Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI STRATEGI

Definisi dan Konsep Implementasi Strategi


Implementasi Strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan
untuk dapat menjalankan perencanaan strategis. Implementasi strategis merupakan proses
dimana beberapa strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembangan
program, anggaran dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya baru dipertimbangkan setelah
strategi dirumuskan, akan tetapi implementasi merupakan kunci suksesnya dari manajemen
strategik.
Implementasi terkadang lebih sulit karena implementasi membawa sebuah perubahan.
banyak faktor-faktor tak terduga yang bisa menjadi hambatan. Hitt, Ireland, dan Hoskisson
(2000) menekankan bahwa serangkaian tindakan strategis yang disebut formulasi strategi dan
implementasi strategi harus disatukan dengan hati-hati jika perusahaan ingin mencapai daya
saing strategis dan menghasilkan pendapatan di atas rata-rata. Kesuksesan persaingan terjadi
ketika perusahaan menggunakan perangkat dan tindakan implementasi secara konsisten dengan
strategi-strategi levelbisnis, levelperusahaan, akuisisi, internasional, dan kerjasama yang
sebelumnya dipilih.
Perumusan strategi dan implementasi strategi harus sesuai dengan tujuan strategis dan
misi strategis. Tujuan strategis dan misi strategis disusun berdasarkan informasi yang diperoleh
dari analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Perusahaan mempelajari lingkungan
eksternal dan internal agar dapat mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman pasarnya dan
menentukan bagaimana menggunakan kompetensi-kompetensi intinya dalam usaha mendapatkan
hasil strategisnya yang diinginkan. Dengan pengetahuan ini, perusahaan membentuk tujuantujuan strategis, misi strategis mensefisikasi, secara tertulis, produk-produk yang ingin
diproduksi oleh perusahaan tersebut dan pasar yang ingin dilayani ketika mendayagunakan
sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi-kompetensinya

Implementasi Kepemimipinan
Implementasi strategi biasanya berkaitan erat dengan perubahan, oleh karena itu
tidaklah mengherankan masalah kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dan perlu

dicermati secara teliti dalam implementasi strategi. Gaya kepemimpinanlah yang akan
berpengaruh terhadap cara-cara berkomunikasi serta proses pengambilan keputusan di dalam
perusahaan di mana semua itu nantinya akan bermuara pada terbentuknya budaya perusahaan.
Terdapat berbagai teori tentang gaya kepemimpinan. Namun secara umum teori-teori
tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok besar, yaitu:
a. Gaya Kepemimpinan Yang Berkesan Administrator
Gaya kepemimpinan tipe ini terkesan kurang inovatif dan telalu kaku pada aturan. Sikapnya
konservatif serta kelihatan sekali takut dalam mengambil resiko dan mereka cenderung
mencari aman. Model kepemimpinan seperti ini jika mengacu kepada analisis perubahan
yang telah kita bahas sebelumnya, hanya cocok pada situasi Continuation, Routine change,
serta Limited change.
b. Gaya Kepemimpinan Analitis (Analytical)
Dalam gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya pembuatan keputusan didasarkan pada proses
analisis, terutama analisis logika pada setiap informasi yang diperolehnya. Gaya ini
berorientasi pada hasil dan menekankan pada rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka
panjang. Kepemimpinan model ini sangat mengutamakan logika dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang masuk akal serta kuantitatif.
c. Gaya Kemimpinan Asertif (Assertive)
Gaya kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif dan mempunyai perhatian yang sangat besar
pada pengendalian personal dibandingkan dengan gaya kepemimpinan lainnya. Pemimpin
tipe asertif lebih terbuka dalam konflik dan kritik. Pengambilan keputusan muncul dari
proses argumentasi dengan beberapa sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang
memuaskan.
d. Gaya Kepemimpinan Entepreneur
Gaya kepemimpinan ini sangat menaruh perhatian kepada kekuasaan dan hasil akhir serta
kurang mengutamakan pada kebutuhan akan kerjasama. Gaya kepemimpinan model ini
biasannya selalu mencari pesaing dan menargetkan standar yang tinggi.
Dalam era turbulensi lingkungan seperti sekarang ini, setiap pemimpin harus siap dan
dituntut mampu untuk melakukan transformasi terlepas pada gaya kepemimpinan apa yang
mereka anut. Pemimpin harus mampu mengelola perubahan, termasuk di dalamnya mengubah
budaya organiasi yang tidak lagi kondusif dan produktif. Pemimpin harus mempunyai visi yang
2

tajam, pandai mengelola keragaman dan mendorong terus proses pembelajaran karena dinamika
perubahan lingkungan serta persaingan yang semakin ketat.
Implementasi Kebijakan Fungsional
Pengembangan strategi tingkat fungsional diperlukan untuk mendukung strategi pada
tingkat yang lebih tinggi agar dapat dipastikan bahwa keseluruhan strategi dapat berjalan dengan
satu kesatuan dan konsisten pada tingkat operasional. Strategi fungsional diperlukan untuk
masing-masing fungsi dari suatu usaha atau bisnis, di mana strategi tersebut menghasilkan tugastugas yang diperlukan untuk merealisasikan strategi tingkat bisnis.
Struktur yang paling luas digunakan adalah jenis fungsional atau tersentralisasi karena
struktur ini yang paling sederhana dan paling murah dari tujuh alternatif yang ada. Struktur
fungsional (functional structure) mengelompokkan tugas dan aktivitas berdasarkan fungsi bisnis
seperti produksi/operasi, pemasaran, keuangan / akuntansi, penelitian dan pengembangan, dan
sistem informasi manajemen. Selain sederhana dan tidak mahal, struktur fungsional juga
mendorong spesialisasi tenaga kerja, meningkatkan efisiensi talenta manajerial dan teknis,
meminimalkan kebutuhan akan sistem pengendalian yang pelik, dan memungkinkan
pengambilan keputusan yang cepat.
Beberapa kelemahan struktur fungsional antara lain spesialisasi yang berlebihan pada
fungsi, meminimalkan peluang pengembangan karir, dan terkadang dicirikan oleh semangat
kerja karyawan yang rendah, konflik lini / staf, pendelegasian wewenang yang buruk, serta
pengawasan akan produk dan pasar yang tidak memadai. Struktur fungsional seringkali
memunculkan pemikiran jangka pendek dan sempit yang bisa membuat perusahaan tidak mampu
mencapai apa yang terbaik baginya secara keseluruhan. Sebagai contoh, departemen litbang
berusaha merancang produk dan komponen sedemikian rupa untuk mencapai desain teknis yang
elegan, sementara departemen produksi menginginkan produk yang sederhana sehingga dapat
diproduksi secara lebih murah. Jadi, komunikasi seringkali tidak berjalan dengan baik dalam
struktur fungsional. Kebanyakan perusahaan besar telah meninggalkan struktur fungsional dan
lebih memilih desentralisasi dan akuntanbilitas yang lebih baik.
Strategi tingkat fungsional di perusahaan terdiri dari fungsi-fungsi yang dijalankan
perusahaan yang biasanya terdiri dari fungsi-fungsi sebagai berikut :

1) Strategi Bidang Pemasaran


Peran dan fungsi pemasaran adalah bagaimana untuk mencapai sasaran perusahaan
dengan menghasilkan penjualan produk / jasa yang menguntungkan di pasaran. Strategi
tingkat fungsional pemasaran ini akan memberikan pedoman kepada manajer pemasaran
dalam menentukan siapa yang akan menjual apa, kepada siapa, di mana, berapa banyak dan
dengan cara yang bagaimana. Strategi ini biasanya diawali dengan melakukan segmentasi,
penentuan Target Market dan positioning. Kemudian atas dasar itu disusunlah bentuk
penawaran perusahaan pada pasarnya berupa pengembangan dari masing-masing unsur
marketing mix yang biasa juga disebut dengan 4P yaitu Product, Price, Place, dan
Promotion.
2) Strategi Bidang Operasional
Strategi operasi merupakan bagian inti dari setiap perusahaan karena bidang inilah
yang akan bertanggung dalam mengubah masukan menjadi keluaran bernilai berupa produk
yang akan disampaikan pada konsumen.
Adapun strategi fungsional kunci dalam bidang produksi/operasional adalah :
1. Fasilitas dan peralatan.
2. Pembelian.
3. Perencanaa dan pengendalian operasi.
3) Strategi Bidang Keuangan
Strategi ini mengarahkan pemanfaatan sumber daya keuangan untuk mendukung
strategi bisnis, tujuan jangka panjang dan sasaran tahunan. Berbeda dengan strategi
fungsional lainnya, strategi bidang ini cakupan waktu strateginya lebih panjang yang akan
memberi pedoman bagi manajer untuk investasi, pembiayaan utang, alokasi deviden dan
leveraging. Beberapa hal yang perlu dijawab dalam strategi bidang keuangan adalah :

Akuisisi Modal :

Bagaimana proporsi utang jangka pendek dan panjang yang diharapkan?

Bagaimana keseimbangan yang diinginkan antara pendanaan internal dan eksternal?

Alokasi modal :

Bagaimana prioritas untuk proyak alokasi modal?

Atas dasar apakah seleksi akhir proyek dilakukan?

Deviden dan Manajemen Modal Kerja :


4

Berapa bagian modal yang harus dibagikan sebagai deviden?

Seberapa pentingkah kestabilan deviden?


4) Strategi Bidang Sumber Daya Manusia
Strategi SDM haruslah mengarah pada pengembangan kemampuan manajerial dan

teknis karyawan dan manajer untuk kemudian dapat di manfaatkan secara optimal dalam
menjalankan bisnis perusahaan. Strategi fungsional ini juga meliputi elemen fungsi
operasional dari manajemen sumber daya manusia itu sendiri seperti :

Rekrutmen, eleksi dan orientasi.

Pengembangan karir dan pelatihan.

Kompensasi.

Evaluasi, disiplin dan pengambangan.

Hubungan kekaryawanan dan kesempatan kerja yang adil.


5) Strategi Bidang Riset Dan Pengembangan
Fungsi ini berperan dalam melahirkan ide dan gagasan baru di dalam perusahaan

meliputi menghasilkan produk baru dan mengembangkannya sampai produk tersebut


diproduksi dan memasuki pasar, mencari metode-metode tertentu dalam membentuk
efisiensi produksi/operasional dan lainnya. Strategi ini sangat penting sekali perannya bagi
perusahaan yang menekankan pada inovasi dalam menjalankan bisnisnya. Terdapat dua
orientasi keputusan R/D perusahaan yaitu apakah bersifat ofensif atau defensif. Jika ofensif
maka perusahaan menjalankan strategi inovasi yang kuat dan selalu berusaha untuk menjadi
yang pertama (first mover) di dalam industrinya. Sedangkan orientasi defensif lebih
mengarah pada pengembangan yang bersifat rnodifikasi dari produk yang sudah ada, baik
dari dalam maupun produk pesaing.
Pengembangan dan mengkomunikasikan kebijakan
Perubahan dalam arah strategis perusahaan tidak timbul secara otomatis. Dalam
kenyataan sehari-hari, kebijakan dibutuhkan untuk membuat strategi bekerja. Kebijakan
menjembatani pemecahan masalah dan memandu implementasi strategi. Kebijakan mengacu
pada panduan spesifik, metode, prosedur, aturan, formulir, dan praktik administrasi yang
dibuat untuk mendukung dan mendorong pekerjaan melalui tujuan yang telah ditetapkan.
kebijakan merupakan instrument dari implementasi strategi. Kebijakan menciptakan
penghalang, batasan, hambatan dalam bentuk tindakan administratif yang dapat diambil
5

untuk memberi penghargaan dan perhatian pada perilaku, serta menjelaskan apa yang bisa
dan apa yang tidak bisa dilakukan dalam mengejar pencapaian tujuan organisasi.
Kebijakan memungkinkan karyawan dan manajer memahami apa yang diharapkan,
sehingga dapat meningkatkan kemungkinan bahwa strategi akan diimplementasikan secara
sukses. Kebijakan menyediakan dasar bagi pengendalian manajemen, memungkinkan
koordinasi pada seluruh unit organisasi, dan mengurangi jumlah waktu yang diperlukan
manajer untuk mengambil keputusan. Kebijakan juga menjelaskan apa yang harus
dikerjakan dan oleh siapa. Kebijakan dapat diterapkan di semua divisi dan departemen,
namun beberapa kebijakan juga dapat diterapkan pada satu departemen. Apa pun ruang
lingkup dan bentuknya, kebijakan digunakan sebagai mekanisme untuk menerapkan strategi
dan mencapai tujuan. Kebijakan harus dinyatakan secara tertulis jika memungkinkan.
Kebijakan mewakili cara untuk mengambil keputusan strategis.

Implementasi Organisasi
Hubungan antar tingkat akhir (tujuan & sasaran) dengan alat pencapaiannya (strategi
dan taktik) tidaklah mudah. Keberadaan manajemen strategi tidak untuk mendikte tujuan,
sebaliknya tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia, ada beberapa yang
perlu diperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan dalam perencanaan manajemen strategi antara
lain :
1. Efektif dan Efisiensi
Manajemen strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang di inginkan. Karena
kebanyakan situasi yang memerlukan analisa strategi tidak statis melainkan interaktif dan
dinamis, maka hubungan antara penyebab dan hasilnya tidak tetap atau pasti. Sebaliknya
taktik adalah tindakan nyata yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada dibawah
pengawasan pelaku. Kebalikan dari strategi, taktik adalah internal dan kriteria yang
digunakan bukanlah keefektifan melainkan efesiensi.
2. Keputusan dan Implementasi
Keputusan manajemen strategi tidak berarti apa-apa tanpa implementasi. Strategi tergantung
pada kemungkinan dan taktik yang potensial. Keputusan strategi harus dapat mencapai
tujuannya. Aturan dalam manajemen strategi persaingan :
6

Proses berfikir yang mendahului tindakan


Pengetahuan mengenai jumlah merupkan kunci penting
Menejemen strategi tindakan yang dilakukan dengan cepat akan mendominasi
yang lambat.
Kemenangan harus menunjukkan nilai dari tujuan
Menyerang hanya terhadap yang dapat diserang.
Bertahan adalah bentuk terkuat dari persaingan
Superioritas dalam faktor persaingan yang mendasar adalah segalanya.
Tidak terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang sebenarnya.
Menajemen strategi membutuhkan pengembangan kekuatan yang unik.
3. Pertumbuhan dan Struktur Organisasi
Tahap implementasi strategi memerlukan pertimbangan dalam penyusunan struktur
organisasi, karena keselarasan struktur dengan strategi merupakan satu hal yang penting
untuk tercapainya implementasi strategi. Pertumbuhan organisasi terjadi kala skala
organisasi berkembang. Pertumbuhan yang terjadi bisa vertikal dan bisa juga horizontal.
Pertumbuhan organisasi menghasilkan berbagai bentuk struktur organisasi seperti stuktur
fungsional, divisional geografis, organisasi unit bisnis, organisasi matrik dan struktur
organisasi horizontal. Masing-masing struktur tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan
masing-masing.
4. Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Budaya organisasi sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh
individu-individu yang bekerja dalam suatu organisasi, yang diterima sebagai nilai-nilai
yang harus dipertahankan dan diturunkan kepada setiap anggota baru. Nilai-nilai tersebut
digunakan sebagai pedoman bagi setiap anggota selama mereka berada dalam lingkungan
organisasi tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang membedakan sebuah
organisasi lainnya.
Tahap implementasi dan evaluasi strategi ini merupakan tahap akhir dalam
implementasi strategi. Dalam tahap ini manajemen sudah harus mempunyai gagasan yang jelas
mengenai tingkat perubahan yang diinginkan, baik menyangkut struktur organisasi, budaya
perusahaan maupun gaya kepemimpinan. Menurut Thomas V. Bonoma dalam Hari Purnomo dan
7

Zulkiflimansyah (1999), untuk melakukan tahap implementasi dan evaluasi strategi dengan baik
dan berhasil, manajemen perusahaan perlu terbiasa dan membiasakan diri dengan empat jenis
keahlian dasar, yaitu:
a. Kemampuan Berinteraksi (Interacting Skills)
Kemampuan ini ditunjukkan dengan kapabilitas manajemen perusahaan dalam berinteraksi
dan berempati dengan berbagai perilaku dan sikap orang lain untuk mencapai tujuannya
b. Kemampuan Mengalokasi (Allocation Skills)
Kemampuan ini diperlukan untuk menunjang kemampuan manajemen dalam menjadwallkan
tugas-tugas, anggaran waktu, serta sumberdaya-sumberdaya lain secara efisien.
c. Kemampuan Memonitoring (Monitoring Skills)
Kemampuan ini meliputi kapabilitas perusahaan dalam menggunakan informasi secara
efisien untuk memperbaiki atau menyelesaikan berbagai masalah yang timbul dalam proses
implementasi.
d. Kemampuan Mengorganisasikan (Organizing Skills)
Merupakan kemampuan untuk menciptakan jaringan atau organisasi informal dalam rangka
menyesuaikan diri dengan berbagai masalah yang mungkin terjadi.
Menganalisis Struktur Organisasi
Perubahan strategi perusahaan mungkin akan membutuhkan beberapa perubahan dalam
organisasi dan juga keahlian yang dibutuhkan pada posisi-posisi tertentu. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang sesuai dengan
strategi. Dengan kata lain struktur organisasi mengikuti strategi. Oleh karena itu, penetapan
stuktur organisasi merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi strategi agar semua
aktivitas perusahaan yang diakibatkan perubahan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
Struktur

organisasi

akan

membantu

mempertajam

aktivitas

kunci

perusahaan

dan

memperlihatkan pola koordinasi yang diterapkan dalam menjalankan strategi. Dalam hal ini,
aspek strategi, stuktur dan lingkungan harus terpadu dalam satu kesatuan, atau jika tidak, maka
kinerja perusahaan akan lemah.
a. Struktur Organisasi Sederhana
Struktur organisasi sederhana ini hanya memiliki dua tingkatan, yaitu pemilik dan pekerja.
Perusahaan kecil dengan satu produk atau beberapa produk lain yang saling berhubungan,
8

biasanya menggunakan struktur organisasi ini. Perusahaan-perusahaan yang menggunakan


struktur organisasi sederhana ini biasanya dikelola oleh pemiliknya sendiri yang sekaligus
menangani pekerjaan lain yang berhubungan dengan sebuah produk. Artinya, dalam struktur
sederhana ini, pemilik perusahaan cenderung mengambil semua keputusan penting secara
sendiri, dan terlibat langsung dalam setiap tahap kegiatan perusahaan.
b. Struktur Organisasi Fungsional
Dalam struktur organisasi fungsional, setiap manajer yang mempunyai spesialisasi fungsional
menggantikan tempat dan peranan si pemilik perusahaan. Transisi menuju spesialisasi ini
membutuhkan sebuah perubahan substansial dalam gaya manajemen pimpinan perusahaan.
Sebagai organisasi yang menumbuhkan dan mengembangkan sejumlah produk dan pasar
yang berkaitan, struktur organisasi ini secara teratur berubah untuk merefleksikan spesialisasi
yang lebih besar.
c. Struktur Organisasi Divisional
Ketika perusahaan berkembang, perusahaan mulai memfokuskan perhatiannya pada
pengelolaan berbagai lini produk di berbagai industri dan mendesentralisasikan wewenangnya
dalam pengambilan keputusan. Ketika perusahaan mulai melakukan akuisisi dan
mengembangkan berbagai produk baru dalam industri dan pasar yang berbeda, biasanya
mengubah strukturnya menjadi struktur organisasi yang terdiri dari beberapa divisi. Tiap-tiap
divisi dapat beroperasi sendiri-sendiri dibawah pengarahan seorang manajer divisi yang
bertanggungjawab langsung kepada CEO. Dalam struktur organisasi divisional, manajer divisi
dapat mengembangkan strategi untuk masing-masing divisinya dan mungkin saja mereka
menghadapi persaingan yang berbeda dengan divisi lainnya sehingga strategi yang ditempuh
mungkin juga berbeda dengan divisi lainnya. Pada organisasi divisional, divisi-divisi tersebut
dapat menjadi tempat yang baik untuk melatih para manajer muda. Selain itu juga
merupakan tempat yang baik

dalam mengembangkan intuisi kewiraswastaan serta

meningkatkan sejumlah pusat inisiatif dalam suatu perusahaan.


d. Struktur Strategic Business Unit (SBU)
Ketika struktur organisasi divisional menjadi sulit diterapkan karena CEO mempunyai terlalu
banyak divisi yang harus diurus, maka salah satu solusinya adalah perusahaan mengubah
struktur organisasinya dalam bentuk strategic business unit (SBU) atau strategic groups.

Struktur SBU ini mengelompokkan sejumlah divisi berdasarkan pada beberapa aspek seperti
lini produk atau pasar.
e. Struktur Organisasi Matriks
Struktur organisasi matriks digunakan untuk memudahkan pengembangan pelaksanaan
beragam program atau proyek. Setiap departemen dikepalai oleh vice president yang
mempunyai tanggung jawab fungsional bagi seluruh proyek. Sedangkan setiap manajer
proyek mempunyai project responsibility untuk penyelesaian dan implementasi strategi.
Kasus
Asustek Computer Inc. atau yang lebih dikenal dengan ASUS, adalah sebuah perusahaan
berbasis di Taiwan yang memproduksi komponen komputer seperti papan induk, kartu grafis,
dan notebok. Asus belakangan ini mulai memproduksi PDA, telepon genggam, monitor LCD,
tablet dan produksi komputer lainnya.
Asus berhasil mencatatkan penjualan smartphone mengesankan pada kuartal keempat (Q4) 2014.
Perusahaan berbasis di Taipei ini berhasil menduduki posisi kedua industri smartphone Android
di pasar Indonesia.
Pada posisi ini, Asus terpaut 8.312 unit atau sekitar 0,5% dari yang menduduki posisi pertama
Samsung. Sementara itu, secara total penjualan, Asus berhasil memasarkan sebanyak 801.489
unit smartphone separuhnya dari produsen Samsung, yang memimpin pasar dengan penjualan
1.591.490 unit.
Hadirnya smartphone Asus Zenfone, berhasil mengubah peta persaingan industri smartphone di
Indonesia.
Menurut kalian, strategi apa yang dilakukan Asustek untuk strategi tingkat bisnis dan bagaimana
proses Asus terhadap pengimplementasian strategi?
Strategi tingkat bisnis yang dilakukan Asustek adalah:
1. Strategi Kepemimpinan Biaya
Asustek Computer Inc. atau yang lebih dikenal dengan ASUS, adalah sebuah perusahaan
berbasis di Taiwan yang memproduksi komponen komputer seperti papan induk, kartu grafis,
dan notebook. Asus belakangan ini mulai memproduksi PDA, Telepon genggam, monitor
LCD, tablet dan produk komputer lainnya. Produk produk asus ditawarkan dengan harga yang
lebih murah dari pesaingnya hal ini disebabkan dalam setiap perakitan komponen produk nya
10

asus tidak melibatkan pihak ke tiga sehingga mereka dapat menghemat biaya produksi. Selain
itu, dengan harga yang terjangkau dari produsen yang lain, Asus bisa mengeluarkan produk
dengan spesifikasi yang mumpuni, setara dengan produk-produk kelas atas dari produsen
yang lain.
2. Strategi Diferensiasi
Strategi diferensiasi yang dilakukan oleh Asus dapat dilihat dari banyaknya produk-produk
baru seperti laptop convertible, dimana laptop tersebut bisa digunakan sebagai tablet hanya
dengan mencopot bagian keyboardnya. Selain itu juga, dengan mengeluarkan produk
smartphone yang bisa digunakan di tablet. Sehingga konsumen bisa mendapatkan 2 jenis
gadget dengan hanya membeli seharga 1 jenis gadget saja. Selain itu, desain dari smartphone
yang dikeluarkannya juga bisa dikatakan berbeda dari pada yang lain. Dan juga, spesifikasi
yang digunakannya tersebut, bisa memberikan tren baru terhadap produk sejenisnya yang
berada di level yang sama.
3. Strategi Fokus
Asustek dari awal berdiri sudah fokus untuk menyediakan barang-barang elektronik dengan
harga terjangkau, akan tetapi dengan kualitas yang bisa dikatakan bagus dan dapat bersaing
dengan produk yang berada diatasnya. Sehingga dengan demikian, Asus dapat masuk ke pasar
dan dapat diterima lebih mudah oleh konsumen. Apalagi Asus berhasil mencatatkan penjualan
smartphone mengesankan pada kuartal keempat (Q4) 2014, dan berhasil menduduki posisi
kedua industri smartphone Android di pasar Indonesia. Pada posisi ini, Asus terpaut 8.312 unit
atau sekitar 0,5% dari yang menduduki posisi pertama Samsung. Dari data tersebut, Asus bisa
dikatakan sukses terhadap produk yang dipasarkannya.
Implementasi strategi yang dapat dilakukan Asustek adalah:
1. Implementasi Kepemimpinan
Menurut kami, implementasi kepemimpinan yang dapat diterapkan oleh Asustek berupa gaya
kepemimpinan asertif. Karena gaya kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif dan mempunyai
perhatian yang sangat besar pada pengendalian personal dibandingkan dengan gaya
kepemimpinan lainnya. Dimana pemimpin tipe asertif lebih terbuka dalam konflik dan kritik.
Pengambilan keputusan muncul dari proses argumentasi dengan beberapa sudut pandang
sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan. Dengan data diatas, menggambarkan bahwa
masyarakat bisa menerima kehadiran produk Asus karena mereka bisa menawarkan apa yang
11

memang diinginkan maupun dibutuhkan oleh masyarakat dengan inovasi-inovasi terbarunya.


Sehingga bisa menimbulkan kesan bahwa Asus ini merupakan penyedia produk yang inovatif.
2. Implementasi Kebijakan Fungsional
Karena sekaran ini Asustek sudah mulai terkenal dan mempunyai nama di masyarakat,
sebaiknya mereka bisa memilah-milah di dalam struktur fungsional tersebut. Karena struktur
fungsional memiliki kelebihan dalam spesialisasi tenaga kerja, meningkatkan efisiensi talenta
manajerial dan teknis, meminimalkan kebutuhan akan sistem pengendalian yang pelik, dan
memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat. Akan tetapi, struktur fungsional
seringkali memunculkan pemikiran jangka pendek dan sempit yang bisa membuat perusahaan
tidak mampu mencapai apa yang terbaik baginya secara keseluruhan.
3. Implementasi Organisasi
Agar Asustek bisa berkembang lebih baik dari sekarang ini, sebaiknya mereka memperhatikan
implementasi organisasinya dengan beberapa kriteria :
a) Efektif dan Efisiensi
Perusahaan bisa dikatakan efektif apabila sudah bisa mencapai tujuannya dengan baik.
b) Keputusan dan Implementasi
Strategi tergantung pada kemungkinan dan taktik yang potensial. Keputusan strategi harus
dapat mencapai tujuannya. Dengan demikian, implementasinya bisa berjalan dengan baik.
c) Pertumbuhan dan Struktur Organisasi
Diperlukan pertimbangan dalam penyusunan struktur organisasi, karena keselarasan
struktur dengan strategi merupakan satu hal yang penting untuk tercapainya implementasi
strategi. Pertumbuhan organisasi terjadi kala skala organisasi berkembang. Pertumbuhan
yang terjadi bisa vertikal dan bisa juga horizontal.
d) Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Nilai-nilai yang sudah diciptakan sebelum-sebelumnya tersebut dapat diturunkan dan
digunakan sebagai pedoman bagi setiap anggota selama mereka berada dalam lingkungan
organisasi tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang membedakan sebuah
organisasi lainnya.
Struktur organisasi yang dapat digunakan oleh Asustek berupa struktur orgnisasi divisional.
Karena struktur organisasi divisional cocok diterapkan pada perusahaan berkembang,
perusahaan mulai memfokuskan perhatiannya pada pengelolaan berbagai lini produk di
12

berbagai industri dan mendesentralisasikan wewenangnya dalam pengambilan keputusan.


Ketika perusahaan mulai mengembangkan berbagai produk baru dalam industri dan pasar
yang berbeda, biasanya mengubah strukturnya menjadi struktur organisasi yang terdiri dari
beberapa divisi. Tiap-tiap divisi dapat beroperasi sendiri-sendiri dibawah pengarahan seorang
manajer divisi yang bertanggungjawab langsung kepada CEO. Sehingga manajer divisi dapat
mengembangkan strategi untuk masing-masing divisinya dan mungkin saja mereka
menghadapi persaingan yang berbeda dengan divisi lainnya sehingga strategi yang ditempuh
mungkin juga berbeda dengan divisi lainnya. Pada organisasi divisional, divisi-divisi tersebut
dapat menjadi tempat yang baik untuk melatih para manajer muda. Selain itu juga
merupakan tempat yang baik dalam mengembangkan intuisi kewiraswastaan serta
meningkatkan sejumlah pusat inisiatif dalam suatu perusahaan.

13

DAFTAR PUSTAKA
Dewiyanti,

Hani.

2012.

Implementasi

Manajemen

Strategi

dalam

Organisisasi.

1425w010.blogspot.co.id. (Diakses pada Tanggal 19 November 2015)


Libriyanti, Okta. 2013. Implementasi Strategi. www.academia.edu. Diakses pada tanggal 12
November 2016

14

Anda mungkin juga menyukai