NIM
: 14.321.2091
KELAS
: A8-C
RESUME
: IDK II
PERTEMUAN: I
RESPIRATORY SYSTEM
A. Respiration:
a. Reaksi metabolik antara O2 dengan karbohidrat atau molekul organik lainnya.
b. Pertukaran gas antara sel dengan lingkungan luar.
B. Respiratory system:
a. Struktur-struktur yang ikut terlibat dalam proses pertukaran gas antara darah
dengan lingkungan luar, tidak termasuk disini transport gas di dalam sirkulasi
darah ataupun pertukaran gas antara darah dengan jaringan.
C. Fungsi Sistem Pernafasan:
a. Menyediakan area yang cukup luas untuk pertukaran gas antara alveoli dengan
kapiler paru.
b. Membawa udara menuju dan meninggalkan membran respirasi
c. Melindungi:
1) Permukaan jalan nafas dari dehidrasi dan perubahan suhu.
2) Mekanisme pertahan tubuh yang nonspesifik terhadap patogen
d. Menghasilkan suara
e. Pembauan.
D. ORGANIZATION OF RESPIRATORY SYSTEM
a. Conducting portion: hanya menghantarkan gas, tidak ada proses pertukaran gas.
Meliputi
b. Hidung, cavum nasi, pharynx, larynx, trachea, bronchii, terminal bronchioles.
c. Gas exchange portion: dimana proses pertukaran gas sudah terjadi.
d. Respiratory bronchioles, alveoli.
E. Fungsi penting dari conducting portion:
a. Epitel saluran pernafasan mempunyai silia, dan mengeluarkan mucus
mekanisme pertahanan.
b. Menghangatkan dan membasahi udara yang mengalir.
c. Adanya pita suara suara.
d. Adanya otot polos perubahan diameter aliran udara.
Nose, Nasal cavity, Paranasal sinuses
A. Hidung (nose)
a. External nose
b. Capum nasi
Yang mempengaruhi hidung adalah tulang rawan.
External nose:
1. Septum nasi yaitu sekat hidung.
2. Nores yaitu lubang hidung.
3. Apex yaitu ujung hidung
4. Radix yaitu pangkal hidung
5. Conchae yaitu atap
a) Superior
b) Middke
c) Inferior
B. Sinus (pangkal dalam)
1. Sinus maxilary yaitu middle meatus.
2. Sinus isphenoidal yaitu sphenoethmoidalvecess.
3. Sinus prontal yaitu middle meatus
4. Epis taxis yaitu pendarahan pada hidung.
C. Larynx
a. Fungsi :
1. Menyediakan saluran udara yang paten (terus terbuka).
2. Menghasilkan suara karena ada vita suara.
b. Ruang laring:
1. Laryngeal vestibules yaitu vita suara palsu.
2. Middle part of laryngeal cavity yaitu vita suara sejati.
3. Laryngeal ventricle yaitu terletak di antara vocal rold dan inferior border.
PERTEMUAN II
CARDIOVASKULER SYSTEM
A. Di dalam cardiovasckuler terdapat :
1. Jantung
2. Pembuluh darah
3. System limpe
B. Contoh penyakit jantung:
1. Coronary artery disease
2. Hicemic artery disease
Corenary arteri: yang member oksigen,darah ke jantung.
a) Merah : arteri yaitu Oksigen yang tinggi.
b) Biru : pena.
Arteri pulmonalis : karbondioksida tinggi
Pembuluh darah arteri paling besar : vena cava
PERTEMUAN III
SISTEM KARDIOVASKULER (SIRKULASI)
A. Macam macam system sirkulasi:
1. System sirkulasi
a) System sirkulasi darah
b) System sirkulasi limpe
2. Sirkulasi darah
a) Sirkulasi paru
b) Sirkulasi sistemik
B. Fungsi system kardiovaskuler
1. Primer mengalirkan darah ke seluruh tubuh, untuk transportasi.
a) Oksigen dan nutrient
b) Sisa metabolisme
c) Hormon dari sel yang mensekresi
d) Maintenance yaitu suhu tubuh
2. Menjaga omestatis dan homeodynamis tubuh
C. Dalam fungsi
a) Berkaitan sangat erat
D. Fungsi system kardiovaskuler tergantung pada 4 elemen:
1. Darah yaitu sebagai cairan, sebagai media transportasi
2. Pompa yaitu jantung
E.
F.
G.
H.
PERTEMUAN IV
DARAH
A. DARAH
1. Darah
medium untuk transportasi masal jarak jauh berbagai bahan antara sel dan
lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri
2. Darah manusia berwarna merah terang ok kaya oksigen
3. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernafasan yang
mengandung besi dalam bentuk heme, merupakan tempat terikatnya molekulmolekul oksigen
4. Dewasa 1/12 BB ( atau 5-6 liter)
5. Volume - 5 liter pada wanita & 5,5 liter pada pria
B. FUNGSI DARAH
1. Utama Mengangkut O2
2. Menghantarkan substansi nutrisi ( as amino, gula,garam elektrolit)
3. Mengangkut zat-zat sisa metabolisme
4. mengedarkan hormon, enzim, vitamin, bahan penyusun sistem imun
5. Pembekuan darah
C. Darah terdiri dari :
1. beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55%
yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang
disebut plasma darah
2. Terdiri dari 2 bagian :
a. 55% plasma
b. 45% sel darah :
a) Sel darah merah (eritrosit) 99%
b) Sel darah putih (leukosit ) 0,2%
c) Keping darah ( trombosit )0,6-1 %
D. PLASMA
1. Bagian darah yang tidak mengandung sel
2. 55% dari jumlah volume darah
3. Plasma terus menukar zat dengan cairan interstisial melalui pori-pori membran
kapiler
4. warna : Kekuningan Terdiri dari 90% air dan 10 % dry mater substansi organik :
glukosa, lipid, protein, glikoprotein, hormon, asam amino, vitamin
E. ERITROSIT
1. Berbentuk lempeng bikonkaf
2. Diameter 7,8 mikrometer
3. Ketebalan 2,5 mikrometer (tebal)
4. Tidak berinti tidak dapat bereproduksi
PERTEMUAN V
PROSES OKSIGENASI
untuk
mempertahankan
kelangsungan
hidup
seluruh
sel-sel
tubuh. Oksigenasia dalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO 2) sebagai
hasil sisa oksidasi.
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi
(pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
2. Sistem Pernasafan
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah
pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi
abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat
frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi
yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan paru-paru,
jumlahnya sekitar 500 ml. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan
thoraks yang elastis serta persyarafan yang utuh. Otot pernapasan inspirasi
utama adalah diagfragma.Diafragma dipersyarafi oleh saraf frenik, yang
keluarnya dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.
Kepatenan Ventilasi terganutung pada faktor :
1) Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan
menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.
2) Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan
3) Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
4) Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosa,
internal interkosa, otot abdominal.
b. Perfusi Paru
Perfusi paru adalah gerakan darah melewati sirkulasi paru untuk
dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang
mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung.Darah ini
memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaan
oksigen dan karbondioksida
merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan
dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga digunakan jika
sewaktu-waktu terjadi penurunan voleme atau tekanan darah sistemik.
c. Difusi
Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam
aliran darah dan karbon dioksida (CO 2) terus berdifusi dari darah ke dalam
alveoli. Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi
ke area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus
dengan membrane kapiler. Perbedaan tekanan pada area membran respirasi
akan mempengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O 2 di
alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal
60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk ke dalam darah. Berbeda
halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg sedangkan pada
alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.
3. Sistem Kardiovaskuler
a. Struktur dan letak jantung
Jantung terbagi oleh sebuah septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri
dan kanan. Setiap belahan kemudian dibagi menjadi dua ruang, pada bagian di
atas disebut atrium dan bagian bawah disebut ventrikel. Pada masing-masing
belahan terdapat satu atrium dan satu ventrikel. Atrium dan ventrikel dihubungkan
oleh lubang yang terdapat katup, pada bagian sebelah kanan disebut katup
(valvula) trikuspidalis dan pada bagian sebelah kiri disebut katub mitral atau
katub bikuspidalis. (Pearce, 1999)
Jantung terbungkus oleh membran yang disebut perikardium. Membran ini
terdiri atas dua lapisan dalam dan luar. Lapisan dalam disebut perikardium
viseralis (membran serus yang lekat sekali pada jantungnya) dan lapisan luar
disebut perikardium parentalis (lapisan yang membungkus jantung sebagai
kantong longgar). Keduanya dipisahkan oleh cairan pelumas yaitu cairan serus
yang berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung itu
sendiri.
Jantung terdiri dari tiga lapisan, antara lain: epikardium (luar),
miokardium (otot), endokardium (lapisan dalam/endotel).
b. Fisiologi jantung
pada
obstruksi
5) Dewasa
tua
adanya
proses
penuaan
yang
mengakibatkan
lalu
menujuArteriole,
merupakan
pembuluh
darah
kecil
yang
menghubungkan kapiler dengan arteri dan juga sebagai pengendali darah yang
menuju kapiler, setelah itu darah masuk ke dalam Kapiler, berupa saluran tipis yang
memungkinkan terjadi pertukaran zat antara darah dengan sel jaringan tubuh.
PERTEMUAN VI
KECUKUPAN OKSIGEN
A. HIPOKSIA
Hipoksia adalah penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai di bawah tingkat
fisiologik meskipun perfusi jaringan oleh darah memedai. Hipoksia yaitu kondisi simtoma
kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian.
Pada kasus yang fatal dapat berakibat koma, bahkan sampai dengan kematian. Namun, bila
sudah beberapa waktu, tubuh akan segera dan berangsur-angsur kondisi tubuh normal kembali.
Hipoksia mengacu pada insufisiensi O2 di tingkat sel.
1. Penyebab
a. Terjadi akibat insufienfi oksigen dalam atmosfer; anemia (insufiensi sel darah
merah); gangguan sirkulasi darah; penyakit paru, yang mengganggu ventilasi
pulmonar; atau keberadaan zat toksik, seperti karbon monoksida atau sianida di
dalam tubuh.
Karbon monoksida (CO2) adalah zat toksik karena molekul ini berikatan dengan
hemoglobin di sisi yang sama untuk mengikat oksigen. Kecenderungan daya
ikatnya terhadap hemoglobin lebih besar 320 kali
B. HIPOKAPNIA
CO2 darah arteri lebih rendah dari normal. PCO2 arteri di bawah normal, ditimbulkan oleh
hiperventilasi. Pada hipokapnia menyebabkan jumlah H+ yang dihasilkan melalui pembentukan
asam karbonat berkurang. Keadaan alkalotik (kurang asam dibandingkan normal ) yang terjadi
disebut alkalosis respiratorik
C. HIPERKAPNIA
Hiperkapnia yaitu kelebihan CO2 dalam darah arteri. Hal ini disebabkan oleh hipoventilasi
Beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan hiperkapnia adalah:
Drive respiratori yang insufisien, defek ventilatori pump, beban kerja yang sedemikian besar
sehingga terjadi kecapaian pada otot pernafasan dan penyakit intrinsik paru dengan
ketidakseimbangan V/Q yang berat. Keadaan hiperkapnia hampir selalu merupakan indikasi
adanya insufisiensi atau gagal nafas.
D. HIPOVENTILASI
Hipoventilasi adalah kurangnya ventilasi dibandingkan dengan kebutuhan metabolik,
sehingga terjadi peningkatan PCO2 dan asidosis respiratorik. Hipoventilasi merupakan penyebab
hiperkapnia yang paling sering. Selain meningkatnya PaCO2 juga terdapat asidosis respirasi
yasng sebanding dengan kemampuan bufer jaringan dan ginjal. Menurunnya VA, pertama dapat
disebabkan oleh karena menurunnya faktor minute ventilation (VE) yang sering disebut sebagai
hipoventilasi global atau kedua, karena meningkatnya dead space (VD). Penyebab hipoventilasi
global adalah overdosis obat yang menekan pusat pernafasan.
E. HIPERVENTILASI
Hiperventilasi (hyperventilation) adalah keadaan napas yang berlebihan akibat kecemasan
yang mungkin disertai dengan histeria atu serangan panik dan peningkatan ventilasi paru
melebihi kebutuhan metabolik, menyebabkan penurunan PCO2 dan alkalosis respiratorik.
Keadaan ini terjadi apabila CO2 yang dikeluarkan oleh paru lebih besar dari CO2 yang
dihasilkan oleh jaringan sehingga akan terjadi penurunan kadar CO2 dalam darah. Hiperventilasi
dapat dipicu oleh keadaan cemas, demam dan keracunan aspirin. Hiperventilasi menyebabkan
hipokapnia (PCO2 arteri di bawah normal karena PCO2 dipengaruhi oleh jumlah CO2 yang larut
dalam darah). Pada hipokapnia jumlah H+ yang dihasilkan melalu pembentukan asam karbonat
berkurang. Keadaan ini sering disebut dengan alkalosis respiratorik.
PERTEMUAN VII
CAIRAN TUBUH DAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
A. KESEIMBANGAN ASAM-BASA
= 7,4
4. Emfisema
5. Penurunan permukaan membran paru
b. ASIDOSIS METABOLIK
Akibat penurunan konsentrasi HCO3- cairan ekstraselular
1. Kegagalan ginjal ekskresi asam metabolik
2. Pembentukan asam metabolik berlebihan
3. Penambahan asam metabolik mll makanan
4. Kehilangan basa dan cairan tubuh
5. Asidosis tubulus ginjal
6. Diare
7. Memuntahkan isi usus
8. Diabetes melitus
9. Makan sejumlah asam
10. Gagal ginjal kronis
c. ALKALOSIS METABOLIK
Peningkatan konsentrasi HCO3-
metabolik
BEBERAPA Penyebab sbb:
1. Pemberian diuretika: peningkatan reabsorbsi Na+; peningkatan sekresi H+;
peningkatan reabsorbsi bikarbonat
2. Kelebihan aldosteon
3. Memuntahkan isi lambung;
4. Sering dijumpai pada neonatus, akibat hipertrofi sfingter pilorus
5. Konsumsi obat-obatan alkali
6. Obat-obat untuk gastritis
C. ENZYM DAN SISTEM SYARAF PEKA THD PERUBAHAN Ph
1. Bila asidosis (pH menurun) maka:
a) Neuron kurang peka terhadap rangsangan
b) SSP depresi
c) Pend bingung, disorientasi, masuk koma.
d) Bila depresi ssp progresip
e) kegagalan pernafasan mati
2. Bila alkalosis (pH meningkat) maka:
a) neuron mudah dirangsang - otot kontraksi
b) bila alkalosis berat - otot tetanus
c) paralise otot pernafasan Gangguan asam-basa berkaitan dengan gangguan
keseimbangan K+Dalam keadaan seperti ini ginjal memindahkan 2 ion yi:
d) pada asidosis ginjal membuang H+ dan reabsorpsi K+
e) pada alkalosis ginjal mengekskresi K+, reabsorpsi H+
f)
3. pCO2.
Dari pH dapat ditentukan pasien Asidosis apa Alkalosis. Dari konsentrasi HCO- dan pCO2
plasma: Nilai normal pCO2 40 mmHg dan konsentrasi HCO3- adalah 24 mEq/L.
PERTEMUAN VII
FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
A. Fungsi Saluran Cerna
1. Tujuan : Memasok Nutrien
2. Prinsip : Motilitas, Sekresi, Pencernaan, Penyerapan
3. Saluran : Mulut, Esofagus, Lambung, Usus Kecil, Usus Besar.
B. Mulut
1. Motilitas:
mengunyah
2. Sekresi:
liur (amilase, mukus,lisozim)
3. Pencernaan:
karbohidrat
a) Kontraksi haustra
b) Mass movement
2. Sekresi
Mukus
3. Pencernaan: 4. Penyerapan:
Garam, air
I. Perjalanan Makanan
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Nutrien Lain (Air, Vitamin, Mineral)
J. Perjalanan Karbohidrat
1. Mulut
a) Dikunyah, diaduk
b) Amilase
2. Lambung
a) Diaduk
b) Amilase mulut berlanjut
3. Usus Halus
a) Segmentasi
b) Amilase pankreas
c) Disakaridase usus halus (maltase, sukrase, laktase)
d) diserap
4. Usus Besar
Kontraksi haustra
K. Perjalanan Protein
1. Mulut
Dikunyah, diaduk
2. Lambung
a) Diaduk
b) Pepsin
3. Usus Halus
a) segmentasi
b) Proteolitik (tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase)
c) Aminopeptidase usus halus
d) diserap
4. Usus Besar
Kontraksi haustra
L. Perjalanan Lemak
1. Mulut
Dikunyah, diaduk
2. Lambung
Diaduk
3. Usus Halus
a) Segmentasi
b) Dicampur empedu
c) Dicerna lipase
d) diserap
4. Usus Besar
Kontraksi haustra
M. Perjalanan nutrien lain
1. Air, vitamin, mineral langsung diserap semua disepanjang usus halus
2. Vit B12: ileum terminal
3. Besi dan kalsium tidak diserap semua.