Anda di halaman 1dari 7

Gasteroctomy

A. Definisi
PEMBEDAHAN LAMBUNG

Pembedahan lambung dapat dilakukan pada pasien ulkus peptikum yang mengalami
hemoragi yang mengancam hidup, obstruksi, perforasi, atau penetrasi yang tidak berespon
terhadap pengobatan. Ini juga dapat diindikasikan untuk pasien dengan kanker atau trauma
lambung. Prosedur operasi dapat mencakup gasterktomi parsial (pengangkatan lambung) atau
gastrektomi total melalui baik anastomosis esofagojejunostomi end-to-end maupun end-toside.
B. Anatomi fisiologi

C. Etiologi
Penyebab karsinoma gaster(kanker lambung) tidak diketahui secara pasti,
tetapi dikenal faktor-faktor predisposisi tertentu. Faktor genetik berperan
penting, sebagai contoh kanker lambung lebih sering pada orang dengan
golongan darah A. Faktor yang tak kalah berperan penting pula adalah
faktor geografis dan lingkungan, dibuktikan kanker lambung sangat sering
terdapat di Jepang, Chili, dan Islandia. Faktor lain yang turut
mempengaruhi antara lain seperti makanan, alkohol, aklorhidria, dan
merokok.

D. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala karsinoma kolo-rektal tergantung dari lokasi dan besarnya tumor :
a. Nyeri
b. Penurunan Berat badan.
c. Muntah

d. Anoreksia.
e. Disfagia.
f. Nausea.
g. Kelemahan.
h. Hematemasis.
i. Regurgitasi.
j. Mudah kenyang.
k. Asites ( perut membesar).
l. Keram abdomen
m. Darah yang nyata atau samar dalam tinja
n. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan.
A. Patofisiologi
Karsinoma gaster merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling
sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6 % dari semua kematian akibat
kanker. Laki-laki lebih sering terserang dan sebagian besar kasus timbul
setelah usia 40 tahun.
Penyebab kanker lambung tidak diketahui tetapi dikenal faktor-faktor
predisposisi tertentu. Faktor genetik memegang peranan penting,
dibuktikan karsinoma lambung lebih sering terjadi pada orang dengan
golongan darah A. Selain itu faktor ulkus gastrikum adalah salah satu
faktor pencetus terjadinya karsinoma gaster.
Pada stadium awal, karsinoma gaster sering tanpa gejala karena lambung
masih dapat berfungsi normal. Gejala biasanya timbul setelah massa
tumor cukup membesar sehingga bisa menimbulkan gangguan anoreksia,
dan gangguan penyerapan nutrisi di usus sehingga berpengaruh pada
penurunan berat badan yang akhirnya menyebabkan kelemahan dan
gangguan nutrisi. Bila kerja usus dalam menyerap nutrisi makanan
terganggu maka akan berpengaruh pada zat besi yang akan mengalami
penurunan yang akhirnya menimbulkan anemia dan hal inilah yang
menyebabkan gangguan pada perfusi jaringan penurunan pemenuhan
kebutuhan oksigen di otak sehingga efek pusing sering terjadi.
Pada stadium lanjut bila sudah metastase ke hepar bisa mengakibatkan
hepatomegali. Tumor yang sudah membesar akan menghimpit atau
menekan saraf sekitar gaster sehingga impuls saraf akan terganggu, hal
ini lah yang menyebabkan nyeri tekan epigastrik.
Adanya nyeri perut, hepatomegali, asites, teraba massa pada rektum, dan
kelenjar limfe supraklavikuler kiri (Limfonodi Virchow) yang membesar
menunjukkan penyakit yang lanjut dan sudah menyebar. Bila terdapat
ikterus obstruktiva harus dicurigai adanya penyebaran di porta hepatik.

Kasus stadium awal yang masih dapat dibedah untk tujuan kuratif
memberikan angka ketahanan hidup 5 tahun sampai 50 %. Bila telah ada
metastasis ke kelenjar limfe angka tersebut menurun menjadi 10 %.
Kemoterapi diberikan untuk kasus yang tidak dapat direseksi atau
dioperasi tidak radikal. Kombinai sitostatik memberikan perbaikan 30-40%
untuk 2-4 bulan.
Pembedahan dilakukan dengan maksud kuratif dan paliatif. Untuk tujuan
kuratif dilakukan operasi radikal yaitu gastrektomi (subtotal atau total)
dengan mengangkat kelejar limf regional dan organ lain yang terkena.
Sedangkan untuk tujuan paliatif hanya dilakukan pengangkatan tumor
yang perforasi atau berdarah. (Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 1997)
B. pengkajian Pemeriksaan Diagnostik
Foto kontras ganda lambung memberikan kepekaan diagnostik sampai 90
%. Dicurigai adanya keganasan bila ditemukan deformitas, tukak, atau
tonjolan di lumen.
Gastroskopi dengan biopsi multipel dan pemeriksaan sitologi terhadap
bahan sikatan tukak diperlukan untuk kepastian diagnostis. Untuk menilai
stadium penyakit, di samping pemeriksaan jasmani dengan teliti
diperlukan foto paru, uji fungsi hati, pemayaran hati dan limpa, serta
pemeriksaan tulang.
C. Diagnosa keperawatan
Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d iritasi gaster. (Doenges, 1999)
Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia,
iritasi lambung. (Doenges, 1999)
c. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d iritasi gaster
Tujuan : Nyeri terkontrol
Kriteria hasil :
1) Ekspresi wajah rileks.
2) Mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi dan aktifitas hiburan.
Intervensi :
1) Tentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas
(skala 0-10), tindakan penghilangan yang digunakan.

Rasional :
Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektifan
intervensi. Catatan : Pengalaman nyeri adalah individual yang digabungkan
dengan baik respons fisik dan emosional. (Doenges, 1999).
2) Evaluasi/sadari terapi tertentu misalnya pembedahan, radiasi, kemoterapi,
bioterapi. Anjarkan pasien/orang terdekat apa yang diharapkan.
Rasional :
Ketidaknyaman rentang luas adalah umum (misalnya nyeri insisi, kulit terbakar,
nyeri punggung bawah, sakit kepala) tergantung pada prosedur/agen yang
digunakan. (Doenges, 1999)
3) Berikan tindakan kenyamanan dasar (misalnya reposisi) dan aktifitas hiburan
(misalnya menonton televisi).
Rasional :
Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
(Doenges, 1999).
4) Dorong penggunaan ketrampilan manajemen nyeri (misalnya teknik relaksasi,
visualisasi, bimbingan imajinasi), tertawa, musik, dan sentuhan terapeutik.
Rasional :
Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa
kontrol. (Doenges, 1999)
5) Evaluasi penghilangan nyeri/kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.
Rasional :
Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum.
(Doenges, 1999)
d. Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia,
iritasi lambung.
Tujuan : Kebutuhan tubuh akan nutrisi adekuat terpenuhi.
Kriteria hasil :
1) Berat badan mengalami peningkatan.

2) Tidak adanya mual


Intervensi :
1) Pantau masukan makanan setiap hari.
Rasional :
Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi. (Doenges, 1999)
2) Dorong pasien untuk makan diet tinggi kaya nutrien dengan masukan cairan
adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit yang
dibagi-bagi selama sehari.
Rasional :
Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan (untuk
menghilangkan produk sisa). Suplemen dapat memainkan peran penting dalam
mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat. (Doenges, 1999)
3) Kontrol faktor lingkungan (misalnya bau kuat/tidak sedap atau kebisingan.
Hindari terlalu manis, berlemak atau makanan pedas.
Rasional :
Dapat mengidentifikasi respons mual/muntah. (Doenges, 1999)
4) Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi latihan
sedang sebelum makan.
Rasional :
Dapat mencegah awitan atau menurunkan beratnya mual, penurunan anoreksia,
dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral. (Doenges, 1999).
5) Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia
Rasional :
Sering sebagai sumber distress emosi, khususnya untuk orang terdekat yang
menginginkan untuk memberi makan pasien dengan sering. Bila pasien menolak,
orang terdekat dapat merasakan ditolak/frustasi. (Doenges, 1999)

7. Penatalaksanaan
Pembedahan dilakukan dengan maksud kuratif dan paliatif. Untuk tujuan kuratif
dilakukan operasi radikal yaitu gastrektomi (subtotal atau total) dengan
mengangkat kelejar limf regional dan organ lain yang terkena. Sedangkan untuk
tujuan paliatif hanya dilakukan pengangkatan tumor yang perforasi atau
berdarah atau mungkin hanya sekedar membuat jalan pintas lambung.
Kemoterapi diberikan untuk kasus yang tidak dapat direseksi atau dioperasi tidak
radikal. Kombinai sitostatik memberikan perbaikan 30-40% untuk 2-4 bulan (5
FU, adriamisin dan mitromisin).
Diagnosis dini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan tahunan pada kelompok
resiko tinggi umpamanya penderita tukak lambung yang punya riwayat keluarga
yang menderita keganasan. Dengan cara tersebut dapat ditemukan kasus-kasus
pada stadium awal sehingga kesembuhan mencapai 90 %.

2. Definisi
a. Karsinoma gaster merupakan tumor ganas lambung yang paling banyak
tergolong adenokarsinoma. (Soeparman & Sarwono Waspadji, 1990)
b. Karsinoma gaster merupakan bentuk neoplasma gastrointestinal yang paling
sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,4 % kematian akibat kanker. (Price &
Wilson, 1995)
c. Karsinoma gaster adalah gangguan sel gaster yang dalam waktu lama terjadi
mutasi sel gaster. (Sjamsuhidajat & Wim De Jong, 1997)
d. Karsinoma gaster merupakan mutasi sel gaster yang kebanyakan menyerang
antrum gaster dan merupakan kanker adenokarsinoma. (Baughmen & JoAnn,
2000)
Diagnosa

uall Carpenito, lynda RN,(1999).Diagnosa dan Rencana Keperawatan. Ed 3. Jakarta : Media


Aesculappius.
Purnawan Ajunadi, Atiek S.seomasto, Husna Ametz,(1982). Kapita Selekta Kedokteran.
Media Aesculapius.Fakultas Kedokteran : UI.
Syaifuddin.(1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran (EGC).

Anda mungkin juga menyukai