Anda di halaman 1dari 34

TUGAS

KEPERAWATAN MATERNITAS I
SISTEM REPRODUKSI DAN PROSES KEHAMILAN

Dosen Pembimbing :
Ns. Endah Suprihatin, M.Kep.Sp.Mat
Oleh :
Retno Linda Wijayanti
P27820113007
II REGULER A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA
2015

Sistem Reproduksi dan Proses Kehamilan

A. Sistem Reproduksi Wanita


Berikut merupakan struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi dalam
(internal) dan organ reproduksi luar (eksternal).
1. Organ Reproduksi Dalam (Internal)

1.2 Gambar Organ Reproduksi Dalam Wanita


Organ reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium
dan saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct / tuba fallopii), rahim (uterus) dan
vagina.
a. Ovarium
Gonad perempuan, ovarium (ovary), berada di dalam rongga abdomen,
menggantung, dan bertaut melalui mesentrium ke uterus. Ovarium terletak di sebelah
kiri dan kanan rahim. Bentuk ovarium lonjong dengan panjang 2 2,5 cm, lebar 1 1,5
cm, tebal 0,5 1,5 cm dan berat 15 gram. Sepasang ovarium ini secara bergantian
memiliki tugas memproduksi telur setiap bulan. Dalam ovarium terdapat folikel de
Graaf yang akan berkembang menjadi sel telur (ovum). Peristiwa pelepasan sel telur
(ovum) dari ovarium setelah folikel masak disebut ovulasi. Indung telur mengandung
sekitar 400 ribu bakal sel telur. Umumnya sel telur diproduksi setiap 28 hari. Pada saat
folikel telur tumbuh, ovarium menghasilkan hormon estrogen, dan setelah ovulasi
menghasilkan hormon progesteron. Setelah telur mengalami pematangan, selanjutnya
akan disalurkan melewati tuba fallopii.

b. Tuba Fallopii / Oviduct (Saluran telur)


Berjumlah sepasang dengan panjang sekitar 10 cm, berfungsi menyalurkan sel
telur dari ovarium menuju uterus dan menyediakan lingkungan yang cocok untuk
pembuahan dan perkembangan sel telur sebelum pembuahan. Tuba fallopii merupakan
struktur saluran bilateral yang melekat ke uterus pada setiap kornu (ujung)-nya.
Tuba fallopii dibagi berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu kornu, ismus,
ampula, dan infundibulum.
1. Kornu
Merupakan bagian perbatasan antara dinding otot uterus dan tuba fallopii yang
berperan dalam menjamin hubungan yang stabil dan kuat.
2. Ismus
Meerupakan bagian yang panjang, sempit, dan menyerupai pensil yang berperan
dalam menyeleksi sperma.
3. Ampula
Bagian setelah ismus yang merupakan tempat terjadinya fertilisasi.
4. Infundibulum
Ujung tuba bagian paling distal yang bergalur. Infundibulum memiliki fimbria yang
menyerupai jari-jari. Fimbria ini berperan dalam aktivitas menyerupai gerakan
menyapu secara terus menerus untuk menangkap telur matang yang jatuh di belakang
uterus. Bagian dalam (lumen) dari tuba falopi dilapisi sel-sel epitel bersilia untuk
mendorong ovum bergerak ke dalam tuba falopi ketika terjadi ovulasi.
c. Uterus ( rahim )
Merupakan suatu rongga pertemuan dari dua saluran tuba fallopii bagian kiri dan
kanan. Uterus berbentuk seperti buah pir. Uterus mempunyai ukuran panjang sekitar 7 cm
dan lebar sekitar 45 cm, tetapi akan mampu menampung bayi dengan panjang 45 cm
dan berat hingga 4 kg. Uterus diikat oleh 6 ligamen. Uterus merupakan saluran berongga
yang lebih besar dengan bagian ujungnya bersatu membentuk saluran sempit, yaitu
vagina. Uterus mempunyai beberapa lapisan penyusun, yakni lapisan terluar
(perimetrium), lapisan tengah yang berotot (miometrium), dan selaput rahim / lapisan
terdalam (endometrium). Lapisan endometrium mengandung banyak pembuluh darah dan
lendir. Ketika terjadi ovulasi, lapisan endometrium akan menebal, tetapi ketika
menstruasi lapisan endometrium akan meluruh. Jika di dalam tuba fallopii terjadi
pembuahan dan terbentuk zigot, zigot akan didorong menuju uterus untuk kemudian
mengalami implantasi dan berkembang menjadi bayi. Fungsi uterus (rahim) ini adalah
sebagai tempat menempelnya janin. Disinilah janin akan tumbuh besar yang kemudian
kehidupannya ditopang oleh plasenta.
Uterus terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Fundus
adalah bagain uterus proksimal di atas muara tuba uterina yang mirip dengan
kubah, di bagian ini tuba fallopii masuk ke uterus. Fundus uteri ini biasanya
diperlukan untuk mengetahui usia atau lamanya kehamilan.
2. Korpus (badan uterus)

Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa reproduktif, panjang


korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang
bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya
mengerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina. Lapisan dalam
dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi,
endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan
dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi. Telur
yang terbuahi di saluran telur akan melekat sendiri dan menanamkan diri (nidasi)
dalam selaput lendir di sisi dalam atau rongga rahim.Telur yang tertanam ini tidak
mudah lepas atau rontok, karena lapisan dinding rahim cukup tebal. Telur ini akan
tumbuh menjadi janin. Selanjutnya, uterus akan melindunginya dan memelihara
kehidupan baru sampai pada saat kelahiran bayi. Selama kehamilan, uterus sedikit
demi sedikit tumbuh menjadi pegangan bagi pertumbuhan bayi, dengan kantung
cairan di sekelilingnya dan dihubungkan oleh plasenta (ari-ari). Berbeda dengan
sebelum kehamilan, pada saat kelahiran bayi, berat uterus sendiri mendekati satu
kilogram. Sedangkan berat bayi, plasenta, dan cairan yang mengelilinginya,
semuanya sekitar lima kilogram.
3. Serviks (leher uterus)
Serviks terletak di puncak vagina. Serviks merupakan uterus bagian bawah yang
membuka ke arah vagina. Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan
sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya
merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan
selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit,
bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya.
Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa
melewatinya. Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal
dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi.
Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya
dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi kelenjar penghasil
lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2 3 hari.
Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba
fallopii untuk membuahi sel telur. Oleh karena itu, hubungan seksual yang dilakukan
dalam waktu 1 -2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.
d. Vagina
Vagina adalah Organ Reproduksi Wanita yang paling luar, berbentuk tabung dan
menjadi penghubung rahim ke bagian luar tubuh. Alat Reproduksi dapat menghasilkan
berbagai macam sekresi, seperti cairan endometrial, keringat, oviductal, skene pada

vulva, cervical mucus dan lain-lain. Sekresi pada dinding vagina berfungsi untuk
meningkatkan gairah seksual pada wanita.
Ekosistem antara bakteri baik (95%) dan bakteri jahat (5%) di vagina yang tidak
seimbang disebabkan oleh diabetes mellitus, kontrasepsi oral, darah haid, antibiotika,
douching, cairan sperma, dan gangguan hormon seperti pubertas, kehamilan atau
menopause. Gangguan tersebut dapat menyebabkan infeksi dan tentu berbahaya untuk
wanita.
2. Organ Reproduksi Luar (Eksterna)

Perineum

1.1 Gambar Organ Reproduksi Luar (eksterna) Wanita


Organ reproduksi luar (Eksterna) meliputi vulva, klitoris, sepasang labium mayora dan
sepasang labium minora, perineum.

a. Vulva
Banyak disusun oleh jaringan lemak. Daerah ini disebut Mons pubis (mons
veneris). Di bagian bawah dari mons pubis terdapat suatu lipatan yang berjumlah
sepasang yang disebut dengan labia mayora (bibir besar). Setelah puber labia mayora
akan ditumbuhi rambut. Pada bagian lebih dalam dari labia mayora terdapat pula
lipatan yang kedua berjumlah sepasang yang disebut dengan labia minora (bibir kecil).
Kedua lipatan ini berfungsi untuk melindungi vagina. Saluran yang langsung
berhubungan dengan vulva adalah uretra dan vagina.
b. Klitoris

Berasal dari bahasa Yunani, yang berarti sebuah bukit kecil. Klitoris merupakan
pertemuan antara labia minora kiri dan kanan yang bertemu di depan. Klitoris banyak
terdapat pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Hal ini yang membuat klitoris
sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi. Klitoris merupakan
penonjolan kecil yang sangat peka (homolog dengan penis pada pria). Klitoris
dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depan
pada ujung penis pria). Di bawah klitoris terdapat uretra, yakni muara saluran kencing.
Kemudian, di bawah klitoris juga terdapat bagian yang mengelilingi tepi ujung vagina.
Bagian yang dimaksud yakni selaput dara atau hymen. Hymen berselaput mukosa dan
mengandung banyak pembuluh darah.
c. Perineum
Merupakan suatu jaringan neuromuskuler di antara vagina dan anus. Perineum
merupakan pertemuan labia mayora kiri dan kanan yang bertemu di bagian belakang.
Kulit yang membungkus perineum dan labia mayora sama dengan kulit di bagian tubuh
lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labia
minora dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang
sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang
berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam.

B. Sistem Reproduksi Pria


Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon
pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi
luar.
1. Organ Reproduksi Luar
a. Penis
Penis (dari bahasa Latin yang artinya ekor, akar katanya sama dengan phallus,
yang berarti sama) adalah alat kelamin jantan. Penis merupakan organ eksternal,
karena berada di luar ruang tubuh. Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat
pembuangan sisa metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat
bantu reproduksi. Pada manusia, penis terdiri atas tiga bangunan rongga yang
berisi jaringan spons.

Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus

kavernosa.
Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan sponsyang
membungkus uretra korpus spongiosum

Ujung penis disebut dengan glan penis. Uretra pada penis dikelilingi oleh
jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan
ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi
penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).

1.3 Gambar Organ Reproduksi Luar pada Pria


b. Skrotum
Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testis atau
buah zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum. Pada
wanita, bagian ini serupa dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu
skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi
oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot
dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan
mengendur.
Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot
lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot kremaster pada dinding
skrotum akan mengendur atau mengencang sehingga testis menggantung lebih jauh
dari tubuh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh
(dan suhunya menjadi lebih hangat)
Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan testis lingkungan yang memiliki
suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat

terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang menarik
testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis
menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu testis sekitar 34C.
Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum,
sehingga testis dapat bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testis akan diangkat
mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas. Dalam
proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil,
yaitu beberapa derajat lebih rendah.

2. Organ Reproduksi Dalam


Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran yang meliputi
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra serta kelenjar asesoris meliputi
terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.

1.4 Gambar Organ Reproduksi Dalam pada Pria


a. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam
skrotum.Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.Testis menghasilkan
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon
testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus

seminiferus.
Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial. Testis memiliki
2 fungsi, yaitu: Pembentukan sperma oleh tubulus seminiferus. Pembentukan
hormone testoteron oleh sel leydig.

Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi


akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot
kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Fenomena ini dikenal
dengan refleks kremaster.
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis.
Ukuran testis bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis),

cairan intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli.Pada umumnya, kedua testis
tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih rendah dari yang lainnya. Hal
ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh darah pada testis kiri dan
kanan.
1. Tunikaalbuginea
Adalah kapsul jaringan ikat yang dilapisi olehlapisanfibrosayang membungkus
testis dan merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi 250 lobulus.
2. Tubulusseminiferus.
Tubulus ini dipenuhi oleh lapisan sel sperma yang sudah atau tengah
berkembang

dan

tempat

berlangsungnya

spermatogenesis.Spermatozoa

(selbenih yang sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari tubulus
menuju rete testis, duktus efferen, dan epididimis. Bila mendapat rangsangan
seksual, spermatozoa dan cairannya (semua disebut air mani) akan dikeluarkan
keluar tubuh melalui vas deferen dan akhirnya, penis. Tubulus seminiferus
terdapat sel khusus yang melapisinya yaitu epitel germinal yang mengadung
selintersisial Leydig yang memproduksi hormon testosterone, sel-sel batang
(spermatogonia), dan sel-sel sertoli (pemberi nutrisi pada sperma )

b. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria membawa sperma matur
dari testis kebagian eksterior tubuh , organ ini terdiri dari epididimis, vas deferens,
saluran ejakulasi dan uretra.
1. Epididimis (tempat pematangan sperma)
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar
dari testis yang panjangnya 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang
dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.
Epididimis berfungsi :
a. Sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi
matang dan bergerak menuju vas deferens kurang lebih sperma akan
disimpan selama 6 minggu (saluran penghantar testis),
b. Mengatur sperma sebelum di ejakulasi
c. Memproduksi semen.
2. Vas Deferens/ Duktus Deferens (Saluran Sperma )

Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian


duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di
belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis
dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate.Panjang
duktus deferens 50-60 cm.
Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di
dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya
sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula
seminalis).
3. Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan
kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan
sperma agar masuk ke dalam uretra
4. Uretra
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan
luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuangan baik pada sistem
kemih atau ekskresi maupun pada sistem seksual. Pada pria, uretra berfungsi
juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani. panjang
uretra pria sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis.
Berdasarkan letaknya uretra pada pria dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
a. Pars praprostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.
b. Pars prostatica, terletak di prostat. Pada bagian uretra ini terdapat
pembukaan kecil, di mana terletak muara vas deferens.
c. Pars membranosa, panjang sekitar 1,5 cm dan di bagian lateral terdapat
kelenjar bulbo uretralis.
d. Pars spongiosa/ cavernosa, panjang sekitar 15 cm dan melintas di corpus
spongiosum penis. Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis.
c. Kelenjar Asesoris
Kumpulan kelenjar aksesoris terdiri dari vesikula seminalis, prostate, dan kelenjar
bulbouretralis. Sebelum ejakulasi, kelenjar tersebut mensekresikan mucus bening
yang menetralkan setiap urine asam yang masih tersisa dalam uretra.
Sel-sel sperma dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme
setelah mengadakan kontak dengan plasma semen. Plasma semen mempunyai dua
fungsi utama yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi
sperma yang mula-mula tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan
substrat yang kaya akan elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam
sitrat, fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin, dan sedikit vitaminvitamin serta enzim-enzim. Kelenjar aksesoris terdiri dari:
1. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar
berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula

seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi


sperma.
Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total volume semen. Cairan
tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan sebagian besar
energi yang digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam askorbat, dan
prostaglandin.

d. Kelenjar Postat
Merupakan penghasil cairan basa untuk melindungi sperma . Kelenjar prostat
melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar
prostat adalah kelenjar pensekresi terbesar. Cairan prostat bersifat encer dan seperti
susu, mengandung enzim antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), sedikit asam,
kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma
serta menetralisir vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma
(optimum pada Ph 6,0 6,5)
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran
prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat,
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus
yaitu:

Lobus posterior
Lobus lateral
Lobus anterior
Lobus medial

e. Kelenjar Cowper ( Bulboulateral)

Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak disepanjang


uretra, dibawah prostat yang merupakan penghasil lendir untuk melumasi saluran
sperma. Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang
salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang
bersifat alkali (basa).

C. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan sel spermatozoa
(tunggal : spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis
tepatnya di tubulus seminiferus yang diatur oleh hormone gonadtotropin dan
testosterone.Setiap proses spermatogenesis memerlukan waktu 6575 hari.
1. Proses spermatogenesis
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma
fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di
epididimis.Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan
epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat
spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruangruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus
testis.
Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel
benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal), sel Sertoli, dan sel
Leydig
a. Spermatogonia (sel-sel induk spermatozoa)
Terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus.
Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian
dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu
untuk membentuk sperma.
b. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa

c. Sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan


testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang
dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
a. LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon
testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder.
b. FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan
ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk
memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi
spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis
dan membutuhkan waktu selama 2 hari.

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :


1. Tahap Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi
spermatosit primer.
Spermatogonia melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis.
Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang
menjadi spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau

mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel


germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara
mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah,

sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan
mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu
spermatosit sekunder.

2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan
segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom
(haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk
empat buah spermatid yang haploid juga.Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak
membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan
(Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti
yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase
yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat
spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid
memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang
menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Jadi secara singkat dapat dijelaskan proses spermatogenesis dari bagan adalah:
a. Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma
(spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan.
b. Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel
somatisnya membentuk spermatosit primer yang siap miosis.
c. Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2
spermatosit sekunder (n)
d. Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2
spermatid yang bersifat haploid. (n)
e. Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid
yang semua fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang
fungsional.
f. Sperma yang matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas deferens- vesicula
seminalis - urethra dan berakhir dengan ejakulasi.
D. Sperma
1. Morfologi sperma
Sperma normal memiliki bentuk kepala oval beraturan dengan ekor lurus panjang
di tengahnya. Sperma yang bentuknya tidak normal (disebut teratozoospermia)

seperti kepala bulat, kepala pipih, kepala terlalu besar, kepala ganda, tidak berekor,
dll, adalah sperma abnormal dan tidak dapat membuahi telur. Hanya sperma yang
bentuknya sempurna yang disebut normal. Pria normal memproduksi paling tidak
30% sperma berbentuk normal.
2. Struktur Sperma

Sperma yang telah masak mempunyai sifat motil, karena sperma dilengkapi
mikrotubulus. Dimana sperma akan dihasilakn oleh seorang pria dewasa yang sudah
menhgasilkan hormon testosteron . Sperma yang matang ini mempunyai tiga bagian,
yaitu bagian kepala, bagian tengah (mid piece), dan bagian ekor.
a. Bagian kepala
Mengandung inti sel (nukleus) yang haploid dan bagian ujungnya
mengandung akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase
yang berperan membantu menembus lapisan yang melindungi sel telur.
Pada bagian ini sperma mengandung suatu lapisan tipis sitoplasma dan
sebuah inti berbentuk lonjong dan dan hampi mengisi seluruh bagian dari kepala
sperma. Bagian depan disebut acrosom (memiliki enzim hydrolytic yang terdiri
dariacrosin dan hyaluronidase yang dibutuhkan saat fertilisasi ) dan bagian
belakang dinamakan sentriol. Serta bagian ini juga mempuyai inti sel yang
mempuyai arati pentin dalam masalah reproduksi.

1. Leher
Daerah ini merupakan bagian yang genting dan mengndung sentriol depan dan
bagian depan filamen poros.
2. Bagian tengah
Bagian badan dari sperma mengandung filament poros mitochondria dan sentriol
belakang berbentuk cincin, sehingga sering disebut bagian badan ini sebagai tenaga
pusat sperma karena mitokondria memiliki enzim yang menggerakkan asam
trikakboksilat dan transport electron serta fosfolirasi oksidatif, yang menghasilkan
energi dalam bentuk ATP yang digunakan dalam pergerakan ekor sperma.
3. Bagian ekor
Sebagai alat gerak sperma agar dapat mencapai ovum. Yamg terdiri 2 bagian :
bagian utama dan bagian ujung. Ekor ini mengandung banyak sekali filament
poros / flagellum tetapi sedikit mengandung sitoplasma.terdapat 2 sentriol terletak di
bagian tengah dari. Fibril-fibril yang seperti cilia tersebar dalam ekor dandikelilingi
oleh cincin yang terdiri dari 9 pasangan fibril perifer. Fibril ini berfungsi menimbulkan
gerakan ekor sperma.
3. Volume
Pria subur rata-rata mengeluarkan 2 hingga 5 cc semen dalam satu kali ejakulasi.
1 ml semen mengandung lebih kurang 250500 juta sperma. Selama hidupnya,
seorang pria mampu memproduksi sperma sebanyak 12.000.000.000.000 (1,2
1013).

Secara konsisten mengeluarkan kurang dari 1,5 cc (hypospermia) atau lebih dari
5,5 cc (hyperspermia) dikatakan abnormal. Volume lebih sedikit biasanya terjadi bila
sangat sering berejakulasi, volume yang lebih banyak terjadi setelah lama
berpuasa.
4. Konsentrasi sperma
Pria subur memiliki konsentrasi sperma di atas 20 juta per cc atau 40 juta secara
keseluruhan. Jumlah di bawah 20 juta/cc dikatakan konsentrasi sperma rendah dan di
bawah 10 juta/cc digolongkan sangat rendah. Istilah kedokteran untuk konsentrasi
sperma rendah adalah oligospermia. Bila sama sekali tidak ada sperma disebut
azoospermia. Semen pria yang tidak memiliki sperma secara kasat mata terlihat sama
dengan semen pria lainnya, hanya pengamatan melalui mikroskoplah yang dapat
membedakannya.
4. Motilitas (Pergerakan) Sperma
Sperma terdiri dari dua jenis, yaitu yang dapat berenang maju dan yang tidak.
Hanya sperma yang dapat berenang maju dengan cepatlah yang dapat mencapai sel
telur. Sperma yang tidak bergerak tidak ada gunanya. Menurut WHO, motilitas
sperma digolongkan dalam empat tingkatan:
a. Kelas a: sperma yang berenang maju dengan cepat dalam garis lurus seperti
peluru kendali.
b. Kelas b: sperma yang berenang maju tetapi dalam garis melengkung atau
bergelombang, atau dalam garis lurus tetapi lambat.
c. Kelas c: sperma yang menggerakkan ekornya tetapi tidak melaju.
d. Kelas d: sperma yang tidak bergerak sama sekali.
Sperma kelas c dan d adalah sperma yang buruk. Pria yang subur memproduksi
paling tidak 50% sperma kelas a dan b. Bila proporsinya kurang dari itu,
kemungkinan akan sulit memiliki anak.Motilitas sperma juga dapat terkendala bila
sperma saling berhimpitan secara kelompok sehinga menyulitkan gerakan mereka
menuju ke sel telur.

5. Komposisi kimia sperma


Komposisi kimia spermadan manfaatnya dengan satuan mg/100 ml adalah
sebagai berikut:
No

Zat kimia
1. Ammonia

Nilai

Manfaat zat kimia bagi tubuh

kandungan
2

2. Ascoric Acid

12,8

3. Ash

9,9 %

4. Calcium

25

Komposisi ini sangat berguna untuk


tulang dan gigi bahkan untuk
menjaga fungsi otot dan syaraf.

5. Carbon Dioxide

54 ml/100 ml

6. Chloride

155

7. Cholesterol

80

8. Citric Acid

376

mencegah penggumpalan darah

9. Creatine

20

dalam tubuh
menambah tenaga dan pembentukan
otot dan juga dapat berfungsi sebagai
pembakar lemak dalam tubuh

10. Ergothioneine
11. Fructose

Trace

pelindungan kulit dari kerusakan

224

DNA
pencerna gula dalam tubuh yang
sangat bermanfaat sebagai pencegah
penyakit diabetes.
Kebanyakan Fructose juga berbahaya
karena bisa menyebabkan penyakit
asam urat.

12. Glutathione

30

obat pencegah kanker, mencegah


penggumpalan darah selama operasi

13. Glycerylphorylcholine

54-90

14. Inositol

50,57

mencegah kerontokan pada rambut

15. Lactic Acid

35

bahan untuk luka bakar dan luka

14

pembedahan
-

16. Magnesium

17. Nitrogen, nonprotein(total) 913

18. Phosphorus,acid-soluble

57

19. Inorganic

11

20. Lipid

pembakar lemak

21. Total (lipid)

112

22. Phosphorylcholine

250-380

23. Potassium

89

24. Pyruvic Acid

29

penyubur

25. Sodium

281

26. Sorbitol

10

untuk mengatasi sembelit

27. Vitamin B 12

300-600 ppg

penambah stamina

28. Sulfur

3 % (of ash)

menghaluskan kulit.

29. Urea

72

mengeluarkan nitrogen yang berlebih

30. Uric Acid

dalam tubuh
pencegah penyakit diabetes tetapi
kebanyakan Uric Acid akan

31. Zinc

14

menyebakan penyakit encok, dll


obat jerawat.

32. Copper

0,006-0,024

E. Hormon-Hormon pada Sistem Reproduksi


1. Hormon pada sistem reproduksi pria, yaitu :
Kelenjar Endokrin dan

Jaringan

Hormon - Hormon

yang

yang Dihasilkan

Dituju

Fungsi

Hipotalamus
a) Hormon
gonadotropin

Hipofisis

Merangsang pengeluaran FSH (Follicle

anterior

Stimulating Hormone), LH (Luteinizing


Hormone), dan hormon tumbuh (Growth
Hormone).

Hipofisis anterior
a) FSH

Testis

Merangsang sel-sel sertoli pada tubulus


seminiferus pada testis untuk mengubah sel-sel
spermatid menjadi sperma (proses
spermatogenesis).

b) LH

Testis

Merangsang sel-sel leydig (sel-sel interstisiil)


untuk menghasilkan testosteron.

c) Hormon tumbuh

Testis

Memacu agar memulai pembelahan


spermatogonia.

Testis
a) Testosteron

Seluruh

Pada janin merangsang perkembangan organ seks

tubuh

primer.
Masa pubertas mempengaruhi pertumbuhan alat
reproduksi dan ciri-ciri kelamin sekunder (suara,
kejantanan, pertumbuh an rambut, dan
kematangan seksual).
Dewasa berperan dalam memelihara ciri-ciri
kelamin sekunder dan mendorong terjadinya
spermatogenesis.

2. Hormon pada sistem reproduksi wanita, yaitu :


a. Hipofisis Anterior

Bagian hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut


(Campbell, 1998: 925).
FSH (folikel stimulating hormone), berfungsi merangsang pematangan folikel

de Graaf tempat sel telur berada.


LH (lutenizing hormone), yaitu hormon yang berperan dalam pematangan sel

gonad pada wanita.


ACTH (adrenocorticotropic hormone), yaitu hormon yang berperan

merangsang kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon tertentu.


TSH (tyroid stimulating hormone), merangsang kelenjar tiroid mengeluarkan

hormon tiroksin.
Prolaktin, hormon ini mengaktivasi air susu pada ibu yang sedang menyusui.
GH (growth hormone), merangsang pertumbuhan tulang dan bagian tubuh

lainnya dan berperan membantu penyerapan nutrisi tubuh.


Endorfin, merupakan hormon yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit.
Beberapa

b. Hipofisis Posterior
Bagian hipofisis (belakang) ini menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut:

ADH (antidiuretic hormone), mengontrol keseimbangan cairan tubuh melalui

mekanisme pengeluaran urine.


Oxytocin, merupakan hormon yang berperan dalam kontraksi otot rahim pada
saat seorang wanita melahirkan.

F. SIKLUS MENSTRUASI
1. DEFINISI
Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari
setelah ovulasi (Bobak, 2004)

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan


pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan.Menstruasi yang
terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi.menstruasi
biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda menopause
(biasanya terjadi sekitar usia 45 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung
selama 3 7 hari.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki
siklus 25 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun
beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi
adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi.Hari
dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung
sampai dengan hari terakhir, yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan
berikutnya dimulai.
2. SIKLUS MENSTRUASI (HAID)
Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu,
1. Siklus Ovarium (Indung Telur)
Siklus folikuler, siklus ovulasi dan siklus luteal
2. Siklus Uterus (Rahim)
Fase menstruasi atau deskuamasi, fase post menstruasi atau stadium regenerasi,
fase intermenstruum atau stadium proliferasi, dan fase pramenstruum atau
stadium sekresi.
Endometrium (lapisan terdalam)merupakan lapisan yang berperan di dalam siklus
menstruasi.2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari
kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.Siklus haid
dapat ditinjau dari uterus maupun ovarium sebagai berikut :
1. SIKLUS UTERUS
Siklus uterus berupa pertumbuhan dan pengelupasan bagian dalam uterusendometrium.Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang
terjadi dalam uterus.Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat
terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut
adalah :
a. Fase menstruasi atau deskuamasi
Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan
perdarahan, fase ini berlangsung selama 4 hari.Hanya lapisan tipis yang
tinggal yang disebut dengan stratum basale. Pada saat haid itu keluar pula
darah, potongan-potongan endometrium dan lendir dari cervik. Darah tidak

membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan


mencairkan potongan - potongan mukosa.
b. Fase post menstruasi atau stadium regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara
berangsur - angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru
yang tumbuh dari sel - sel epitel kelenjar endometrium. Pada waktu ini tebal
endometrium 0,5 mm, stadium sudah mulai waktu stadium menstruasi dan
berlangsung 4 hari.
c. Fase intermenstruum atau stadium proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid.Fase proliferasi
dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu :
Fase proliferasi dini
Berlangsung antara hari ke 4-9 hari.Fase ini dikenal dari epitel
permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut
kelenjar.Kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk
kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi : sel - sel kelenjar
mengalami mitosis.
Fase proliferasi akhir
Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14.Fase ini dapat
dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak
mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi.Stroma
bertumbuh aktif dan padat.
d. Fase pramenstruum atau stadium sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke
28. Endometrium kira - kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah
menjadi panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan getah yang makin lama
makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang
kelak diperlukan sebagai makanan untuk mempersiapkan endometrium
menerima telur yang dibuahi. Fase ini dibagi atas :
Fase sekresi dini
Dalam fase ini endometrium lebih tipis daripada fase sebelumnya
karena kehilangan cairan, tebalnya 4 5 mm. Pada saat ini dapat
dibedakan beberapa lapisan, yaitu :

Stratum basale

Lapisan endometrium bagian dalam yang berbatasan dengan


lapisan miometrium.Lapisan ini tidak aktif, kecuali mitosis pada

kelenjar.
Stratum spongiosum
Lapisan tengah berbentuk anyaman seperti spons.Ini disebabkan
oleh banyak kelenjar yang melebar dan berkeluk keluk dan hanya

sedikit stroma di sekitarnya.


Stratum kompaktum
Lapisan atas yang padat.Saluran saluran kelenjar sempit, lumennya

berisi sekret dan stromanya edema.


Fase sekresi lanjut
Endometrium dalam fase ini tebalnya 5 6 mm. Endometrium sangat
banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk keluk dan kaya
akan glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan
ovum.Sitoplasma sel sel stroma bertambah. Sel stroma menjadi sel
desidua jika terjadi kehamilan.
2. SIKLUS OVARIUM
Siklus indung telur (ovarium) terbagi menjadi 3 bagian, yaitu siklus
folikuler, siklus ovulasi dan siklus luteal.
a. Fase Folikuler ( hari 1 10 )
Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan memicu /
merangsang pertumbuhan 10 20 folikel namun hanya 1 folikel yang
dominan yang menjadi matang dan sisanya akan mengalami atresia.
Kadar FSH dan LH yang tinggi disebabkan oleh kadar estrogen dan
progesteron yang rendah pasca fase haid sebelumnya.
Selama dan segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah namun
akan kembali meningkat setelah masuk fase proliferasi
b. Fase Folikuler ( hari 9 -14 )
Folikel membesar dan membentuk ruang penuh cairan (ANTRUM) follicle dgraaf.
Follicle dgraaf : oosit dikelilingi oleh 2 3 lapisan sel granulosa yang
disebut cumulus oophorus
Sejalan dengan maturasi folikel maka produksi estrogen (terutama
estradiol) oleh sel granulosa meningkat dan mencapai puncaknya 18
jam menjelang ovulasi.
Peningkatan estradiol menyebabkan penurunan FSH dan LH ( proses
umpan balik negatif )
c. Siklus Ovarium : Ovulasi ( hari 14 )
Pembesaran folikel yang cepat dan diikuti dengan protrusi permukaan
cortex ovarium serta keluarnya oosit berikut dengan cumulus oophorus
( ovulasi )
Peristiwa ini kadang disertai rasa nyeri : mittelschmerz

Kadar estradiol yang meningkat dengan cepat menjelang ovulasi


menyebabkan kenaikan kadar LH secara mendadak dan penurunan FSH
pada pertengahan siklus (mekanisme umpanbalik positif )
Sesaat sebelum ovulasi : kadar hormon estrogen menurun dan
progestron naik secara mendadak
d. Siklus Ovarium : Fase Luteal ( hari 15 - 28 )
Sel-sel granulosa dari sisa folikel yang telah mengalami ovulasi
mengalami luteinisasi dan sisa folikel berubah menjadi CORPUS
LUTEUM
Pada pasca ovulasi, corpus luteum merupakan sumber estrogen dan
progesteron utama dari ovarium
Bila terjadi konsepsi, struktur corpus luteum dipertahankan oleh hCG
yang dihasilkan oleh hasil konsepsi.
Bila tidak terjadi konsepsi, corpus luteum mengalami regresi dan siklus
haid akan dimulai kembali.
3. HUBUNGAN HIPOTALAMUS dan HIPOFISIS
Hipotalamus mengontrol kerja dari kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis).
Kelenjar hipofisis disebut juga master of gland karena banyak mengekresikan
hormon dan memengaruhi kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar lain di
dalam tubuh. Hipotalamus terletak di bagian dalam-bawahotak. Kelenjar
hipotalamus memerintahkan kelenjar hipofisis bagian depan dan belakang untuk
menghasilkan atau menghambat produksi hormon kelenjar endokrin lain sesuai
dengan kebutuhan. Hipotalamus sangat penting karena menjadi penghubung dan
pengatur komunikasi antara sistem hormon dan sistem saraf.Selain itu, berperan
juga dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Hipotalamus dapat berkomunikasi dengan kelenjar hipofisis dengan dua
cara, yaitu dengan impuls saraf atau dengan mengeluarkan hormon. Misalnya,
jika tekanan darah turun, hipotalamus mengirimkan implus saraf ke kelenjar
hipofisis bagian depan. Akbatnya, hipofisis menyekresikan ADH (antidiuretic
hormone) yang menyebabkan tekanan darah naik.Hipotalamus juga dapat
mengeluarkan hormon yang disebut releasing hormone dan inhibiting hormone.
Releasing hormone merangsang kelenjar hipofisis menyekresikan hormon
tertentu. Inhibiting hormone menekan kelenjar hipofisis sehingga tidak
menyekresikan hormon tertentu. Dari 9 jenis hormon yang disekresikan kelenjar
hipofisis, 7 hormon disekresikan bagian depan (anterior) hipofisis dan 2 lainnya
oleh bagian belakang (posterior) hipofisis. Kelenjar hipofisis posterior tersusun
atas jaringan saraf dan sebenarnya merupakan bagian dari hipotalamus.Kelenjar
hipofisis anterior tersusun atas sel-sel endokrin yang menyintesis dan
menyekresikan beberapa hormon ke dalam darah.

Proses terjadinya haid sangat tergantung pada Mekanisme Umpan Balik


antara Hipotalamus-Pituitary-Ovarium (HPO Axis).Hipotalamus menghasilkan
GnRH yang merangsang Kelenjar Hipofisis (pituitary) untuk mengeluarkan FSH
(follicle stimulating hormone) yang berfungsi mematangkan folikel dan LH
(luteinizing hormone) yang berperan dalam proses ovulasi. Dalam setiap siklus,
folikel yang mengalami proses pematangan berjumlah lebih dari satu, namun
dalam perjalanannya, hanya ada satu folikel yang disiapkan untuk ovulasi,
sementara yang lain mengalami atresia. Folikel yang matang tersebut
mengluarkan hormon estrogen, oleh karena itu kadar hormon estrogen dalam
awal siklus relatif meningkat.

Meningkatnya estrogen menyebabkan negative feedback pada


FSH.Sedangkan pada LH, menyebabkan positive feedback. Oleh karena itu, saat
estrogen mencapai puncaknya, akan terjadi LH Surge (lonjakan LH) yang
menstimulasi terjadinya ovulasi pada pertengahan siklus. Pecahnya folikel
terjadi 16-24 jam setelah lonjakan LH. Lonjakan LH tersebut akan bertahan
selama 24 jam dan akan menurun pada fase luteal seiring dengan menurunnya
kadar estrogen. Menurunnya estrogen sendiri kemungkinan disebabkan oleh
berubahnya struktur folikel.Selanjutnya folikel menjadi corpus luteum yang
menghasilkan progesteron dan estrogen untuk menyiapkan endometrium
(menebal) bila terjadi konsepsi.

Bila terjadi konsepsi, selanjutnya corpus luteum akan dipelihara oleh hCG.
Bila tidak terjadi konsepsi, secara perlahan corpus luteum menjadi atresia
menjadi corpus albicans disertai dengan penurunan kadar estrogen dan
progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron memberikan negative
feedback pada hipotalamus dan hipofisis hingga memulai siklus baru.

H. Dampak dampak kehamilan


1. Gas dan kembung
Ini disebabkan hormon progesteron yang menyebabkan jaringan otot polos dalam
tubuh anda (termasuk saluran bernapasan menjadi santai. Efeknya adalah pencernaan
menjadi lambat yang memungkinkan lebih banyak nutrisi tersampaikan ke bayi anda
namun efek lainnya adalah menghasilkan banyak gas. Untuk mengatasinya, bisa
makan dalam jumlah dikit, banyak minum air, dan santai.
2. Jerawat di mana-mana
Wanita hamil sering berjerawat akibat hormon yang mendorong tubuh membuat
lebih banyak sebum (zat berminyak yang diproduksi kulit). Kelebihan sebum ini bisa
menciptakan suatu lingkungan di mana bakteri bisa berkembang biak dengan cepat.
Untuk mengatasinya dengan tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Misalnya
dengan menjaga kebersihan kulit dan tidak memencet jerawat
3. Perut gatal
Iritasi ini disebabkan peregangan kulit. Hormoon juga bis mempengaruhi hal

tersebut. Apabila perut sudah membenjol, itu merupakan tanda-tanda papula urtikaria
pruritus dan plak kehamilan. Ruam ini tidak berbahaya tetapi gatal dapat
mengganggu. Untuk gatal sehari-hari, para ahli merekomendasikan menghindari
4.

panas dan mengolesinya dengan pelembab, dll.


Bintik hitam di wajah
Beberapa wanita mengalami bercak kecoklatan atau kekuningan yang disebut
chloasma, atau 'topeng kehamilan,' di wajah mereka," Penampilan ini bisa karena
hormon kehamilan yang menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak pigmen.

5.

Namun, setelah bayi lahir dan hormon mulai normal, bintik hitam akan memudar.
Tumbuh rambut
Rambut tumbuh lebih tebal hampir seluruh tubuh. Hormon kehamilan menyebabkan
rambut yang biasanya rontok tetap bertahan dan pada saat yang sama, rambut baru

terus tumbuh.
6. Mudah Lelah
Peningkatan kadar hormon progesteron yang terjadi di awal kehamilan diduga
menyebabkan rasa kantuk. Bisa juga akibat kinerja dari beberapa organ vital seperti
ginjal, jantung, dan paru-paru semakin bertambah. Organ-organ vital ini tidak hanya
bekerja untuk mencukupi kebutuhan ibu saja, namun juga untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. Perut ibu yang semakin membesar seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan juga memberikan beban tersendiri bagi tubuh ibu.
Biasanya gejala kelelahan ini akan berakhir setelah usia kehamilan memasuki
trimester dua.
7. Perubahan Payudara
Tanda awal kehamilan adalah payudara yang bengkak dan sensitif yang disebabkan
oleh meningkatnya kadar hormon, biasanya terjadi seminggu setelah haid terlambat.
Rasa tidak nyaman akibat pembengkakan ini mirip dengan gejala yang biasa kita
rasakan menjelang menstruasi. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi
hormon esterogen dan progesteron. Selain itu kondisi payudara juga akan terasa
makin lembut, hal ini menimbulkan rasa sensitif yang lebih tinggi, hingga payudara
akan terasa sakit atau nyeri saat dipegang. Puting susu membesar pula dan warnanya
akan semakin gelap, kadang juga terasa gatal. Pembuluh vena pada payudara juga
akan terlihat akibat penegangan payudara. Selain itu terjadi aktivitas hormon HPL
(Human Placental Lactogen). Hormon tersebut diproduksi oleh tubuh saat ibu
mengalami kehamilan untuk mempersiapkan ASI bagi bayi anda ketika terlahir ke
dunia.
8. Mual Dan Muntah
Gejala mual dan muntah yang umum dialami ibu hamil biasa disebut sebagai
morning sickness. Gejala ini bisa muncul kapan saja, tidak hanya di pagi hari. Pada
umumnya ibu hamil baru mengalaminya sebulan setelah terjadinya pembuahan,
tetapi ada juga yang merasakannya lebih cepat. Pemicunya adalah peningkatan

hormon secara tiba-tiba dalam aliran darah. Hormon tersebut adalah HCG (Human
chorionic Gonadotrophin). Selain dalam darah, peningkatan hormon ini juga terjadi
pada saluran air kencing
9. Munculnya Bercak Darah
Sekitar 11-12 hari setelah pembuahan, ada kalanya muncul bercak kemerahan di
vagina. Bercak darah ini disebabkan oleh implantasi (implantation bleeding) atau
menempelnya embrio pada dinding rahim. Munculnya bercak darah pada saat
kehamilan kadang disalah artikan sebagai menstruasi. Umumnya bercak berwarna
merah atau agak merah jambu yang terlihat selama 1-2 hari. Pendarahan serupa juga
bisa menjadi gejala adanya penyakit di saluran reproduksi. Selain itu, keluarnya
bercak darah biasanya diikuti oleh kram perut.
10. Penciuman lebih sensitif
Pada trimester pertama, banyak ibu hamil yang merasa penciumannya lebih sensitif
terhadap aroma tertentu. Belum diketahui alasan ilmiah gejala ini, tapi mungkin
terjadi karena meningkatnya kadar estrogen secara drastis dalam sistem tubuh.
11. Sering Buang Air Kecil
Hal ini terjadi karena meningkatnya sirkulasi darah dan cairan dalam tubuh, juga
tekanan pada saluran kemih akibat membesarnya uterus. Janin yang tumbuh di rahim
menekan kandung kemih dan akibat adanya peningkatan sirkulasi darah. Selain itu
kandung kemih lebih cepat dipenuhi oleh urine dan keinginan untuk buang air kecil
menjadi lebih sering. Peningkatan rasa buang air kecil juga disebabkan oleh
peningkatan hormon kehamilan. Walaupun buang air kecil ini sering, jangan sampai
membatasinya atau menahannya. Selain itu hindarkan dehidrasi dengan lebih
meningkatkan asupan cairan ke dalam tubuh.
12. Pusing (Sakit Kepala) Dan Suhu Tubuh Naik
Bila pada awal kehamilan anda mengukur suhu tubuh, anda akan menyadari suhu
tubuh Anda meningkat jadi lebih hangat. Gangguan pusing dan sakit kepala yang
sering dirasakan oleh ibu hamil diakibatkan oleh faktor fisik: rasa lelah, mual, lapar
dan tekanan darah, rendah. Sedangkan penyebab emosional yaitu adanya perasaan
tegang dan depresi. Selain itu peningkatan pasokan darah ke seluruh tubuh juga bisa
menyebabkan pusing saat ibu berubah posisi.
13. Sering Meludah
Tanda kehamilan ini terjadi akibat pengaruh perubahan hormon estrogen, biasanya
terjadi pada kehamilan trimester pertama. Kondisi ini biasanya menghilang setelah
kehamilan memasuki trimester kedua
14. Susah Buang Air Besar
Susah buang air besar atau Sembelit terjadi akibat peningkatan hormon progesterone.
Hormon ini selain mengendurkan otot-otot rahim, juga berdampak pada
mengendurnya otot dinding usus sehingga menyebabkan sembelit atau susah buang

air besar. Namun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan peyerapan
nutrisi yang lebih baik saat hamil.
15. Perubahan tulang dan sendi
Ketika kehamilan semakin tua, kelengkungan tulang belakang semakin bertambah
untuk memberikan keseimbangan pada ibu akibat perut yang semakin membesar. Hal
ini pada akhirnya akan menyebabkan rasa sakit pada punggung.
16. Sakit punggung
Melunaknya ketahanan ligamen (jaringan ikat) yang menopang rahim ibu hamil, di
mana sikap tubuh yang salah akan membuat punggung tegang. Sebaiknya, sikap
tubuh tegak saat berdiri dan gunakan bantal untuk menyangga tubuh bagian belajang
saat duduk. Lalu, angkat barang-barang dengan posisi punggung lurus serta kedua
lutut ditekuk dan selalu menjinjing barang dengan kedua tangan.
17. Kaki kram
Kontraksi keras pada otot betis atau otot telapak kaki. Sebagian besar kram terjadi
pada malam hari atau ketika bangun tidur, biasanya selama 1-2 menit. Ini diduga
terjadi karena sirkulasi darah yang kurang baik dan pengkonsumsian makanan yang
tidak seimbang, seperti kebanyakan garam, kurang kalsium (susu), dan sebagainya.
Untuk menghindarinya, gerakkan kaki maju-mundur di atas botol kosong sebanyak
20 kali per kaki sebelum tidur, serta mengkonsumsi makanan bergizi seimbang.
18. Heartburn atau ulu hati terasa terbakar
Biasanya terjadi akibat tekanan dari janin yang terus membesar, sementara kapasitas
ruang dalam perut sangat terbatas. Untuk menghindari hal ini, sebaiknya ibu hamil
makan dalam porsi kecil tapi sering dan hindari makanan yang berbumbu atau
berlemak. Juga netralisir kadar asam dalam tubuh dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung alkalin, seperti susu atau yogurt. Jangan membungkuk atau
tengkurap setelah makan, melainkan sangga tubuh dengan tumpukan bantal. Segera
konsultasikan pada dokter jika keluhan ini berlangsung dalam waktu yang lama.
19. Sesak nafas
Perut yang semakin besar dan beban berat yang ditanggung tubuh menyebabkan
rahim mendesak paru-paru dan diafragma (sekat pemisah antara rongga dada dan
rongga perut). Keadaan ini dapat juga karena meningkatnya hormon kehamilan yang
berakibat bertambah besarnya pembuluh darah dan saluran pernapasan. Cara
mengatasinya adalah dengan berjalan tidak membawa beban yang berat, berjalan
tegak, menarik napas dalam-dalam, tidur miring, serta berolahraga secara teratur.
20. Varises
Sirkulasi darah seorang wanita hamil lebih banyak sehingga tidak teratasi oleh katup
yang mengalirkan darah ke jantung. Akibatnya, pembuluh darah di kaki mekar,
bahkan sampai menonjol, agar darah tertampung lebih banyak. Oleh karenanya, ibu
hamil agar sering-sering duduk atau berbaring dengan kaki diganjal bantal, sehingga
posisi kaki lebih tinggi dari jantung. Sebagian besar varises akan lenyak sekitar 2-3
bulan setelah melahirkan.
21. Stretch mark

Guratan putih di bagian perut atau stretch mark saat hamil adalah hal yang biasa.
Tidak hanya di perut stretch mark juga bisa terjadi di bagian paha dan
payurdara. Strech mark terjadi karena perut mengembang terlalu cepat bagi kulit.
Setelah melahirkan stretch mark ini biasanya akan hilang dengan sendirinya
22. Bau vagina
Selama kehamilan, vagina memproduksi tambahan bakteri baik yang disebut
lactobacillus. Bakteri ini membantu melindungi bayi dari berbagai jenis kuman
berbahaya. Lactobacillus akan membuat vagina lebih asam, sehingga mengubah
baunya. Hal ini adalah biasa dan pasangan Anda tidak perlu khawatir.
23. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama ini anda akan kesulitan untuk memasang kancing
rok/celana panjang anda. Hal ini bukan berarti adanya peningkatan berat badan yang
banyak tapi karena rahim anda berkembang dan memerlukan ruang dan ini semua
karena pengaruh dari hormone estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan
hormone progesterone yang menyebabkan tubuh menahan air.
24. Mimisan dan Gusi Berdarah
Peredaran darah menuju hidung dan gusi meningkat selama kehamilan.Peningkatan
ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi.Peningkatan peredaran darah
ini dapat membuat ibu hamil mengalami mimisan atau gusi berdarah.
25. Perubahan Pada Kulit

Perubahan warna menjadi lebih gelap terjadi di beberapa bagian tubuh,


hal ini disebabkan oleh meningkatnya hormon tertentu yang menambah
pigmen kulit. Selain itu ibu hamil sering mengalami adanya guratan yang
memanjang di bagian tengah perut mulai dari daerah pubis hingga ke
pusar. Kulit akan cenderung lebih berminyak, yang kadang-kadang
menjadi bertambah buruk yang menyebabkan banyaknya tumbuh
jerawat. Dapat pula terjadi gatal-gatal, adanya bercak-bercak merah pada
lengan, dada dan wajah. Dalam perubahan pada kulit juga ada yang
dinamakan "masker kehamilan" yaitu adanya warna kulit kemerahan
atau kecokelatan pada bagian atas hidung atau di bawah mata. Selain itu
karena berkumpulnya lemak pada pinggul dan perut bertambah, mungkin
akan muncul tanda-tanda regangan.

26. Mengidam
Ngidam sudah menjadi istilah umum untuk orang yang tiba tida menginginkan
sesuatu yang biasanya makanan secara berlebih.Para wanita hamil muda biasanya
ingin mengkonsumsi makanan dengan rasa menyengat.Kebanyakan ingin yang terasa
kecut/masam seperti mangga atau jambu.Namun tidak menutup kemungkinan
berbagai jenis makanan juga terasa sangat ingin mencicipinya.Hal ini normal dan
wajar terjadi sebagai akibat dari perubahan hormon.Ngidam bisa berlangsung tidak
hanya dalam minggu pertama kehamilan namun sampai 9 bulan.

27. Mengantuk dan Moody


Mengantuk dan perasaan yang moody juga merupakan ciri ciri orang hamil 1
minggu. Selain mudah lelah secara sifik anda akan merasa sangat moody dan
gampang tersinggu. Dan anda jadi sering mengantuk karena pada dasarnya
perubahan hormon ini akan meminta tubuh anda untuk beristirahat.

DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Veldman, James. Widyastuti, Palupi. Zuni Astuti, Nunng. 2004.Anatomi dan Fisiologi
untuk Pemula. Jakarta: EGC
http://digilib.unsri.ac.id/download/PERUBAHAN%20ENDOMERIUM%20DALAM
%20SIKLUS%20MENSTRUASI.pdf diakses pada tanggal 03 Maret 2015 pada pukul
16.00 WIB

http://www.authorstream.com/Presentation/dodo.w-218693-SIKLUS-MENSTRUASIPENDAHULUAN-Selayang-Pandang-AKAN-BERLANGSUNG-SECARA-menstruaEducation-ppt-powerpoint/ diakses pada tanggal 03 Maret 2015 pada pukul 16. 35 WIB

Perubahan-Perubahan Tubuh Selama KehamilanBidanku.comhttp://bidanku.com/perubahan-perubahan-tubuh-selama


kehamilan#ixzz3TKtsEmUK diakses pada tanggal 03 Maret 2015 pada pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai