Implementasi Kepemimipinan
Implementasi strategi biasanya berkaitan erat dengan perubahan, oleh karena itu
tidaklah mengherankan masalah kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dan perlu
dicermati secara teliti dalam implementasi strategi. Gaya kepemimpinanlah yang akan
berpengaruh terhadap cara-cara berkomunikasi serta proses pengambilan keputusan di dalam
perusahaan di mana semua itu nantinya akan bermuara pada terbentuknya budaya perusahaan.
Terdapat berbagai teori tentang gaya kepemimpinan. Namun secara umum teori-teori
tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok besar, yaitu:
a. Gaya Kepemimpinan Yang Berkesan Administrator
Gaya kepemimpinan tipe ini terkesan kurang inovatif dan telalu kaku pada aturan. Sikapnya
konservatif serta kelihatan sekali takut dalam mengambil resiko dan mereka cenderung
mencari aman. Model kepemimpinan seperti ini jika mengacu kepada analisis perubahan
yang telah kita bahas sebelumnya, hanya cocok pada situasi Continuation, Routine change,
serta Limited change.
b. Gaya Kepemimpinan Analitis (Analytical)
Dalam gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya pembuatan keputusan didasarkan pada proses
analisis, terutama analisis logika pada setiap informasi yang diperolehnya. Gaya ini
berorientasi pada hasil dan menekankan pada rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka
panjang. Kepemimpinan model ini sangat mengutamakan logika dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang masuk akal serta kuantitatif.
c. Gaya Kemimpinan Asertif (Assertive)
Gaya kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif dan mempunyai perhatian yang sangat besar
pada pengendalian personal dibandingkan dengan gaya kepemimpinan lainnya. Pemimpin
tipe asertif lebih terbuka dalam konflik dan kritik. Pengambilan keputusan muncul dari
proses argumentasi dengan beberapa sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang
memuaskan.
d. Gaya Kepemimpinan Entepreneur
Gaya kepemimpinan ini sangat menaruh perhatian kepada kekuasaan dan hasil akhir serta
kurang mengutamakan pada kebutuhan akan kerjasama. Gaya kepemimpinan model ini
biasannya selalu mencari pesaing dan menargetkan standar yang tinggi.
Dalam era turbulensi lingkungan seperti sekarang ini, setiap pemimpin harus siap dan
dituntut mampu untuk melakukan transformasi terlepas pada gaya kepemimpinan apa yang
mereka anut. Pemimpin harus mampu mengelola perubahan, termasuk di dalamnya mengubah
budaya organiasi yang tidak lagi kondusif dan produktif. Pemimpin harus mempunyai visi yang
2
tajam, pandai mengelola keragaman dan mendorong terus proses pembelajaran karena dinamika
perubahan lingkungan serta persaingan yang semakin ketat.
Implementasi Kebijakan Fungsional
Pengembangan strategi tingkat fungsional diperlukan untuk mendukung strategi pada
tingkat yang lebih tinggi agar dapat dipastikan bahwa keseluruhan strategi dapat berjalan dengan
satu kesatuan dan konsisten pada tingkat operasional. Strategi fungsional diperlukan untuk
masing-masing fungsi dari suatu usaha atau bisnis, di mana strategi tersebut menghasilkan tugastugas yang diperlukan untuk merealisasikan strategi tingkat bisnis.
Struktur yang paling luas digunakan adalah jenis fungsional atau tersentralisasi karena
struktur ini yang paling sederhana dan paling murah dari tujuh alternatif yang ada. Struktur
fungsional (functional structure) mengelompokkan tugas dan aktivitas berdasarkan fungsi bisnis
seperti produksi/operasi, pemasaran, keuangan / akuntansi, penelitian dan pengembangan, dan
sistem informasi manajemen. Selain sederhana dan tidak mahal, struktur fungsional juga
mendorong spesialisasi tenaga kerja, meningkatkan efisiensi talenta manajerial dan teknis,
meminimalkan kebutuhan akan sistem pengendalian yang pelik, dan memungkinkan
pengambilan keputusan yang cepat.
Beberapa kelemahan struktur fungsional antara lain spesialisasi yang berlebihan pada
fungsi, meminimalkan peluang pengembangan karir, dan terkadang dicirikan oleh semangat
kerja karyawan yang rendah, konflik lini / staf, pendelegasian wewenang yang buruk, serta
pengawasan akan produk dan pasar yang tidak memadai. Struktur fungsional seringkali
memunculkan pemikiran jangka pendek dan sempit yang bisa membuat perusahaan tidak mampu
mencapai apa yang terbaik baginya secara keseluruhan. Sebagai contoh, departemen litbang
berusaha merancang produk dan komponen sedemikian rupa untuk mencapai desain teknis yang
elegan, sementara departemen produksi menginginkan produk yang sederhana sehingga dapat
diproduksi secara lebih murah. Jadi, komunikasi seringkali tidak berjalan dengan baik dalam
struktur fungsional. Kebanyakan perusahaan besar telah meninggalkan struktur fungsional dan
lebih memilih desentralisasi dan akuntanbilitas yang lebih baik.
Strategi tingkat fungsional di perusahaan terdiri dari fungsi-fungsi yang dijalankan
perusahaan yang biasanya terdiri dari fungsi-fungsi sebagai berikut :
Akuisisi Modal :
Alokasi modal :
teknis karyawan dan manajer untuk kemudian dapat di manfaatkan secara optimal dalam
menjalankan bisnis perusahaan. Strategi fungsional ini juga meliputi elemen fungsi
operasional dari manajemen sumber daya manusia itu sendiri seperti :
Kompensasi.
untuk memberi penghargaan dan perhatian pada perilaku, serta menjelaskan apa yang bisa
dan apa yang tidak bisa dilakukan dalam mengejar pencapaian tujuan organisasi.
Kebijakan memungkinkan karyawan dan manajer memahami apa yang diharapkan,
sehingga dapat meningkatkan kemungkinan bahwa strategi akan diimplementasikan secara
sukses. Kebijakan menyediakan dasar bagi pengendalian manajemen, memungkinkan
koordinasi pada seluruh unit organisasi, dan mengurangi jumlah waktu yang diperlukan
manajer untuk mengambil keputusan. Kebijakan juga menjelaskan apa yang harus
dikerjakan dan oleh siapa. Kebijakan dapat diterapkan di semua divisi dan departemen,
namun beberapa kebijakan juga dapat diterapkan pada satu departemen. Apa pun ruang
lingkup dan bentuknya, kebijakan digunakan sebagai mekanisme untuk menerapkan strategi
dan mencapai tujuan. Kebijakan harus dinyatakan secara tertulis jika memungkinkan.
Kebijakan mewakili cara untuk mengambil keputusan strategis.
Implementasi Organisasi
Hubungan antar tingkat akhir (tujuan & sasaran) dengan alat pencapaiannya (strategi
dan taktik) tidaklah mudah. Keberadaan manajemen strategi tidak untuk mendikte tujuan,
sebaliknya tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia, ada beberapa yang
perlu diperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan dalam perencanaan manajemen strategi antara
lain :
1. Efektif dan Efisiensi
Manajemen strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang di inginkan. Karena
kebanyakan situasi yang memerlukan analisa strategi tidak statis melainkan interaktif dan
dinamis, maka hubungan antara penyebab dan hasilnya tidak tetap atau pasti. Sebaliknya
taktik adalah tindakan nyata yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada dibawah
pengawasan pelaku. Kebalikan dari strategi, taktik adalah internal dan kriteria yang
digunakan bukanlah keefektifan melainkan efesiensi.
2. Keputusan dan Implementasi
Keputusan manajemen strategi tidak berarti apa-apa tanpa implementasi. Strategi tergantung
pada kemungkinan dan taktik yang potensial. Keputusan strategi harus dapat mencapai
tujuannya. Aturan dalam manajemen strategi persaingan :
6
Zulkiflimansyah (1999), untuk melakukan tahap implementasi dan evaluasi strategi dengan baik
dan berhasil, manajemen perusahaan perlu terbiasa dan membiasakan diri dengan empat jenis
keahlian dasar, yaitu:
a. Kemampuan Berinteraksi (Interacting Skills)
Kemampuan ini ditunjukkan dengan kapabilitas manajemen perusahaan dalam berinteraksi
dan berempati dengan berbagai perilaku dan sikap orang lain untuk mencapai tujuannya
b. Kemampuan Mengalokasi (Allocation Skills)
Kemampuan ini diperlukan untuk menunjang kemampuan manajemen dalam menjadwallkan
tugas-tugas, anggaran waktu, serta sumberdaya-sumberdaya lain secara efisien.
c. Kemampuan Memonitoring (Monitoring Skills)
Kemampuan ini meliputi kapabilitas perusahaan dalam menggunakan informasi secara
efisien untuk memperbaiki atau menyelesaikan berbagai masalah yang timbul dalam proses
implementasi.
d. Kemampuan Mengorganisasikan (Organizing Skills)
Merupakan kemampuan untuk menciptakan jaringan atau organisasi informal dalam rangka
menyesuaikan diri dengan berbagai masalah yang mungkin terjadi.
Menganalisis Struktur Organisasi
Perubahan strategi perusahaan mungkin akan membutuhkan beberapa perubahan dalam
organisasi dan juga keahlian yang dibutuhkan pada posisi-posisi tertentu. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang sesuai dengan
strategi. Dengan kata lain struktur organisasi mengikuti strategi. Oleh karena itu, penetapan
stuktur organisasi merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi strategi agar semua
aktivitas perusahaan yang diakibatkan perubahan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
Struktur
organisasi
akan
membantu
mempertajam
aktivitas
kunci
perusahaan
dan
memperlihatkan pola koordinasi yang diterapkan dalam menjalankan strategi. Dalam hal ini,
aspek strategi, stuktur dan lingkungan harus terpadu dalam satu kesatuan, atau jika tidak, maka
kinerja perusahaan akan lemah.
a. Struktur Organisasi Sederhana
Struktur organisasi sederhana ini hanya memiliki dua tingkatan, yaitu pemilik dan pekerja.
Perusahaan kecil dengan satu produk atau beberapa produk lain yang saling berhubungan,
8
Struktur SBU ini mengelompokkan sejumlah divisi berdasarkan pada beberapa aspek seperti
lini produk atau pasar.
e. Struktur Organisasi Matriks
Struktur organisasi matriks digunakan untuk memudahkan pengembangan pelaksanaan
beragam program atau proyek. Setiap departemen dikepalai oleh vice president yang
mempunyai tanggung jawab fungsional bagi seluruh proyek. Sedangkan setiap manajer
proyek mempunyai project responsibility untuk penyelesaian dan implementasi strategi.
Kasus
Asustek Computer Inc. atau yang lebih dikenal dengan ASUS, adalah sebuah perusahaan
berbasis di Taiwan yang memproduksi komponen komputer seperti papan induk, kartu grafis,
dan notebok. Asus belakangan ini mulai memproduksi PDA, telepon genggam, monitor LCD,
tablet dan produksi komputer lainnya.
Asus berhasil mencatatkan penjualan smartphone mengesankan pada kuartal keempat (Q4) 2014.
Perusahaan berbasis di Taipei ini berhasil menduduki posisi kedua industri smartphone Android
di pasar Indonesia.
Pada posisi ini, Asus terpaut 8.312 unit atau sekitar 0,5% dari yang menduduki posisi pertama
Samsung. Sementara itu, secara total penjualan, Asus berhasil memasarkan sebanyak 801.489
unit smartphone separuhnya dari produsen Samsung, yang memimpin pasar dengan penjualan
1.591.490 unit.
Hadirnya smartphone Asus Zenfone, berhasil mengubah peta persaingan industri smartphone di
Indonesia.
Menurut kalian, strategi apa yang dilakukan Asustek untuk strategi tingkat bisnis dan bagaimana
proses Asus terhadap pengimplementasian strategi?
Strategi tingkat bisnis yang dilakukan Asustek adalah:
1. Strategi Kepemimpinan Biaya
Asustek Computer Inc. atau yang lebih dikenal dengan ASUS, adalah sebuah perusahaan
berbasis di Taiwan yang memproduksi komponen komputer seperti papan induk, kartu grafis,
dan notebook. Asus belakangan ini mulai memproduksi PDA, Telepon genggam, monitor
LCD, tablet dan produk komputer lainnya. Produk produk asus ditawarkan dengan harga yang
lebih murah dari pesaingnya hal ini disebabkan dalam setiap perakitan komponen produk nya
10
asus tidak melibatkan pihak ke tiga sehingga mereka dapat menghemat biaya produksi. Selain
itu, dengan harga yang terjangkau dari produsen yang lain, Asus bisa mengeluarkan produk
dengan spesifikasi yang mumpuni, setara dengan produk-produk kelas atas dari produsen
yang lain.
2. Strategi Diferensiasi
Strategi diferensiasi yang dilakukan oleh Asus dapat dilihat dari banyaknya produk-produk
baru seperti laptop convertible, dimana laptop tersebut bisa digunakan sebagai tablet hanya
dengan mencopot bagian keyboardnya. Selain itu juga, dengan mengeluarkan produk
smartphone yang bisa digunakan di tablet. Sehingga konsumen bisa mendapatkan 2 jenis
gadget dengan hanya membeli seharga 1 jenis gadget saja. Selain itu, desain dari smartphone
yang dikeluarkannya juga bisa dikatakan berbeda dari pada yang lain. Dan juga, spesifikasi
yang digunakannya tersebut, bisa memberikan tren baru terhadap produk sejenisnya yang
berada di level yang sama.
3. Strategi Fokus
Asustek dari awal berdiri sudah fokus untuk menyediakan barang-barang elektronik dengan
harga terjangkau, akan tetapi dengan kualitas yang bisa dikatakan bagus dan dapat bersaing
dengan produk yang berada diatasnya. Sehingga dengan demikian, Asus dapat masuk ke pasar
dan dapat diterima lebih mudah oleh konsumen. Apalagi Asus berhasil mencatatkan penjualan
smartphone mengesankan pada kuartal keempat (Q4) 2014, dan berhasil menduduki posisi
kedua industri smartphone Android di pasar Indonesia. Pada posisi ini, Asus terpaut 8.312 unit
atau sekitar 0,5% dari yang menduduki posisi pertama Samsung. Dari data tersebut, Asus bisa
dikatakan sukses terhadap produk yang dipasarkannya.
Implementasi strategi yang dapat dilakukan Asustek adalah:
1. Implementasi Kepemimpinan
Menurut kami, implementasi kepemimpinan yang dapat diterapkan oleh Asustek berupa gaya
kepemimpinan asertif. Karena gaya kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif dan mempunyai
perhatian yang sangat besar pada pengendalian personal dibandingkan dengan gaya
kepemimpinan lainnya. Dimana pemimpin tipe asertif lebih terbuka dalam konflik dan kritik.
Pengambilan keputusan muncul dari proses argumentasi dengan beberapa sudut pandang
sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan. Dengan data diatas, menggambarkan bahwa
masyarakat bisa menerima kehadiran produk Asus karena mereka bisa menawarkan apa yang
11
13
DAFTAR PUSTAKA
Dewiyanti,
Hani.
2012.
Implementasi
Manajemen
Strategi
dalam
Organisisasi.
14