dari leher ke bawah dan setelah 12 jam s/d 24 jam dicuci bersih-bersih. Pengobatan ini
diulang selama 3 hari. Pengobatan diulang maksimum 2 kali dengan interval 1 minggu.
2) Sulfar
Dalam bentuk paradiulunale, sulfur 10% secara aman dan efektof digunakan dalam
konsentrasi 2,5% dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3
malam.
3) Benzil Benzoat (Crotaminton)
Tersedia dalam bentuk krim atau lotion sebaiknya obat ini digunakan selama 24 jam,
kemudian digunakan lagi 1 minggu kemudian. Obat ini disapukan ke badan dari leher ke
bawah. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi. Bila digunakan untuk bayi dan
anak-anak harus ditambahkan air 2 s/d 3 bagian.
4) Monosulfiran
Tersedia dalam bentuk lotion, harus ditambah 2-3 bagian air dan digunakan setiap hari selama
2-3 hari. Selama dan segera setelah pengobatan penderita tidak boleh minum alkohol karna
dapat menyebabkan keringat berlebihan dan takikardia.
5) Malation
Malathiom 0,5% dengan dasar air digunakan selama 24 jam pemberian berikutnya diberikan
beberapa hari kemudian.
6) Permerhrin
Dalam bentuk cream 5% sebagai dosis tunggal, penggunaannya selama 8-12 jam dan
kemudian dicuci bersih-bersih. Obat ini dilaporkan efektif untuk skabies.
4. Pencegahan
Jagalah badan tetap bersih dengan mandi setiap hari, selalu bergantilah dengan pakaian bersih
bila yang telah dipakai kotor. Gantilah pakaian tidur sesering mungkin. Jagalah kuku tetap
pendek dan bersih. Cara-cara pencegahan ini cukup sederhana dan tidak sulit untuk
melakukannya.
CAMPAK (MEASLES)
A. Pengertian
Campak ( Rubeola, Measles, Morbili ) adalah infeksi virus akut yang sangat menular,
ditandai dengan demam, lemas, batuk, peradangan selaput mata serta timbulnya bintikbintik merah di kulit. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak.
B. Penyebab
Penyebabnya virus morbili (paramiksovirus). Virus ini terdapat dalam darah dan
cairan nasofaring pada masa gejala awal (prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya
bercak merah di kulit dan selaput lendir. Penularan infeksi terjadi karena menghirup
ludah penderita campak. Penderita bias menularkan ionfeksi ini dalam waktu 2-4 hari
sebelum timbulnya ruam pada kulit dam selama ruam kulit tersebut masih ada.
Sebelum vaksinasi digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun
terutama pada anak-anak usia pra sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah
menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
C. Tanda dan gejala
Masa tunas (inkubasi) berkisar sekitar 12-14 hari, referensi lain menyebutkan 10-20 hari.
Gejala dibagi menjadi 3 stadium:
1. Stadium awal (prodromal)
Sebelum stadium awal ada masa inkubasi (masa dari kontak dengan virus sampai
mulai timbulnya gejala) yang berlangsung kira-kira 10-12 hari. Stadium awal
umumnya berlangsung sekitar 4-5 hari, ditandai dengan panas, lemas, nyeri otot,
batuk, pilek, mata merah, fotofobia (takut cahaya), diare karena adanya peradangan
saluran pernapasan dan pencernaan.
Pada stadium ini, gejalanya mirip influenza sehingga sulit diagnosa pada stadium ini.
Yang khas bila terdapat bercak sebesar ujung jarum (bercak Koplik) di dinding pipi
bagian dalam dan penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam 2 minggu
terakhir.
2. Stadium timbulnya bercak (erupsi)
Terjadi sekitar 2-3 hari setelah stadium awal.
Ditandai dengan: demam meningkat, bercak merah menyebar ke seluruh tubuh,
disertai rasa gatal. Selanjutnya gejala tersebut akan menghilang sekitar hari ketiga.
Kadang disertai diare dan muntah.
3. Stadium masa penyembuhan (konvalesen)
Pada stadium ini, gejala-gejala di atas berangsur menghilang. Suhu tubuh menjadi
normal,
kecuali
ada
komplikasi.
Adanya
kulit
kehitaman
dan
bersisik
Di Indonesia penyakit ini sering menyerang bayi atau anak kecil, imunisasi dianjurkan
diberikan pada umur 12-15 bulan (Sudarjat Suraatmaja, 1997 : 39).
Pengobatan campak dapat di kelompokan menjadi dua yaitu:
a. Campak tanpa Penyulit, cukup dengan:
1. Rawat jalan
2. Cukup mengkonsumsi cairan dan kalori
3. Pengobatan simptomatis, artinya mengurangi gejalanya saja.
Contoh diberi obat penurun panas (parasetamol / asetaminofen) jik panas, obat
batuk jika penderita batuk, dan lainnya. Yang terpenting adalah memperbaiki
keadaan umum.
b. Campak dengan Penyulit:
1. Perlu rawat inap (opname)
Indikasi rawat inap:
a) Hiperpireksia (suhu tubuh >39.0 C)
b) Dehidrasi (kekurangan cairan)
c) Kejang
d) Sulit makan atau minum
e) Adanya komplikasi
LUKA BAKAR
A. Penyebab Luka Bakar
Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang paling sering dialami oleh tiap orang,
terutama anak-anak. Menjadi penyebab kematian kedua terbesar pada anak-anak, setelah
kecelakan. Derajatnya berbeda-beda, dari luka bakar yang paling ringan yaitu akibat sengatan
matahari, hingga yang terberat, menyebabkan kematian.Luka bakar yaitu luka yang
disebabkan oleh suhu tinggi, dapat disebabkan banyak faktor, yaitu fisik seperti api, air panas,
listrik seperti kabel listrik yang terbuka, petir atau bahan kimiawi seperti asam atau basa kuat.
Gejala yang ditimbulkan, tergantung dari berat-ringannya luka bakar yang terjadi. Dari
hanya menimbulkan kemerahan di kulit, melepuh, hingga menyebabkan kerusakan parah
pada jaringan kulit. Rasa nyeri terjadi bila kerusakan pada bagian luar kulit, tapi bila
kerusakannya lebih berat malah rasa nyeri tidak timbul. Ini dikarenakan sel-sel saraf yang
menghantarkan rasa nyeri ke otak, rusak terbakar. Luka bakar yang berat umumnya
membutuhkan perawatan yang lama, mungkin memerlukan bedah kosmetik untuk
menghilangkan bekas luka dan rehabilitasi pada persendian yang sulit digerakkan.
B. Bahaya Luka Bakar
Luka bakar sangat berbahaya. Jika salah dan terlambat dalam penanganan, akan berakibat
kematian. Dan mitos2 yg beredar di masyarakat turut serta mempersulit proses pengobatan
tersebut. Karena itu perlu kita ketahui, apa saja larangan pada penderita luka bakar.
Luka bakar bukan merupakan penyakit. Tapi menjadi penyakit bila tak segera
ditanggulangi. Tak hanya api, listrik pun dapat menyebabkan luka ini. Selain terbakarnya
kulit, luka bakar bisa juga terjadi pada jaringan bawah kulit, seperti otot hingga tulang.
Inhalasi asap dan terperangkapnya udara panas saat kebakaran gedung dan rumah,
menyebabkan terjadinya proses oedema saluran, yaitu suatu keadaan yang mampu
mengakibatkan pembengkakan pernapasan pada korban, sehingga si penderita akan merasa
tercekik dan tidak bisa bernapas, lalu hilang kesadaran hingga terjadi luka bakar. Tubuh kita
penuh dengan cairan. Dan akan segera hilang akibat luka bakar yang meluas di sekujur tubuh.
C. Cara Mencegah Terjadinya Luka Bakar
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah erjadinya luka bakar bagi anak- anak di
rumah:
I. Dapur
Jauhkan anak-anak dari oven dan pemanggang. Ciptakan zona larangan di sekitarnya
untuk anak-anak
jauhkan makanan dan minuman panas dari jangkauan anak-anak. Jangan pernah
membawa makanan panas dan minuman panas dengan satu tangan dengan ketika ada
anak-anak di sekitar anda
jangan masukkan botol susu anank ke dalam mikrowave; dapat menimbulkan daerah
yang panas
singkirkan taplak meja menjuntai ketika di rumah ada anak yang seang belajar
merangkak
jauhkan dan simpan bahan kimia (pemutih, amonia) yang dapat menyebabkan luka
bakar kimia.
simpan korek api, lilin jauh dari jangkauan. Jangan pernah biarkan lilin menyala tanpa
pengawasan.
Beli alat-alat listrik dengan kabel yang pendek dan tidak mudah lepas atau
menggantung.
Pastikan termostat pemanas air pada suhu 120F (48,8C) atau lebih rendah.
Umumnya air panas untuk anak sebaiknya suhunya tidak lebih dari 100F (37,7C).
Tutup setiap tempat yang dapat dipakai untuk menusukkan kabel listrik
Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang menempel
dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning.
Cooling :
Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir selama
20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal, terutama pada anak
dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar
Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap memberikan rasa
dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang terlokalisasi
Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram dengan air
mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab luka bakar berupa
bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air yang mengalir.
Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit. Dengan
membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat dan risiko
infeksi berkurang.
Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari
superficial partial- thickness. Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi,
dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah,
riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang
dari 2 bulan
Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka bakar. Luka
bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya. Pembalutan luka (yang
dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi
akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau
larutan lainnya, menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri. Dapat diberikan penghilang nyeri
berupa : Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg Morphine (IV-intra vena)
0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg.
Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tanda bahaya dari ABC (airway,
breathing, Circulation)
Circulation
Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan luas luka bakar untuk
perhitungan pemberian cairan. Pemberian cairan intravena (melalui infus) diberikan bila luas
luka bakar >10%. Bila kurang dari itu dapat diberikan cairan melalui mulut. Cairan
merupakan komponen penting karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui
penguapan karena kulit yang berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan mekanisme dimana
terjadi perembesan cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar pembuluh darah yang
mengakibatkan timbulnya pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam jumlah yang
banyak dan tidak tergantikan maka volume cairan dalam pembuluh darah dapat berkurang
dan mengakibatkan kekurangan cairan yang berat dan mengganggu fungsi organ-organ tubuh.
Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl 0,9%/normal Saline).
Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di dalamnya dipertimbangkan untuk diberikan pada bayi
dengan luka bakar. Jumlah cairan yang diberikan berdasarkan formula dari Parkland : 3-4 cc
x berat badan (kg) x %TBSA + cairan rumatan (maintenance per 24 jam). Cairan rumatan
adalah 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (11-20kg) dan 1cc/kgBB
untuk tiap kg diatas 20 kg. Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x %TBSA) diberikan
setengahnya dalam 8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam berikutnya.
Pengawasan kecukupan cairan yang diberikan dapat dilihat dari produksi urin yaitu
1cc/kgBB/jam.
A. Tatalaksana luka bakar minor
Pemberian pengurang rasa nyeri harus adekuat. Pada anak-anak dapat membutuhkan morfin
sebelum penilaian luka bakar dan pembalutan awal. Pada luka bakar mengenai anggota gerak
atas disarankan imobilisasi denga balut dan bidai Pemeriksaan status tetanus pasien
Pembalutan tertutup disarankan untuk luka bakar partial thickness. Cairan yang keluar dari
luka bakar menentukan frekuensi penggantian balutan. Gelembung cairan (blister) memiliki
fungsi untuk proteksi dan mengurangi rasa sakit bila tetap dibiarkan utuh selama beberapa
hari. Jika gelembung cairan kecil, tidak berada di dekat sendi dan tidak menghalangi
pembalutan maka dapat tidak perlu dipecahkan. Gelembung cairan yang besar dan yang
meliputi daerah persendian harus dipecah dan dibersihkan. Gelembung cairan yang berubah
menjadi opak/keruh setelah beberapa hari menandakan proses infeksi sehingga perlu untuk
dibuka dan dibalut.
cairan
atau
penggarukan
dapat
dittup
perban
untuk
proteksi.
juga
menyembuh.
pad
jalan
napas
terjadi.
Jika luas area luka bakar >10% maka lakukan resusitasi cairan dan lakukan penghitungan
cairan dari saat waktu kejadian luka bakar. Pasang kateter urin jika luka bakar>15% atau luka
bakar daerah perineum NGT-pipa nasogastrik dipasang jika luka bakar>10% berupa deep
partial thickness atau full thickness, dan mulai untuk pemberian makanan antara 6-18 jam
F. Pemberian anti tetanus diperlukan pada luka-luka sebagai berikut :
Luka dengan kontaminasi tanah, debu atau produk cairan atau kotoran kuda
G. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan pada luka bakar mayor. Hal ini untuk menunjang
tatalaksana, mengingat luka bakar mayor dapat menyebabkan kerusakan yang lebih berat dan
gangguan keseimbangan metabolisme tubuh yang berat. Hal ini harus dikenali sehingga bisa
diatasi secepat mungkin.Pemeriksaan yang dapat dilakukan :Hemoglobin, hematokrit,
elektrolit, gula darah, golongan darah, kadar COHb dan kadar sianida (pada luka bakar
akiibat kebakaran di ruangan).
feksi gonnorhea dan HIV pada dasarnya disebabkan oleh dua mikroorganisme yang berbeda.
Sehingga, positif menderita salah satunya bukan berarti Anda pasti terinfeksi mikroorganisme
lainnya. Namun resiko untuk terinfeksi tetap ada, karena terdapat persamaan faktor resiko
untuk terjangkit kedua penyakit tersebut, yaitu hubungan seksual tanpa proteksi dengan orang
yang terinfeksi oleh masing-masing penyakit tersebut.
Virus HIV dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh (darah, cairan vagina,
sperma) orang yang terinfeksi virus HIV, seperti:
1.Hubungan seks tanpa kondom
2. Pemakaian jarum suntik secara bergantian
3. Transfusi darah dari penderita HIV