Disusun Oleh:
Kelompok 10
Dosen Pengampu:
Dr. I Gst. Ngr. Jaya Agung Widagda K, S.E., M.M.
Penyusun
Anggota Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
2.3. Latihan Menyusun Pesan Negatif (Bad News) dan persuasif .......................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu aspek kehidupan manusia yang paling mendasar,
penting, dan kompleks. Kehidupan sehari-hari kita sangat dipengaruhi oleh komunikasi
kita sendiri dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang kita tidak
tahu (we cannot not communication). Berbicara tentang manusia dan kehidupan social
yang di dalamnya terjadi proses komunikasi, maka seiring perubahan alam, komunikasi
pun akan berubah. Berubah sesuai perkembangan zaman atau lebih popular dengan istilah
kekontemporeran. Sebagai insan komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai
fenomena yang terjadi pada proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat ini.
Tujuannya adalah agar terwujudnya komunikasi efektif.
Di dalam komunikasi manusia menyampaikannya dapat melalui pesan (tidak
langsung) atau secara tatap muka (langsung). Pesan yang disampaikan dapat berupa pesan
baik (good news) atau pesan buruk/negatif (bad news). Di sebuah perusahaan
penyampaian pesan baik (good news) sangat diharapkan di dalam perkembangan bisnis,
namun pesan- pesan yang disampaikan dalam bisnis tidak selalu menyenangkan. Maka
dari itu penulisan pesan buruk/negatif (bad news) sangat penting untuk dibahas dalam
RMK yang kami susun ini. Karena dengan mengerti dalam penulisan pesan buruk/negatif
(bad news) dapat menjaga goodwill sebaik mungkin dengan audiens (komunikan) dan
menjaga citra perusahaan/organisasi sebaik mungkin dan akan terciptanya hubungan yang
baik antara komunikator dengan komunikan sehingga tujuan yang ingin dicapai bersama
akan terwujud. Selain itu, dalam komunikasi juga ada yang disebut dengan pesan
persuasif. Pesan dimana kita harus mampu mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti
keinginan kita.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut yang terdapat didalam
RMK ini yaitu sebagai berikut:
1) Bagaimanakah proses penyusunan pesan bisnis negatif dan persuasif?
1
1.3. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Proses Penyusunan Pesan Bisnis Negatif dan Persuasif
A. Proses Penyusunan Pesan Bisnis Negatif (Bad News)
Ketika memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan , mengkomunikasikan
permasalahan tentang pesanan, atau memberitahukan perubahan kebijakan perusahaan
yang dapat mempengaruhi citra organisasi bisnis secara negatif, ada tiga hal yang perlu
diperhatikan, yaitu : (1) penyampaian berita buruk, (2) penerimaan pesan tersebut, (3)
menjaga goodwill sebaik mungkin dengan audiens. Di samping itu, perlu juga dijaga
citra organisasi/perusahaan sebaik mungkin. Tiga langkah proses menulis untuk hal
pesan yang negatif yaitu :
1) Perencanaan Pesan
Ketika merencanakan pesan-pesan negatif, satu fakta yang sebenarnya dan tidak
bisa dihindari memengaruhi upaya kita, yakni penerima tidak bersedia mendengar
apa yang harus kita katakan. Untuk meminimalkan kerusakan hubungan bisnis dan
mendorong penerimaan pesan kita, mulailah dengan menganalisis situasi yang ada
secara hati-hati. Hanya dengan memahami konteks di mana penerima pesan akan
memproses pesan kita barulah kita dapat merencanakan pesan secara efektif.
Pastikan untuk mempertimbangkan tujuan dengan seksama apakah tujuan itu
langsung (seperti menolak lamaran kerja) atau lebih rumit (seperti membuat
konsep peninjauan ulang kinerja negatif, dimana kita bukan hanya memberi umpan
balik pada kinerja karyawan di waktu lalu, tetapi juga membantu orang tersebut
mengembangkan sebuah rencana untuk memperbaiki kinerja di waktu yang akan
datang).
Pesan-pesan negatif dapat sangat personal bagi penerimanya, dan dalam banyak
kasus para penerima mempunyai hak untuk mendapatkan penjelasan yang seksama
dari jawaban kita (walaupun ini tidak selalu demikian).
2) Menulis Pesan
Ketika mengadaptasi pesan negatif, setiap aspek tulisan yang efektif dan
diplomatis dipertegas, bagaimanapun audiens tidak ingin mendengar sebuah pesan
negatif dan mungkin sangat tidak setuju dengan itu, untuk itu pastikan untuk
mempertahankan sikap, berusaha keras untuk menggunakan bahasa sopan yang
menekankan pada hal yang positif kapan pun memungkinkan, dan pastikan
3
pilihankata-kata yang digunakan tidak bias atau rancu. Ketika kita menggunakan
bahasa yang menyampaikan rasa hormat dan menghindari nada menuduh hal itu
secara tidak langsung akan melindungi harga diri penerima/audiens. Etika
komunikasi seperti iniselalu penting, tetapi hal tersebut menuntut perhatian spesial
untuk pesan-pesan negatif. Selain itu, hal yang dapat dilakukan untuk meredam
rasa kecewa audiens yaitu dengan menggunakan kata-kata positif daripada
menggunakan kata-kata negatif.
3) Menyelesaikan Pesan
Kebutuhan untuk memberikan perhatian pada detail terus berlanjut ketika
menyelesaikan pesan negatif. Revisi isi pesan dilakukan untuk memastikan
semuanya jelas, lengkap, dan ringkas. Perlu diingat bahwa kesalahan yang kecil
pun akan menjadi besar ketika pembaca bereaksi terhadap berita negatif yang
disampaikan.
B. Proses Penyusunan Pesan Bisnis Persuasif
Pesan-pesan persuasif bertujuan untuk memengaruhi para audiens yang mungkin
cenderung menolak sejak awal. Bahkan walaupun mereka setuju bahwa ide atau
produk kita menarik, mereka menghadapi terlalu banyak pilihan dalam pasar yang
padat saat ini sehingga sering kali perlu menggunakan teknik membujuk untuk
meyakinkan mereka bahwa pilihan kita terbaik di antara alternatif-alternatif yang
menarik. Adapun Langkah – langkah menyusunnya yaitu :
1) Merencanakan Pesan
Menciptakan pesan-pesan persuasif yang berhasil ini menuntut perhatian penuh
atas keempat tugas dalam langkah perencanaan, dimulai dengan analisis penuh
wawasan tentang apa tujuan dan siapa audiens kita. Adapun langkah-langkah
tersebut yaitu :
a) Menganalisis Situasi. Walaupun tujuan pesan terlihat jelas, tetapi pesan - pesan
persuasif biasanya mempunyai tiga kesalahan umum yang berhubungan
dengan tujuan. Kesalahan pertama adalah gagal menjelaskan tujuan sebelum
melanjutkan dengan perencanaan. Kesalahan kedua adalah gagal
mengekspresikan tujuan dengan jelas kepada audiens. Kesalahan ketigaadalah
gagal menyadari bahwa keputusan yang diinginkan agar diputuskan oleh
seseorang adalah terlalu kompleks atau terlalu berisiko untuk dapat terjadi
dalam satu tahap.
4
b) Mengumpulkan Informasi. Setelah analisis situasi selesai, kumpulkan
informasi yang dibutuhkan untuk menutup jarak antara apa yang audiens
ketahui, percayai, atau rasakan saat ini dengan apa yang kita inginkan untuk
mereka ketahu, percayai, atau rasakan sebagai akibat mereka menerima pesan
negatif. Hampir semua pesan persuasif adalah kombinasi dari faktor-faktor
logikal dan emosional, tetapi rasio antara kedua faktor itu sangat bervariasi
dari satu pesan ke pesan lainnya.
5
dan manipulasi emosi. Jadi, bicara apa adanya dan dengan bahasa sederhana.
c) Sebutkan sumber, menjelaskan pada audiens kita dari mana informasi yang
kita peroleh dan siapa yang setuju, dengan hal itu maka akan membuat
kredibilitas kita menjadi lebih baik.
d) Mencari seorang ahli (cari orang lain yang ahli untuk mendukung pesan kita)
pengetahuan tentang subjek area pesan kita (atau bahkan tentang area lain)
membantu kita dalam memberi audiens kita informasi yang berkualitas yang
perlu untuk membuat keputusan.
g) Menampilkan niat baik, tunjukkan pada audiens perhatian yang tulus, niat
baik, dan sifat jujur kita. Biarkan mereka melihat bagaimana kita
memfokuskan diri pada penyampaian pesan persuasif.
3) Selesaikan Pesan
Setelah selesai mengevaluasi pesan, cobalah untuk menilai argumen kita secara
objektif dan secara serius. Ketika merevisi agar pesan kita lebih jelas dan padat,
secara hati-hati cocokkan tujuan dan atur pesan-pesan sesuai kebutuhanaudiens.
Desain elemen kita harus melengkapi bukan mengurangi argumen kita. Selain itu,
koreksi yang sangat teliti akan mengidentifikasikan setiap kesalahan ejaan atau
mekanik yang akan memperlemah potensi persuasif pesan kita. Terakhir, pastikan
metode distribusi kita cocok dengan harapan audiens dan juga cocok dengantujuan
kita. Jangan memulai usaha persuasif dengan cara yang salah, yaitu mengganggu
audiens kita dengan metode pengiriman yang tidak dapat diterima.
➢ Link Pembahasan Sub Materi : https://youtu.be/nZZ5ntfFNic
6
2.2. Pengorganisasian Pesan Negatif (Bad News) dan Persuasif
1) Pengorganisasian Pesan Negatif (Bad News)
Dalam mengorganisasikan pesan negatif, terdapat tiga aspek penting yang perlu
diperhatikan. Pertama, tentukan pendekatan yang akan digunakan apakah langsung atau
tidak langsung. Kedua, sebelum Menyusun pesan kita harus peka terhadap keragaman antar
budaya atau antar audiens. Terakhir, pastikan bahwa dalam menyampaikan pesan tetap
mempertahankan etika yang tinggi.
a. Memilih Pendekatan yang Terbaik
Dalam menentukan pendekatan apa yang lebih baik digunakan untuk
menyampaikan pesan negatif kepada orang lain, terdapat berbagai macam faktor
yang harus dipertimbangkan. Pertama, apakah berita buruk tersebut akan
membuat penerima pesan shock. Apakah penerima pesan lebih suka menerima
pesan yang langsung pada inti permasalahan atau tidak.
Seberapa penting berita ini bagi penerima pesan, apakah kita perlu
mempertahankan hubungan kerja sama yang erat dengan si penerima pesan, dan
apakah kita perlu menarik perhatian penerima pesan. Selain itu, kita juga harus
mempertimbangkan gaya apa yang lebih disukai oleh organisasi serta seberapa
banyak komunikasi tindak lanjut yang diinginkan.
a) Pendekatan Langsung. Pendekatan ini dibuka dengan pernyataan yang jelas
mengenai berita buruk terlebih dahulu, dilanjutkan dengan memberikan alasan
dan informasi tambahan yang mendasari keputusan tertentu. Diakhiri
pernyataan atau catatan positif guna menjaga hubungan baik dengan penerima
pesan. Terdapat dua keunggulan menyampaikan berita buruk di awal, yaitu
memungkinkan pesan yang lebih singkat dan memberikan waktu yang lebih
singkat pada penerima pesan untuk mencapai ide pokok pesan tersebut.
b) Pendekatan Tidak Langsung. Pendekatan yang dilakukan dengan cara
menyampaikan alasan berita buruk terlebih dahulu guna membantu audiens
dalam menerima berita yang kita berikan. Dibuka dengan peny angga atau
pernyataan netral yang dapat membangun landasan yang sama dengan
penerima pesan. Dilanjutkan dengan memberi alasan serta informasi tambahan,
baru kemudian dilanjutkan dengan pernyataan yang jelas mengenai berita
buruk. Diakhiri dengan catatan positif.
b. Beradaptasi dengan Audiens
7
Dalam menyampaikan pesan negatif, kita harus mengadaptasikan pesan
kita terhadap perbedaan budaya atau ke perbedaan antara audiens internal dan
eksternal. Berita buruk tidak disukai dalam bahasa apa pun, tetapi konvensi
untuk mengirimkannya kepada rekan bisnis dapat sangan bervariasi dari negara
ke negara. Seriap negara memiliki kebiasaan yang berbeda, misal seperti di
Jepang mereka menulis berita buruk dengan kata-kata ambigu untuk melindungi
perasaan audiensnya. Sedangkan pembaca di Barat dapat salah mengartikan
kalimat yang tidak jelas tersebut. Maka dari itu, dalam berkomunikasi antar
budaya kita harus menggunakan nada, pengorganisasian, dan konvensi budaya
lain seperti yang diharapkan oleh audiens kita.
c. Mempertahankan Standar Tinggi Etika dan Etiket
Semua pesan bisnis menuntut perhatian pada etika dan etiket, tetapi
pertimbangan ini menjadi sangat khusus ketika menyampaikan berita buruk
karena beberapa alasan. Pertama, beragam peraturan perundang-undangan dan
regulasi memaksakan isi dan cara penyampaian banyak pesan bisnis yang
berpotensi berisi pesan negatif, seperti informasi keuangan oleh perusahaan
publik. Kedua, pesan negatif dapat memberikan dampak negatif yang signifikan
pada orang yang menerimanya. Meskipun berita itu disampaikan secara legal
dan sungguh-sungguh, praktik etika yang baik meminta situasi ini didekati
dengan hati-hati dan penuh kepekaan. Ketiga, emosi sering naik ketika terkait
pesan negatif, bagi pengirim maupun penerima. Pengirim tidak hanya perlu
mengelola emosi mereka sendiri tetapi juga mempertimbangkan keadaan emosi
audiensnya.
2) Pengorganisasian Pesan Persuasif
Tujuan pesan persuasi bisnis adalah untuk memengaruhi dan menyakinkan
audiens bahwa permintaan atau ide yang kita miliki adalah masuk akal dan
bahwa hal tersebut akan memberikan manfaat pada audiens. Dalam
mengorganisasikan pesan persuasi bisnis, terdapat beberapa strategi penting
yang harus dilibatkan yaitu membuat kerangka argument, menyeimbangkan
daya tarik emosi dan logika, menguatkan posisi, mengantisipasi penolakan, serta
mempertahankan standar etika dan etiket.
a. Membuat Kerangka Pesan dengan Model AIDA
Pendekatan persuasif dengan model AIDA, mengatur penyampaian pesan
dalam empat tahap, yaitu Action atau perhatian, Interest atau minat, Desire atau
8
keinginan, dan Action atau tindakan. Attention bertujuan untuk mendapatkan
perhatian audiens dengan manfaat yang nyata. Interest bertujuan menciptakan minat
pembaca dengan menjelaskan manfaat lebih jauh dan dengan memacu logika atau
emosi. Desire bertujuan menciptakan hasrat dengan menyediakan detail pendukung
tambahan dan dengan menjawab pertanyaan potensial. Sedangkan action bertujuan
memotivasi pembaca untuk mengambil langkah selanjutnya dengan menutup
melalui ajakan yang kuat untuk bertindak dan menyediakan sarana yang nyaman
bagi pembaca untuk menanggapi pesan.
Rencana AIDA dibuat khusus untuk penggunaan pendekatan tidak langsung,
rencana ini memungkinkan kita untuk menyimpan ide utama untuk tahap tindakan.
Namun model ini juga dapat digunakan untuk pendekatan langsung, yakni
menggunakan ide utama sebagai faktor penarik perhatian, bangun minat dengan
argumen, ciptakan keinginan dengan bukti yang dimiliki, serta beri tekanan ide
utama pada tahap tindakan.
b. Menyeimbangkan Daya Tarik Emosi dan Logika
Daya tarik emosi mengusik perasaan dengan mendasarkan argumen pada
kebutuhan atau simpati audiens. Sedangkan daya tarik logika mengusik nalar yang
harus didukung dengan bukti. Dalam menyampaikan pesan persuasi kita harus
menyeimbangkan kedua hal tersebut. Terlalu sedikit emosi, audiens tidak akan
peduli untuk merespons pesan kita. Sebaliknya, terlalu banyak emosi akan membuat
audiens berpikir bahwa kita belum memikirkan pertanyaan-pertanyaan bisnis yang
sulit.
c. Menguatkan Posisi
Setelah menyelesaikan unsur dasar argumen, kita harus mencari bagaimana cara
untuk mendukung kekuatan posisi kita. Pilih kata yang dapat mendukung atau
menguatkan penyampaian pesan. Menggunakan abstraksi bersama dengan fakta
dan angka dasar dapat membawa argument menjadi lebih hidup, namun dengan
hati-hati dan sopan. Selain itu, metafora, kata kiasan, anekdot, ataupun cerita juga
dapat digunakan dalam rangka membantu audiens memahami arti dan pentingnya
argumen kita. Dalam menyampaikan pesan persuasi, soroti manfaat langsung dan
tak langsung dalam menyesuaikan permintaan.
d. Mengantisipasi Penolakan
Pesan persuasi dapat mengalami penolakan, maka dari itu penting bagi pebisnis
untuk mengantisipasi sebanyak mungkin penolakan dan menjawabnya dalam pesan
9
awal sebelum audiens menanyakan atau menolak hal tersebut. Pahami juga bahwa
orang mungkin akan lebih mendukung apa yang mereka bantu ciptakan, jadi
penting untuk meminta audiens menyumbangkan buah pikirannya tentang subjek
yang dibicarakan. Dengan begitu kita dapat membalikan masalah menjadi sebuah
peluang. Selain itu, perlu diingat bahwa kompromi bisa menjadi jalan tengah.
Dimana kita dapat mengajak audiens untuk berdiskusi dengan harapan
membuahkan sebuah hasil atau solusi yang lebih baik dari sebelumnya.
e. Mempertahankan Standar Etika dan Etiket
Pesan persuasi bisnis dicakup oleh banyak peraturan perundang-undangan dan
regulasi. Pebisnis yang beretika akan menginformasikan audiens tentang manfaat
ide, organisasi, produk, donasi, atau tindakan tertentu tanpa melakukan manipulasi.
Dalam hukum promosi, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
menyampaikan pesan persuasi. Pesan persuasi harus disampaikan secara jujur dan
tidak menipu, setiap pesan harus didukung dengan bukti, dan apabila pesan
menggunakan nama, foto, atau identitas orang lain maka harus meminta izin
terlebih dahulu. Selain itu juga dalam menyampaikan pesan kita harus memahami
peraturan mengenai spam, privasi pelanggan, dan keamanan data.
➢ Link Youtube terkait: https://www.youtube.com/watch?v=OkVs_FEnuxg
Ketika menyusun naskah pertama kali, hal-hal yang diperhatikan adalah nada dan
gaya. Walaupun dapat diperhalus dalam tahap revisi, gaya dan nada sebaiknya ditentukan
sejak awal untuk menghemat waktu penulisan ulang.
1) Mengendalikan Gaya dan Nada
Gaya adalah cara menggunakan kata-kata untuk mencapai nada atau kesan secara
keseluruhan. Gaya dapat diubah-ubah untuk menciptakan nada yang sesuai dengan
peristiwa. Struktur kalimat dan kosakata yang dipergunakan disesuaikan dengan sifat
pesan dan hubungan dengan penerima. Gaya dan nada yang sopan dan bersahabat
memungkinkan jalur komunikasi tetap terbuka. Komunikasi yang efektif memegang
peranan penting dalam bisnis. Komunikasi bisnis tertulis dikatakan efektif apabila
memenuhi karakteristik sebagai berikut :
a) Courtesy (Sopan Santun)
Nada sopan dan santun akan membuat penerima merasa dihargai dan dihormati.
10
Penggunaan kata-kata berkonotasi positif, gender-neutrral (penggunaan kata
tidak membedakan jenis kelamin), dan permohonan maaf yang tulus akan
meningkatkan citra komunikator.
b) Correctness (tepat/benar)
Tidak terdapat kesalahan dalam penulisan , format, itikad baca , pengunaan kata,
ejaan, dan tata bahasa. Penggunaan kata-kata dan istilah ( jargon ) yang tidak
familiar akan membingungkan para audiens.
c) Conciseness (ringkas)
Menggunakan kata, kalimat, dan paragraf yang relevan secara ringkas. Tidak
menggunakan kata-kata yang mubazir dan tidak mengulang kata- kata yang tidak
perlu.
d) Jelas
Kata-kata mudah dimengerti hanya dengan sekali baca dan tidak menimbulkan
keraguan. Kalimat-kalimat tidak terlalu panjang dan berhubungan secara logis
(coherence).
e) Tepat
Tidak menimbulkan kesalahan interpretasi karena disajikan secara spesifik dan
tidak biasa.
f) Lengkap
Memberikan informasi lengkap sesuai kebutuhan dan keinginan penerima.
Informasi yang tidak lengkap bisa mengakibatkan kerugian (misalnya, gagalnya
penjualan, rugi waktu, pengembalian barang, dan kehilangan pelanggan
potensial).
2) Mengembangkan Paragraf yang Logis
Paragraf adalah kumpulan dari kalimat yang berhubungan dengan satu topik umum.
Paragraf adalah satu kesatuan unit pemikiran. Setiap paragraf merupakan bagian
penting dari keseluruhan pesan. Paragraf umumnya terdiri atas 3 unsur, yaitu kalimat
topik, kalimat pendukung topik, dan unsur peralihan. Kalimat topik mengungkapkan
subjek dari paragraf dan bagaimana subjek akan dikembangkan. Paragraf bisa
dikembangkan dengan banyak cara. Terdapat 5 teknik yang paling umum
dipergunakan untuk mengembangkan paragraf, yaitu :
a) Ilustrasi adalah mengembangkan paragraf menggunakan ilustrasi atau contoh-
contoh yang dapat memperjelas ide pokok.
b) Perbandingan atau kontras adalah mengembangkan paragraf dengan menguraikan
11
persamaan dan perbedaan.
c) Sebab-akibat adalah mengembangkan paragraf dengan tekhnik sebab- akibat dan
memusatkan uraian pada alasan-alasan mengenai sesuatu.
d) Klasifikasi adalah mengembangkan paragraf dengan memecahkan ide umum
menjadi beberapa kategori spesifik.
e) Masalah dan penyelesaian adalah mengembangkan paragraf dengan menyajikan
suatu masalah dan kemudian membahas penyelesaiannya.
➢ Link Pembahasan Sub Materi : https://www.youtube.com/watch?v=bFw7h7IeXCk
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelum
menyampaikan atau menulis pesan negatif (bad news), kita sebagai komunikator harus
mengerti strategi pengorganisasian dalam pesan-pesan negatif agar hubungan antara
audiens atau pelanggan sebaik mungkin dan menjaga citra perusahaan/organisasi. Banyak
hal yang harus diperhatikan dalam menyusun pesan negatif, dimulai dari merencanakan
pesan, menulis pesan, hingga menyelesaikan pesan. Dalam mengorganisasikan pesan
negatif, kita harus menentukan pendekatan yang akan digunakan ,peka terhadap
keragaman antar budaya atau antar audiens, dan memastikan bahwa dalam menyampaikan
pesan tetap mempertahankan etika yang tinggi.
Selain itu dalam berbisnis, kita juga perlu memahami bagaimana caranya menyusun
dan mengorganisasikan pesan persuasif. Persuasi adalah usaha untuk mengubah perilaku,
kepercayaan, dan tindakan seseorang. Dalam merencanakan, menulis, dan menyelesaikan
pesan persuasi bisnis kita harus melibatkan beberapa strategi dalam mengorganisasikan
pesan. Pertama, membuat kerangka argumen. Dilanjutkan dengan menyeimbangkan daya
tarik emosi dan logika, menguatkan posisi, dan mengantisipasi penolakan. Tidak lupa juga
mempertimbangkan standar tinggi etika dan etiket.
3.2. Saran
Tentunya kami sebagai penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan RMK di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan RMK itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca. Namun kami tetap
berharap apa yang kami tulis dalam RMK ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca
13
DAFTAR PUSTAKA
Bovee, L Courtland and John V. Thill. 2008. Komunikasi Bisnis Buku Pertama Edisi
Keenam: Jakarta. PT Prenhallindo.
Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis, Penerbit Andi.
Ellen, Guffey, Marry, Rhodes Kathleen, and Rogin Patricia. 2006. Business Communication,
Fourth Edition : Jakarta. Salemba Empat.
Purwanto, Djoko. (2006). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
14