Anda di halaman 1dari 38

IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

A. Pengertian
Adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan
ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama
periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama
populernya adalah spiral.

B. Jenis-jenis IUD di Indonesia


a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga
halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup
baik. IUD bentuk T yang baru

IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah


selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan
efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini
adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
b. Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan


pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32
mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai

luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan


tembaga halus pada jenis Copper-T.
c. MultiLoad

IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri
dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas
ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan
luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas.
Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
d. LippesLoop

IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau
huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang
pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut
ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang
biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm
(benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.
Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan
lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang
menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan
plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional
adalah IUD jenis ini.
C. Cara Kerja
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan
dan mengurangi sperma untuk fertilisasi

D. Efektifitas

IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap
hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova
T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat
untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita
pada tahun pertama pemakaian.
E. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam
rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada
waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak.
Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh
menggunakan IUD adalah:
Usia reproduktif
Keadaan nulipara
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
Setelah melahirkan dan tidak menyusui
Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
Risiko rendah dari IMS
Tidak menghendaki metoda hormonal
Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 5 hari senggama
Perokok
Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih
secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah
pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya.
Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.
F. Kontraindikasi
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah :
Belum pernah melahirkan
Adanya perkiraan hamil

Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak


normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker
rahim.
Perdarahan vagina yang tidak diketahui
Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau
abortus septik
Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim

yangdapat mempengaruhi kavum uteri


Penyakit trofoblas yang ganas
Diketahui menderita TBC pelvik
Kanker alat genital
Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

G. Keuntungan
o Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di
Chapel Hill, Carolina Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter
sering kali melupakan manfaat IUD dalam pengobatan
endometriosis. Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di
The American College of Obstetricians and Gynecologist, New
Orleans. David mengatakan, IUD mampu mengurangi risiko
kanker endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap
kanker ini setara dengan menggunakan alat kontrasepsi secara oral.
o Sangat efektif. 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125 170 kehamilan). Pencegah
kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
o IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
o Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan
tidak perlu diganti)
o Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih
nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
o Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
o Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu
menyusui tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
o Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila
tidak terjadi infeksi)
o Dapat digunakan sampai menopause
o Tidak ada interaksi dengan obat-obat

o Membantu mencegah kehamilan ektopik


o Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
H. Kerugian
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri
dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan
selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar,
karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi
apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk
memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak
terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut.
Dan harus segera ke klinik jika:
1.

Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda


kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.
Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan

2.
3.

meningkat, mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa


tidak sehat.
Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah

4.

pergi kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.


I. Efek Samping dan Komplikasi
Efek samping umum terjadi:
perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan
antar mensturasi, saat haid lebih sakit
Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari
setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau
diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi
dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang
sering berganti pasangan
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas

Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam


pemasangan IUD
Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 2 hari
Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas
terlatih yang dapat melepas
Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)
Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD
mencegah kehamilan normal
Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke
waktu.
J. Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
o
o
o
o
o

2 sampai 4 hari setelah melahirkan


40 hari setelah melahirkan
setelah terjadinya keguguran
hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid
menggantika metode KB lainnya

K. Waktu Pemakai Memeriksakan Diri


1 bulan pasca pemasangan
3 bulan kemudian
setiap 6 bulan berikutnya
bila terlambat haid 1 minggu
perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya
L. Keluhan-keluhan pemakai IUD

Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit


perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya
berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus
dalam jumlah banyak, pemakaian IUD harus dihentikan. Pengaruh lainnya
terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang
keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak
jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit
selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim

(uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini
karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap IUD yang
merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik
keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi
juga dapat timbul selama pemakaian IUD.

Daftar Pustaka
EPO. (2008). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau Intra Uterine Device (IUD).
Diambil pada tanggal 20 Mei 2008 dari
http://pikas.bkkbn.go.id/jabar/program_detail.php?prgid=2
Krisnadi, S. R. (2002). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Intra Uterine
Device (IUD). Diambil pada tanggal 20 Mei 2008 dari
http://www.ibuhamil.com/lihat_artikel.php?asal=34&id=1
Unknown. IUD Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Contraseptive for womens).
Diambil pada tanggal 20 Mei 2008 dari http://www.pkmi-online.com/iud.htm
ALAT KONTRASEPSI IMPLAN/ SUSUK
A. Definisi
Salah satu jenis alat konntrasepsi yang berupa susuk yang terbuat
sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas.
B. Jenis
Dikenal 2 macm implan. Yaitu :
a. Non biodegradable implan
Dengan ciri-ciri sebabagai berikut
1) Norplan (6 kasul) , berisi hormon levonogrestel, daya kerja 5
tahun.

2) Norplan -2 (2 batang), berisi hormon levonogrestel, daya kerja 3


tahun
3) Satu batang, berisi hormon ST- 1435, daya kerja 2 tahun. Rencana
siap pakai: Tahun 2000.
4) Satu batang, berisi hormon 3-keton desogesteri daya kerja 2,5-4
tahun.[hanafi,2004,hal 179]]
Sedangkan non biodegradable implan dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu:
a) Norplan
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 6 kapsul kosong silastik
(karet silicon) yang diisi dengan hormon levonor ges trel dan
ujung-ujung kapsul ditutup dengan Silastik adhesive. Tiap
kapsul mempunyai panjang 34 mm, diameter 2,4 mm, Berisi
36 mg levonorgestrel, serta mempunyi cirri sangat efektif
dalam mencegah kehamilan untuk lima tahun. Saat ini norplant
yang paling banyak dipakai.[hanafi hartanto hal 180]
b) Norplan -2
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari dua batang silastic yang
padat, dengan panjang tiap batang 44 mm. Dengn masing-msing
batang diisi dengan 70 mg levonorgestre di dalam matriks

batangnya. Cirri norplan-2 adalah sangat efektif untuk


mencegah kehamilan 3 tahun.
Pada kedua macam Implan tersebut, Levonogestrel berfungsi
melalui membran silastic dengan kecepatan yang lambat dan
konstan. Dalam 24 jam setelah Insersi, kadar hormondalam plasma
darah sudah cukup tinggi untuk mecegah ovulasi.
Pelepasan hormon tiap harinya berkisar antara 50-85 mcg pada
tahun pertama,
Kemudian menurun 30-35 mcg perhari untuk lima tahun. [hanafi ,
2004 hal 180]
b. Biodegradable Implant
Biodegradable implant melepaskan progestin dari bahan pembawa /
pengangkut yang secara perlahan-lahan larut di dalam jaringan tubuh.
Jadi bahan pembawanya sama sekali tidak diperlukan untuk
dikeluarkan lagi seperti pada norplant.
Dua macam implant biodegradable sedang di uji coba saat ini pada
sejumlah wanita, yaitu :
a) Carproronor, suatu kapsul polymer yang berisi levonorgestrel,
pada awal penelitian dan pengembanganya, carpronor berupa suatu
kapsul biodegradable yang mengandung levonogestrel yang
dilarutkan dalam minyak ethyl-aleate dengan diameter kapsul <
0,24 cm dan panjang kapsul yang teliti terdiri dari 2 ukuran,
yaitu :
1) 2,5 cm : berisi 16 mg levonorgestrel, melepaskan 20 mcg
hormonnya/hari.
2) 4 cm : berisi 25 mg levonogestrel, melepaskan 30-50 mcg
hormonnya/hari.
Penelitian pada kelinci dan kera menunjukkan bahwa proteksi
kontraseptif
Berlangsung paling sedikit 18 bulan, dan mungkin dapat
berlangsung lebih lama.
Sekarang sedang dikembangkan 2 versi baru implant capronor
yang dibiodegradable, yaitu :

1)

Capronor -2, satu kapsul 4 cm terbuat dari polimer


caprolactone yang diisi dengan 18 mg levonorgestrel.
Penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan diperlukan 2

kapsul dengan formula ini.


2) -3, satu kapsul 4 cm terbuat dari co-polimer (caprolactone dan
trimethylene carbonate) yang diisi dengan 32 mg
levonorgestrel. Ca. Polimer mengalami biodegradasi lebibih
cepat dibandingkan polimer tunggal. Kapsul capronor akan
tetap intak selama periode 12 bulan dari pelepasan hormon
levonorgestrelnya dan bila diinginkan kapsulnya dapat
dikeluarkan selama masa ini.
b) Narethindrone pellets
1) Pellets dibuat dari 10% kolesterol murni dan 90%
norechindrone (NET)
2) Setiap pellets panjang 8 mm berisi 35 mg NET, yang akan
dilepaskan saat pellets dengan perlaha-lahan melarut.
3) Pellet berukuran kecil, masing-masing sedikit lebih besar
daripada butir besar.
4) ujicoba pendahuluan menggunakan 4 dan 5 pellets.
5) Dosis harian NET dan efektivitas kontrasepsi semakin
bertambah dengan banyaknya jumlah pellet.
6) Sediaan empat pellets tampaknya memberikan perlindungan
yang besar terhadap kehamilan untuk sekurang-kurangnya 12
bulan.
7) Lebih dari 50% akseptor pellets mengalami pola haid 1 reguler.
Perdarahan inter menstrual atau perdarahan bercak merupakan
problin utama.
8) Terjadi rasa sakit payudarah pada 4% akseptor.
9) Jumlah kecil dari kolesterol dalam masing-masing pellet
kurang dari 2% kolesterol dalam satu butir telur ayam tidak
mempunyai efek pada kadar kolesterol darah akseptor.
10) Insersi pellets dilakukan pada bagian dalam lengan atas
prosedur insersi seperti pada capronor, dan dapat dipakai
dengan inserter yang sama.
11) Daerah insersi disuntikkan dengan anestesi lokal lalu dibuat
insisi 3 mm. Pollets diletakkan kira-kira 3 cm dibawah kulit.

Tidak diperlukan penjahitan luka insisi, cukup ditutup dengan


verband saja. [hanafi,2004 hal 180]
C. Cara kerja
a. Menekan ovulasi .
b. Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit .
c. Menghambat perkembangan siklis dari endometrium [hanafi 2004 hal
183].
D. Keuntungan
a. Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen.
b. Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun dan bersifat
reversibel.
c. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan.
d. Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikkan darah.
e. Resiko terjadinya kehamilan ektropik lebih kecil jika dibandingkan
dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim.
E. Kerugian
a. Susuk KB/implant harus dipasang dan diangka oleh petugas kesehatan
b.
c.
d.
e.

yang terlatih.
Lebih mahal.
Sering timbul perubahan pola haid.
Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena
kurang mengenalnya.

F. Kontra Indikasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

kehamilan atau disangka hamil.


Penderita penyakit hati akut.
kangker payudarah .
kelainan jiwa.
Penyakit jantung, hipertensi, diabettes mellitus.
Penyakit trombo emboli.
Riwayat kehamilan etropik.[hanafi,2004 hal 169]

G. Indikasi

a. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu


yang lama tetapi tidak tersedia menjalani kontap / menggunakan
AKDR.
b. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung
estrogen.
H. Efektivitas
a. Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita
per tahun dalam tahun pertama.
b. Efektivitasnya norplant berkurang sedikit setelah sedikit setela 5
tahun, dan pada Tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil.
I. Efek samping dan penanganannya
a. Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping
yang serius.
Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi
amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui
masalah, jangan berupaya untuk merangsang perdarahan dengan
kontrasepsi oral kombinasi.
b.

Perdarahan bercak (sepotting) ringan


Spotting sering ditmukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila
tidak ada maslah dank lien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan
apapun. Bila klien mengeluh dapat diberikan :
a. Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 ug EE) selama 1 siklus 1, atau
b. Ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5hari)
Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil
kombinasi habis.
c. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil
kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil
kombinasi.
d. Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)
i. Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 Kg dapat
saja terjadi.

e. Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB


berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi yang
lain.
f. Ekspulsi
i. Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih
ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
g. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada
ditempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang
berbeda.
h. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul
baru pada lengan yang lain atau ganti cara.
i. Infeksi pda daerah insersi
Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau
antiseptik, berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant
jangan dilepas dan minta klien control 1 minggu lagi. Bila tidak
membaik, cabut implant dan pasang yang baru di lengan yang lain
atau ganti cara.
j. Bila ada abses : bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus
keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka, beri antibiotik oral 7
hari.[hanafi ,2004 hal 184]
J. Waktu pemasangan
a. Sewaktu haid berlangsung
b. Setiap saat asal diyakini klien tidak hamil
c. Bila menyusui : 6 minggu-6 bulan pasca salin
d. Saat ganti cara dari metode yang lain
e. Pasca keguguran
K. Prosedur pemasangan

a. Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap


mungkin mengenal norplant ini sehingga calon akseptor betul-betul
mengerti dan menerimanya sebagai cara kontrasepsi yang akan
dipakai dan berikan iformed consent untuk ditanda tangani oleh
suami istri.
b. persiapan alat-alat yang diperlukan :
1)
sabun antiseptic
2)
kasa steril
3)
cara antiseptic (betadine)
4)
kain steril yang mempunyai lubang
5)
Obat anestesi lokal
6)
Semprit dan jarum sntik
7) Trokar no. 10
8)
sepasang sarung tangan steril
9)
satu set kapsul norplant (6 bulan)
10) Scalpel yang tajam.
c. Teknik pemasangan
1) Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun
2) Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci
dengan sabun antiseptic
3) Calon akseptor dibaringkan telentang di tempat tidur dan lengan
kiri diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor.
4) Gunakan hand scoon seteril dengan benar.
5) Lengan kiri pasien yang akan di pasang diolesi dengan cairan
anstiseptic / betadin.

6) Daerah tempat pemasangan norplant ditutup dengan kain steril


yang berlubang.
7) Dilakukan injeksi obat anestesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan
siku.
8) setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjag 0,5 cm dengan
skalpel yang tajam.
9) Trocard dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada
jaringan bawah kulit.
10) Kemudian kapsul dimasukkan di dalam trokar dan di dorong
dengan plunger sampai kapsul terletak di bawah kulitn .
11) Demikian dilakukan berturut-turut dengan kapsul kedu sampai
keenam, kapsul di

bawah kulit diletakkan demikian rupa

sehingga susunanya seperti kipas .


12) Setelah semua kapsul berad di bawah kulit, trokar ditarik pelanpelan keluar.
13) Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak.
14) Dekatkan luka dan beri plester kemudian dibalut dengan perban
untuk mencegah perdarahan dan agar tidak terjadi haematom.
15) Nasehat pada akseptor agr luka jangan basah, selama lebih kurang
dari 3 hari dan datang kembali jika tejadi keluhan-keluhan yang
mengganggu .[hanafi ,2004 hal 187]
L. Pencabutan / Ekstraksi
a. Indikasi :
1) Alat permintaan akseptor (apabila menginginkan hamil lagi)
2) Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat
3)
4)

diatasi dengan pengobatan biasa.


Sudah habis masa pakainya.
Terjadi kehamilan.

b. Teknik pencabutan implant


Mengeluarkan implant umumnya lebih sulit dari pada insersi persoalan
dapat timbulnya implant dipasang terlalu dalam atau bila timbul jaringan
fibrous di sekeliling implant.
Adapun cara untuk mengeluarkan implant yang sudah terpasang pada
kulit adalah :
1) Informed consert

2) Bidan dan akseptor melakukan cuci tangan dengan memperhatikan


aseptik dan antiseptik.
3) Tentukan lokasi dari implant dengan jari-jari tangan dan dapat diberi
tanda/gambar dengan tinta bila perlu.
4) Oleskan tempat yang akan dilakukan pencabut dengan larutan
antiseptik dan pasang duk steril.
5) Suntikan anesteri lokal dibawah implant, jangan menyuntikan
anestesi diatas implant karena pembengkakan kulit dapat
menghalangi pandangan dari retak implantnya.
6) Buat satu insisi 4 mm sedekat mungkin pada ujung-ujung implant,
pada daerah alas kipas.
7) Keluarkan implant pertama yang terletak paling depan ke insisi atau
terletak paling depan ke permukaan.
8) Sampai saat ini dikenal 4 cara pencabutan implant
1) cara POP OUT (Darney, Klaise dan Walker), merupakan teknik pilihan
bila memungkinkan karena tidak traumatis, sekalipun tidak selalu mudah
untuk mengerjakannya. Dorong ujung proksimal kapsul (arah bahu) ke
arah diistal dengan ibu jari sehingga mendekati lubang insisi, sementara
jari telunjuk menahan bagian tengah kapsul, sehingga ujung distal
kapsul menekan kulit.

2) Cara standard, jepit ujung distal kapsul dengan klem mosquito, sampai
kira-kira 0,5 -1 cm dari ujung klemnya, masuk dibawah kulit melalui
lubang insisi. Putar pegangan klem pada posisi 180 di sekitar sumbu
utamanya mengarah ke bagu akseptor. Bersihkan jaringan-jaringan yang
menempel di sekeliling klem dan kapsul dengan skalpet atau kasa steril
sampai kapsul terlihat dengan jelas. Tangkap ujung kapsul yang sudah
terlihat dengan klem orile lepaskan klem mosquito dan

keluarkan

kapsul dengan klem orile.


3) Cara U, Teknik ini dikembangkan oleh Dr Untung prawiroharjo dari
semarang dibuat insisi memanjang selebar 4 mm kira-kira 5 mm proksimal
dari ujung distal kapsul di antara kapsul ke-3 dan kapsul ke-4. kapsul

yang akan dicabut difiksasi dengan meletakkan jari telunjuk tangan kiri
sejajar di samping kapsul. kapsul

dipegang dengan klem

(Norplant holding forceps) kurang lebih 5 mm dari ujung distalnya.


Kemudian klem diputar ke arah pangkal lengan atas / bahu akseptor
sehingga kapsul terlihat di bawah lubang insisi dan dapat dibersihkan
dari jaringan-jaringan yang menyelubunginya dengan memakai skalpel
untuk seterusnya dicabut keluar.
4)

Cara Tusuk Ma, Dikembangkan oleh Dr. IBG Manuaba dari denpasar
memakai alat bantu kawat atau jari roda sepeda, satu ujung di lengkungan
sepanjang 0,5 0,75 cm dengan sudut 90 dan diperkecil serta
diruncingkan, sedangkan ujung yang lain dilengkungkan dalam satu
bidang dengan lengkungan runcing tadi dan dipakai untuk pegangan
operator setelah kapsul dijepit dengan pinset atau klem arteri, jaringan
ikat dibersihkan dengan pisau sampai kapsul tampak putih. Kemudian
alat tusuk ma ditusukkan pada kapsul serta terus diikat keluar.
Berikan anestensi lagi
bila diperlukan, untuk mengeluarkan implant yang lain.

9.

Tutup dan bungkus luka insisi seperti pada saat insersi bila akseptor ingin
dipasang implant yang lain. Upaya pencabutan keenam kapsul norplant
dibatasi sampai waktu 45 menit. Bila waktu tersebut tidak semua kapsul
berhasil dikeluarkan, maka prosedur pencabutan dihentikan dan upaya
pencabutan kembali sisa kapsul yang masih tertinggal diulangi kira-kira
3-4 minggu kemudian. Hal ini untuk mengurangi terjadinya infeksi dan
rasa nyeri. Di samping itu mecabut sisa kapsul norplant akan lebih
mudah

bila lengan akseptor telah sembuh dari trauma jaringan upaya

pencabutan yang lalu. Setelah selesai dengan pencabutan keenam kapsul


norplant rendam setelah alat-alat yang sudah dipakai dalam cairan 0,5%
untuk dekontaminasi alat-alat.
c.

Pemeliharaan Alat-alat Untuk Insersi dan Pengangkatan Implant


1) Troicard harus dicuci dengan air hangat dan larutan antiseptik segera
setelah insersi, kemudian didesinfeksi sebelum pemakaian.

2)

Desinfeksi dapat dilakukan dengan :

a). Autoclave selama 20 menit.


b). Direbus dalam air mendidih selama 5-10 menit.
c). Sterilisasi dingin dengan larutan germiside untuk sedikitnya 1 jam
3) Desinfeksi dengan autoclave merupakan cairan paling efektif.
4) Ketiga cara desinfeksi tersebut akan membunuh HIL yaitu penyebab
AIDS
5) Tetapi merebus dalam air panas selama 5-10 menit atau sterilisasi
dingin, tidak akan membunuh virus hepatitis B pada daerah endemik
hepatitis, alat-alat harus direbus dalam air selama 15-30 menit.
6) Ujung trocar harus dipriksa setelah melakukan 10 insersi, dan bila
diperlukan dapat diasah kembali dengan pemeliharaan yang baik.
Trocar dapat dipakai untuk melakukan kurang lebih 50 insersi.hanafi ,
2004hal 189]

DAFTAR PUSTAKA
Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan bina
pustaka sarwono prawirohardjo.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: yayasan bina

pustaka sarwono prawirohardjo.

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/kbimplan.html#ixzz43XLEG5VA

KONTRASEPSI SUNTIKAN

A. Pengertian Kontrasepsi Suntikan


Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB
suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang
efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan
kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil.
Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan
pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan
KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.

B. Jenis KB Suntik
o

Jenis-jenis KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara


lain:Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
Suntikan

KB

ini

mengandung

kombinasi

hormon

Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol


Cypionate (hormon estrogen). Komposisi hormon dan cara kerja
Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil KB Kombinasi. Suntikan
pertama diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6
minggu setelah melahirkan bila Anda tidak menyusui.
o

Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston.


Suntikan KB ini mengandung hormon Depo Medroxyprogesterone
Acetate (hormon progestin) 150 mg. Sesuai dengan namanya, suntikan

ini diberikan setiap 3 bulan (12 Minggu). Suntikan pertama biasanya


diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu
setelah melahirkan. Suntikan KB 3 Bulanan ada yang dikemas dalam
cairan 3ml atau 1ml.

C. Cara Kerja KB Suntik

Menghalangi ovulasi (masa subur)

Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental

Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim

Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma

Mengubah kecepatan transportasi sel telur.

Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan


selama jangka waktu tertentu (antara 1 3 bulan). Cairan tersebut
merupakan hormon sistesis progesteron. Pada saat ini terdapat dua macam
suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti Depo-provera, Depo-geston,

Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua yaitu campuran


progestin dan estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini
akan membuat lendir rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak
dapat masuk ke rahim. Zat ini juga mencegah keluarnya sel telur (ovulasi)
dan membuat uterus (dinding rahim) tidak siap menerima hasil pembuahan
Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik
dalam dua bagian, yaitu primer dan sekunder. Mekanisme primer adalah
mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun dan
tidak

terjadi

sentakan

LH.

Respons

kelenjar

hipofise

terhadap

gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga


memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise. Ini
berbeda dengan pil oral kombinasi (POK), yang tampaknya menghambat
ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hipofise. Penggunaan
kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal
dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma
menjadi oedematous. Dengan pemakaian jangka lama, endometrium dapat
menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya
terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahanperubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari
setelah suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit
sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder
ini juga membuat endometium kurang layak untuk implantasi dari ovum
yang telah dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi
kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus
serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon
tersebut juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita.
Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil.

Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan
atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon
progestin dengan sedikit hormon estrogen akan merangsang timbulnya
haid setiap bulan.

D. Keuntungan KB Suntik
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan
angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan
KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem.
Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah),
memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan
kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak
berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak
diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga
paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak
mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit
jantung dan reaksi penggumpalan darah.
Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta
tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari,
kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi
ini tidak menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin
kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat
(kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun,
kecuali Cyclofem.

E. Kerugian dan Efek Samping

Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan


yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.

Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang

Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang

Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan


pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala,
nervositas, dan jerawat.
Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena
pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat
kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan
mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah
dibuahi.

Namun

hormon

ini

juga

mempermudah

perubahan

karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya


adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah
dan menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air,
sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung
mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi
ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon
progesteron.

Vagina

menjadi

kering,

sehingga

merasa

sakit

(dispareuni) saat melakukan hubungan seksual, dan jika kondisi ini


berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi
seksual pada wanita.
Beberapa efek samping yang biasa ditemui pada penggunaan Suntikan
KB 3 Bulan adalah:

Timbul pendarahan ringan (bercak) pada awal pemakaian

Rasa pusing, mual, sakit di bagian bawah perut juga sering


dilaporkan pada awal penggunaan

Kemungkinan kenaikan berat badan 1 2 kg. Namun hal ini dapat


diatasi dengan diet dan olahraga yang tepat

Berhenti haid (biasanya setelah 1 tahun penggunaan namun bisa


lebih cepat). Namun, tidak semua wanita yang menggunakan
metode ini terhenti haid nya

Kesuburan biasanya lebih lambat kembali. Hal ini terjadi karena


tingkat hormon yang tinggi dalam suntikan 3 bulan, sehingga
butuh waktu untuk dapat kembali normal (biasanya sampai 4
bulan).
Untuk Suntikan KB 1 Bulan, efek samping yang terjadi mirip
dengan efek samping yang ditimbulkan pada penggunaan Pil KB..
Berbeda dengan Suntikan KB 3 Bulan, pengguna Suntikan KB 1
Bulan dilaporkan tetap mendapatkan haid-nya secara teratur.
Kesuburan pun lebih cepat kembali setelah penghentian metode
ini dibandingkan dengan Suntikan KB 3 Bulan.

F. Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki
pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup
anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok
untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi
setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra
indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang
mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga
cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

G. Kontra Indikasi
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi
pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB
suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver),
kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah
tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing
manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam
persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit
kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi
pantangan penggunaan KB suntik ini.

H. Cara Pemberian
a. Waktu Pemberian

Setelah melahirkan : hari ke 3 5 pasca salin dan setelah ASI


berproduksi

Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari


setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi)

Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid

b. Lokasi Penyuntikan

I.

Daerah bokong/pantat

Daerah otot lengan atas

Interaksi Obat
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi
dari medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi

medroxyprogesterone dalam darah dan memungkinkan pengurangan


efektivitas medroxyprogesterone.

J.

Cara Penyimpanan
Disimpan dalam suhu 20-25C

K. Pelayanan Kontrasepsi Suntik


Penelitian tentang suntikan KB adalah pada tahun 1963 yaitu uji coba pada
depo provera suntik yang kemudian di lisensi di Inggris pada tahun 1984.
Pada tahun 1990-an metode ini telah di lisensi sebagai pilihan metode
kontrasepsi pilihan pertama. Sampai saat ini jenis metode suntik yang
digunakan adalah suntikan kombinasi dan suntikan progestrin.
a) Lokasi Penyuntikan
Lokasi penyuntikan KB baik kombinasi maupun suntikan progestrin
secara consensusinternasional bahwa disuntikkan di bokong yaitu pada
musculus ventro gluteal dalam. Musculus ini dapat di ukur dari spina
iliaca anterior superior (SIAS) sampai dengan os coccygeus kemudian
di ambil 1/3 bagian dari SIAS.
Atau jika dianalogikan dengan kotak, kemudian kita bagi ke dalam 4
bagian, maka yang akan kita suntikan adalah bagian kuadran luar.
b) Jenis Kontrasepsi Suntik
1. Suntikan kombinasi
Suntikan kombinasi yang saat ini berada di pasaran Indonesia adalah
kombinasi antara 25 mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol

sipionat. Cara kerja suntikan kombinasi ini pada prinsipnya sama


dengan cara kerja pil kombinasi. Yang membedakan adalah lebih secara
teknis karena isi dari kontrasepsi suntik ini tidak mengandung
etinilestradiol maka risiko terhadap hipertensi dan vaskularisasi yang
disebabkan oleh hormone ini praktis tidak terjadi. Maka kontrasepsi
suntik ini lebih aman untuk perempuan dengan hipertensi. Demikian
juga pada perempuan yang mempunyai migrain juga lebih aman
menggunakan kontrasepsi ini.
Suntikan kombinasi ini efektif bekerja selam 30 hari atau dapat juga di
hitung dalam 4 minggu. Hal yang membedakan dengan pil akan
tergantung dengan bidan/provider KB yang lain ketika menghendaki
ulangan suntik. Efektivitas suntik juga tinggi namun pengembalian
kesuburan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan
pil. Perempuan yang sudah di suntik otomatis tidak bisa menolak dari
semua efek yang terjadi sampai dengan efektivitasnya habis yaitu 30
hari untuk pil kombinasi hal ini berbeda dengan pil, yaitu klien dapat
menghentikan pengunaannya sewaktu-waktu.
Waktu pemberian suntik untuk pertama kali hampir sama dengan pil.
Adapun yang membedakan adalah untuk kunjungan ulang. Suntikan
kombinasi diberikan diberikan setiap bulan dengan teknik intra
muskular dalam (disesuaikan dengan kondisi klien, yaitu gemuk
kurusnya klien). Mintalah klien untuk datang 4 minggu sekali. Suntikan
ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi
gangguan pendarahan. Dapat juga diberikan 7 hari setelah jadwal
seharusnya agar diyakini perempuan tersebut tidak hamil. Anjurkan
untuk menggunakan barier lain atau tidak melakukan hubungan seksual
selama 7 hari. Namun lebih baik lagi akseptor datang tepat pada
waktunya (4 minggu sekali).

Hal-hal yang perlu disampaikan kepada klien tentang hal-hal yang perlu
diwaspadai pada jangka waktu penggunaan kontrasepsi suntik
kombinasi adalah:

Nyeri dada hebat atau nafas pendek, hal ini mengindikasikan


adanya bekuan darah atau adanya serangan jantung.

Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan, ini mengindikasikan


terjadinya stroke, atau migrain.

Nyeri tungkai hebat, ini mengindikasikan kemungkinan


penyumbatan pembuluh darah pada tungkai.

Tidak terjadinya perdarahan ataupun spotting selama 7 hari


sebelum penyuntikan berikutnya, ini dimungkinkan terjadinya
kehamilan.

Suntikan progestrin
Saat ini suntikan progestrin yang beredar di pasaran adalah yang
mengandung Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA) yang
mengandung 150 mg DMPA dan diberikan 3 bulan sekali atau 12
minggu sekali pada bokong yaitu musculus gluteus maximus
(dalam). Dahulu dikenal juga suntikan dengan jenis noristerat tetapi
saat ini sudah jarang digunakan.
Kontrasepsi suntikan progestrin ini sangat efektif dibandingkan
dengan mini pil, karena dengan dosis gestagen yang cukup tinggi
dibandingkan dengan mini pil. Akan tetapi, kembali kesuburan
cukup lambat, yaitu rata-rata 4 bulan setelah berhenti dari
penyuntikan sehingga akan kurang tepat apabila digunakan para
wanita yang menginginkan untuk segera hamil pada waktu yang
cukup dekat. Kontrasepsi ini cocok bagi ibu yang sedang
menyusui.
Secara umum keuntungannya hampir sama dengan mini pil, hanya
saja kontrasepsi ini memang lebih efektif. Tetapi untuk

keterbatasannya perlu dikaji kembali dan disampaikan dengan


benar kepada klien agar tidak kaget dengan hal-hal yang berkaitan
dengan efek samping/keterbatasan kontrasepsi. Hal-hal yang akan
sering ditemukan adalah sebagai berikut:
2. Adanya gangguan haid yang berupa:

Siklus haid memanjang atau memendek

Perdarahan yang banyak ataupun sedikit

Perdarahan tidak teratur ataupun perdarahan bercak

Tidak haid sama sekali

3. Pada penggunaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estrogen


sehingga dapat menyebabkan kekeringan vagina, menurunkan libido,
gangguan emosi, sakit kepala, jerawat, dan meningkatnya risiko
osteoporosis.
Siapa saja yang boleh dan tidak menggunakan kontrasepsi ini pada
prinsipnya

hampir

sama

dengan

metode

kontrasepsi

oral/pil.

Penggunaan suntik ini pada beberapa penelitian terbukti pada


pemakaian jangka panjang akan menyebabkan defisiensi estrogen,
tetapi pada penelitian lanjutan kadar estrogen tersebut akan kembali
setelah wanita tersebut berhenti menggunakan suntik ini, sehingga
risiko osteoporosis berkurang. Namun hal ini sedang diteliti lebih
lanjut, sehingga tetaplah perlu diberitahukan kepada akseptor bahwa
penggunaan suntikn kombinasi jangka panjang dapat meningkatkan
risiko terjadinya osteoporosis. Perokoko juga merupakan kontra
indikasi pemakaian kontrasepsi hormonal dikarenakan rokok dapat
menyebabkan spasme pembulih darah, sehingga menjadi penyebab
penyakit jantung dan stroke. Hal ini dapat menggangu efektivitas dari
hormon ini, dan juga akan memperparah organ tubuh dalam bekerja.

Waktu pemberian suntik pertama prinsipnya sama dengan kontrasepsi


hormonal lain. Adapun untuk kunjungan ulangnya adalah 12 minggu
setelah penyuntikan. Suntikan ulang dapat diberikan 2 minggu sebelum
jadwal dan bisa diberikan setelah asalkan perempuan tersebut diyakini
tidak hamil, akan tetapi perlu tambahan barier dalam waktu 7 hari
setelah penyuntikan atau tidak melakukan hubungan seksual.

L. Persiapan dan Pelaksanaan Pelayanan


Pelaksanaan Pelayanan
Ruang untuk pasien rawat jalan maupun ruang perawatan dapat di gunakan
untuk pemberian kontrasepsi suntik. Bila mungkin, ruangan tersebut harus
berada jauh dari daerah ramai di lingkungan klinik taua rumah sakit.
Ruangan tersebut harus:

Mendapat cahaya yang memadai,

Menggunakan lantai kramik atau semen agar mudah di bersihkan,

Bebas dari debu dan serangga, dan

Memiliki vebtilasi yang baik.

Fasilitas untuk mencuci tangan juga harus tersedia di dekat ruang tersebut,
termasuk persediaan air bersih yang mengalir, serta tersedia wadah atau
kantung plastik untuk pembuangan limbah terkontaminasi. Wadah tahan
tusuk harus di letakkan di tempat yang aman untuk pembuangan jarum dan
alat tulis.
Persiapan Klien
Karena kulit tidak mungkin disterilisasi, antiseptik di gunakan untuk
meminimalkan jumlah mikroorganisme pada kulit tempat suntikan harus

dilaksanakan. Hal ini mutlak harus di laksanakan untuk mengurangi


kemungkinan risiko infeksi pada lokasi suntik.

Periksa daerah suntik apakah bersih atau kotor.

Bila lengan atas atau pantat yang akan di suntik terlihat kotor, calon
klien diterima membersihkannya dengan sabun dan air.

Biarkan daerah tersebut kering.

Persiapan Yang Dilakukan Petugas


Langkah 1: cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir.
Keringkan dengan handuk atau dianginkan.
Langkah 2: buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet.
Hapus karet yang ada diatas bagian vital dengan kapas yang telah di basahi
dengan alkohol 60-90%. Biarkan kering (pada depo profera atau
cyclofem).
Langlah 3: bila menggunakan jarum dan semprit sekali pakai, segera buka
plastiknya. bila menggunakan jarum dan semprit suntik yang telah di
sterilkan dengan DTT, pakai korentang atau forsep yang telah di DTT
untuk mengambilnya.
Catatan: jangan pakai semprit suntik untuk lebih dari sekali suntik. Pada
penelitian di dapatkan pemakain satu semprit dengan beberapa jarum dapat
menularkan virus hepatitis B.
Langkah 4: pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukkan jarum
pada mulut semprit penghubung.
Langkah 5: balikkan vial dengan mulut vial di bawah. Masukkan cairan
suntik dalam semprit. Gunakan jarum yang sama untuk menghisap
kontrasepsi suntik dan menyuntikan pada klien.

Catatan: buang kebiasaan untuk tetap membiarkan satu jarum menancap


pada vital suntikan, dengan tujuan pemakaian beberapa kali. Cara ini akan
menyeababkan hubungan langsung dari udara ke dalam tabung sehingga
kuman dapat masuk dan mencemari obat atau kontrasepsi suntik.
Persiapan daerah suntikan
Langkah 1: bersihkan kulit yang akan disuntik denga kapas alkohol yang
di bashi oleh ethil/ isopropil alkohol 60-90%.
Langkah 2: biarkan kulit tersebut karing sebelum dapat did suntik.
Peralatan
1. Obat yang akan di suntik (depo profera, cyclofem).
2. Semprit suntik dan jarumnya (sekali pakai).
3. Alkohol 60-90% dan kapas.
Teknik suntikan

Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung


udara (depo profera/ cyclofem). Keluarkan isinya.

Suntikkan secara intramuskular dalam di daerah pantat (daerah


glutea). Apabila suntukan di berikan terlalu dangkal penyerapan
kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segara dan efektif.

Depo profera (3ml/150mg atau 1ml/150mg) di berikan setiap 3 bulan


(12 minggu)

Noristerat (200mg) di berikan setiap 2 bulan (8 minggu)

Cyclofem (25 mg medroksi progesteron asetat dan 5 mg estrogen


sipionate) doberikan setuap bulan. Di indonesia di dapatkan haid
teratur pada 85 % peserta suntikan cyclofum.

Setelah tindakan suntik


Untuk jarum dan semprit sekali pakai:

Jangan memijat daerah suntik. Jelaskan pada klien bahwa obat akan
terlalu cepat di serap.

Jangan masukkan kembali, dan jangan membengkokkan atau


mematahkannya. Buang jarum dan semplit dalam kotak/tempat tahan
robekan/ tusukan/tembus, misalnya kotak kayu, botol plastik atau
kaleng yang mempunyai tutup. Botol bekas infus dapat di pakai, tetapi
ada keungkinan tertembus/robek.
Hindari kemungkinan tersusuk jarum secara sengaja. Jangan pisahkan jarum
dengan semprit setelah pemkaian. Jangan di srungkan kembali, di
bengkokkan atau di patahkan sebelum di buang.
Bila perlu menyarunghkan kembali, gunakan teknik satu tangan.

Letakkan kotak tersebut pada tempat ayng mudah di jangkau dan


mudah di buka tanpa menggunakan benda tajam.

Kubur/bakar bila kotak tersebut telah 2/3 penuh.

Jarum dan tabung yang di pakai lebih dari sekali.


Lakukan dekontaminasi dengan merendamnya dalam cairan klorin 0,5%
sehingga jarum dan tabung aman di pakai (cairan kloron mematikan
kuman hepatitis dan HIV). Setelah dekontaminasi, pisahkan jarum dan
tabung. Bersihkan, cuci, dan sterilisasi dengan cara penguapan atau
pemanasan kering atau disinfeksi tingkat tinggi sesuai proses yang telah di
jelaskan. Otoklaf atau DTT dengan cara rebus. Bila menggunakan tabung
kaca, pemanasan kering dapat di lakukan.
Petunjuk Penggunaan Alat Suntik Autodisable
1. Periksa apakah kemasan alat suntik tidak rusak dan belum dibuka.
Buang bila telah terbuka atau rusak.
2. Buka bagian bawah kemasan dan keluarkan alat suntik tersebut.
3. Tanpa menyentuh hub jarum, pasang alat suntik ke jarum dengan
kencang dan putar.

4. Usapkan/bersihkan bagian tas vial dengan alkohol dan biarkan hingga


kering.
5. Buka tutup pelindung jarum. Jangan menggerakkan pendorong dan
jangan menyuntikka udara ke dalam vial, karena akan membuat alat
suntik tidak berfungsi (disable).
6. Ambil dan balikkan vial. Masukkan jarum kedalam vial.
7. Jaga agar ujung jarum tetap dalam cairan. Jangn memasukkan udara
ke dalam alat suntik. Hal tersebut dapat mengakibatkan dosis yang
tidak tepat. Tarik pendorong secara perlahan untuk mengisi alat suntik.
Pendorong akan berhenti secara otomatis bila telah menvcapai tanda
batas 0,5 ml atau 1 ml, dan akan terdengar suara klik.
Untuk mengeluarkan gelembung udara, biarkan jarum dalam vial dan
pegang alat suntik dengan posisi tegak, dan ketuk tabung alat suntik.
Kemudian secara perlahan tekan pendorong ke tanda batas dosis (0,5 ml
atau 1 ml)

M. Farmakologi dari Kontrasepsi Suntikan


DMPA :
1. Tersedia dalam larutan mikrokristaline
2. Setelah satu minggu penyuntikkan 150mg, tercapai kadar puncak, lalu
kadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.
3. Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setela 73 hari penyuntikan, tetapi
umumnya ovulasi baru timbul kembali setelah 4 bulan atau lebih.
NET EN :
1. Merupakan suatu progestin yang berasal dari testoteron, dibuat dalam
larutan minyak. Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel

yang tetap dengan akibat pelepasan obat dari tempat suntikan kedalam
sirkuladi darah dapat sangat bervariasi.
2. Lebih cepat dimetabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat
dibandingkan DMPA.
3. Setelah disuntikan, NET EN harus di ubah menjadi nerothindrone
(NET) sebelum ias menjadi aktif secara biologis

4. Kadar puncak dalam serum tercapai dalam7 hari setelah penyuntikan,


kemudian menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu
2,5-4 bulan setelah disuntikan.

N. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan

Primer (Mencegah Ovulasi)


Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respon
kelenjar hypophyse terhadap gonadoprotein releasing hormon
eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di
hipotalamus dari pada di kelenjar hypophyse. Ini berbeda dengan
POK, yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung
pada kelenjar hypophyse. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak
menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian DMPA, endometrium menjadi dangkal dan atrofis
dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Dengan pemakaian jangka
lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga
tidak didapatkan atau hanya didapatkan sedikit sekali jaringan bila
dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali
menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA yang
terakhir.

Sekunder :
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan
barier terhadap spermatozoa.
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk
implantasi dari ovum yang telah dibuahi
c. Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum dalam tuba
fallopi.

Sumber:
Rahardja, Kirana. 2007. Obat-obat Penting ed.6, 717. Jakarta: PT. Elex
Media

Computa.

Saifuddin, A.B. 2006. Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk54-PK58. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo.
Hartono,dr.Hanafi. 2004. Keluarga dan Kontrasepsi. Jakarta: Cv muliasari.
Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepi dan Kesehatan Seksual
Reproduksi.

Jakarta:

EGC.

Meilani, Niken. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:


Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai