Disusun Oleh
Kelompok 2:
i
KATA PENGANTAR
Pertama – tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena
atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Shalawat
serta salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Komunikasi
Bisnis, Muhammad Riza Pahlevi yang telah mengemban amanat baik.
Kami ucapkan terima kasih kepada teman – teman dan semua pihak yang telah
terlibat serta medukung kami dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini bertujuan
untuk mengetahui Pengorganisasian dan Revisi Pesan Bisnis dalam komunikasi bisnis.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap
pembaca. Demikian yang dapat kami sampaikan. Apabila terdapat kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, kami mohon maaf dan kami selaku penyusun dan penulis
dengan lapang dada menerima saran dan kritikan dari Dosen, teman – teman dan
pembaca. Terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah antara
lain,
1. Bagaimana cara mengorganisasikan pesan bisnis?
2. Bagaimana cara memformulasikan pesan bisnis?
3. Bagaimana cara merevisi pesan bisnis?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemilihan rumusan masalah di atas dapat di ambil tujuan ,antara lain,
1. Mengetahui penjelasan mengenai pengorganisasian pesan bisnis.
2. Mengetahui cara memformulasikan pesan bisnis.
3. Mengetahui bagaimana cara merevisi pesan bisnis.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat sebagai berikut.
1. Bagi penulis
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pembelajaran untuk lebih
mengenal tentang pengorganisasian dan revisi pesan bisnis.
2. Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperluas dan
menambah pengetahuan tentang pengorganisasian dan revisi pesan bisnis.
3. Bagi Universitas
Makalah ini diharapkan bermanfaat untuk pihak universitas dalam
memberikan kesempatan belajar mahasiswa tentang pemahaman
pengorganisasian dan revisi pesan bisnis.
4. Bagi Masyarakat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam
menerapkan pengporganisasian dan revisi pesan bisnis dalam sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengorganisasian Pesan Bisnis
Komunikasi yang tidak diorganisasikan dengan baik bermasalah dalam isi,
peneglompokan, dan urutan butir-butir pesan. Pesan yang tidak diorganisasikan
dengan baik akan sulit dipahami dan dapat berakibat adanya frustasi pada penerimanya.
3
Bagaimana cara mencapai pengorganisasian pesan yang baik?
Mengorganisasikan pesan dengan baik dapat dilakukan melalui tiga langkah
berikut :
4
berita yang tidak menyenangkan atau penerima diperkirakan akan menolak
gagasan yang disampikan kemudian bersikap skeptis.
Kedua pendekatan tersebut bisa digunakan dalam sebuah pesan singkat
(informal) maupun pesan panjang (formal).
5
negatif.oleh karena itu, sebaiknya pesan disusun dengan pendekatan tak
langsung.
Gaya adalah cara menggunakan kata-kata untuk mencapai nada atau kesan secara
keseluruhan. Gaya dapat diubah-ubah untuk menciptakan nada yang sesuai dengan
peristiwa. Struktur kalimat dan kosakata yang dipergunakan disesuaikan dengan sifat
pesan dan hubungan dengan penerima. Gaya dan nada yang sopan dan bersahabat
memungkinkan jalur komunikasi tetap terbuka.
Kemampuan penggunaan bahasa dapat menunjukkan kualitas pribadi dan ciri khas
seseorang. Gaya yang jelas, ringkas, dan benar yang secara tata bahasa dipadukan
dengan norma-norma kelompok atau organisasi. Setiap organisasi pada umumnya
memiliki gaya tersendiri dan menggunakan kosakata tertentu yang cenderung sama.
Meskipun berbagai situasi memerlukan nada yang berbeda, dewasa ini komunikator
bisnis pada umumnya menggunakan nada percakapan yang terdengar praktis, tidak
terlalu formal dan membosankan. Penggunaan bahasa sederhana yang mirip bahasa
percakapan akan lebih mudah dipahami.
Untuk mencapai nada yang hangat dan praktis. hendaknya tidak lalu ditunjukkan
keakraban atau keintiman, humor digunakan dengan sangat hati-hati tidak berkotbah,
dan tidak menggunakan bahasa berlebihan agar tidak terkesan sombong. Agar
komunikasi berhasil, komunikator bisnis harus dapat menjaga kredibilitas agar bisa
dipercaya. Kredibilitas bisa ditentukan dari interaksi yang selama ini telah terjadi.
6
Namun bila belum saling mengenal, informasi biasanya mengenai kredibilitas
komunikator yang bisa diperoleh dari pihak lain. Pemahaman terhadap situasi dan
penggunaan kata-kata yang menggambarkan rasa percaya diri dapat meningkatkan
kredibilitas komunikator.
Nada sopan dan santun akan membuat penerima merasa dihargai dan dihormati.
Penggunaan kata-kata berkonotasi positif, gender-neutral (penggunaan kata tidak
membedakan jenis kelamin), dan permohonan maaf yang tulus akan meningkatkan
citra komunikator.
2 Correctness (tepat/benar)
Tidak terdapat kesalahan dalam penulisan, format, tanda baca, penggunaan kata, ejaan,
dan tata bahasa. Penggunaan kata-kata dan istilah (jargon) yang tidak familiar akan
membingungkan para audiens.
3. Conciseness (ringkas)
Menggunakan kata, kalimat, dan paragraf yang relevan secara ringkas. Tidak
menggunakan kata-kata vang mubazir dan tidak mengulang kata kata yang tidak perlu.
Penggunaan kalimat aktif diutamakan karena lebih mantap, ringkas, dan secara umum
lebih mudah dipahami. Kalimat pasif hanya dipergunakan untuk memperlunak berita
buruk.
Kata-kata mudah dimengerti hanya dengan sekali baca dan tidak menimbulkan
keraguan. Kalimat-kalimat tidak terlalu panjang dan bertalian secara logis (coherence).
7
5. Concreteness (tepat)
Tidak menimbulkan kesalahan interpretasi karena disajikan secara spesifik dan tidak
biasa.
6. Completeness (lengkap)
Paragraf adalah kumpulan dari kalimat yang berhubungan dengan satu topik umum.
Paragraf adalah satu kesatuan unit pemikiran. Setiap paragraf merupakan bagian
penting dari keseluruhan pesan. Panjang dan bentuk paragraf amat bervariasi.
Komunikasi dapat dilakukan secara efektif hanya dengan satu paragraf pendek atau
paragraf panjang hingga beberapa halaman. Pada umumnya, paragraf pendek lebih
mudah dibaca dan dipahami dibandingkan paragraf panjang.
Paragraf umumnya terdiri atas tiga unsur, yaitu kalimat topik, kalimat pendukung
topik, dan unsur peralihan. Kalimat topik mengungkapkan subjek dari paragraf dan
bagaimana subjek akan dikembangkan. Paragraf di kembangkan melalui deretan
kalimat berkaitan yang menyediakan rincian atau dukungan mengenai kalimat topik.
Agar paragraf dapat diatur dalam urutan yang logis dan terpadu, diperlukan beberapa
unsur peralihan, seperti penggunaan kata sambung, ungkapan, kata ganti, dan kata-kata
yang sering dipasangkan (misalnya, kata maksimum dengan minimum, untung dengan
rugi, legal dengan ilegal).
Paragraf bisa dikembangkan dengan banyak cara. Terdapat lima teknik yang paling
umum dipergunakan untuk mengembangkan paragraf, yaitu
8
yang dapat memperjelas ide pokok.
9
waktuyang digunakan untuk melakukan perbaikan kata dan kalimat
hendaknya disesuaikan dengan batasan waktu (deadline).
Ketika menulis ulang, perhatian ditujukan pada setiap kata yang
memberikan kontribusi pada kalimat yang efektif dan pengembangan
kalimat agar menjadi paragraph yang bersambung secara logis. Banyak
dokumen bisnis membengkak karena menggunakan kata-kata dan
ungkapan yang tidak perlu. Bagian bagian yang mengganggu
dihilangkan atau dihapus, tentunya setelah terlebih dahulu menyimpan
arsip versi sebelumnya.
Setelah penulisan ulang dlakukan dengan baik, dokumen bisnis
kemungkinan akan menjadi berjumlah separuh dari rencana semula.
Dokumen menjadi lebih ringkas, mantap, dan kuat.
3. Memproduksi pesan
Setelah puas dengan isi pesan, organisasi, gaya, kemudahan dibaca,
pilihan kata, pengembangan paragraph, menulis ulang pesan, dan proses
pembuatan pesan belum selesai. Draft ditulis ulang dengan baik atau
diketik secara manual atau elektronik.
Pada masa sekarag ini, sebagian besar dokumen bisnis diproduksi
menggunakan computer. Berbagai aplikasi dipergunakan untuk
membuat desain agar pesan lebih menarik.
Desain yang efektif akan memberi pedoman kepada pembaca dalam
menyimak seluruh isi dokumen. Desain yang menarik belum tentu
efektif, oleh karena itu, desain yang menarik dan efektif menjadi sasaran
penting dalam memproduksi pesan. Perlu hal-hal yang diperhatikan
agar desain pesan bisnis lebih efektif:
a. Konsistensi
b. Seimbang
c. Terkendali
10
d. Rincian
4. Mencetak pesan
Setelah menyusun pesan dari awal sampai akhir, langkah terakhir
adalah mencetak pesan. Mencetak dokumen yang belum final (proof
sheet) dengan printer dapat dilakukan menggunakan pilihan print
quality yang lebih rendah atau (economode) untuk menghemat toner
atau tinta. Membaca cetakan percobaan atau (proof reading) dilakukan
untuk memeriksa kebenaran seluruh isi pesan, organisasi, format, dan
desain. Setelah puas, pesan dicetak kembali dengan best quality dan
selanjutnya didistribusikan kepada penerima.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan tugasnya di perusahaan seseorang akan melakukan
berbagai tugas Komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.Apapun tugas kita dan
seberapa kompleks tugas Komunikasi yang harus dijalankan, Komunikasi efektif
merupakan kunci untuk berhasil. Selain itu, Pesan-pesan bisnis harus hidup, ringkas
dan mudah dibaca untuk mendapatkan perhatian yang diinginkan dari pembaca.
Sasaran penulisan yang efektif adalah menyatakan gagasan bukan mengesankan
penerimaan. Cara terbaik untuk melakukan penulisan pesan bisnis yang efektif adalah
mengikuti proses penulisan sistematis. Komunikator bisnis yang efektif melakukan
sejumlah langkah sistematis ketika menyusun komunikasi tertulis. Kemampuan
menulis pesan-pesan bisnis merupakan modal yang sangat berharga untuk tercapainya
tujuan komunikasi bisnis yang efektif. Memahami dasar-dasar komunikasi tertulis
sangat penting dan kritikal karena pentingnya penulisan yang baik dalam aktifitas
bisnis sehari-hari yang bersifat rutin mengetahui apa yang akan anda katakan atau
sampaikan dan bagaimana anda menyampaikannya juga sama pentingnya. Jadi anda
perlu mendesain pesan-pesan yang mempunyai makna yang jelas dan dapat
menciptakan impresi/kesan yang menguntungkan.
12
3.2. Saran
Bagi penyusun bisa menambah referensi sehingga tidak terpaku pada
satu materi saja dan bisa eksplor materi lebih banyak sehingga bisa
tersampaikan secara detail dan lugas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, S. (2007). KOMUNIKASI BISNIS. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
14