NAMA KELOMPOK 2:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan
limpahan rahmat-nya dan meluangkan waktu kepada penulis, sehingga mampu
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Perencanaan,Pengorganisasian dan Revisi
Pesan-pesan Bisnis”.sesuai dengan waktu yang kami rencana kan. Penulisan ini
kami ucapkan terimakasih kepada teman teman yang telah bekerja sama untuk
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah dasar-dasar
menajemen. Penulisan makalah bertujuan memberikan informasi lebih jauh
tentang Perencanaan,Pengorganisasian dan Revisi Pesan-pesan Bisnis. Serta
tentang yang akan dihadapi dimasa mendatang. Dalam makalah ini pun disajikan
beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menambah wawasan tentang
Perencanaan,Pengorganisasian dan Revisi Pesan-pesan Bisnis.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Revisi dalam organisasi atau perusahaan sangat diperlukan agar pesan- pesan
bisnis yang telah direncanakan dan dibuat tersebut dapat ditinjau ulang atau
disempurnakan untuk menghindari terjadinya kesalahan ketik atau kekurangan
lainnya, sehingga sesuai dengan maksud dan tujuan yang dikehendaki. Menulis
pesan-pesan bisnis sangat berbeda dengan menulis pesan-pesan yang bersifat
pribadi. Dalam menulis pesan-pesan bisnis yang baik diperlukan proses
pemikiran, tenaga, dan waktu yang cukup. Akan berbahaya apabila penyampaian
pesan-pesan bisnis cenderung dilakukan secara asal -asalan dan ceroboh, baik dari
sisi substansi isi pesan maupun format penulisannya.
1
1.2 Rumusan Masalah
2. Penentuan tuiuan
3. Analisis audiens
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemahaman proses komposisi
Perencanaan
Pengorganisasian
3
diperhatikan bagaimana menggunkan kata-kata, kalimat, dan paragraph yang
sederhana, mudah dipahami, dimengerti, dan dilaksanakan oleh penerima pesan.
Revisi
4
sangat kecil kepada audiens, sebaiknya penyampaiannya ditunda dulu.
Sebaliknya bila sangat penting dan akan membawa pengaruh yang besar,
pesan seharusnya segera di sampaikan atau di teruskan.
5
Memberi Informasi
Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi
yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lain. Sebagai contoh,
seorang pemimpin suatu perusahaan Memberi informasi membutuhkan
beberapa pegawai baru yang akan ditetapkan sebagai staf administrasi.
Untuk memperoleh pegawai yang di harapkan, ia dapat memasang iklan
lowongan kerja melalui media surat kabar, majalah, radio, dan internet.
Melakukan persuasi
Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah melakuan persuasi kepada pihak
lain agar apapun yang di sampaikan dapat di pahami dengan baik dan
benar. Dilakukan, terutama berkaitan dengan negosiasi antara seseorang
dengan orang lain dalam bisnis. Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis
adalah melakukan kolaborasi atau Kerjasama bisnis antara seseorang
dengan orang lain. Melalui jalinan komunikasi bisnis tersebut
Melakukan kolaborasi
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah melakukan kolaborasi atau
kerjasama bisnis antara seseorang dengan orang lain. Melalui jalinan
komunikasi bisnis tersebut seseorang dapat melakukan kerjasama bisnis,
baik dengan perusahaan domestik maupun perusahaan asing.
Dalam dunia bisnis, persentasi yang baik harus mampu menjelaskan tujuan
yang diinginkan secara spesifik. Oleh karena itu, untuk merumuskan
tujuan tersebut, sesorang perlu menanyakan kepada dirinya sendiri, apakah
audiens mampu melakukan penelaahan perusahaan asing. terhadap suatu
pesan atau tidak.
Pertimbangan Pengiriman Pesan
Sebelum menetapkan maksud untuk mengirimkan pesan, ada faktor yang
perlu dipertimbangan yang meliputi hal-hal berikut :
6
> Tujuan yang realistis. Pada umumnya orang tidak mudah untuk cepat berubah.
Oleh karena itu jika seseorang mempunyai tujuan yang mendasar sebaiknya
disampaikan secara realistis.
> Ketepatan waktu. Waktu yang tepat merupakan faktor penting da lam
pengiriman dan penyampaian pesan. Jika seseorang atau organisasi sedang
mengalami perubahan, pesan dapat disesuaikan dengan keadaan yang berlangsung
sampai dengan segala sesuatu menjadi stabil dan ada perhatian terhadap pesan
yang disampaikan.
> Ketepatan orang yang mengirimkan pesan. Meskipun semua tugas yang
diberikan dapat diselesaikan tanpa bantuan orang lain, pihak atasan mungkin
memiliki kesempatan yang lebih baik dalam menyelesaikan pekerjaan yang
ditugaskan kepada seseorang.
> Tujuan yang selaras dengan tujuan organisasi. Seorang karyawan harus bekerja
sesuai dengan tujuan organisasi. Hal ini memiliki tujuan agar setiap komunikasi
yang terjadi didalamnya dapat berjalan dengan baik tanpa ada hambatan yang
disebabkan oleh perbedaan persepsi.
Bila suatu komunikasi telah memiliki maksud dan tujuan yang jelas, Langkah
berikutnya adalah memperhatikan audiens yang akan di paham. Siapa mereka,
bagaimana pemahaman atau pengetahuan mereka, latar belakang usia, pendidikan,
jenis kelamin mereka, bagaimana minat mereka dan apa yang mereka ketahui.
7
audiens adalah orang-orang yang sama sekali belum di kenal. Dan komunikator
perl melakukan invetigasi untuk mengantisipasi reaksi mereka.
I. Siapa audiensinya
Bila audiens yang di tuju lebih dari satu orang, komunikaor perlu
mengidentifikasi siapa Siapa audiensinya diantara mereka yang
memegang posisi kunci atau posisi paling penting.
I. Reaksi audiensi
Perlu diketahui (diantisipasi) reaksi yang mungkin dimunculkan oleh
audiens tersebut. Jika Reaksi audiens komposisi audiens adalah orang-
orang yang tidak suka berdebat atau kurang kritis, presentasi sebaiknya
di sajikan langsung pada bagian kesimpulan dan saran-saran.
8
komunikator dan audiens memiliki latar belakang yang jauh berbeda,
perlu diputuskan terlebih dahulu seberapa jauh audiens tersebut harus
dididik. Secara umum, usahakan agar anda tidak terlalu menggurui,
kalau terkesan menggurui, audiens cenderung merasa jenuh, bosan dan
kurang tertarik pada kesan yang disampaikan.
9
apa yang diminta audiens bener-bener telah sesuai dengan apa yang di
kirim.
I. Pastikan bahwa informasi akurat
Informasi yang disampaikan kepada audiens hendaknya informasi
yang benar-benar akurat dan dapat di pertanggungjawabkan
kebenarannya.
I. Tekan ide-ide yang paling menarik kepada audiens
Cobalah untuk menemukan hal penting yang sangat menarik bagi para
audiens. Selanjutnya, berikan perhatian khusus atau perhatian yang
lebih kepada hal tersebut.
Cara memuaskan kebutuhan motivasional audiens
Beberapa jenis pesan bertujuan memotivasi audiens untuk mau mengubah
perilaku mereka. Akan tetapi, pemberian motifasi ini sering kali
mengalami hambatan/kendala. Salah satu cara untuk mengatasi kendala
adalah dengan mengatur pesan-pesan sedemikian rupa sehingga informasi
yang di sampaikan dapat diterima audiens dengan mudah. Pendekatan
yang dapat di lakukan adalah dengan memberikan argumentasi yang
bersifat rasional. Meskipun pendekatan dengan mengunakan argumentasi
merupakan cara yang baik untuk menarik audiens, perlu juga untuk
mencoba menggunakan pendekatan emosi audiens.
Topik dan ide pokok adalah dua hal yang berbeda. Topik adalah subjek pesan
yang lebih luas, sedangkan ide pokok adalah pernyataan tentang suatu topik yang
menjelaskan isi dan(supporting idea). tujuan dari topik tersebut. Ide pokok dapat
10
memotivasi orang untuk melakukan apa yang diinginkan dengan menggabungkan
atau menyelaraskan tujuan pengirim dengan tujuan mereka. Sebelum dapat
menentukan ide pokok, hal-hal yang penting harus diidentifikasi terlebih dahulu.
1. Storyteller’s tour
Hidupkan tape recorder, dan telaahpesan-pesan yang di sampaikan.
Dengarkan dengan teliti dan berlatihlah sehingga ide-ide pokok dari suatu
pesan dapat di temukan dengan mudah.
2. Random list
Tulis segala sesuatu yang ada dalam pikiran anda di atas kertas kosong.
Hubungkan antara ide satu dengan ide yang lain. Bagi kedalam kelompok-
kelompok, dan temukan butir yang penting dan tidak penting
3. CF (conclusions, findings, recommendations) worksheet
Jika subjeknya mencakup pemecahan masalah,gunakanlah suatu lembar
kerja (worksheet) yang akan membatu menjelaskan hubungan antara
temuan (findings), kesimpulan (conclusions), dan rekomendasi
(recommendations) yang akan di berikan.
4. Journalistic approach
Pendekatan ini memberikan butir yang baik sebagai langkah awal
menentukan ide pokok. Jawaban terhadap pertanyaan siapa (who),
apa(what) kapan(when), dimana(where) dan Journalistic approach
bagaimana(how), akan dapat menjelaskan ide pokok presentasi.
11
5. Question and unswer chain
Pendekatan yang paling baik adalah melihat dari sisi perspektif audiens.
Apa pertanyaan pokok audiens, apa yang di ingnkan audiens, periksa
jawaban atas pertanyaan tersebut. Apa pertanyaan tambahan yang
mungkin muncul. Ikuti arus pertanyaan dan jawab pertanyaan tersebut
sehingga ide pokok dapat di temukan.
Pembatasan cakupan
Secara umum, penyajian informasi rutin kepada audiens yang telah anda
kenal hendaknya menggunakan kata-kata yang singkat. Ini dapat
membangkitkan rasa hormat (respect) audiens Pembatasan Cakupan
kepada komunikator, sedangkan penyampaian pesan yang kompleks dan
kontroversial akan memakan waktu lebih lama. Yang lebih penting adalah
ide-ide pokok yang disampaikan haruslah mudah dimengerti dan diterima
oleh audiens.
.Komunikasi Lisan
Komunikasi Tertulis
12
Perbedaan komunikasi Lisan dan Tertulis:
Komunikasi Lisan
Menginginkan umpan balik segera dari audiens
Pesan Relatif sederhana dan mudah diterima
Tidak memerlukan catatan permanen
Dapat mengumpulkan audiensi lebih mudah dan ekonomis
Menginginkan interaksi dalam memecahkan masalah
Komunikasi Tertulis
Tidak memerlukan umpan balik segera dari audiens
Pesan sangat rinci,kompleks dan memerlukan perencanaan yang hati-hati
Memerlukan catatan permanen
Dapat mencapai audiens yang luas
Meminimalisasi distorsi penyampaian pesan
> Bertele-tele, sering kali pembuka awal sebuah surat terlalu panjang hingga
mencapai beberapa paragraf, baru kemudian masuk ke topik bahasan. Dengan
kata lain pesan awal terlalu bertele-tele, sehingga pembaca memerlukan waktu
yang cukup lama untuk memahami maksud pesan-pesan yang disampaikan.
disamping membuang-buang waktu, juga dapat membuat pesan-pesan yang
disampaikan
13
>Memasukan ide-ide secara tidak logis, penyebab
selanjutnya adalah adanya ide-ide yang tidak logis dan terkait dengan topik
bahasan yang disampaikan kepada audiens.
apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar bagi setiap komunikator yang harus
dipecahkan. Jika materinya memang lemah dan tidak memiliki suatu gaya yang menarik,
fakta yang ada akan kabur. Cepat atau lambat audiens akan menyimpulkan bahwa anda
benar-benar tidak mepunyai sesuatu yang bernilai sedikitpun.
Susunan suatu outline secara garis besar dapat digolongkan kedalam 3 golongan :
14
a. Mulailah dengan ide pokok, ide pokok akan membantu anda dalam mentapkan tujuan
dan strategi umum dari suatu pesan, ide pokok tersebut dapat dirangkum dalam 2 hal :
(a). Apa yang anda inginkan terdapat audiens untuk melakukannya atau memikirkannya,
(b). Alasan mendasar mengapa mereka harus melakukan atau memikirkannya. Ide pokok
merupakan titik awal untuk membuat outline.
b. Nyatakan poin-poin pendukung yang penting, setelah menetapkan ide pokok pesan
yang akan disampaikan, tahap selanjutnya adalah menyusun poin-poin pendukung yang
penting sebagai pendukung ide-ide pokok tersebut.
Setelah anda menganalisis keungkinan reaksi para audiens dan meilih suatu
pedekatan umum. Anda dapat memilih rencana organisasional yang paling cocok
sebagai berikut :
15
Pesan-pesan Persuasif, bila audiens benar-benar tidak tertarik dengan pesan yang
anda sampaikan, dapat digukan pendekatanya adalah dengan cara tak langsung.
2.9 Keterampilan apa saja yang dibutuhkan dalam merevisi pesan bisnis
A. Keterampilan Merevisi
Dalam menulis surat-surat bisnis diperlukan proses pemikiran, tenaga dan waktu yang
cukup dimana tidak boleh dikerjakan secara asal-asalan. Terdapat pesan bisnis yang
tertulis dan secara lisan.
Pesan-pesan bisnis tertulis dimulai dari penulisan draf, selanjutnya dilakukan penelaahan
lebih lanjut sebagai berikut ini:
Pada tahap pengeditan, perhatikan secara seksama dibagian pembuka, apakah sudah
relevan dan menarik perhatian untuk dibaca dan juga dibagian penutup. Setelah itu
yakinkan bahwa tulisan itu sudah memberikan kesan yang baik pada pembaca. Cek
kembali pesan yang diberikan apakah sudah jelas, tidak membingungkan, dan mudah
dipahami oleh pembaca.
Kesalahan mekanik dalam penulisan pesan bisnis dapat membuat ketidakjelasan pesan
dan membuat menurunnya kepercayaan dan citra organisasi. Oleh karena itu, hal-hal yang
perlu diperhatikan Kalimat sesuai dengan kaidah Bahasa yang baik Penggunaan huruf
kapital yang tepat Penulisan tanda baca yang benar Perhatikan mana keutuhan suatu
kalimat Tidak ada kata yang diulang.
Format penulisan yang menarik, rapi, bersih, tidak banyak coretan dan kertas yang
digunakan kualitas yang baik maka pembaca akan senang membacanya.
16
Pesan bisnis yang disampaikan secara lisan seperti penyampaian melalui rapat,, negoisasi
atau presentasi bisnis. Walaupun pesan dilakukan secara lisan, perlu juga untuk
memperhatikan substansi pesan, pengorganisasian dan gaya Bahasa agar pesan yang
disampaikan dapat dipahami oleh audiens.
a) Substansi pesan
Perlu dilakukan pengeditan substansi pesan yang akan disampaikan kepada audiens. Hal
yang perlu diperhatikan apakah pesan yang ingin disampaikan bisa disampaikan dengan
baik dan juga data pendukung yang diperlukan.
b) Pengorganisasian pesan
c) Gaya Bahasa
Gaya Bahasa yang digunakan pada penyaji pesan lisan lebih menarik dibanding pesan
tertulis karena terkesan lebih santai, luwes dan tidak monoton. Maka dari itu pemilihan
gaya bahasa dalam penyampaian pesan lisan perlu diperhatikan untuk menarik perhatian
para audiens.
Pemilihan kata adalah penggunaan kata-kata tertentu untuk mencurahkan ide atau pikiran
kedalam suatu kalimat. Pemilihan kata yang tepat sangat penting agar si penerima pesan
dapat mengerti pesan yang disampaikan. Perlu diperharikan pada saat pemilihan kata
yang tepat sebagai berikut :
17
a) Pilihlah kata yang sudah familier/dikenal
Kata-kata yang tidak asing akan memudahkan audiens akan lebih memahami pesan yang
ingin disampaikan. Diperlukan untuk menganalisis audiens untuk mengetahui latar
belakang pendidikan dan pengalaman mereka. Pemahaman yang baik terhadap audiens
akan memberikan pengaruh yang baik bagi proses penyampaian pesan.
Kata-kata yang singkat akan lebih efisien dan mudah dipahami oleh audiens. Namun
harus memperhatikan dalam kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar.
Penggunaan kata-kata yang bermakna ganda akan menyebabkan penafsiran pesan lebih
dari satu sehingga penyampaian bisnis tidak tercapai. Maka dari itu, kata yang digunakan
haruslah yang memiliki makna yang jelas dan tegas.
Kalimat efektif (effective sentences) adalah bentuk kalimat yang dengan sadar dan
sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Dalam menyusun
suatu kalimat, hal perlu diperhatikan adalah kesatuan pikiran, kesatuan susunan dan
kelogisan. Setiap kalimat, paling tidak akan terdiri dari subjek (siapa/apa) dan predikat
(kata kerja) untuk membuat satu kalimat. Selain itu ada pelengkap kata kerja
(komplemen) yang menjelaskan arti dari suatu kata kerja dan juga ada objek.
Kalimat sederhana
Suatu kalimat sederhana hanya terdiri dari subjek dan predikat. Namun, bisa juga
ditambah dengan objek baik objek langsung dan tidak langsung.
Kalimat majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak memiliki
klausa dependen. Klausa independen adalah klausa yang dapat berdiri sendiri
sehingga tidak memiliki pengertian yang utuh. Klausa dependen adalah klausa
yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga tidak memiliki pengertian yang utuh.
18
Kalimat kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independek dan satu atau lebih klausa
dependen sebagai anak kalimat.
Pemilihan jenis kalimat dalam kalimat haruslah tepat dan cocok. Jika memliki dua atau
lebih ide dengan tingkat kepentingan yang sama, maka dapat menggunakan kalimat
majemuk atau penggabungan kalimat sederhana. Namun jika salah satu ide memiliki
tingkat kepentingan yang rendah, maka dapat memilih kalimat kompleks.
Terdapat dua pendekatan dalam mengembangkan suatu paragraf yaitu induktif dan
deduktif. Pendekatan induktif dimulai dengan mengemukakan berbagai alasan dahulu
baru dibuat kesimpulan. Sedangkan pendekatan deduktif dimulai dari kesimpulan baru
dilanjutkan dengan alasan-alasannya.
a) Ilustrasi
c) Pembahasan sebab-akibat
19
d) Klasifikasi
Paragraf juga dapat dikembangkan dengan pengelompokan ide umum ke ide yang lebih
khusus yang lebih memudahkan pemahaman bagi pengirim pesan maupun penerima
pesan. Hal ini juga menjadikan topik bahasan lebih terarah dan terfokus.
Cara pengembangan ini mampu memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan bagi
seseorang dalam pengambilan keputusan-keputusan penting bagi suatu organisasi.
Dalam menyampaikan pesan-pesan bisnis baik secara lisan maupun tertulis perlu
memperhatikan hal-hal, yang berikut;
a) Gunakan kata yang familier/dikenal, dan lazim digunakan dan sesuai dengan
pendidikan dan pengalaman audiens
b) Pilih kata-kata yang singkat dalam menyampaikan pesan bisnis
c) Hindari kata-kata yang bermakna ganda dan multitafsir.
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat); memperhatikan
ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat.
Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar. Sebuah kalimat dikatakan sebagai kalimat efektif apabila gagasan yang ada di
dalamnya dapat diterima oleh pendengar maupun pembaca dengan mudah, jelas, dan lengkap
seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Kalimat tersebut tidak
mengandung maksud yang lain atau menyimpang
20
Artinya, dalam penyusunan kalimat efektif, penggunaan kata, frasa, atau bentuk
lain yang tidak diperlukan harus dihindari.
-Hindari pengulangan subjek.
Jika subjek dalam sebuah kalimat hanya satu, penyebutannya tidak perlu diulang.
Contoh kalimat tidak efektif (salah): Karena dia sakit, dia tidak masuk sekolah.
Contoh kalimat efektif (benar): Karena sakit, dia tidak masuk sekolah.
- Hindari sinonim kata.
Jika dalam sebuah kalimat terdapat dua kata yang memiliki arti sama, gunakan
salah satu saja.
Contoh kalimat tidak efektif (salah): Dia rajin berlatih agar supaya menang.
Contoh kalimat efektif (benar): Dia rajin berlatih agar menang.
-Perhatikan bentuk kata jamak.
Jika sebuah kata sudah memiliki makna jamak, tidak perlu ditambahkan kata
yang bermakna jamak lagi.
Contoh kalimat tidak efektif (salah): Para hadirin dimohon berdiri.
Contoh kalimat efektif (benar): Hadirin dimohon berdiri.
3. Makna yang Tepat
Kalimat efektif hanya memiliki satu makna, tidak ambigu ataupun menyimpang.
Oleh sebab itu, perlu diperhatikan penggunaan kata atau diksinya.
Contoh: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah
Kalimat tersebut membuat pembaca menjadi bingung, siapa yang terkenal?
Mahasiswanya atau perguruan tingginya? Supaya efektif, kalimat ini dapat
diubah menjadi salah satu dari dua bentuk berikut, sesuai dengan makna yang
dituju:
- Mahasiswa yang terkenal itu menerima hadiah.
- Mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah
4. Kelogisan Bahasa
Kalimat efektif harus memiliki kelogisan bahasa. Artinya, ide pada kalimat
efektif tersebut dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan
yang berlaku.
Contoh: Waktu dan tempat kami persilakan.
Kalimat di atas tidak efektif sebab makna yang terkandung tidak logis. Apakah
waktu dan tempat itu bisa dipersilakan? Seharusnya, kalimat tersebut diubah
menjadi “Untuk bapak/ibu A (nama) kami persilakan.”
5. Menggunakan Ejaan dan Kaidah Kebahasaan yang Baku
21
Penulisan kalimat efektif bahasa Indonesia mengacu pada Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) atau Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Contoh : Ibuku memperjuangkan karirnya dengan baik.
Jika mengacu pada PUEBI, kalimat tersebut termasuk kalimat tidak efektif
karena kata ‘karir’ tidak sesuai dengan ejaan yang benar. Seharusnya ditulis
dengan ‘karier.’
22
BAB III
PENUTUP
23
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/395940022/Pemahaman-Proses-Komposisi-Acc
https://id.scribd.com/document/522176471/1-Penentuan-Proses-Komposisi
https://id.scribd.com/document/451050369/Seleksi-Saluran-dan-Media
https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/KOMBIS_BAB-6-
Pengorganisasian-Pesan-Pesan.pptx
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pembangunan-nasional-
veteran-yogyakarta/accounting/kombis-bab-7/7732257
https://slideplayer.info/amp/11884826/
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61a88a78b8c8b/contoh-syarat-dan-ciri-ciri-
kalimat-efektif-dalam-bahasa-indonesia
24