Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang PKMD


Pada evaluasi menjelang Pelita I terungkapkan adanya permasalahan kesehatan
yang perlu memperoleh pemecahan segera melalui suatu pendekatan baru, yaitu
PKMD. Suatu pendekatan yang diharapkan dapat mengatasi latar belakang
permasalahan terhadap:
1. Menyebar luasnya penyakit-penyakit menular yang banyak menimpa rakyat kecil
di pedusunan.
2. Keadaan under-nurishment yang menyangkut, terutama pada bayi dan balita
maupun ibu-ibu dalam masa reproduktif.
3. Keadaan sanitasi lingkungan jelek ditambah ekses dari perumbuhan
industrialisasi.
4. Pertambahan penduduk secara alamiah yang masih tinggi.
5. Tingkat pendapat perkapita yang rendah.

Tegasnya selama pelita I itu diletakkan rintisan yang mendasar melalui perbaikan
tingkat kesehatan rakyat dengan skala prioritas program kesehatan antara lain:
1. Pemulihan kesehatan
2. Pembinaan hidup sehat
3. Pemberantasan penyakit menular
4. Farmasi
5. Pengembangan infrastruktur
6. Penelitian kesehatan
7. Training
Kebijaksanaan - kebijaksanaan pelayanan kesehatan selama Pelita I lebih
ditekankan kepada:
1. Perencanaan kesehatan yang lebih baik, kerena sebelumnya masih berupa data
abstrak (tidak pasti kebenarannya) ,belum terdapat data-data yang akurat.
2. Melihat kenyataan bahwa terdapat keterbatasan dana dan fasiitas maupun atas
dasar efektifitas dan efisiensi
3. Daerah sasaran diprioritaskan pada daerah-daerah pedusunan ,daerah
4. transmigrasi dan daerah pengembangan / pembanguanan lainnya
5. Kebijaksanaan pelayanan ditetapkan atas dasar skala prioritas program
6. dengan pertimbangan adanya keterbatasan-keterbatasan diatas
7. Usaha-usaha preventif maupun promotif lebih ditingkatkan dengan
8. memperhatikan pola keseimbangannya berdasarkan situasionalny dan
kondisioningnya.

2.2 Tujuan PKMD


1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya swadaya masyarakat,
sehingga masyarakat mampu secara mandiri melakukan perilaku sehat, dalam
meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan kegiatan dan kesadaran masyarakat akan potensi yang
dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu
hidup mereka
b. Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara
aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
c. Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu,
terampil serta mau berperan aktif dalam pembangunan desa
d. Membentuk kader-kader kesehatan yang berasal dari masyarakat yang mampu
dan aktif dalam program pembangunan kegiatan desa.
e. Terjalinnya kerja sama kegiatan dari berbagai sektor masyarakat dengan
pemerintah secara terpadu.
f. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan turunnya angka kelahiran,
kematian, kesakitan, dan perbaikan status gizi masyarakat.

2.3 Pengertian PKMD


PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang di laksanakan atas dasar
gotong royong dan swadaya dalam rangkan menolong diri sendiri dalam pemecahan
masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang
berkaitan agar mampu mencapai kehidupan yang sehat sejahtera. (Nasrul Effendi,
1998: 263)
PKMD adalah kegiatan hasil pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pendekatan
edukatif masalah kesehatan melalui puskesmas diman setiap individu atau kelompok
masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakn tindakan yang tepat dalam
mengatasi kesehatan mereka sendiri, diamping itu kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan juga dapat mendorong timbulnya kreatifitas dan inisiatif setiap individu atau
kelompok masyarakat untuk ikut secara aktif dalam program program kesehatan di
daerahnya dan menentukan prioritas program sesuai dengan kebutuhan dan
keninginan masyarakat yang bersangkutan. (Kanwil, DEPKES Jawa Timur)

2.4 Pengelolaan PKMD


1. Persiapan masyarakat
Yaitu upaya yang bertujuan agar masyarakat memahami PKMD, dan mampu
berperan aktif dalam setiap kegiatan PKMD.
a. Pengenalan terhadap masyarakat
b. Pengenalan masalah melalui :
1) Pengumpulan data (SDM)
2) Penyajian yang dapat dimengerti masyarakat
3) Menyelesaikan masalah yang ada dengan prioritas yang perlu
ditanggulangi
c. Pembentukan kader dan pengorganisasian kader.
d. Pelatihan kader kesehatan desa yang disebut promoter kesehatan desa
2. Perencanaan kegiatan PKMD
a. Memilih prioritas masalah
b. Menetapkan jenis kegiatan
c. Menyusun rencana kerja yang meliputi:
1) Tujuan yang ingin dicapai
2) Strategi yang ingin ditempuh pengorganisasian
3) Pengorganisasian
4) Pembiayaan
5) Waktu pelaksanaan
6) Tindakan
3. Pelaksanaan kegiatan
a. Kader dan mahasiswa melaksanakan masing masing tugas sesuai yang telah
disepakati
b. Kader dan pengurus desa serta petugas kesehatan memantau kegiatan
c. Dalam proses kegiatan selalu diadakan pertemuan - pertemuan (POKJA
POKJA)
d. Dimonitori adalah rencana kerja yang disepakati.
1) Ketepatan pelaksanaan
2) Ketepatan waktu
3) Penerimaan dan penggunaan biaya
4) Penyediaan dan penggunaan biaya
5) I lasil - hasil yang ingin di capai
6) Jumlah dan kualitas partisipasi masyarakat.
4. Penilaian (Evaluasi) PKMD
a. Penilaian hasil kegiatan.
b. Penilaian hasil sementara.
c. Penilaian hasil akhir.
5. Pembinaan PKMD
Pembinaan berarti upaya-upaya untuk memelihara dan meningkatkan kegiatan
yang telah dimulai dalam menjamin kelangsungan program.
6. Perluasan program PKMD
Dilakukan secara bertahap.

2.5 Pengkajian Pada PKMD


Pengkajian dalam praktik kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 3 dimensi
komunitas, yaitu dimensi lokasi, dimensi populasi, dan dimensi sistem. Masing-
masing dimensi ini mempunyai berbagai variabel dimana antara satu dengan yang
lainnya dapat saling melengkapi. Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut
1. Dimensi Lokasi
a. Batasan komunitas
1) Batas wilayah
2) Karakteristik batasan wilayah (zona wilayah)
3) Peta wilayah
b. Lokasi pelayanan kesehatan
1) Tempat yankes
2) Jarak yankes
3) Cara mencapai lokasi yankes
c. Geografis
1) Kesuburan
2) Peta topografi
3) Kemiringan tanah
4) Ketinggian tanah
d. Iklim
1) Curah hujan
2) Prakiraan musim hujan dan musim panas
3) Kelembaban
e. Flora dan Fauna
1) Jenis tanaman
2) Jenis hewan (ternak dan liar)
f. Lingkungan Buatan
1) Sarana olah raga
2) Sarana rekreasi
3) Lingkungan pemukiman
2. Dimensi Populasi
Ukuran
1. Jumlah penduduk
2. Jumlah kepala keluarga
3. Jumlah pasangan usia subur

Kepadatan
1. Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah keseluruhan
2. Perbandingan jumlah penduduk dengan luas pemukiman

Komposisi penduduk
1. Berdasarkan kelompok umur
a. Bayi
b. Batita
c. Balita
d. Usia sekolah
e. Usia remaja
f. Usia produktif
g. Usia lanjut
2. Berdasarkan jenis kelamin
3. Berdasarkan status marital

Pertumbuhan penduduk
1. Total Fertility Rate
2. Crude Birth Rate
3. Total Mortality Rate
4. Infant Mortality Rate
5. Maternal Mortality Rate

Budaya penduduk
1. Latar belakang budaya / etnik penduduk
2. Sejarah budaya penduduk

Kelas sosial penduduk


1. Kesejahteraan:
a. Keluarga Pra-Sejahtera
b. Keluarga Sejahtera I
c. Keluarga Sejahtera II
d. Keluarga Sejahtera III
2. Kemampuan baca tulis
3. Pendidikan penduduk
4. Pekerjaan penduduk

Mobilitas penduduk
1. Jenis kependudukan
a. Penduduk menetap
b. Penduduk sementara
2. Pemanfaatan waktu oleh penduduk
a. Berdasarkan struktur komunitas
b. Berdasarkan jenis pekerjaan

3. Dimensi Sistem Sosial


1. Sistem kesehatan
a. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
b. Jumlah pelayanan kesehatan
c. Jenis penyakit 10 besar
d. Jumlah kader kesehatan
e. Jenis pembiayaan kesehatan
f. Kondisi kesehatan penduduk
1) Bayi
2) Balita
3) Ibu hamil
4) Ibu menyusui
5) Lansia
6) Kelompok anak sekolah
7) Kelompok pekerja
g. Riwayat Kejadian Luar Biasa (KLB)
h. Kondisi kesehatan lingkungan
1) Pemukiman
2) Saluran air
3) Sampah
2. Sistem Pendidikan
a. Jenis pendidikan
1) Formal
2) Nonformal
3) Informal
b. Program pemberantasan buta huruf
3. Sistem komunitas
a. Tipe komunitas
b. Pola hidup sehat komunitas
4. Sistem Kesejahteraan
a. Program pengentasan kemiskinan
b. Kegiatan gotong royong
5. Sistem Ekonomi
a. Mata pencaharian
b. Sumber daya alam
c. Industri rumah tangga (home industri)
6. Sistem Politik
a. Cara pemilihan tokoh masyarakat formal (RT, RW)
b. Cara pemilihan tokoh masyarakat informal
c. Cara penetapan peraturan
d. Struktur pemerintahan
7. Sistem Rekreasi
a. Kebiasaan rekreasi
b. Sarana rekreasi
8. Sistem Komunikasi
a. I lirarki komunikasi penduduk
b. Alat / media komunikasi
9. Sistem Keagamaan
a. Aktifitas kegiatan kagamaan penduduk
b. Organisasi keagamaan
10. Sistem Legal
Peraturan / ketentuan
Kependudukan
Keamanan
Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data melalui:
1. Klasifikasi data
Proses klasifikasi dimaksudkan untuk mengelompokkan data secara
keseluruhan sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
gambaran yang ada di komunitas. Pengklasifikasian data mengacu kepada:
a. Tujuan yang ingin dicapai
b. Merujuk kepada Program Nasional
c. Isu yang akan dimunculkan
Penyajian data hasil pengklasifikasi ini dapat berupa tabel atau diagram yang
menginformasikan tentang distribusi dan frekuensi.

Klasifikasi Distribusi Frekuensi


(%)

2. Interpretasi data
Data yang telah diklasifikasikan akan menghasilkan informasi tentang
gambaran nyat yang terjadi di komunitas. Interpretasi data dipakai untuk melihat
kecenderungan kondisi-kondisi yang terjadi di komunitas.

2.6 Perencanaan Pada PKMD


Perencanaan adalah sebuah proses pemecahan masalah, yang bertujuan adanya
solusi dalam suatu pilihan Herbert Simon- (1996). Perencanan bukan hanya
membantu untuk mencipkan solusi tapi juga membantu untuk lebih memahami
permasalahan itu sendiri -Gordon Rowland- (1993).
Perencanaan (planinng) adalah sebuah proses yang dimulai dengan
merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk
mencapainya. Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan
dan sumberdaya tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan
menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tersebut.
Tanpa ada fungsi perencanaan, tidak akan ada kejelasan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh staf untuk mencapai tujuan organisasi. Melalui fungsi perencanaan
akan dapat ditetapkan tugas-tugas pokok staf, dan dengan tugas- tugas ini seorang
pimpinan akan mempunyai pedoman supervisi, dan menetapkan sumberdaya yang
dibutuhkan oleh staf untuk menjalankan tugas- tugasnya.
Perencanaan kesehatan mempunyai beberapa langkah yang perlu dilakukan
pada proses penyusunan sebuah perencanaan, antara lain:
1. Analisis Situasi
Analisis situasi adalah langkah pertama proses penyusunan
perencanaan. Langkah ini dilakukan dengan analisis data laporan yang dimiliki
oleh organisasi (data primer) atau mengkaji laporan lembaga lain (data
sekunder) yang datanya dibutuhkan, observasi, dan wawancara.
2. Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya
Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data yang
akan dianalisis lebih lanjut menggunakan pendekata epidemiologi untuk dapat
dijadikan informasi tentang distribusinya disuatu wilayah, berdasarkan kurun
waktu tertentu dan pada kelompok masyarakat tertentu.
3. Menentukan tujuan program
Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, manajer program
menentukan tujuan program. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan
masyarakat dengan menggunakan kriteria diatas semakin mudah untuk
menentukan tujuan program.
4. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mencegah atau mewaspadai
timbulnya hambatan serupa. Selain itu, juga dibahas prediksi kendala dan
hambatan yang mungkin akan terjadi dilapangan pada saat program
dilaksanakan.
5. Menyusun rencana kerja operasional
Dalam suatu POA , harus terdapat rincian dari kegiatan yang akan
dilaksanakan, agar para petugas pelaksana (provider) mengetahui apa yang
harus dikerjakan, bagaimana prosesnya, dan kapan program kerja tersebut
dilaksanakan. Jadi pada prinsipnya POA adalah rencana program kerja yang
ditetapkan secara umum.

2.7 Penggerakan PKMD


Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses
pengorganisasian yang dimulaidari mengidentifikasi Penggerakan & Pemberdayaan
Masyarakat merupakan suatu proses pengorganisasian yang dimulai dari
mengidentifikasi masalah yang dihadapi di masyarakat menyusun urutan prioritas
masalah.masyarakat mengupayakan upaya mencari sumber daya baik di masyarakat
sendiri maupun di luar lingkungan. Hal tersebut dalam pengembangan desa siaga
adalah proses pengorganisasian masyarakat dalam rangka membantu mengatasi
masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara umum (dulu disebut
PKMD/Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa).
Kemandirian Masyarakat Desa Dalam Pengembangan Desa Siaga Melalui
Penggerakan PKMD Sesuai dengan tujuan nasional RI maka dilaksanakan
pembangunan di segala bidang. Di tingkat desa pun diharapkan mampu melaksanakan
pembangunan disegala bidang tidak terkecuali Bidang Kesehatan. Dalam bidang
kesehatan diharapkan masyarakat dibawah kendali kepala desa / perbekel yang
berkoordinasi tokoh masyarakat mampu secara mandiri menyelenggarakan
pengembangan desa siaga melalui pelaksanaan PKMD (Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa) dengan memanfaatkan sumber daya setempat atau sumber-sumber
lain baik dalam hal ketenagaan, sarana maupun pembiayaan. Ada beberapa langkah
kegiatan PKMD yang perlu dilaksanakan dalam pengembangan desa siaga, yaitu PTD
(Pertemuan Tingkat Desa), SMD (Survei Mawas Diri), MMD (Musyawarah
Masyarakt Desa), dan TL (Tindak Lanjut) yang dilaksanakan tiap 6 bulan sekali.

2.8 Pemantauan dan Penilaian (Monitoring dan Evaluasi) PKMD


Evaluasi merujuk kepada pengukuran dan penetapan dari efektifitas dalam
pencapaian tujuan yang ditetapkan. Evalusi merupakan tindakan penyelidikan yang
mengaitkannya dengan standar dan kriteria keberhasilan. Dalam praktik kesehatan
masyarakat, evaluasi juga dilakukan untuk mengukur mutu pelayanan (quality of
serfices), program, dan penampilan tenaga kesehatan masyarakat.
Tujuan dilakukannya pemantauan dan penilaian:
a. Mengetahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai
dengan standar atau rencana.
b. Mengathui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
c. kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
d. Menegtahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.

Dalam melakukan penilaian, dapat dilakuakan dengan dua cara, antara lain:
a. Selama kegiatan berlangsung (formatif), penilaian ini dilakuakn untuk melihat
pelaksanaan tindakan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun. Penialaian semacam ini dapat disebut sebagai monitoring.
b. Setelah program selesai dilaksanakan (sumatif), penilaian yang dilakuakan
setelah melaalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan, atau disebut
juga penilaian pada akhir program.

Anda mungkin juga menyukai