Salah
satu
fungsi
dari
komunikasi
adalah
untuk
menyampaikan
4) Proteksi
Hindari menimbulkan tuntutan atau tanggung jawab hukum terhadap pihak
penyampai bad news atau organisasi pihak penyampai bad news.
Empat hal tersebut merupakan tujuan secara normal, dan kita tidak selalu
berhasil mencapai semuanya. Tetapi, pola-pola yang akan segera dipelajari
seiring berjalannya waktu memberi para komunikator pemula strategi dan taktik
yang cukup bermanfaat dalam menyampaikan berita mengecewakan secara
sensitif dan aman. Dengan pengalaman, seseorang akan mampu mengubahubah pola-pola tersebut dan mengadaptasikannya dengan tugas penulisan
spesifik organisasi.
Terkait tujuan yang keempat yaitu proteksi atau untuk menghindari tuntutan
hukum atas bad news yang disampaikan, pihak yang menyampaikan bad news
harus memperhatikan beberapa penyebab yang dapat membuatnya sebagai
penyampai informasi dapat terjerat masalah hukum. Walaupun tidak selalu dapat
mengantisipasi konsekuensi dari kata-kata yang digunakan, pihak yang
menyampaikan bad news harus tetap waspada terhadap tiga penyebab
persoalan hukum berikut ini.
1) Bahasa Kasar
Menyebut orang dengan kata-kata yang tidak pantas (contoh: jahanam,
bajingan, dll) dapat membuat penyampai informasi dalam masalah. Bahasa
kasar dapat menjadi masalah hukum apabila hal tersebut salah,mencemari
nama baik, dan dipublikasikan yang cenderung disebut sebagai fitnah.
Namun apabila hanya diucapkan berdua dengan orang yang menerima
informasi dan tidak dipublikasikan mungkin tidak dapat menjadi penyebab
seseorang terkena masalah hukum, dan hal itu cenderung disebut dengan
umpatan. Jelas, seorang komunikator yang kompeten akan menghindari
melakukan tuduhan tanpa bukti dan membiarkan emosi mereka melepaskan
bahasa kasar tercetak atau terpublikasi.
2) Bahasa Sembrono
Bahasa sembrono dapat meliputi pertama, pernyataan yang bisa merusak
atau disalahpahami. Dalam hal ini penyampai informasi harus waspada
1
Pembuka (Buffer)
Pembuka berisi pernyataan netral tetapi bermakna yang tidak
menyebutkan berita buruk. Dalam bagian pembuka, beberapa hal
yang perlu diperhatikan antara lain:
(1)
(2)
(2)
(3)
(4)
Alasan
Bagian ini berisi latar belakang atau sebab yang mendasari Bad
News sebelum menyatakan keputusan yang sebenarnya. Alasan ini
diperlukan untuk mengarahkan pembaca Bad News untuk menerima
keputusan secara logis.
(3)
Bad News
Keputusan yang diambil dikemukakan dengan jelas namun dengan
bahasa yang halus.
(4)
Penutup
Pembuka
Alasan
Bad News
Penutup
(2)
(3)
penting
ini
mungkin
memerlukan
keberanian
untuk
memastikan perhatian.
(2) Ketika kebijakan organisasi menuntut kelangsungan.
Beberapa perusahaan berharap semua pesan dan pengumuman
internal, termasuk berita buruk, disampaikan secara terus terang
tanpa embel-embel.
(3) Ketika penerima lebih menyukai kelangsungan.
Manajer yang sibuk mungkin memilih kelangsungan. Pesan yang
lebih pendek memungkinkan pembaca menangkap informasi
dengan segera. Bila pembaca dapat diyakini lebih menyukai fakta
disampaikan terus terang, maka dapat digunakan pola langsung.
(4) Ketika diperlukan ketegasan.
Pesan yang harus menunjukan determinasi dan kekuatan sebaiknya
tidak menggunakan teknik penundaan. Misalnya surat peringatan
terakhir dalam serangkaian surat tagihan jatuh tempo. Surat
sebagaimana
yang
dimaksud
tersebut
memerlukan
sebuah
pembukaan langsung.
(5) Ketika berita buruk tidak merusak.
Bila berita buruk tidak signifikan (seperti kenaikan kecil dalam biaya)
dan tidak secara pribadi memengaruhi penerima, maka strategi
langsung tentu dapat digunakan.
Berikut ini merupakan bagan pendekatan langsung.
Bad News
Alasan
Penutup
Pernyataan Bad News
Penjelasan Alasan Bad News
Positif dan Bersahabat
karena
itu,
penyampaian bad
news tentang
produk
perlu
dilakukan
untuk
memperkuat
jaringan
pemasaran
suatu
pengusaha
pelanggan,
hanya
maka
dapat
dapat
memenuhi
menggunakan
sebagian
pesanan
pendekatan
produk
organisasional
ingin
mengembalikan
produk
yang
telah
dibeli
kepada
perusahaan.
Dalam kaitan ini, pada bagian awal dapat dinyatakan sesuatu yang bersifat
netral. Selanjutnya, pada bagian berikutnya perlu dijelaskan alasan terhadap
suatu keputusan dan diikuti dengan pernyataan penolakan secara eksplisit.
Pada bagian akhir surat, perlu kata penutup yang bersahabat dan
menawarkan suatu informasi yang
tak
langsung,
karena
pembaca
akan
dipengaruhi
secara
emosional.
Simpulan
Maksud dari pesan-pesan bad news adalah untuk menyampaikan informasi yang
kurang menyenangkan dengan tetap menjaga atau memperhatikan bagaimana
dampaknya bagi audiens. Sebagai contoh, berita dukacita, pemutusan hubungan
pekerjaan (PHK), penurunan jabatan, penolakan kredit, kegagalan ujian,
penolakan lamaran pekerjaan dan sejenisnya. Untuk mencapai tujuan tersebut,
harus
dipertimbangkan
bagaimana
pandangan
audiens.
Bahkan,
kalau
memungkinkan penyampai informasi dapat menjelaskan bagaimana pesanpesan bad news dapat tetap memberikan manfaat kepada audiens.
Secara umum pendekatan organisasional yang banyak diterapkan untuk pesanpesan bad news adalah perencanaan tak langsung, yang dimulai dengan suatu
pembuka yang bersifat netral, kemudian diikuti dengan suatu alasan yang
mendukung pernyataan bad news, dan diakhiri dengan kata penutup yang
memiliki dampak positif bagi audiens.
Sedangkan pendekatan organisasional lainnya adalah perencanaan langsung,
yang digunakan terutama untuk penyampaian pesan-pesan bad news yang
mempunyai dampak emosional yang sangat kecil kepada audiens, yang dimulai
dengan pernyataan bad news, diikuti dengan alasan yang jelas dan diakhiri
dengan kata penutup yang positif dan bersahabat.
DAFTAR PUSTAKA
10
11