Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PERENCANAAN PESAN-PESAN BISNIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi
Dan Bisnis Islam

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Juni Hirza Narmi 3322110
Nopi Ramadan 3322094
Randi Saputra 3322085

Dosen Pengampu :
Febriyan Pratama Defaz, S.E, M.M

PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M.DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI

TA. 2024/2025
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, dan seluruh
pengikutnya hingga akhir zaman. Atas berkat karunia-Nya, kami telah selesai
menyusun makalah yang berjudul “Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis”. Makalah ini
kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah Komunikasi Bisnis
Islam dengan dosen pengampu bapak Febriyan Pratama Defaz, S. E., M. M

Dalam penyusunannya, kami mengambil sumber dari beberapa literatur.


Pembaca mungkin akan menemukan beberapa kekurangan dan kesalahan penulisan
dalam makalah ini, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang ikut
membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat waktu.
Akhir kata, semoga makalah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi syiar Islam.

Bukittinggi, 20 Maret 2024

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 3

2.1 Konsep Dasar Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis .......................................... 3

2.2 Tahapan Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis ................................................... 4

2.2.1 Penentuan tujuan,cara menguji,pengambilan Keputusan ....................... 4

2.2.2 Analisis Auudiens.................................................................................. 7

2.2.3 Penentuan ide pokok pesan-pesan bisnis............................................... 11

2.2.4 Pemilihan mediapenyampaian pesan-pesan bisnis................................ 12

2.3 Proses Komposisi Pesan-Pesan Bisnis ......................................................... 13

BAB III STUDI KASUS ....................................................................................... 16

3.1 Studi Kasus ................................................................................................... 16

3.2 Analisis Kasus .............................................................................................. 19

3.3 Solusi Kasus ................................................................................................. 20

BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 22

4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 22

4.2 Saran ............................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia bisnis komunikasi sangatlah diperlukan, karena seorang pelaku
bisnis harus berkomunikasi dengan pelanggan, bawahan atau pihak manapun yang
berhubungan dengan bisnisnya. Perencanaan pesan-pesan bisnis merupakan suatu
langkah strategis bagi pencapaian tujuan suatu bisnis dan merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan komunikasi. Pesan-pesan bisnis yang terencana dengan
baik akan mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Sebelum menyampaikan
pesan-pesan bisnis kepada pihak lain pengirim pesan harus melakukan persiapan
atau perencanaan dengan sebaik-baiknya agar pesan-pesan bisnis yang ingin di
sampaikan kepada pihak lain dapat dapat dipahami dan diterima dengan baik.
Perencanaan pesan bisnis merupakan langkah penting dalam strategi
komunikasi perusahaan. Pesan yang disampaikan dengan baik dapat
mempengaruhi pandangan dan karakter audiens. Dalam era digital dan persaingan
yang semakin ketat, perencanaan pesan bisnis yang efektif dapat menjadi kunci
keberhasilan dalam membangun hubungan dengan pelanggan dan mencapai
keunggulan kompetitif.
Dalam era digital yang terus berkembang ini, pesan bisnis yang efektif menjadi
semakin penting bagi kesuksesan perusahaan. Perencanaan pesan bisnis yang baik
adalah langkah awal yang krusial dalam memastikan komunikasi yang efektif
dengan audiens target. Pesan bisnis yang baik tidak hanya menyampaikan
informasi dengan jelas, tetapi juga dapat mempengaruhi persepsi, sikap, dan
tindakan para penerima pesan.
Jadi dari penjabaran diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam melakukan
perencanaan pesan pesan bisnis kita perlu menciptakan komunikasi yang
berkualitas yaitu komunikasi yang efektif. Maksudnya adalah dalam merencanakan
pesan bisnis, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti tujuan
bisnis yang ingin dicapai, karakteristik audiens target, serta media atau saluran
komunikasi yang akan digunakan. Karna jika kita tidak melakukan perencanaan

1
pesan bisnis dengan baik dapat mengakibatkan kesalahpahaman, memburuknya
citra perusahaan, keputusan yang tidak tepat, dan banyak hal negatif lainnya yang
dapat terjadi. Maka dari itu perencanaan pesan pesan bisnis menjadi sangat penting.
Pada kesempatan kali ini pemakalah akan membahas tentang perencanaan
pesanpesan bisnis. Dimana sub materi yang akan kami jelaskan adalah mengenai
bagaimana konsep perencanaan pesan-pesan bisnis, tahapan perencanaan
pesanpesan bisnis, proses komposisi pesan-pesan bisnis, penentuan tujuan, cara
memilih tujuan, pengambilan keputusan dalam perencanaan pesan-pesan bisnis,
analisis audiens, penentuan ide pokok pesan-pesan bisnis, dan pemilihan saluran /
media penyampaian pesan-pesan bisnis. Dan disini pemakalah akan mengangkat
study kasus yang berjudul "Karen’s Dinner Menuai Kontroversi Setelah Buka di
Jakarta?".
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa konsep dasar perencanaan pesan-pesan bisnis ?
2. Apa tahapan perencanaan pesan-pesan bisnis ?
3. Bagaimana proses komposisi pesan-pesan bisnis ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui konsep dasar perencanaan pesan-pesan bisnis.


2. Untuk mengetahui tahapan perencanaan pesan-pesan bisnis.
3. Untuk mengetahui proses komposisi pesan-pesan bisnis.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis


Secara sederhana definisi komunikasi bisnis adalah komunikasi yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu demi kepentingan bisnis pelaku
komunikasi. Untuk mencapai tujuan komunikasi bisnis, perlu perencanaan yang
baik. Perencanaan pesan merupakan suatu langkah strategis bagi pencapaian
tujuan suatu organisasi secara menyeluruh. Pesan-pesan bisnis yang terencana
dengan baik mempermudah pencapaian tujuan komunikasi.

Menurut Andre Hardjana pesan bisnis adalah sebagai suatu proses


penyampaian informasi, gagasan, pendapat atau instruksi pada target tertentu baik
secara antarpersonal maupun impersonal melalui lambang, sinyal maupun bahasa.
Pendapat lainnya menurut Locker, pesan bisnis adalah perencanaan kegiatan yang
bertujuan untuk pemuasan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran
informasi yang ditujukan untuk orang lain. Selanjutnya menurut Feriyanto,
perencanaan pesan bisnis merupakan proses komposisi penyusunan pesan bisnis.
Proses itu sendiri terdiri dari perencanaan tujuan audiens, ide, saluran,
pengorganisasian ide, membuat draft, merangkai kata atau kalimat atau paragraph,
dan merevisi. Kemudian menurut Irwansyah, perencanaan pesan bisnis sebagai
salah satu proses bentuk komunikasi menggunakan lambang atau bahasa baik
verbal maupun nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari beberapa definisi para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan
bisnis merupakan proses menentukan suatu pikiran atau perasaan kemudian
menuangkannya ke dalam suatu lambang untuk mencapai tujuan komunikasi
organisasi.1

1
Syubhan Akib,dkk, Komunikasi Bisnis, (NTB: Seval Literindo Kreasi, 2023), hlm.40

3
2.2 Tahapan Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis
Tahapan perencanaan pesan-pesan bisnis adalah proses sistematis untuk
merencanakan dan mengatur pesan-pesan yang akan disampaikan kepada audiens.
Yang mencakup langkah-langkah seperti penetapan tujuan, analisis audiens,
penentuan ide pokok pesan-pesan bisnis, serta pemilihan/seleksi media
penyampaian pesan-pesan bisnis. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
pesan yang disampaikan efektif dalam mencapai tujuan bisnis tertentu dan dapat
diterima dengan baik oleh audiens. Berikut ini adalah tahapan perencanaan pesan-
pesan bisnis :

2.2.1 Penentuan tujuan, cara menguji tujuan, dan pengambilan keputusan


dalam perencanaan pesan-pesan bisnis.

Tahap pertama dalam merencanakan suatu pesan bisnis adalah


memikirkan maksud atau tujuan komunikasi. Seorang komunikator tentunya
ingin menjaga nama baik di hadapan audiens, sekaligus menghasilkan
sesuatu yang baik bagi organisasinya. Tujuan pesan harus dinyatakan dengan
jelas karena pengirim pesan berharap komunikan memahami isi ide pokok
yang akan disampaikan, sehingga dapat membantu komunikator dalam
membuat beberapa keputusan penting, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menentukan tujuan, seperti berikut :

a. Meneruskan pesan., sebelum menyampaikan pesan, pertimbangkan


Kembali perlu tidaknya pesan yang akan disampaikan.
b. Menanggapi komunikan., komunikator perlu mempertimbangkan motif
komunikan untuk dapat menanggapi dengan baik, di antaranya mengapa
komunikan perlu memperhatikan inti dari pesan yang akan
disampaikan, dan sebagainya.
c. Memutuskan isi, menetapkan tujuan yang jelas akan membantu
memusatkan isi pesan. Komunikator disarankan hanya memasukkan

4
informasi yang penting dan relevan dengan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.
d. Menetapkan saluran atau media, penentuan saluran atau media yang
digunakan menyampaikan suatu pesan, sangat bergantung terhadap
tujuan yang dikehendaki. Saluran komunikasi yang digunakan dapat
berupa lisan maupun tulisan.
Tujuan yang ditentukan dalam perencanaan pesan bisnis perlu diuji
untuk mengetahui bahwa tujuan yang telah ditentukan atau disusun bersama
sudah memenuhi standar.

a. Apakah tujuan tersebut realistis?


Suatu tujuan harus disusun secara realistis, yaitu ide atau gagasan
yang akan disampaikan dapat dilakukan (feasible) dan sesuai dengan
kemampuan yang ada (compatible).
b. Apakah waktunya tepat?
Dalam menyampaikan suatu ide atau gagasan, sebaiknya
dipertimbangkan masalah ketepatan waktu.
c. Apakah orang yang mengirimkan pesan sudah tepat?
Ketidaktepatan dalam menentukan siapa yang layak untuk
menyampaikan suatu pesan akan berpengaruh terhadap efektivitas
penyampaian suatu pesan. Pesan atau ide yang disampaikan oleh orang
yang berkedudukan atau berjabatan tinggi cenderung lebih dapat
diterima, dibandingkan bila pesan disampaikan oleh orang yang
kedudukannya rendah.
d. Apakah tujuannya selaras dengan tujuan organisasi perusahaan?
Tujuan penyampaian suatu pesan sebaiknya mengacu pada tujuan
organisasi secara keseluruhan.

Tujuan yang jelas akan membantu mengarahkan Anda mencapai tujuan


yang dikehendaki. Sebagaimana diketahui, setiap organisasi tentunya
memiliki tujuan yang bermacam-macam, yang sangat bergantung pada jenis
organisasinya. Di samping itu, penentuan tujuan yang jelas bagi suatu

5
organisasi akan dapat membantu proses pengambilan keputusan yang
mencakup antara lain:

a. Keputusan untuk meneruskan pesan


Sebelum menyampaikan suatu pesan, tanyakan pada diri sendiri
apakah pesan yang akan disampaikan benar-benar diperlukan atau tidak,
Jika pesan-pesan yang akan disampaikan diduga mempunyai pengaruh
yang sangat kecil kepada audiens, sebaiknya penyampaiannya ditahan
dulu. Sebaliknya bila sangat penting dan akan membawa pengaruh yang
besar, pesan sebaiknya segera diteruskan atau disampaikan.
b. Keputusan untuk menanggapi audiens
Untuk memutuskan cara terbaik menanggapi audiens, komunikator
perlu mempertimbangkan motif-motif mereka. Mengapa mereka
memperhatikan inti pesan yang disampaikan? Apakah mereka
mengharapkan keuntungan? Apakah harapan mereka sesuai dengan
harapan komunikator? Tanpa mengetahui motif audiensnya,
komunikator tidak akan dapat menanggapi mereka dengan baik.
Komunikator dan audiens juga akan gagal mendapatkan apa yang
mereka inginkan bila harapan mereka tidak sesuai/sejalan.
c. Keputusan untuk memusatkan isi pesan Menetapkan tujuan yang jelas
akan membantu memusatkan isi pesan.
Komunikator seharusnya hanya memasukkan informasi yang penting,
yang relevan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Informasi
yang tidak relevan harus disingkirkan atau dibuang jauh-jauh. Bila
informasi yang tidak penting dimasukkan dalarn pesan-pesan yang akan
disampaikan, inti pesan akan kabur, dan waktu pun akan terbuang
percuma. Pada akhirnya, penyampaian pesan tidak akan mencapai
sasaran yang dikehendaki.
d. Apakah orang yang mengirimkan pesan sudah tepat?

6
Pesan atau ide yang disampaikan oleh seseorang yang memiliki
kedudukan atau jabatan tinggi cenderung lebih dapat diterima daripada
bila disampaikan oleh orang yang kedudukannya rendah.
Ketidaktepatan dalam menentukan siapa yang layak menyampaikan
suatu pesan akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian suatu
pesan.
e. Apakah tujuannya selaras dengan tujuan organisasi perusahaan?
Tujuan penyampaian suatu pesan hendaknya mengacu pada tujuan
organiksasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, apabila ingin
menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada audiens, usahakan agar pesan
tersebut sesuai dengan kebijakan organisasi. Apabila jawaban terhadap
keempat pertanyaan tersebut adalah "tidak", sebaiknya pesan jangan
disampaikan. Apabila tetap disampaikan, tujuan tidak akan tercapai,
atau hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
2.2.2 Analisis Audiens
Sesudah penentuan tujuan telah ditetapkan bersama, tindakan
selanjutnya yang harus dilakukan ialah menganalisis audiens. Target
ataupun sasaran utama dari setiap komunikasi pesan bisnis adalah audiens
atau sering disebut penerima. Oleh karena itu menganalisis terhadap
penerima sangat penting dilakukan seperti siapakah mereka, bagaimana
pemahaman mereka, dan latar belakang mereka harus diketahui. Pertanyaan
itu membuat petunjuk yang paling bermanfaat yang tentu mempengaruhi
bahan yang hendak diberi kepada penerima dan bagaimana usaha
mengatasinya.
Memahami profil penerima merupakan situasi mudah dan sulit karena
apabila partner bicara komunikasi yaitu seseorang yang pernah kita kenal
dengan baik, penentuan profil penerima dalam keadaan ini tidak akan
menemui kerumitan karena yang memerankan penerima pesan merupakan
individu yang pernah kita kenal dengan baik. Namun sebaliknya seluruhnya
akan menjadi rumit apabila yang memerankan penerima pesan yaitu individu

7
yang betul-betul belum kita kenal, pemberi pesan tak pernah mendengar
gelar, dan tidak sempat bertemu secara langsung bersama mereka. Maka dari
itu komunikator harus melaksanakan penelitian guna memperkirakan
tanggapan audiens.
a. Cara Mengembangkan Profil Audiens
1) Menetapkan Komposisi Serta Ukuran Audiens
Semakin ramai audiens maka semakin bermacam pula
pendidikan, status dan sikap mereka. Banyaknya audiens juga
gampang membuat kericuhan dan akan susah dikontrol. Sebab itu
komunikator perlu mengetahui sesuatu yang bisa mengendalikan
mereka seperti memberikan lelucon agar dapat perhatian kepada
audiens. Bentuk serta ukuran penyusunan bahan yang hendak
disampaikan juga ditentukan oleh banyaknya audiens, bagi audiens
yang berjumlah sedikit, bahan bisa disatukan di dalam catatan yang
simpel selanjutnya disampaikan ataupun diberikan pada audiens,
sedangkan bagi audiens yang berjumlah banyak sebaiknya bahan
disatukan dengan satu tulisan ataupun keterangan beserta dimensi
yang sudah resmi.
2) Siapakah audiens
Apabila audiens lebih dari satu orang sebaiknya komunikator
terlebih dahulu mengenali siapa saja antara mereka yang akan
memegang kondisi paling berarti, umumnya mereka yang memegang
posisi paling penting yakni mereka yang mempunyai kelebihan
dalam satu atau dua bagian khusus dan dapat memegang posisi paling
penting, seperti mereka yang memiliki status organisasional tinggi.
3) Tanggapan audiens
Sesudah kita mengenal siapakah yang hendak menjadi audiens
kita, maka butuh prediksi tanggapan yang dapat dimunculkan kepada
audiens tersebut. Apabila sistem audiens ialah mereka orang-orang
yang tidak suka berdebat atau kurang kritis, penyampaian hendaknya

8
disajikan tepat pada aspek simpulan dan saran-saran, berhubung saat
mereka diajak percakapan reaksi mereka kurang tegas.
4) Bagaimana Tingkat pemahaman audiens
Ketika menyampaikan pesan-pesan, latar belakang audience
seperti tingkat pendidikan, usia, dan pengalaman juga perlu
diperhatikan. Jika komunikator dan audience memiliki latar belakang
yang jauh berbeda, perlu diputuskan terlebih dahulu seberapa jauh
audience tersebut di didik. Usahakan agar kita tidak terlalu monoton
karena kalau kita menyampaikan pesan terlalu monoton maka
audiens akan merasa bosan dan pastinya sedikit terdorong atas
anggapan yang kita berikan.
5) Bagaimana Hubungan Komunikator Dengan Audiens
Jika komunikator merupakan orang yang belum dikenal oleh
audiens maka audiens harus dapat diyakinkan sebelum penyampaian
suatu pesan yang akan disampaikan. Komunikator harus dengan
penampilan yang menyakinkan akan membuat audiens termotivasi
untuk mendengarkan dan menyimak pembicaraannya sehingga pesan
dapat tersampaikan dengan baik.
Pesan-pesan yang akan disampaikan dan nada suara
komunikator saat menyampaikan pesan dapat menunjukkan tingkat
hubungan komunikator dengan audiens seperti nada suara saat kita
menyampaikan pesan saat berbicara dengan orang yang sudah
dikenal tertentu sangat berbeda dengan orang yang baru saja dikenal.2
b. Cara Memenuhi Kebutuhan Informasi Audiens
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, audiensi memiliki latar
belakang yang sangat beragam. Bagaimana memuaskan kebutuhan
informasi audiensi? Ada empat tahap penting yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan audiensi, yaitu:

2
Vivi Candra,dkk, Komuniasi Bisnis, (Purbalingga: CV.Eureka Media Aksara, 2022) hlm.48-50

9
1) Temukan apa yang diinginkan oleh audiens
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui sebuah
survei. Apabila keinginan audiensi sudah ditemukan, jangan
ditundatunda, segera informasikan apa yang diinginkan audiensi.
Kecepatan dan ketepatan dalam merespon keinginan dan harapan
audiensi merupakan bagian dari suatu upaya memberikan kepuasan
kepada audiensi.
2) Berikan semua informasi yang diperlukan
Usahakan semua informasi penting yang diminta audiensi tidak
ada yang terlewatkan. Dengan kata lain, semua informasi-informasi
penting telah tercakup dalam pesan yang diberikan. Lakukan
checkrecheck terlebih dahulu sebelum pesan-pesan bisnis
disampaikan kepada audiensi. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya kesalahan dalam penulisan pesan-pesan bisnis sekaligus
sebagai upaya untuk menjaga agar apa yang disampaikan tersebut
sesuai dengan harapan dan keinginan audiensi.
3) Yakinkanlah informasinya akurat
Informasi yang disampaikan kepada audiensi hendaklah
informasi yang benar-benar akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya. Pemberian informasi yang akurat akan
dapat menumbuhkan kepercayaan yang positif. Jangan sampai
memberikan informasi yang salah kepada audiensi. Kalau secara
tidak sengaja terjadi kekhilafan dalam penyampaian informasi,
pengirim pesan harus sesegera mungkin merevisi dan meminta maaf
atas segala kekhilafan yang telah dilakukan.
4) Tekankan ide-ide paling menarik bagi audiens
Cobalah untuk menemukan ide penting yang sangat menarik
bagi audiensi. Selanjutnya, berikan perhatian khusus atau perhatian
yang lebih kepada ide penting tersebut. Apabila hal tersebut dapat
dilakukan dengan baik, berarti pengirim pesan telah berhasil

10
memberikan sesuatu yang sangat berharga dan menarik bagi
audiensinya.3
2.2.3 Penentuan ide pokok pesan-pesan bisnis
Pemikiran utama umumnya dibantu dengan pemikiranpemikiran yang
berbeda, ide pokok ialah pertanyaan terhadap suatu objek yang
mendeskripsikan kandungan dan maksud objek terkandung sehingga dapat
tercapai dengan baik bagi audiens. Topik merupakan suatu subjek pesan.
Dengan begitu berarti ide pokok tidak sama dengan topik. Menentukan ide
pokok memerlukan pengalaman dan kreativitas. Ada tiga teknik untuk
menentukan ide pokok yaitu :
a. Arahan pimpinan
Lembaga yang melakukan metode kesenioran maka para
penyelenggara pasti akan menanyakan keterangan atau arahan dari
atasan kalau akan menetapkan ide pokok.
b. Proses kreatif
Penentuan ide pokok dengan menghasilkan ide secara sendiri atau
sebagai kelompok agar pemikiran leluasa supaya ide yang diciptakan
lebih bervariatif, baru dan lebih bagus.
c. Kebiasaan
Untuk masalah yang berulang-ulang umumnya ide pokok dapat
dikembangkan dengan relatif serupa, pemilihan ide pokok dilakukan
dengan kebiasaan. Setelah ide pokok telah ditentukan maka perlu
diperhatikan cakupan informasi yang menyangkut luas maupun
mendalam, hal tersebut perlu dilakukan contohnya akibat gangguan
dalam menerima informasi atau kurangnya kemampuan komunikator
sebaiknya pesan yang bersifat umum maupun luas sebaiknya direvisi
ulang agar dapat mudah dipahami.

3
Djoko Purwanto, Korespondensi Bisnis Modern, (Jakarta:Erlangga, 2007), hlm.60

11
2.2.4 Pemilihan/seleksi media penyampaian pesan
Pesan-pesan bisnis harus sesuai dengan situasi yang ada. Ide-ide dapat
disampaikan melalui dua saluran, yaitu saluran lisan dan tertuis. Pilihan
mendasar antara berbicara atau menulis tergantung pada tujuan atau maksud
pesan, audiens dan karakteristik dari kedua saluran komunikasi tersebut :
a. Saluran komunikasi lisan
Komunikasi lisan merupakan saluran yang paling banyak di gunakan
dalam bisnis, komunikasi itu antara lain, percakapan antara dua orang
secara langsung (tatap muka), melalui telpon, wawancara, pidato,
seminar, pelatihan, dan presentasi bisnis. Saluran itu di sukai karna
sederhana, spontan, nyaman, praktis, ekonomis dan memiliki
kemampuan yang lebih tinggi dalam memberikan umpan balik (feed
back).
Salah satu kelebihan dari komunikasi lisan adalah kemampuannya
memberikan umpan balik dengan segera. Saluran digunakan bila pesan
yang disampaikan sederhana, tidak diperlukan catatan permanent dan
audience dapat dibuat lebih nyaman. Kelebihan yang lain yaitu sifatnya
yang ekonomis.
b. Saluran komunikasi tertulis.
Pesan-pesan tertulis dalam bisnis di buat dalam berbagai bentuk,
misalnya surat, memo, proposal, dan laporan. Pilihan kata dalam pesan
tertulis dilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan nada sopan
dan bersahabat, kekurangannya adalah umpan balik secara langsung
yang tidak bisa di peroleh dengan waktu cepat.
Kelebihan dari saluran komunikasi tertulis adalah adanya
kesempatan bagi para komunikator untuk merencanakan dan
mengendalikan pesan. Saluran komunikasi tertulis tepat digunakan
apabila :
1) Tidak diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima.
2) Pesan terinci dan kompleks.

12
3) Penerima dalam jumlah banyak.
4) Memerlukan perencanaan yang seksama.
5) Penerima sulit dijangkau karena tersebar secara geografis.4
2.3 Proses Komposisi Pesan-Pesan Bisnis
Pada umumnya, penulisan pesan-pesan bisnis yang akan disampaikan
secara lisan cenderung hanya bersifat outline atau garis besarnya saja, sedang
penyajian secara lebih rinci (lengkap) dapat disampaikan pada saat melakukan
presentasi. Dalam hal penyusunan pesan bisnis, dibutuhkan suatu kreatifitas agar
menarik perhatian, mudah dibaca dan mudah dipahami. Agar pesa-pesan bisnis
dapat menjadi komunikasi yang efektif, maka diperlukan pemahaman terhadap
proses penyusunan pesan bisnis dalam komunikasi bisnis. Pada umumnya proses
penyusunan pesan bisnis terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Perencanaan Pesan
Perencanaan pesan bisnis diawali dengan penentuan tujuan, analisis
audiens, penentuan ide pokok,serta pemilihan saluran dan media.
2. Pengorganisasian Pesan
Tujuan pesan bisnis adalah pemahaman penerima. Oleh sebab itu, untuk
mempercepat dan meningkatkan efisiensi penyusunan pesan perlu
mengorganisasikan pesan dengan baik agar audiens mudah memahami dan
menerima pesan yang disampaikan. Apabila pesan disampaikan secara
terorganisir akan mempermudah komunikator dalam. menyampaikan pesan,
sehingga dapat selesai lebih cepat dan menghemat waktu. Pengorganisasian
pesan dapat dituangkan melalui penyusunan draft yang mencakup semua
informasi penting yang disampaikan dengan menggunakan kata-kata, kalimat,
dan paragraf yang sederhana.
3. Revisi Pesan.
Revisi pesan bisnis adalah perbaikan pesan bisnis agar pesan bisnis
yang telah direncanakan dan dibuat dapat ditinjau ulang atau dapat

4
Ferdi Fathurrohman, Komunikasi Bisnis, (Jawa Barat:POLSUB PRESS, 2020), hlm.70-71

13
disempurnakan untuk menghindari adanya kesalahan. Penyusunan pesan bisnis
memerlukan proses yang hati-hati dan teliti, sehingga pesan yang telah
disampaikan perlu ditelaah ulang dan diperbaiki untuk menjamin bahwa pesan
bisnis tersebut tidak terdapat kekurangan, kelebihan atau kesalahan. Revisi
pesan dapat dimulai dengan membaca secara cepat pada isi, organisasi dan
format penulisannya. Lalu dilanjutkan dengan menulis ulang pesan agar
kalimat efektif.

Dalam penulisan pesan-pesan bisnis ada beberapa hal yang perlu di perhatikan
seperti :

1. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam penyajian pesan-pesan bisnis
secara lisan lebih menarik dan dinamis daripada yang berbentuk tertulis karena
cara penyampaiannya yang lebih santai, luwes, dan tidak monoton. Di samping
itu, melalui penyajian secara lisan penerima pesan akan lebih mudah
memahami maksud dan tujuan suatu pesan yang ditunjukkan dengan
penyampaian pesan pesan secara langsung, pesan-pesan nonverbal yang
didukung dengan tampilan kata, huruf, gambar, bagan, dan tabel dalam format
animasi yang dinamis.
2. Membuat Kalimat yang Efektif
Kalimat merupakan sarana untuk menyampaikan pesan kepada orang
lain. Agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti pembaca,
kalimat harus disusun secara efektif. Dalam menyusun suatu kalimat perlu
diperhatikan tiga hal, yaitu kesatuan pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan.
Sebagaimana diketahui bahwa setiap kalimat paling tidak terdiri atas subjek dan
predikat.
3. Cara Mengembangkan Paragraf
Secara umum ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengembangkan suatu paragraf, yaitu pendekatan induktif dan deduktif.
Pendekatan induktif dimulai dengan mengemukakan berbagai alasan terlebih

14
dahulu, kemudian baru dibuat kesimpulan, sedangkan pendekatan deduktif
dimulai dari kesimpulan kemudian baru diikuti dengan alasan-alasannya. Lebih
lanjut, suatu paragraf dapat dikembangkan dengan memberikan ilustrasi atau
contoh, perbandingan (persamaan dan perbedaan), pembahasan sebabakibat,
klasifikasi, dan pembahasan pemecahan masalah.5

5
Siti Mujiatun, Komunikasi Bisnis, (Yogyakarta:Merdeka Kreasi group, 2022), hlm.78-80

15
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Studi Kasus
Studi kasus Karen’s Dinner Menuai Kontroversi Setelah Buka di Jakarta?

https://www.kompasiana.com/nabilaputrimeitana/63c3c052040c877ecf1326f4/ka

ren-s-diner-menuai-kontroversial-setelah-buka-di-jakarta-perspektif-
komunikasiantar-budaya
Karen's diner baru-baru ini membuka gerainya di Jakarta. Restoran Karen's
dinner yang berasal dari Australia ini berkonsepkan mengenai tawaran menyantap
makanan dengan experience yang memacu emosional dari pegawainya melalui
perlakuannya, seperti melempar buku menu ke meja pelanggan, lalu dimarahi,
ditatap dengan tatapan sinis, dan lain sebagainya.

Media sosial yang merupakan bagian dari saluran komunikasi antar budaya,
yang di dalamnya kita dapat mengakses berbagai informasi yang didapat secara
online atau digital. Karen's diner mendapat banyak tuaian dari berbagai media
sosial yang ada, seperti twitter, Instagram, dan tiktok. Dengan penyebaran video
mengenai pelayanannya yang dinilai tidak selaras dengan penerapan budaya
indonesia, Jelas hal itu banyak mengundang kecaman dari warga net.

16
Perbincangan tersebut kian tak henti-hentinya membanjiri media sosial yang
mengunggah mengenai resto tersebut. Banyak yang berbicara terkait pelayanannya
yang sama sekali tidak memperhatikan nilai etika didalamya. Walaupun konsep
dari restoran tersebut seperti itu, tetapi hal itu masih sulit dicerna dan diterima oleh
warga indonesia.

Banyak netizen yang mengomentari baik di twitter maupun di tiktok, seperti:


"mungkin belum cocok karen's diner ini dengan budaya Indonesia" ujar pengguna
Tiktok @king pada postingan mengenai karen's diner. Pengguna lainnya pun
berkomentar tentang "jauh dari konsep... beda budaya".

Dari komentar-komentar diatas banyak yang dilontarkan mengenai ketidak


tepatan dalam penempatan konsep dari resto tersebut, bahwa budaya yang
diterapkan karen's diner dari negara asalnya sangat berbanding jauh dengan
budaya indonesia. Seorang WNA juga mengomentari lewat video yang dibuatnya.
Dalam video tersebut yang diunggah melalui tiktok pribadinya, ia berbicara
mengenai perbedaan penerapan budaya dari negara barat dan indonesia. Di
indonesia cenderung pada budaya yang ramah tamah, sopan santun,
mengedepankan aspekaspek hormat kepada sesama. Sedangkan di australia,
mereka tidak ada hal yang menjadi acuan dalam keseharian dan hal itu menjadi
suatu yang sensitif mengenai budaya. Budaya barat yang diterapkan menurutnya
dipaksakan di NKRI ini dan terlebih lagi budaya ini diterapkan untuk konteks
penjualan makanan, yang biasanya dalam pelayanan restaurant akan dilayani
degan baik.

Komentar lain dari pengguna lain juga menyuarakan mengenai gerai makanan
ini. Ia menyampaikan bahwa karen's diner ini tidak seharusnya melakukan
pelayanan yang tidak pantas itu, dengan menyelupkan tangannya ke sajian yang
akan disajikan, berteriak kepada pelanggan, membully, dan lain sebagainya. Ia
menganggap bahwa pelayanan disana norak dan uncultured. Dalam cuitannya di
Twitter @goodghan membuka omongannya terkait pelayanan yang diberikan

17
"yelling and body shaming, messing up with food presentation and adding sauce
recklessly. Entah menurut orang lain gimana, tapi buat gue ini gak wajar sih."

Perlu diketahui bahwa dalam komunikasi antar budaya terdapat unsur sikap,
dimana sikap ini merupakan hal yang dapat memberi pengaruh terhadap
pemberian respon dan tingkah laku. Ketika sikap yang diberikan dan ditunjukan
oleh para pegawai karen's diner tidak sesuai dengan sikap yang diterapkan dalam
keseharian, maka akan timbul respon yang cenderung negatif serta timbulnya
kontradiksi, seperti tuitan serta respon dari video-video yang dibuat oleh para
content creator tersebut.

Dalam komunikasi antar budaya terdapat bentuk-bentuk konteks komunikasi


antar budaya, seperti komunikasi antar-pribadi, komunikasi kelompok,
komunikasi publik, komunikasi organisasi, komunikasi massa, konteks
pendidikan, konteks layanan kesehatan, komunikasi gender, dan konteks bisnis.
Dalam konteks bisnis disebutkan oleh Liliweri (dalam Ibrahim, 2017: 63), bahwa
dalam konteks bisnis ini cara apapun dapat dilakukan dalam berkomunikasi untuk
mendapat keuntungan yang maksimal. Catherine Nickerson juga mengemukakan
bahwa hambatan organisasi dalam komunikasi terjadi karena ketidak pahaman
pesertanya terkait latar belakang budaya masing-masing , terutama bahasa
kontekstual di antara peserta komunikasi bisnis tersebut.

Dari perilaku yang dilihat, penerapan budaya barat yang terjadi pada kedai
karen's diner bahwa hal ini terlalu maksa untuk masuk kedalam lingkup budaya
Indonesia yang selalu mengedepankan nilai sopan santun dan tata krama. Hal
tersebut memiliki dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari budaya yang
diterapkan dalam gerai tersebut dari negara aslinya yaitu, terserapnya penerapan
budaya seperti negara barat yang akan memudarkan budaya asli indonesia seperti
tidak mementingkan tingkatan usia seseorang, bersikap bodo amat antar sesama.

Ada baiknya ketika sebuah gerai yang akan buka dengan adaptasi budaya yang
berbeda dari negara aslinya, alangkah baiknya dilakukan riset yang mendalam

18
terkait struktur kebudayaan dan lingkup sosialnya, akankah hal ini dapat
berkembang dengan baik atau sebaliknya, yaitu akan timbul kontradiksi. karena,
jika di negara aslinya hal ini sebuah hal yang 'unik', tetapi bukan berarti hal ini bisa
diterapkan di beberapa negara, seperti Indonesia ini.

Lalu bagaimana caranya agar budaya Indonesia ini tidak tercemar dengan
budaya luar? Kita bisa menjauhkan dan menghindari perilaku-perilaku yang tidak
baik dalam hal-hal yang negatif untuk ditiru. Serta kita harus sadar betul bahwa
budaya yang akan berusaha masuk ini merupakan budaya yang berbanding jauh
dengan budaya kita, dengan memperkuat diri dalam pertahanan budaya, maka itu
akan meminimalisir terjadinya kontaminasi budaya luar.

3.2 Analisis Kasus


Pada kasus diatas dapat kita lihat bahwa yang menjadi penyebab timbulnya
kontroversi pada restoran keren's diner adalah komunikasi yang tidak sesuai
dengan budaya diindonesia. Keren's Diner, restoran asal Australia ini membuka
gerai dijakarta dengan konsep pelayanan yang memacu emosi pelanggan, seperti
melempar buku menu ke meja pelanggan dan perlakuan kasar lainnya. Konsep
seperti itu mungkin berhasil di Australia, tetapi diindonesia ini menimbulkan
kontroversi karena bertentangan dengan budaya setempat yang menghargai sopan
santun dan penghormatan. Disini dapat kita lihat bahwa pelayan pada restoran
Keren's Diner dapat disebut sebagai komunikator dan pelanggan sebagai
komunikannya. Sesuai dengan tujuan perencanaan pesan pesan bisnis yang telah
dipelajari adalah agar komunikator dapat menyampaikan pesan secara efektif
sehingga komunikan dapat menerimanya dengan baik.
Pelayanan pada suatu restoran merupakan salah satu bentuk komunikasi
bisnis. Pelayanan dalam konteks restoran melibatkan interaksi antara staf restoran
dan pelanggan. Dan ini mencakup komunikasi verbal dan non verbal, seperti
menyambut pelanggan, mengambil pesanan, menyajikan makanan dan minuman,
serta menjawab pertanyaan dan permintaan pelanggan. Namun dalam kasus
keren's diner pelayanan mereka melibatkan perlakuan kasar pada pelanggan. Hal

19
ini mencerminkan pesan yang mereka berikan tidak sesuai dengan nilai dan norma
budaya masyarakat indonesia.
Dalam konteks perencanaan pesan bisnis, Kasus Keren's Diner ini
menggambarkan betapa pentingnya pesan bisnis yang tepat dalam mempengaruhi
citra dan reputasi bisnis. Kasus ini menunjukkan pentingnya memahami budaya
dan masyarakat target sebelum merencanakan strategi bisnis atau pesan. Dalam
hal ini, tampaknya keren's diner tidak melakukan penelitian atau perencanaan yang
cukup bagaimana pesan dan konsep mereka akan diterima atau tidak oleh
masyarakat target. Akibatnya mereka harus menghadapi kritik dan kontroversi
yang berdampak negatif pada reputasi dan operasi bisnis mereka.
3.3 Solusi Kasus
Adapun solusi dalam mengatasi kontroversi seperti pada kasus diatas yaitu:

1. Perencanaan pesan yang tepat

Konsep keren's diner yang kontoversial, dengan perlakuan yang kasar ,


terhadap pelanggan mungkin tidak sesuai dengan budaya dan norma
dimasyarakat target. Oleh karna itu, sebelum memulai bisnis alangkah
baiknya melakukan perencanaan terlebih dahulu , menyusun strategi apakah
cocok budaya yg sangat kontroversi dengan budaya setempat ini digunakan.
Seharusnya restoran bisa menyesuaikan konsep layanannya untuk lebih sesuai
dengan budaya dan norma masyarakat target. Walaupun masih
mempertahakan identitas aslinya, ada baiknya menunjukkan kepekaan
terhadap keunikan budaya setempat.

2. Respon terhadap masukan

Pentingnya merespon masukan dan umpan balik dari pelanggan dan


masyarakat. Restoran harus siap menerima masukan dan kritik dengan baik,
dan melakukan perubahan yang diperlukan untuk memperbaiki pesan dan
strategis bisnis mereka.

20
3. Pentingnya penelitian pasar

Pentingnya penelitian pasar yang mendalam sebelum memasuki pasar


baru. Penelitian pasar dapat membantu dalam memahami kebutuhan
konsumen, serta budaya dan norma yang berlaku di pasar target. Hal ini dapat
membantu dalam merencanakan dan menyampaikan pesan bisnis yang lebih
efektif.

Jadi dapat disimpulakan bahwa untuk menghindari kontroversi dan


membangun hubungan yang baik dengan pelanggan , pesan bisnis haruslah
mempertimbangkan konteks budaya dan nilai nilai masyarakat. Dengan
melakukan perencanaan bisnis yang tepat dan respon terhadap umpan balik
pelanggan, bisnis dapat membangun citra yang kuat dan mendapatkan dukungan
dari masyarakat.

21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perencanaan pesan merupakan salah satu langkah strategis bagi pencapaian
tujuan suatu organisasi secara menyeluruh. Pesan-pesan bisnis yang terencana
dengan baik mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Untuk memastikan
bahwa pesan yang disampaikan efektif dalam mencapai tujuan bisnis tertentu dan
dapat diterima dengan baik oleh audiens, maka dalam perencanaan pesan-pesan
bisnis ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Penetapan tujuan

2. Analisis audiens

3. Penentuan ide pokok pesan-pesan bisnis

4. Pemilihan/seleksi media penyampaian pesan-pesan bisnis

Dalam hal penyusunan pesan-pesan bisnis, dibutuhkan suatu kreatifitas agar


menarik perhatian, mudah dibaca dan dipahami. Agar pesan-pesan bisinis dapat
menjadi komunikasi yang efektif, maka diperlukan pemahaman terhadap proses
penyusunan pesan bisnis dalam komunikasi bisnis. Penyusunan pesan bisnis terdiri
dari tiga unsur yaitu perencanaan pesan, pengorganisasian pesan, serta revisi
pesan.

Penyampaian pesan secara lisan akan lebih menarik dibandingkan dengan yang
tertulis karena cara penyampaiannya yang lebih santai dan tidak monoton. Agar
pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti pembaca, kalimat harus
di susun secara efektif. Jika kalimat sudah disusun secara efektif maka perlu
adanya pengembangan paragraf. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk

22
mengembangkan suatu paragraf, yaitu pendekatan induktif dan pendekatan
deduktif.

4.2 Saran
Alhamdulillah kami sudah selesai mengerjakan makalah komunikasi bisnis
islam yang berjudul perencanaan pesan-pesan bisnis, kami ucapkan terima kasih
kepada pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini serta kepada antusias dari
pembaca yang terlah berkenan menelaah isi dari makalah ini, tentunya masih banyak
kelemahan dan kekurangan pada makalah kami ini.

Pada pembuatan makalah ini kami terkendala dalam mencari referensi buku
yang berkaitan dengan materi kami dikarenakan terbatasnya sumber buku di
perpustakaan kampus, sehingga kami mengambil referensi dari e-book. Semoga
kelompok selanjutnya bisa mempersiapkan materi serta referensi yang lebih baik
dan lebih banyak dari pada kelompok kami.

Demikianlah pemaparan dari kami, jika ada kesalahan materi atau penulisan
pada makalah kami mohon antusias pembaca untuk mengingatkan kami, kami
sangat membutuhkan kritikan serta saran yang membangun dari para pembaca. Atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

23
DAFTAR PUSTAKA

Akib,Syubhan.Dkk. 2023. Komunikasi Bisnis. NTB: Seval Literindo Kreasi.

Candra,Vivi.Dkk.2022.KomunikasiBisnis.Purbalingga:CV.EurekaMedia.

Fathurrohman,Ferdi.2020. Komunikasi Bisnis. Jawa Barat:POLSUB PRESS

Mujiatun,Siti. 2022. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta:Merdeka Kreasi group.

Purwanto,Djoko. 2007. Korespondensi Bisnis Modern. Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai