membantu para penderita kelainan jantung atau pada mereka yang telah didiagnosa tak akan
bertahan hidup lebih dari satu tahun.
Syarat Bisa Melakukan Transplantasi Jantung
Tidak semua orang bisa menjalani operasi transplantasi jantung. Secara umum,
beberapa hal di bawah ini adalah kondisi-kondisi yang disarankan untuk tidak melakukan
transplantasi jantung.
1. Memiliki riwayat penyakit kanker atau penyakit lain yang dapat memperpendek usia.
2. Usia pasien lebih dari 65 tahun.
3. Memiliki penyumbatan parah pada arteri lengan atau kaki.
4. Tidak bersedia mengubah pola hidup demi menjaga kesehatan jantung baru.
5. Memiliki penyakit lain, infeksi aktif yang parah, dan obesitas
Transplantasi jantung pertama kali dilakukan pada tahun 1967 oleh seorang Dokter
Bedah Jantung di Afrika Selatan bernama Christiaan Barnard kepada pasiennya Louis
Washkansky.
Cara Kerja Transplantasi Jantung
Karena transplantasi jantung adalah bedah invasif besar, pasien biasanya mulai
dipersiapkan beberapa minggu atau bulan sebelum operasi. Setelah dokter
merekomendasikan tindakan ini, pasien segera dirujuk ke pusat transplantasi jantung untuk
evaluasi, melihat apakah dia memenuhi syarat untuk dilakukan pembedahan. Tindakan
evaluasi ini dirancang untuk menilai apakah transplantasi benar-benar pilihan pengobatan
terbaik, dan apakah pasien siap secara fisik, emosional, dan mental untuk menjalani apapun
yang dibutuhkan dalam operasi ini.
Langkah selanjutnya bagi pasien yang dianggap cocok untuk melakukan
transplantasi jantung adalah menunggu tersedianya donor jantung. Begitu pasien telah
memenuhi syarat untuk transplantasi, ia akan ditempatkan pada daftar tunggu dan kondisinya
akan terus dipantau. Pasien dapat dihapus dari daftar tunggu secara sementara jika terjadi
sesuatu yang mempengaruhi keadaannnya untuk menerima transplantasi. Sambil menunggu
donor, alat bantu jantung mekanis seperti Ventricular Assist Devices (VADS) akan digunakan
untuk memperkuat jantung dan menopang kehidupan pasien sementara. Setelah donor
jantung tersedia, pencocokan penerima donor akan dilakukan berdasarkan faktor-faktor
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Golongan darah
Ukuran jantung donor
Kebutuhan medis dari potensi penerima
Antibodi penerima
Waktu yang dihabiskan oleh penerima di daftar tunggu
Jantung donor hanya dapat digunakan untuk pencangkokan dalam waktu empat jam
setelah diambil dari pasien yang baru saja meninggal. Karena itu, jantung donor biasanya
dibawa ke pusat transplantasi yang dekat dari rumah sakit asalnya. Pasien pada daftar tunggu
akan diberitahu melalui telepon yang disediakan oleh pusat transplantasi. Dengan membuat
penampang melintang pada arteri pulmonari utama, aorta, dan vena cava superior dan
inferior. Lalu, atrium kiri dibagi, sementara dinding belakang atrium kiri ditinggalkan pada
tempat dengan bukaan pembuluh darah pulmonal. Setelah mengeluarkan jantung yang sudah
tidak normal, Kardiolog akan menghubungkan jantung donor pada tubuh pasien dengan
menjahit vena kava, aorta, arteri paru, dan atrium kiri.
Terdapat 2 prosedur dalam transplantasi jantung, antara lain yaitu :
1. Prosedur Orthotopic
Prosedur Orthotopic diawali dengan melakukan Sternotomy median atau
pembuatan sayatan garis vertical disepanjang tulang dada. Setelah itu Selaput Jantung
dibuka dan dipasangkan dengan Cardiopulmonary bypass yang merupakan mesin
yang digunakan untuk mengambil alih fungsi jantung dan paru-paru selama operasi, hal
ini dilakukan untuk menjaga sirkulasi darah dan kandungan oksigen dalam tubuh.
Kemudian Jantung Pasien dipotong pada bagian pembulu darah dan sebagian lagi di
bagian Atrium kiri.
Jantung Donor kemudian di pangkas agar sesuai dengan atrium yang tersisa dan
pembuluh darah pada Pasien. Jantung Donor kemudian di jahit pada atrium dan pada
pembuluh darah. Kemudian Cardiopulmonary bypass dilepaskan dari selaput jantung
dan rongga dada ditutup.
2. Prosedur Heterotopic
Dalam Prosedur Heterotopic jantung pasien tidak akan di ambil sebelum jantung
donor terpasang. Hal ini dilakukan karena pada prosedur ini tidak menggunakan
Cardiopulmonary bypass. Jantung baru diposisikan dengan ruang dan pembuluh darah
sehingga kedua jantung dapat dihubungkan membentuk jantung ganda. Hal tersebut
dapat membuat Jantung pasien untuk dipulihkan dan jika jantung donor mengalami
penolakan dapat diangkat.
Pasca Operasi, pasien akan dibawa masuk kedalam ruang ICU dan direhab selama 12 minggu dibawah pengawasan dokter. Selain itu pasien juga akan diberi obat
immunosupresan yang merupakan obat untuk menghindari penolakan tubuh terhadap jantung
baru. Pasien dalam waktu 55 hari akan melakukan tes ekspresi gen darah yang di kenal
Ekspresi Pengujian AlloMap Molekuler.
Harapan Hidup
Ada sejumlah faktor yang memengaruhi harapan hidup setelah transplantasi jantung.
Beberapa faktor tersebut adalah, usia, jenis kelamin, kepatuhan pasien dan kecocokan donor
organ. Para ahli di American Heart Association mengindikasikan, tingkat kelangsungan hidup
satu tahun pasien (pascatransplantasi jantung) adalah 88 persen untuk pria dan 77,2 persen
untuk wanita. Tingkat kelangsungan hidup tiga tahun adalah sekitar 79,3 persen untuk pria
dan 77,2 persen untuk wanita. Sedangkan tingkat kelangsungan hidup lima tahun 73,1 persen
untuk pria dan 67,4 persen untuk wanita. Bahkan, surat kabar di Inggris The
Independent pernah mengangkat kisah seorang pasien transplantasi jantung dari Michigan
Amerika Serikat yang pernah hidup selama 24 tahun setelah menjalani operasi. Dengan
demikian, dalam situasi yang terbaik, harapan hidup pasien dengan transplantasi jantung bisa
bertahan lama.
Tingkat Keberhasilan
Tingkat keberhasilan operasi transplantasi jantung pada manusia sangat bergantung
dengan faktor risiko sebelum transplantasi. Namun, rata-rata, tingkat keberhasilan bisa
mencapai hampir 95 persen. Risiko kegagalan transplantasi akan semakin tinggi apabila
pasien berusia lebih dari 60 tahun, memiliki tingkat reaktif panel antibodi yang tinggi, pernah
menjalani transplantasi jantung sebelumnya dan memiliki tekanan pembuluh darah paru yang
tinggi. Tiga puluh hari pertama pasca operasi adalah masa yang sangat krusial. Tapi jika
pasien bisa melaluinya, maka hampir 90 persen mereka akan hidup hingga satu tahun
pertama.
Cangkok jantung menjadi cara terakhir bila si penderita tidak memiliki jalan lain
untuk mendapatkan kesembuhan selain dari cangkok jantung tersbut. Ada beberapa kasus
dimana mereka yang mengalami operasi cangkok jantung berhaasil hidup lebih lama bahkan
sehat seperti orang pada umumnya. Hanya saja seseorang tersebut harus melakukan check up
rutin untuk mendeteksi apa yang tejadi dalam tubuh. Bisa jadi ada beberapa zat baru yang
mepengaruhi jantung dan keseimbangan tubuh, karena pada dasarnya cangkok jantung adalah
melakukan pemindahan benda lain ke tubuh kita.
Risiko Transplantasi Jantung
Meski dewasa ini operasi transplantasi jantung kian canggih dan tingkat
keberhasilannya makin tinggi, bukan berarti proses ini tidak berisiko. Berikut beberapa risiko
yang bisa terjadi dari operasi.
1. Efek samping pengobatan
Pemakaian obat imunosupresan sebagai obat yang menekan sistem kekebalan tubuh
seseorang memang bertujuan mempercepat jantung baru menyatu dengan tubuh tapi juga
terdapat kemungkinan bisa menyebabkan efek samping seperti kerusakan ginjal.
2. Infeksi
Melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat pemakaian imunosupresan juga bisa
menyebabkan infeksi susah sembuh. Tidak heran jika para pasien yang melakukan
prosedur ini akan dirawat di rumah sakit karena infeksi yang sulit sembuh di tahun
pertama sesudah operasi.
3. Kanker
Potensi kanker akan meningkat karena sistem kekebalan menurun akibat konsumsi
obat imunosupresan. Kanker kulit, bibir, dan kanker limfoma non-Hodgkin adalah yang
paling berisiko berkembang saat menjalani pengobatan pascatransplantasi jantung.
4. Masalah pada pembuluh arteri
Pembuluh arteri menebal dan mengeras adalah salah satu risiko setelah melakukan
transplantasi jantung. Ini bisa membuat sirkulasi darah di jantung tidak lancar dan bisa
memicu seseorang terkena serangan jantung, gagal jantung, atau gangguan ritme jantung.
5. Jantung baru ditolak tubuh
Risiko terbesar dari proses transplantasi jantung adalah penolakan tubuh terhadap
transplantasi jantung. Meski sebelum dilakukan prosedur ini, berbagai metode akan
dilakukan agar hal ini tidak terjadi, namun risiko penolakan tetap ada. Penolakan tubuh
terhadap organ baru dapat terjadi dalam 2 bentuk yakni cellular dan humoral.
Bentuk penolakan cellular adalah penolakan yang kerap terjadi dan ditandai dengan
adanya infiltrasi perivascular limfosit. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini akan
menyebabkan kematian pada jaringan dan sel otot.
Jenis penolakan yang kedua adalah humoral. Jenis yang ini lebih susah didiagnosa
dan dikarakterisasi sebab penolakan ini dianggap sebagai respon antibodi umum yang
terjadi akibat faktor yang tidak diketahui sebabnya. Diagnosa untuk penolakan jenis
humoral bisa dibuat setelah melakukan biopsi karena kecurigaan klinis. Beberapa gejala
penolakan tubuh terhadap jantung barunya meliputi sesak napas, demam, berat badan
naik karena penumpukan cairan, dan mudah lelah. Segera temui dokter jika hal tersebut
terjadi.
Perlu diketahui bahwa sebuah "organ asing" dan jaringan yang masuk ke dalam
tubuh akan hampir pasti memicu respon kekebalan tubuh, yang justru akan mengakibatkan
kehancuran buat jaringan asing tersebut. Untuk mencegah hal ini terjadi, pasien biasanya
diberikan obat imunosupresif.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya penolakan dari tubuh terhadap organ yang
didonor, maka setiap 3 sampai 4 bulan setelah transplantasi, dokter akan mengambil sampel
(biopsi) dari jaringanjantung untuk diuji dan menjalani pemeriksaan elektrokardiografi
(EKG), atau tes darah. Sementara pemberian obat immuno-suppresan diperlukan untuk
menekan sistem kekebalan tubuh Anda sehingga tidak menolak donorjantung, obat ini
mungkin memiliki efek samping, termasuk peningkatan risiko infeksi dan kanker. Pemberian
steroid diberikan dapat menyebabkan efek samping seperti infeksi, borok atau keropos
tulang.
Transplantasi jantung biasanya hanya dipertimbangkan bila sudah tidak ada cara
lain. Meskipun bukan pilihan pengobatan yang utama, orang sering enggan
mempertimbangkannya karena biayanya yang teramat mahal dan jarangnya pendonor.
Namun, metode ini juga menjadi satu-satunya pilihan yang menawarkan harapan hidup.
Setelah transplantasijantung, harapan hidup pasien akan bertambah panjang dan biasanya
kualitas hidup yang lebih baik juga akan dicapai.
1. Transplantasi Jantung dari Segi Hukum
Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU No.
23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Sedangkan peraturan pelaksanaannya diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat
Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Dasar hukum
dilaksanakannya transplantasi organ sebagai suatu terapi adalah Undang-Undang
Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 32 ayat (1), (2), (3)
tentang hak pasien untuk memperoleh kesembuhan dengan pengobatan dan perawatan
atau cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan. Sedagkan pada Peraturan Pemerintah
tersebut, transplantasi diatur dalam Pasal 10, 14,15, 16, 17, dan 18.
2. Transplantasi Jantung dari Segi Etik
Sumber :
http://diansildjian.blogspot.co.id/2011/05/makalah-transplantasi-organ.html
http://transplantasijantung.blogspot.co.id/2010/05/transplantasi-jantung.html
Kompas.com. 2012. Mengenal Sekilas Transplantasi Jantung diakses pada hari Kamis, 05
Mei
2016
melalui
http://nasional.kompas.com/read/2012/05/30/11134742/Mengenal.Sekilas.Tra
nsplantasi.Jantung.
Anshari, Akbar. 2012. Transplantasi Jantung. Diakses pada hari Kamis, 05 Mei 2016
melalui https://ishmaelandisaac.wordpress.com/2012/06/30/transplantasi-jantung/.
Aldokter. ___. Proses dan Risiko Transplantasi Jantung. Diakses pada hari Kamis, 05 Mei
2016 melalui http://www.alodokter.com/proses-dan-risiko-transplantasi-jantung.
Deherba. ___. Serba-serbi Transplantasi Jantung. Diakses pada hari Kamis, 05 Mei 2016
melalui https://www.deherba.com/serba-serbi-transplantasi-jantung.html.
Anonim. ___. Apa itu Transplantasi Jantung: Gambaran Umum, Manfaat, dan Hasil yang
Diharapkan. Diakses pada hari Kamis, 05 Mei 2016 melalui
https://www.docdoc.com/id/id/info/procedure/cangkok-jantung.