BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah
Di Indonesia, terdapat beberapa jenis beras yang dikembangkan oleh
petani, diantaranya; beras putih, beras merah, dan beras hitam. Akan tetapi, beras
hitam dan beras merah belum menjadi bahan makanan pokok seperti halnya beras
putih. Meskipun kedua beras tersebut memiliki kandungan gizi yang relatif tinggi.
Beras hitam (Oryza sativa L. Cempo Ireng) merupakan padi lokal yang memiliki
kandungan antosianin yang cukup tinggi, sehingga aleuron berwarna ungu pekat
mendekati hitam. Beras hitam memiliki rasa yang lebih enak, aroma yang wangi
dengan penampilan yang spesifik dan unik (Kristamtini, 2009). Padi hitam sangat
potensial dikembangkan karena kandungan antosianin, vitamin B1, dan vitamin E
padi hitam lebih tinggi dari beras merah maupun beras putih. Di Korea dan China,
beras hitam menjadi bagian penting dalam pemeliharaan kesehatan. Hal ini
dikarenakan masyarakat telah mengetahui bahwa beras hitam kaya akan vitamin,
mineral, dan antioksidan (Suhartini dan Suhardi, 2010).
Thiamin hidroklorida (vitamin B1) merupakan gabungan dari senyawa
dengan cincin utama pirimidin dan senyawa dengan cincin utama triasol. Thiamin
hidroklorida berperan sebagai koenzim dalam metabolism antara dari asam alfaketoglutarat dan asam pirulvat. Thiamin dijumpai hampir pada semua tanaman
dan hewan. Sayuran dan buah-buahan mengandung lebih sedikit vitamin B1 jika
dibandingkan vitamin B1 pada aleuron dan bekatul padi (Deman, 1997). Thiamin
merupakan vitamin larut air, stabil pada kondisi asam dan tidak stabil dalam
16
kondisi netral atau basa, pH optimumnya adalah antara 2-3 (Deman, 1997).
Vitamin B1 berperan dalam proses metabolisme karbohidrat, metabolisme lemak
dan metabolisme protein. Defisiensi vitamin B1 dapat mengakibatkan timbulnya
penyakit kwarsiokor, kehilangan fungsi sensorik, motorik, aritmia, hipertensi,
edema, dan kegagalan jantung (Suhardjo et al., 1985).
Selain itu, Didi dan Iman (2009) melaporkan bahwa beras hitam berperan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, memperbaiki kerusakan sel
hati, membersihkan kolesterol dalam darah, mencegah gangguan fungsi ginjal,
kanker, anemia, dan memperlambat penuaan. Kristamtini dan Purwaningsih
(2009) juga melaporkan bahwa kandungan zat besi pada beras cempo ireng
berkisar antara 31,8 ppm dan kandungan gula + 362 Kkal/100 gr sehingga dapat
mencegah terjadinya anemia dan diabetes. Beras hitam secara tidak langsung
mempunyai potensi untuk mendukung tubuh agar tetap sehat, sehingga baik
dikosumsi sebagai makanan pokok. Oleh karena itu, produktivitas padi hitam
harus ditingkatkan, yaitu dengan pemupukan dan penggunaan zat pengatur
tumbuh (ZPT). Salah satu ZPT yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
pakloburazol. Selain itu akan dievaluasi pula efek pupuk organik cair terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman padi hitam.
Paklobutrazol merupakan turunan pirimidin yang mempunyai rumus
empiris C15H20CIN30 dan mempunyai rumus kimia (2RS,3RS)-1-(4-chlorophenyl)-4, 4-dimethyl-2,-(1,2,4triazol-1yl) pentan-3-0l (Warner dan Erwin, 2003).
Paclobutrazol berfungsi sebagai salah satu zat penghambat pertumbuhan yang
bekerja pada bagian meristem yang menghambat sintesis giberelin dengan cara
17
tanah
seperti
fungi,
bakteri,
serta
mikroorganisme
18
19
jumlah daun, jumlah anakan, umur keluar daun bendera dan malai,
panjang malai, berat 100 biji isi, persentase biji isi, dan berat total biji isi
petanaman. Pengamatan anatomi batang meliputi ketebalan anatomi batang dan
kortek serta panjang berkas pengangkut.. Pengamatan anatomi daun meliputi
kerapatan dan indeks stomata baik permukaan atas maupun bawah daun bendera.
Pengamatan fisiolosis meliputi pengukuran kadar klorofil, pati, amilosa, dan
pengukuran kadar thiamin hidroklorida (vitamin B1) pada beras hitam.
119
0.3
y = 0.0515x - 0.0051
R = 0.918
Absorbansi
0.25
0.2
0.15
Series1
0.1
Linear (Series1)
0.05
0
0
Konsentrasi