.000) wanita
F. ANEMIA
1. Kurangnya hemoglobin di dalam darah
2. Ok jumlah eritrosit yg terlalu sedikit/jumlah Hb yg terlalu sedikit
G. LEUKOSIT
1. Merupakan unit sistem pertahanan tubuh yang mobil
2. Dibentuk di sumsum tulang ( granulosit & monosit, limfosit<<) & jar limfe
( limfosit & sel plasma)
3. Berinti
4. Dapat bergerak secara amoeboid & menembus dinding kapiler dengan diapedesis
5. Membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem
imun
6. jumlah 4x109 11x 10 9 / liter darah
H. TROMBOSIT
1. Bentuk cakram kecil
2. Diameter 1-4 mikrometer
3. Dibentuk di sumsum tulang darir MEGAKARIOSIT
4. Konsentrasi normal : 150.000-300.000/mikroliter
5. Tidak berinti & tidak dapat bereproduksi
6. Waktu paruh dalam darah : 8-12 hari
7. Peran penting dalam pembekuan darah
I. HEMOSTASIS DAN PEMBEKUAN DARAH
1. Hemostasis : pencegahan hilangnya darah
2. Bl PD alami cedera, hemostasis terjadi melalui :
a. Konstriksi PD
b. Pembetukan sumbat platelet
c. Pembentukan bekuan darah
d. Terjadi pertumbuhan jaringan fibrosa ke dalam bekuan darah untuk
menutup lubang pada pembuluh secara permanen
J. Mekanisme Pembekuan Darah
1. Prokoagulan : zat yang mempermudah pembekuan darah
2. Antikoagulan : zat yang menghambat pembekuan darah
3. Aliran darah normal : antikoagulan yang lebih dominan sehingga darah tidak
membeku
4. Bl PD ruptur prokoagulan yg dominan bekuan terbentuk

PERTEMUAN V
PROSES OKSIGENASI

A. Proses Perfusi O2 dan CO2 pada Membran Respirasi


1. Pengertian
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme

untuk

mempertahankan

kelangsungan

hidup

seluruh

sel-sel

tubuh. Oksigenasia dalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO 2) sebagai
hasil sisa oksidasi.
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi
(pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
2. Sistem Pernasafan
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah
pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi
abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat
frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi
yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan paru-paru,
jumlahnya sekitar 500 ml. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan
thoraks yang elastis serta persyarafan yang utuh. Otot pernapasan inspirasi
utama adalah diagfragma.Diafragma dipersyarafi oleh saraf frenik, yang
keluarnya dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.
Kepatenan Ventilasi terganutung pada faktor :
1) Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan
menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.
2) Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan
3) Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
4) Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosa,
internal interkosa, otot abdominal.
b. Perfusi Paru
Perfusi paru adalah gerakan darah melewati sirkulasi paru untuk
dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang
mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung.Darah ini
memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaan
oksigen dan karbondioksida

di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru

merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan
dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga digunakan jika
sewaktu-waktu terjadi penurunan voleme atau tekanan darah sistemik.
c. Difusi
Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam
aliran darah dan karbon dioksida (CO 2) terus berdifusi dari darah ke dalam
alveoli. Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi
ke area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus
dengan membrane kapiler. Perbedaan tekanan pada area membran respirasi
akan mempengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O 2 di
alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal
60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk ke dalam darah. Berbeda
halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg sedangkan pada
alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.
3. Sistem Kardiovaskuler
a. Struktur dan letak jantung
Jantung terbagi oleh sebuah septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri
dan kanan. Setiap belahan kemudian dibagi menjadi dua ruang, pada bagian di
atas disebut atrium dan bagian bawah disebut ventrikel. Pada masing-masing
belahan terdapat satu atrium dan satu ventrikel. Atrium dan ventrikel dihubungkan
oleh lubang yang terdapat katup, pada bagian sebelah kanan disebut katup
(valvula) trikuspidalis dan pada bagian sebelah kiri disebut katub mitral atau
katub bikuspidalis. (Pearce, 1999)
Jantung terbungkus oleh membran yang disebut perikardium. Membran ini
terdiri atas dua lapisan dalam dan luar. Lapisan dalam disebut perikardium
viseralis (membran serus yang lekat sekali pada jantungnya) dan lapisan luar
disebut perikardium parentalis (lapisan yang membungkus jantung sebagai
kantong longgar). Keduanya dipisahkan oleh cairan pelumas yaitu cairan serus
yang berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung itu
sendiri.
Jantung terdiri dari tiga lapisan, antara lain: epikardium (luar),
miokardium (otot), endokardium (lapisan dalam/endotel).
b. Fisiologi jantung

Jantung berfungsi sebagai pemompa darah dari pembuluh vena ke dalam


sirkulasi pulpomal paru-paru vena, vena pulmonalis, atrium kiri, lewat katup
mitral, ventrikel kiri, katup aorta, arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, vena cava
inferior, dan kembali ke atrium kanan yang disebut sirkulasi sistematik,
sedangkan aliran darah dari atrium kanan masuk lewat katup trikuspidalis,
sirkulasi paru-paru yang disebut sirkulasi pulmonalis.Gangguan aliran dalam
jantung mengakibatkan oksigenasi tidak adekuat, darah arteri dan vena tercampur
yang mengakibatkan perfusi sel-sel berkurang. Gerakan jantung terdiri atas dua
jenis, yaitu kontraksi (systole) dan relaksasi (diastole).Kontraksi kedua atrium
terjadi serentak disebut systole atrial dan relaksasi atrium disebut diastole atrial,
demikian pula untuk kontraksi ventrikel disebut systole ventrikel dan relaksasi
ventrikel disebut diastole ventrikel. Kontraksi ventrikel lamanya 0,3 detik dan
relaksasi lamanya 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium pendek sedangkan kontraksi
ventrikel lebih lama dan kuat.
4. Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida
dari jaringan ke paru-paru.
eritrosit akan mempengaruhi transport gas.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen
a. Faktor Fisiologi
1) Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti anemia
2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti

pada

obstruksi

salurannapas bagian atas


3) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor
O2terganggu
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil,
lukadan lain-lain.
5) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
kehamilan,obersitas, musculus skeleton yang abnormal, penyakit kronik
seperti TBC paru
b. Faktor Perkembangan
1) Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
2) Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut.
3) Anak usia sekolah dan remaja , resiko saluran pernafasan dan merokok.
4) Dewasa muda dan pertenggahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,
stressyang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.

5) Dewasa

tua

adanya

proses

penuaan

yang

mengakibatkan

kemungkinanarteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.


c. Faktor Perilaku
1) Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru,
giziyang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet
yangterlalu tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis.
2) Exercise (olahraga berlebih) : Exercise akan meningkatkan kebutuhan
oksigen.
3) Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
coroner.
4) Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi
(Fe)menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan
depesipusat pernafasan.
5) Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat.
d. Faktor Lingkungan
1) Tempat kerja (polusi).
2) Suhu lingkungan.
3) Ketinggian tempat dari permukaan laut.
B. Transportasi O2 dan CO2 dari pembuluh darah kedalam sel
1. Jantung
Jantung berperan sebagai pemompa dalam sistem peredaran darah. Dua rongga
atas yang disebut dengan serambi (atrium) dan dua rongga bawah yang disebut bilik
(ventrikel). Jantung memiliki tiga katup yaitu katup vena semilunair yang terletak
pada pangkal aorta(arteri besar), katup valvula bikuspidalis yang terletak antara bilik
(ventrikel) kiri dan serambi (atrium) kiri, serta valvula trikuspidalisyang terletak
antara bilik (ventrikel) kanan dan serambi (atrium) kanan.
Saluran yang keluar dari jantung disebutarteri. Arteri yang berhubungan langsung
dengan jantung yaitu Arteri pulmonalis dan Aorta. Arteri pulmonalis membawa
darah kaya CO2 menuju paru-paru dan aorta adalah arteri terbesar yang mengalirkan
darah dari jantung(bilik/ventrikel kiri) menuju ke seluruh tubuh.
2. Siklus Trasnportasi O2 dan CO2 ke dalam Sel
Darah yang kaya akan oksigen pada atrium sinistra mengalir ke dalam ventrikel
sinistra melalui katup biskupid (mitralis), lalu masuk ke aorta melalui katup aorta
untuk kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh, pertama-tama darah mengalir ke
dalam Arteri, yaitu mentrasport darah yang kaya oksigen dari tekanan tinggi ke dalam
jaringan,

lalu

menujuArteriole,

merupakan

pembuluh

darah

kecil

yang

menghubungkan kapiler dengan arteri dan juga sebagai pengendali darah yang
menuju kapiler, setelah itu darah masuk ke dalam Kapiler, berupa saluran tipis yang
memungkinkan terjadi pertukaran zat antara darah dengan sel jaringan tubuh.
PERTEMUAN VI
KECUKUPAN OKSIGEN
A. HIPOKSIA
Hipoksia adalah penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai di bawah tingkat
fisiologik meskipun perfusi jaringan oleh darah memedai. Hipoksia yaitu kondisi simtoma
kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian.
Pada kasus yang fatal dapat berakibat koma, bahkan sampai dengan kematian. Namun, bila
sudah beberapa waktu, tubuh akan segera dan berangsur-angsur kondisi tubuh normal kembali.
Hipoksia mengacu pada insufisiensi O2 di tingkat sel.
1. Penyebab
a. Terjadi akibat insufienfi oksigen dalam atmosfer; anemia (insufiensi sel darah
merah); gangguan sirkulasi darah; penyakit paru, yang mengganggu ventilasi
pulmonar; atau keberadaan zat toksik, seperti karbon monoksida atau sianida di
dalam tubuh.
Karbon monoksida (CO2) adalah zat toksik karena molekul ini berikatan dengan
hemoglobin di sisi yang sama untuk mengikat oksigen. Kecenderungan daya
ikatnya terhadap hemoglobin lebih besar 320 kali
B. HIPOKAPNIA
CO2 darah arteri lebih rendah dari normal. PCO2 arteri di bawah normal, ditimbulkan oleh
hiperventilasi. Pada hipokapnia menyebabkan jumlah H+ yang dihasilkan melalui pembentukan
asam karbonat berkurang. Keadaan alkalotik (kurang asam dibandingkan normal ) yang terjadi
disebut alkalosis respiratorik
C. HIPERKAPNIA
Hiperkapnia yaitu kelebihan CO2 dalam darah arteri. Hal ini disebabkan oleh hipoventilasi
Beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan hiperkapnia adalah:
Drive respiratori yang insufisien, defek ventilatori pump, beban kerja yang sedemikian besar
sehingga terjadi kecapaian pada otot pernafasan dan penyakit intrinsik paru dengan
ketidakseimbangan V/Q yang berat. Keadaan hiperkapnia hampir selalu merupakan indikasi
adanya insufisiensi atau gagal nafas.

D. HIPOVENTILASI
Hipoventilasi adalah kurangnya ventilasi dibandingkan dengan kebutuhan metabolik,
sehingga terjadi peningkatan PCO2 dan asidosis respiratorik. Hipoventilasi merupakan penyebab
hiperkapnia yang paling sering. Selain meningkatnya PaCO2 juga terdapat asidosis respirasi
yasng sebanding dengan kemampuan bufer jaringan dan ginjal. Menurunnya VA, pertama dapat
disebabkan oleh karena menurunnya faktor minute ventilation (VE) yang sering disebut sebagai
hipoventilasi global atau kedua, karena meningkatnya dead space (VD). Penyebab hipoventilasi
global adalah overdosis obat yang menekan pusat pernafasan.
E. HIPERVENTILASI
Hiperventilasi (hyperventilation) adalah keadaan napas yang berlebihan akibat kecemasan
yang mungkin disertai dengan histeria atu serangan panik dan peningkatan ventilasi paru
melebihi kebutuhan metabolik, menyebabkan penurunan PCO2 dan alkalosis respiratorik.
Keadaan ini terjadi apabila CO2 yang dikeluarkan oleh paru lebih besar dari CO2 yang
dihasilkan oleh jaringan sehingga akan terjadi penurunan kadar CO2 dalam darah. Hiperventilasi
dapat dipicu oleh keadaan cemas, demam dan keracunan aspirin. Hiperventilasi menyebabkan
hipokapnia (PCO2 arteri di bawah normal karena PCO2 dipengaruhi oleh jumlah CO2 yang larut
dalam darah). Pada hipokapnia jumlah H+ yang dihasilkan melalu pembentukan asam karbonat
berkurang. Keadaan ini sering disebut dengan alkalosis respiratorik.

PERTEMUAN VII
CAIRAN TUBUH DAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
A. KESEIMBANGAN ASAM-BASA

Tingkat Keasaman (pH) normal tubuh

= 7,4

sangat sempit yaitu antara 7,35 -7,45


B. PENYEBAB GANGGUAN ASAM BASA
a. ASIDOSIS RESPIRATORIK
Penurunan ventilasi dan Peningkatan PCO2
1. Gangguan pusat pernapasan
2. Obstruksi traktus respiratorius
3. Pneumonia

(sedikit alkalis) dengan kisaran yang

4. Emfisema
5. Penurunan permukaan membran paru
b. ASIDOSIS METABOLIK
Akibat penurunan konsentrasi HCO3- cairan ekstraselular
1. Kegagalan ginjal ekskresi asam metabolik
2. Pembentukan asam metabolik berlebihan
3. Penambahan asam metabolik mll makanan
4. Kehilangan basa dan cairan tubuh
5. Asidosis tubulus ginjal
6. Diare
7. Memuntahkan isi usus
8. Diabetes melitus
9. Makan sejumlah asam
10. Gagal ginjal kronis
c. ALKALOSIS METABOLIK
Peningkatan konsentrasi HCO3-

Cairan Ekstraselular Tidak sesering kejadian asidosis

metabolik
BEBERAPA Penyebab sbb:
1. Pemberian diuretika: peningkatan reabsorbsi Na+; peningkatan sekresi H+;
peningkatan reabsorbsi bikarbonat
2. Kelebihan aldosteon
3. Memuntahkan isi lambung;
4. Sering dijumpai pada neonatus, akibat hipertrofi sfingter pilorus
5. Konsumsi obat-obatan alkali
6. Obat-obat untuk gastritis
C. ENZYM DAN SISTEM SYARAF PEKA THD PERUBAHAN Ph
1. Bila asidosis (pH menurun) maka:
a) Neuron kurang peka terhadap rangsangan
b) SSP depresi
c) Pend bingung, disorientasi, masuk koma.
d) Bila depresi ssp progresip
e) kegagalan pernafasan mati
2. Bila alkalosis (pH meningkat) maka:
a) neuron mudah dirangsang - otot kontraksi
b) bila alkalosis berat - otot tetanus
c) paralise otot pernafasan Gangguan asam-basa berkaitan dengan gangguan
keseimbangan K+Dalam keadaan seperti ini ginjal memindahkan 2 ion yi:
d) pada asidosis ginjal membuang H+ dan reabsorpsi K+
e) pada alkalosis ginjal mengekskresi K+, reabsorpsi H+

f)

akibat dari asidosis/alkalosis gangguan jantung

D. Sistem Buffer (Dapar)


Zat yang sanggup mengikat atau membebaskan ion hidrogen (H+) dalam larutan, yang
mempertahankan pH larutan relatif tetap walau ditambah dengan jumlah asam atau basa.Organ
Ginjal dan organ pernapasan melakukan tugas pendaparan dengan tujuan agar kemantapan
lingkungan dalam, tetap terjaga.
BUFFER
1. HCO32. Protein
3. Hemoglobin
4. Phosphat (fosfat)
5. Amonia
E. Pengukuran Gangguan Asam-Basa
Dianalisis berdasarkan pengukuran Darah arteri:
1. pH;
2.

Konsentrasi HCO3- plasma;

3. pCO2.
Dari pH dapat ditentukan pasien Asidosis apa Alkalosis. Dari konsentrasi HCO- dan pCO2
plasma: Nilai normal pCO2 40 mmHg dan konsentrasi HCO3- adalah 24 mEq/L.

PERTEMUAN VII
FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
A. Fungsi Saluran Cerna
1. Tujuan : Memasok Nutrien
2. Prinsip : Motilitas, Sekresi, Pencernaan, Penyerapan
3. Saluran : Mulut, Esofagus, Lambung, Usus Kecil, Usus Besar.
B. Mulut
1. Motilitas:
mengunyah
2. Sekresi:
liur (amilase, mukus,lisozim)
3. Pencernaan:
karbohidrat

4. Penyerapan: C. Faring dan Esofagus


1. Motilitas
menelan
2. Sekresi
mukus
3. Pencernaan: 4. Penyerapan: D. Lambung
1. Motilitas
Relaksasi reseptif, peristalsis
2. Sekresi
Getah lambung (HCl, Pepsin, Mukus, Faktor Intrinsik
3. Pencernaan
Protein
4. Penyerapan: E. Usus Halus
1. Motilitas
Segmentasi, migrating motility complex
2. Sekresi
Sukus enterikus (mukus, garam)
3. Pencernaan: oleh enzim pankreas + brush border
4. Penyerapan : semua nutrien
F. Pankreas eksokrin
1. Motilitas: 2. Sekresi
a) Enzim (proteolitik, amilase, lipase)
b) NaHCO3 pankreas
c) Pencernaan: (duodenum)
d) Penyerapan: G. Hati
1. Motilitas: 2. Sekresi
Empedu (garam empedu, basa, bilirubin)
3. Pencernaan: 4. Penyerapan: H. Usus Besar
1. Motilitas

a) Kontraksi haustra
b) Mass movement
2. Sekresi
Mukus
3. Pencernaan: 4. Penyerapan:
Garam, air
I. Perjalanan Makanan
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Nutrien Lain (Air, Vitamin, Mineral)
J. Perjalanan Karbohidrat
1. Mulut
a) Dikunyah, diaduk
b) Amilase
2. Lambung
a) Diaduk
b) Amilase mulut berlanjut
3. Usus Halus
a) Segmentasi
b) Amilase pankreas
c) Disakaridase usus halus (maltase, sukrase, laktase)
d) diserap
4. Usus Besar
Kontraksi haustra
K. Perjalanan Protein
1. Mulut
Dikunyah, diaduk
2. Lambung
a) Diaduk
b) Pepsin
3. Usus Halus
a) segmentasi
b) Proteolitik (tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase)
c) Aminopeptidase usus halus
d) diserap
4. Usus Besar
Kontraksi haustra
L. Perjalanan Lemak
1. Mulut

Dikunyah, diaduk
2. Lambung
Diaduk
3. Usus Halus
a) Segmentasi
b) Dicampur empedu
c) Dicerna lipase
d) diserap
4. Usus Besar
Kontraksi haustra
M. Perjalanan nutrien lain
1. Air, vitamin, mineral langsung diserap semua disepanjang usus halus
2. Vit B12: ileum terminal
3. Besi dan kalsium tidak diserap semua.

Anda mungkin juga menyukai