KOMUNIKASI BISNIS
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Bisnis
NAMA :
PURWOKERTO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kelompok 9 mata kuliah
Komunikasi Bisnis. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa banyak
pihak yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu, membimbing,
dan memberi motivasi kepada kami. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Arifin selaku dosen mata kuliah Komunikasi
Bisnis.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi pemikiran bagi pihak-
pihak yang membutuhkan, terutama para teman mahasiswa dan terlebih lagi bagi
penyusun sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1.Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1.Pengertian Bad News........................................................................................... 3
2.2. Tujuan dalam Mengkomunikasikan Bad News...................................................3
2.3. Strategi Pengorganisasian Bad News...................................................................5
2.4. Mengkomunikasikan Informasi dan Jawaban Negatif.........................................9
2.5. menyampaiankan Bad News ke Pelanggan..........................................................10
2.6. Poin-Poin Penting yang Harus Diperhatikan dalam Bad New............................ 12
2.7.Teknik Menyampaikan Berita Buruk Secara Sensitif..........................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut :
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Diharapkan dalam pembuatan makalah ini pembaca dapat mendapatkan ilmu
dan pengetahuan
2. Memahami Pengertian bad news
3. Memahami Tujuan dalam Mengkomunikasikan Bad News
4. Memahami Strategi Pengorganisasian Bad News
5. Memahami Mengkomunikasikan Informasi dan Jawaban Negatif
6. Memahami Bagaimana penyampaianan Bad News ke Pelanggan
7. Memahami poin-poin penting yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
pesan negatif.
8. Memahami Teknik Menyampaikan Berita Buruk Secara Sensitif
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penerimaan
Pastikan pembaca memahami dan menerima berita buruk. Pola tidak langsung
membantu dalam mencapai tujuan ini.
2. Citra Positif
Promosikan dan jaga citra baik diri dan organisasi. Dengan menyadari tujuan ini ,
maka pihak penyampai bad news telah bertindak dengan benar.
3
3. Kejelasan Pesan
Buat pesan sejelas mungkin sehingga korespondensi tambahan tidak lagi
diperlukan.
4. Proteksi
Hindari menimbulkan tuntutan atau tanggung jawab hukum terhadap pihak
penyampai bad news atau organisasi pihak penyampai bad news.
Empat hal tersebut merupakan tujuan secara normal, dan kita tidak selalu
berhasil mencapai semuanya. Tetapi, pola-pola yang akan segera dipelajari seiring
berjalannya waktu memberi para komunikator pemula strategi dan taktik yang cukup
bermanfaat dalam menyampaikan berita mengecewakan secara sensitif dan aman. Dengan
pengalaman, seseorang akan mampu mengubah-ubah pola-pola tersebut dan
mengadaptasikannya dengan tugas penulisan spesifik organisasi.
Terkait tujuan yang keempat yaitu proteksi atau untuk menghindari tuntutan hukum atas
bad news yang disampaikan, pihak yang menyampaikan bad news harus memperhatikan
beberapa penyebab yang dapat membuatnya sebagai penyampai informasi dapat terjerat
masalah hukum. Walaupun tidak selalu dapat mengantisipasi konsekuensi dari kata-kata
yang digunakan, pihak yang menyampaikan bad news harus tetap waspada terhadap tiga
penyebab persoalan hukum berikut ini :
1. Bahasa Kasar
Menyebut orang dengan kata-kata yang tidak pantas (contoh: jahanam, bajingan, dll)
dapat membuat penyampai informasi dalam masalah. Bahasa kasar dapat menjadi
masalah hukum apabila hal tersebut salah,mencemari nama baik, dan dipublikasikan
yang cenderung disebut sebagai fitnah. Namun apabila hanya diucapkan berdua
dengan orang yang menerima informasi dan tidak dipublikasikan mungkin tidak dapat
menjadi penyebab seseorang terkena masalah hukum, dan hal itu cenderung disebut
dengan umpatan. Jelas, seorang komunikator yang kompeten akan menghindari
melakukan tuduhan tanpa bukti dan membiarkan emosi mereka melepaskan bahasa
kasar tercetak atau terpublikasi.
4
2. Bahasa Sembrono
Bahasa sembrono dapat meliputi pertama, pernyataan yang bisa merusak atau
disalahpahami. Dalam hal ini penyampai informasi harus waspada terhadap
penjelasan yang menyampaikan lebih banyak informasi dari yang dimaksudkan, dan
juga harus berhati-hati atas dokumen yang disimpan.
3. Syndrom orang baik
Hindari pernyataan yang membuat penyampai informasi merasa baik tetapi
menyesatkan atau tidak akurat. Hal ini dikarenakan kebanyakan penyampai informasi
benci menyampaikan berita buruk atau menjadi orang jahat. Untuk membuat diri
terlihat baik terkadang terdapat godaan untuk membuat pernyataan yang cenderung
baik namun secara hukum berbahaya karena berita yang disampaikan dapat menjadi
tidak benar/akurat.
(1) Membantu audiens mengerti bahwa bad news menggambarkan suatu keputusan
yang tegas.
(2) Membantu audiens mengerti bahwa keputusan anda adalah adil.
(3) Membantu audiens agar tetap memberikan goodwill bagi perusahaan.
5
2) Memilih Pendekatan Organisasional
Terdapat dua pendekatan organisasional yang dapat diterapkan dalam kaitannya
dengan pesan-pesan yang kurang menyenangkan audiens (bad news), yaitu
perencanaan tak langsung dan perencanaan langsung. Perencanaan tak langsung
(indirect plan) merupakan pendekatan yang paling familiar digunakan untuk
penulisan pesan-pesan yang mempunyai dampak kurang menyenangkan kepada
audiens, dan sering digunakan untuk menghindari kekecewaan orang lain.
(1.2) Alasan
Bagian ini berisi latar belakang atau sebab yang mendasari Bad News
sebelum menyatakan keputusan yang sebenarnya. Alasan ini diperlukan
untuk mengarahkan pembaca Bad News untuk menerima keputusan secara
logis.
(1.4) Penutup
Tahap terakhir adalah penutup yang berisi pernyataan personal, positif,
hangat, bersahabat, dan menyenangkan. Selain itu, dapat disertakan
alternatif pemecahan masalah yang terjadi pada klien.
Secara ringkas, tahapan penyampaian Bad News secara tidak langsung dapat
disajikan dalam bagan berikut :
2. Pendekatan Langsung
Banyak surat berita buruk yang paling baik ditulis secara tidak langsung.
Walaupun relatif jarang diterapkan, pendekatan langsung memiliki suatu
keuntungan yaitu audiens hanya memerlukan waktu yang relatif singkat untuk
sampai pada ide pokoknya, yaitu bad news.
Suatu pesan yang kurang menyenangkan yang diorganisasikan dengan pendekatan
langsung akan diawali dengan suatu pernyataan bad news, selanjutnya diikuti
dengan berbagai alasan yang mendukungnya, dan diakhiri dengan penutup yang
bersahabat.
Dalam Buku Komunikasi Bisnis karangan Djoko Purwanto (2012) Bab 10
mengenai Penulisan Bad News dan Pesan Persuasif disampaikan bahwa suatu
pendekatan organisasional perencanaan langsung (direct plan) dapat diterapkan
jika:
(2.1) Penerima pesan lebih menyukai pesan langsung ke point yang dituju
(2.2) Pesan tersebut mempunyai pengaruh yang kecil terhadap si penerima pesan
(2.3) Pesan disampaikan secara empati.
7
Terkait penulisan Bad News menggunakan pola langsung, sebagaimana
disampaikan Guffey, Rhodes, dan Rogin dinyatakan bahwa pendekatan langsung
dengan berita buruk terdahulu mungkin lebih efektif dalam beberapa situasi
seperti berikut:
(2.1) Ketika penerima mungkin mengabaikan berita buruk.
Dengan membludaknya surat saat ini, banyak pembaca menyaring pesan
dan hanya melihat pembukaannya. Bila meraka tidak menemukan materi
yang penting, kemungkinan pesan tersebut akan dibuang. Kenaikan tarif,
perubahan dalam pelayanan, persyaratan kebijakan baru, dan sebagainya
yang termasuk ke dalam kategori pesan penting ini mungkin memerlukan
keberanian untuk memastikan perhatian.
(2.2) Ketika kebijakan organisasi menuntut kelangsungan.
Beberapa perusahaan berharap semua pesan dan pengumuman internal,
termasuk berita buruk, disampaikan secara terus terang tanpa embel-embel.
(2.3) Ketika penerima lebih menyukai kelangsungan.
Manajer yang sibuk mungkin memilih kelangsungan. Pesan yang lebih
pendek memungkinkan pembaca menangkap informasi dengan segera. Bila
pembaca dapat diyakini lebih menyukai fakta disampaikan terus terang,
maka dapat digunakan pola langsung.
(2.4) Ketika diperlukan ketegasan.
Pesan yang harus menunjukan determinasi dan kekuatan sebaiknya tidak
menggunakan teknik penundaan. Misalnya surat peringatan terakhir dalam
serangkaian surat tagihan jatuh tempo. Surat sebagaimana yang dimaksud
tersebut memerlukan sebuah pembukaan langsung.
8
Berikut ini merupakan bagan pendekatan langsung.
Dalam dunia bisnis, sering kali memberikan jawaban langsung sebagai bentuk
penolakan, atau ketidaksetujuan terhadap sesuatu, menjadi hambatan dalam
berkomunikasi. Dalam situasi seperti itu, keterampilan komunikasi seorang komunikator
diuji kemampuannya untuk mengatakan “tidak” dengan tetap menjaga hubungan yang
baik dengan berbagai pihak di kemudian hari.
9
2.5 Penyampaian Bad News ke Pelanggan
1) Tetap bekerja sebaik mungkin menuju terwujudnya suatu penjualan ulang (resale).
2) Tetap menjaga instruksi atau informasi tambahan sejelas mungkin.
3) Tetap optimis, percaya diri sehingga pembaca anda tidak kehilangan minat.
Memperkuat kepercayaan pelanggan dengan memberikan pelayanan dan produk yang
baik merupakan salah satu cara efektif untuk menumbuhkan penjualan ulang bagi para
pelanggan. Jangan sampai pelanggan kecewa hanya karena pemilihan pendekatan yang
salah. Hal ini harus betul-betul diwaspadai, terutama para pengambil kebijakan
perusahaan. Berikut adalah contoh kejadian-kejadian yang mungkin dapat terjadi dalam
kegiatan usaha suatu perusahaan:
(1) pengusaha hanya dapat memenuhi sebagian produk yang dipesan, atau
(2) pengusaha sama sekali tidak dapat memenuhi semua produk pesanan tersebut.
10
Apabila sama sekali tidak dapat memenuhi pesanan produk pelanggan,
pengusaha masih dapat menggunakan pendekatan organisasional tak langsung.
Namun, dalam paragraf pembuka atau buffer hanya akan mengonfirmasikan suatu
penjualan, dan menjelaskan alasan mengapa tidak dapat memenuhi atau mengirimkan
produk pesanan tersebut.
Dalam kaitan ini, pada bagian awal dapat dinyatakan sesuatu yang bersifat
netral. Selanjutnya, pada bagian berikutnya perlu dijelaskan alasan terhadap suatu
keputusan dan diikuti dengan pernyataan penolakan secara eksplisit. Pada bagian
akhir surat, perlu kata penutup yang bersahabat dan menawarkan suatu informasi yang
diminati oleh pelanggan, seperti penawaran produk baru.
3) Mengganti Produk
Seorang pelanggan dapat saja meminta atau memesan suatu produk yang baru
saja habis terjual atau produk yang sudah tidak diproduksi lagi. Apabila pengusaha
merasa yakin bahwa pelanggan dapat menyetujui produk pengganti (substitution
products), maka produk pengganti dapat dikirim kepada pelanggan.
Akan tetapi, jika terdapat keraguan, maka pengusaha dapat mengirimkan surat
kepada pelanggan disertai cara pemesanannya. Pendekatan yang dapat digunakan
dalam kaitannya dengan penggantian suatu produk adalah pendekatan organisasional
perencanaan tak langsung.
11
Terkadang terdapat suatu permasalahan apabila produk pengganti adalah lebih
mahal daripada produk aslinya. Pengusaha harus dapat menunjukkan kepada
pelanggan mengapa produk pengganti tersebut lebih mahal daripada produk aslinya.
Apabila produk pengganti tersebut disetujui, maka perlu adanya penyesuaian harga
produk.
2.6 Poin-Poin Penting yang Harus Diperhatikan dalam Mengembangkan Pesan Negatif
Menurut Bovee (2007), terdapat beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan pesan negatif, di antaranya adalah:
12
2) Bila masalah telah ditutup, jangan menyiratkan bahwa masalah tersebut masih terbuka.
Dalam menyampaikan pesan negatif, hindari menggunakan bahasa atau
ungkapan yang dapat memberikan kesan bahwa masalah yang dibicarakan masih
berkelanjutan ketika sebenarnya masalah tersebut telah selesai dan tidak bisa
dilanjutkan kembali. Pemilihan kata yang tepat dan jelas sangat penting dalam
pengembangan pesan negatif agar tidak menimbukan salah pengertian.
3) Tawarkan ide-ide alternatif bila mampu.
Jika memungkinkan dan mampu, tawarkan alternatif-alternatif solusi atau
tindakan yang dapat diambil dalam menanggapi pesan negatif yang diterima oleh
penerima. Hal ini dapat menjadi sebuah cara untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh penyampaian pesan negatif.
4) Jangan menyiratkan bahwa ada bantuan atau informasi lain mungkin tersedia padahal
sesungguhnya tidak ada.
Dalam menyampaikan pesan negatif/bad news, hindari bahasa yang dapat
menimbulkan penafsiran bahwa terdapat bantuan atau informasi lain yang akan
diberikan kepada penerima yang pada kenyataanya tidak ada. Pemilihan kata yang
tepat dan jelas tetap memegang peranan penting untuk menghindari hal ini.
Merupakan salah satu satu teknik spesifik untuk penggunaan pola tidak langsung
dalam menyampaikan pesan berita buruk. Keempat komponen pola tidak langsung dalam
teknik penyampaian berita buruk secara sensitif adalah sebagai berikut:
1) Menyangga Pembukaan
Penyangga adalah sarana untuk mengurangi keterkejutan atau kekecewaan dan
juga untuk mengurangi perasaan negatif, maka sebaiknya dimulai dengan pernyataan
netral tetapi bermakna yang membuat pembaca terus membaca. Berikut adalah
beberapa kemungkinan untuk pembukaan pesan berita buruk:
(1) Berita terbaik. Awali dengan bagian pesan yang mengungkapkan berita terbaik.
(2) Pujian. Puji pencapaian, organisasi, atau usaha penerima.
13
(3) Apresiasi. Sampaikan terima kasih kepada pembaca karena berbisnis dengan
Anda, karena mengirim sesuatu, karena menunjukkan kepercayaan terhadap
organisasi Anda, karena ungkapan perasaan, atau hanya karena memberi umpan
balik.
(4) Persetujuan. Buat pernyataan yang relevan di mana baik pembaca maupun
penerima setuju.
(5) Fakta. Berikan informasi objektif yang mendahului berita buruk.
(6) Pemahaman. Tunjukkan bahwa Anda peduli terhadap pembaca.
(7) Permintaan maaf. Sebuah permintaan maaf tepat untuk membuka penyangga.
Penyangga yang baik menghindari mengemukakan berita buruk dengan segera. Lebih
jauh lagi, mereka tidak menyampaikan kesan salah bahwa akan ada berita baik yang
mengikuti, selain itu mereka memberi transisi alami menuju komponen surat berita
buruk selanjutnya.
2) Mengemukakan alasan
Bagian terpenting dalam surat berita buruk adalah bagian yang menjelaskan mengapa
suatu keputusan negative adalah perlu. Tanpa alas an yang baik untuk menolak
sebuah permintaan atau klaim, surat itu akan gagal, betapa pun cerdik surat disusun
atau ditulis. Berikut adalah beberapa kemungkinan untuk mengemukakan alas an
dengan baik:
(1) Berhati-hati dalam menjelaskan. Bila alasan bersifat tidak rahasia dan bila hal itu
tidak akan menimbulkan tuntutan hukum, kita dapat bersikap spesifik.
(2) Menyebutkan manfaat bagi pembaca atau lainnya jika masuk akal. Pembaca
lebih terbuka terhadap berita buruk bila dalam beberapa cara, bahkan secara
tidak langsung, hal itu dapat membantu mereka.
(3) Menjelaskan kebijakan perusahaan. Pembaca tidak akan menyukai pernyataan
kebijakan samar yang melarang sesuatu.
(4) Memilih kata-kata positif. Karena kata-kata yang kita gunakan dapat
memengaruhi pembaca, pilihlah dengan hati-kati kata yang positif.
(5) Menunjukkan bahwa masalah ditanggapi dengan serius dan adil. Dalam
menjelaskan alasan, tunjukkan pada pembaca bahwa kita memperlakukan
masalah dengan serius, menyelidiki dengan seksama, dan membuat keputusan
yang tidak bias.
14
3) Meringankan berita buruk.
Meskipun tidak dapat mencegah kekecewaan karena berita buruk, kita dapat
mengurangi rasa kecewa dengan menyampaikan berita secara sensitif. Kita harus
mempertimbangkan bila pembaca akan menderita secara pribadi karena berita buruk.
Sejumlah teknik yang bijak dalam meringankan pukulan pembaca tersebut antara lain:
(1) Menempatkan berita buruk secara strategis. Daripada menyorotinya, selipkan
berita buruk di antara kalimat-kalimat lainnya, mungkin di antara alasan kita.
(2) Menyatakan hal positif. Pesan akan jauh lebih efektif ketika kita menjelaskan
apa yang dapat kita lakukan dan bukannya apa yang tidak dapat kita lakukan.
(3) Menyatakan penolakan secara tidak langsung. Terkadang kita dapat menghindar
menyatakan penolakan secara langsung. Sering kali, alasan dan penjelasan kita
tidak pelak lagi mengarah pada penolakan permintaan. Penolakan yang eksplisit
pada saat itu juga mungkin kejam dan tidak perlu.
(4) Menyarankan kompromi atau alternatif. Suatu penolakan tidak terlalu
mengecewakan apabila tersedia kompromi, pengganti, atau alternatif yang
cocok.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bad news atau kabar buruk adalah pesan yang jika disampaikan akan
memberikan perasaan tidak menyenangkan bagi penerima pesan tersebut. Oleh karena
itu, pembuatan dan penyampaian pesan bad news harus memperhatikan banyak hal
serta harus menggunakan cara yang tepat agar penyampaian pesan dapat dilakukan
secara efektif namun tetap memperhatikan perasaan penerima pesan bad news.
1. Penerimaan, Pastikan pembaca memahami dan menerima berita buruk. Pola tidak
langsung membantu dalam mencapai tujuan ini.
2. Citra Positif, Promosikan dan jaga citra baik diri dan organisasi. Dengan menyadari
tujuan ini , maka pihak penyampai bad news telah bertindak dengan benar.
3. Kejelasan Pesan, Buat pesan sejelas mungkin sehingga korespondensi tambahan tidak
lagi diperlukan.
4. Proteksi, Hindari menimbulkan tuntutan atau tanggung jawab hukum terhadap pihak
penyampai bad news atau organisasi pihak penyampai bad news.
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
iii