Anda di halaman 1dari 8

Definisi Jantung

Jantung adalah salah satu bagian terpenting


dalam tubuh kita, tanpa jantung semua organ dalam
tubuh tidak akan berfungsi dengan baik karena tidak
ada asupan darah, oksigen dan sari makanan yang
bisa diedarkan untuk memnuhi kebuthuhan energi
dan beberapa nutrisi dalam tubuh. Untuk itulah
jantung harus selalu dijaga agar tetap sehat dan bisa
memacu darah keseluruh pembuluh darah.
Jantung merupakan salah satu organ paling
vital bagi manusia. Kelainan pada jantung dapat
berisiko kematian. Akibat adanya kelainan dan
penyakit yang diderita, seorang penderita harus mau
melewati penyembuhan dan proses perawatan untuk
mendapatkan kesembuhan dan mengembalikan
fungsi jantungnya dengan normal. Salah satu cara untuk mengembalikan fungsi jantung
dengan normal adalah dengan transplantasi jantung atau lebih dikenal sebagai cangkok
jantung.
Cangkok/ Transplantasi Jantung
Cangkok jantung atau juga disebut transplantasi jantung adalah tindakan bedah
invasif yang dilakukan untuk menggantikan jantung yang sudah tidak bekerja secara optimal
dengan jantung donor yang sehat untuk memperpanjang hidup pasien yang menderita gagal
jantung, yang bisa disebabkan oleh penyakit jantung koroner, penyakit jantung katup, cacat
jantung bawaan, dan kardiomiopati. Kardiomiopati adalah istilah umum untuk setiap adanya
kelainan yang terdeteksi pada otot jantung (otot kardiak).
Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit yang menyebabkan kematian
17,1 juta atau setara dengan 29% dari total kematian tiap tahunnya. Meskipun demikian,
hanya ada 1% yang melakukan transplantasi jantung setiap tahunnya dari total jumlah
pengidap kelainan jantung. Hal tersebut disebabkan biaya transplantasi jantung yang tidak
bisa dibilang murah dan minimnya ketersediaan organ jantung sehat untuk didonorkan.
Padahal, penderita CHF (Congestive Heart Failure) atau penyakit jantung bawaan kian
bertambah tiap tahunnya. Ada dua penyakit jantung yang bisa mendapatkan transplantasi
jantung yaitu Kardimiopati Dilatasi (54%) dan Kardiomiopati Iskemik (45%). Jenis terakhir
terus meningkat seiring meningkatnya penyakit arteri koroner (CAD) pada kelompok usia
muda.
Transplantasi jantung dapat secara drastis meningkatkan kualitas hidup dan harapan
hidup seseorang. Transplantasi jantung mungkin dapat disebut sebagai salah satu operasi
yang paling sulit di dunia. Operasi ini tidak hanya mahal dari segi biaya, tapi juga
mempunyai sejumlah risiko yang sangat tinggi bagi mereka yang menjalaninya.
Transplantasi jantung biasanya dilakukan ketika obat-obatan atau terapi tidak bisa lagi

membantu para penderita kelainan jantung atau pada mereka yang telah didiagnosa tak akan
bertahan hidup lebih dari satu tahun.
Syarat Bisa Melakukan Transplantasi Jantung
Tidak semua orang bisa menjalani operasi transplantasi jantung. Secara umum,
beberapa hal di bawah ini adalah kondisi-kondisi yang disarankan untuk tidak melakukan
transplantasi jantung.
1. Memiliki riwayat penyakit kanker atau penyakit lain yang dapat memperpendek usia.
2. Usia pasien lebih dari 65 tahun.
3. Memiliki penyumbatan parah pada arteri lengan atau kaki.
4. Tidak bersedia mengubah pola hidup demi menjaga kesehatan jantung baru.
5. Memiliki penyakit lain, infeksi aktif yang parah, dan obesitas
Transplantasi jantung pertama kali dilakukan pada tahun 1967 oleh seorang Dokter
Bedah Jantung di Afrika Selatan bernama Christiaan Barnard kepada pasiennya Louis
Washkansky.
Cara Kerja Transplantasi Jantung
Karena transplantasi jantung adalah bedah invasif besar, pasien biasanya mulai
dipersiapkan beberapa minggu atau bulan sebelum operasi. Setelah dokter
merekomendasikan tindakan ini, pasien segera dirujuk ke pusat transplantasi jantung untuk
evaluasi, melihat apakah dia memenuhi syarat untuk dilakukan pembedahan. Tindakan
evaluasi ini dirancang untuk menilai apakah transplantasi benar-benar pilihan pengobatan
terbaik, dan apakah pasien siap secara fisik, emosional, dan mental untuk menjalani apapun
yang dibutuhkan dalam operasi ini.
Langkah selanjutnya bagi pasien yang dianggap cocok untuk melakukan
transplantasi jantung adalah menunggu tersedianya donor jantung. Begitu pasien telah
memenuhi syarat untuk transplantasi, ia akan ditempatkan pada daftar tunggu dan kondisinya
akan terus dipantau. Pasien dapat dihapus dari daftar tunggu secara sementara jika terjadi
sesuatu yang mempengaruhi keadaannnya untuk menerima transplantasi. Sambil menunggu
donor, alat bantu jantung mekanis seperti Ventricular Assist Devices (VADS) akan digunakan
untuk memperkuat jantung dan menopang kehidupan pasien sementara. Setelah donor
jantung tersedia, pencocokan penerima donor akan dilakukan berdasarkan faktor-faktor
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Golongan darah
Ukuran jantung donor
Kebutuhan medis dari potensi penerima
Antibodi penerima
Waktu yang dihabiskan oleh penerima di daftar tunggu

Jantung donor hanya dapat digunakan untuk pencangkokan dalam waktu empat jam
setelah diambil dari pasien yang baru saja meninggal. Karena itu, jantung donor biasanya
dibawa ke pusat transplantasi yang dekat dari rumah sakit asalnya. Pasien pada daftar tunggu

akan diberitahu melalui telepon yang disediakan oleh pusat transplantasi. Dengan membuat
penampang melintang pada arteri pulmonari utama, aorta, dan vena cava superior dan
inferior. Lalu, atrium kiri dibagi, sementara dinding belakang atrium kiri ditinggalkan pada
tempat dengan bukaan pembuluh darah pulmonal. Setelah mengeluarkan jantung yang sudah
tidak normal, Kardiolog akan menghubungkan jantung donor pada tubuh pasien dengan
menjahit vena kava, aorta, arteri paru, dan atrium kiri.
Terdapat 2 prosedur dalam transplantasi jantung, antara lain yaitu :
1. Prosedur Orthotopic
Prosedur Orthotopic diawali dengan melakukan Sternotomy median atau
pembuatan sayatan garis vertical disepanjang tulang dada. Setelah itu Selaput Jantung
dibuka dan dipasangkan dengan Cardiopulmonary bypass yang merupakan mesin
yang digunakan untuk mengambil alih fungsi jantung dan paru-paru selama operasi, hal
ini dilakukan untuk menjaga sirkulasi darah dan kandungan oksigen dalam tubuh.
Kemudian Jantung Pasien dipotong pada bagian pembulu darah dan sebagian lagi di
bagian Atrium kiri.
Jantung Donor kemudian di pangkas agar sesuai dengan atrium yang tersisa dan
pembuluh darah pada Pasien. Jantung Donor kemudian di jahit pada atrium dan pada
pembuluh darah. Kemudian Cardiopulmonary bypass dilepaskan dari selaput jantung
dan rongga dada ditutup.
2. Prosedur Heterotopic
Dalam Prosedur Heterotopic jantung pasien tidak akan di ambil sebelum jantung
donor terpasang. Hal ini dilakukan karena pada prosedur ini tidak menggunakan
Cardiopulmonary bypass. Jantung baru diposisikan dengan ruang dan pembuluh darah
sehingga kedua jantung dapat dihubungkan membentuk jantung ganda. Hal tersebut
dapat membuat Jantung pasien untuk dipulihkan dan jika jantung donor mengalami
penolakan dapat diangkat.
Pasca Operasi, pasien akan dibawa masuk kedalam ruang ICU dan direhab selama 12 minggu dibawah pengawasan dokter. Selain itu pasien juga akan diberi obat
immunosupresan yang merupakan obat untuk menghindari penolakan tubuh terhadap jantung
baru. Pasien dalam waktu 55 hari akan melakukan tes ekspresi gen darah yang di kenal
Ekspresi Pengujian AlloMap Molekuler.
Harapan Hidup
Ada sejumlah faktor yang memengaruhi harapan hidup setelah transplantasi jantung.
Beberapa faktor tersebut adalah, usia, jenis kelamin, kepatuhan pasien dan kecocokan donor
organ. Para ahli di American Heart Association mengindikasikan, tingkat kelangsungan hidup
satu tahun pasien (pascatransplantasi jantung) adalah 88 persen untuk pria dan 77,2 persen
untuk wanita. Tingkat kelangsungan hidup tiga tahun adalah sekitar 79,3 persen untuk pria
dan 77,2 persen untuk wanita. Sedangkan tingkat kelangsungan hidup lima tahun 73,1 persen
untuk pria dan 67,4 persen untuk wanita. Bahkan, surat kabar di Inggris The
Independent pernah mengangkat kisah seorang pasien transplantasi jantung dari Michigan

Amerika Serikat yang pernah hidup selama 24 tahun setelah menjalani operasi. Dengan
demikian, dalam situasi yang terbaik, harapan hidup pasien dengan transplantasi jantung bisa
bertahan lama.
Tingkat Keberhasilan
Tingkat keberhasilan operasi transplantasi jantung pada manusia sangat bergantung
dengan faktor risiko sebelum transplantasi. Namun, rata-rata, tingkat keberhasilan bisa
mencapai hampir 95 persen. Risiko kegagalan transplantasi akan semakin tinggi apabila
pasien berusia lebih dari 60 tahun, memiliki tingkat reaktif panel antibodi yang tinggi, pernah
menjalani transplantasi jantung sebelumnya dan memiliki tekanan pembuluh darah paru yang
tinggi. Tiga puluh hari pertama pasca operasi adalah masa yang sangat krusial. Tapi jika
pasien bisa melaluinya, maka hampir 90 persen mereka akan hidup hingga satu tahun
pertama.
Cangkok jantung menjadi cara terakhir bila si penderita tidak memiliki jalan lain
untuk mendapatkan kesembuhan selain dari cangkok jantung tersbut. Ada beberapa kasus
dimana mereka yang mengalami operasi cangkok jantung berhaasil hidup lebih lama bahkan
sehat seperti orang pada umumnya. Hanya saja seseorang tersebut harus melakukan check up
rutin untuk mendeteksi apa yang tejadi dalam tubuh. Bisa jadi ada beberapa zat baru yang
mepengaruhi jantung dan keseimbangan tubuh, karena pada dasarnya cangkok jantung adalah
melakukan pemindahan benda lain ke tubuh kita.
Risiko Transplantasi Jantung
Meski dewasa ini operasi transplantasi jantung kian canggih dan tingkat
keberhasilannya makin tinggi, bukan berarti proses ini tidak berisiko. Berikut beberapa risiko
yang bisa terjadi dari operasi.
1. Efek samping pengobatan
Pemakaian obat imunosupresan sebagai obat yang menekan sistem kekebalan tubuh
seseorang memang bertujuan mempercepat jantung baru menyatu dengan tubuh tapi juga
terdapat kemungkinan bisa menyebabkan efek samping seperti kerusakan ginjal.
2. Infeksi
Melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat pemakaian imunosupresan juga bisa
menyebabkan infeksi susah sembuh. Tidak heran jika para pasien yang melakukan
prosedur ini akan dirawat di rumah sakit karena infeksi yang sulit sembuh di tahun
pertama sesudah operasi.
3. Kanker
Potensi kanker akan meningkat karena sistem kekebalan menurun akibat konsumsi
obat imunosupresan. Kanker kulit, bibir, dan kanker limfoma non-Hodgkin adalah yang
paling berisiko berkembang saat menjalani pengobatan pascatransplantasi jantung.
4. Masalah pada pembuluh arteri
Pembuluh arteri menebal dan mengeras adalah salah satu risiko setelah melakukan
transplantasi jantung. Ini bisa membuat sirkulasi darah di jantung tidak lancar dan bisa
memicu seseorang terkena serangan jantung, gagal jantung, atau gangguan ritme jantung.
5. Jantung baru ditolak tubuh
Risiko terbesar dari proses transplantasi jantung adalah penolakan tubuh terhadap
transplantasi jantung. Meski sebelum dilakukan prosedur ini, berbagai metode akan

dilakukan agar hal ini tidak terjadi, namun risiko penolakan tetap ada. Penolakan tubuh
terhadap organ baru dapat terjadi dalam 2 bentuk yakni cellular dan humoral.
Bentuk penolakan cellular adalah penolakan yang kerap terjadi dan ditandai dengan
adanya infiltrasi perivascular limfosit. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini akan
menyebabkan kematian pada jaringan dan sel otot.
Jenis penolakan yang kedua adalah humoral. Jenis yang ini lebih susah didiagnosa
dan dikarakterisasi sebab penolakan ini dianggap sebagai respon antibodi umum yang
terjadi akibat faktor yang tidak diketahui sebabnya. Diagnosa untuk penolakan jenis
humoral bisa dibuat setelah melakukan biopsi karena kecurigaan klinis. Beberapa gejala
penolakan tubuh terhadap jantung barunya meliputi sesak napas, demam, berat badan
naik karena penumpukan cairan, dan mudah lelah. Segera temui dokter jika hal tersebut
terjadi.
Perlu diketahui bahwa sebuah "organ asing" dan jaringan yang masuk ke dalam
tubuh akan hampir pasti memicu respon kekebalan tubuh, yang justru akan mengakibatkan
kehancuran buat jaringan asing tersebut. Untuk mencegah hal ini terjadi, pasien biasanya
diberikan obat imunosupresif.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya penolakan dari tubuh terhadap organ yang
didonor, maka setiap 3 sampai 4 bulan setelah transplantasi, dokter akan mengambil sampel
(biopsi) dari jaringanjantung untuk diuji dan menjalani pemeriksaan elektrokardiografi
(EKG), atau tes darah. Sementara pemberian obat immuno-suppresan diperlukan untuk
menekan sistem kekebalan tubuh Anda sehingga tidak menolak donorjantung, obat ini
mungkin memiliki efek samping, termasuk peningkatan risiko infeksi dan kanker. Pemberian
steroid diberikan dapat menyebabkan efek samping seperti infeksi, borok atau keropos
tulang.
Transplantasi jantung biasanya hanya dipertimbangkan bila sudah tidak ada cara
lain. Meskipun bukan pilihan pengobatan yang utama, orang sering enggan
mempertimbangkannya karena biayanya yang teramat mahal dan jarangnya pendonor.
Namun, metode ini juga menjadi satu-satunya pilihan yang menawarkan harapan hidup.
Setelah transplantasijantung, harapan hidup pasien akan bertambah panjang dan biasanya
kualitas hidup yang lebih baik juga akan dicapai.
1. Transplantasi Jantung dari Segi Hukum
Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU No.
23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Sedangkan peraturan pelaksanaannya diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat
Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Dasar hukum
dilaksanakannya transplantasi organ sebagai suatu terapi adalah Undang-Undang
Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 32 ayat (1), (2), (3)
tentang hak pasien untuk memperoleh kesembuhan dengan pengobatan dan perawatan
atau cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan. Sedagkan pada Peraturan Pemerintah
tersebut, transplantasi diatur dalam Pasal 10, 14,15, 16, 17, dan 18.
2. Transplantasi Jantung dari Segi Etik

Transplantasi dengan donor hidup menimbulkan dilema etik, dimana


transplantasi pada satu sisi dapat membahayakan donor namun di satu sisi dapat
menyelamatkan hidup pasien (resipien). Bioetik secara umum adalah studi filosofi dari
kontroversi etik tentang biologi dan kedokteran, sehinga bioetik lebih memperhatikan
permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan life science, bioteknolgi,
kedokteran, politik, hukum, filosofi, dan agama. Isu-isu bioetik tentang transplantasi
organ akan meliputi definisi mati, kapan dan bagaimana transplantasi organ dapat
dilaksanakan, juga meliputi pembayaran organ yang ditransplantasikan. Bioetik
transplantasi organ manusia diatur dalam medical ethic, yang lebih mengarah pada aturan
suatu organisasi profesi, yaitu kode etik kedokteran, yang mengatur hubungan dokterpasien-keluarga pasien (Rotgers, 2007). Pada transplantasi organ akan terlibat dokter,
donor dengan keluarganya dan resepien dengan keluarganya.
Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien dengan
kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya. Dari segi etik kedokteran, tindakan ini wajib
dilakukan jika ada indikasi, berlandaskan beberapa pasal dalam KODEKI, yaitu:
a. Pasal 2
Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi.
b. Pasal 10
Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya melindungi hidup insani.
c. Pasal 11
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan penderita.
3. Transplantasi Jantung dari Segi Agama Islam
Didalam syariat Islam terdapat 3 macam hukum mengenai transplantasi organ dan
donor organ ditinjau dari keadaan si pendonor. Adapun ketiga hukum tersebut, yaitu :
a. Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup
Dalam syara seseorang diperbolehkan pada saat hidupnya mendonorkan
sebuah organ tubuhnya atau lebih kepada orang lain yang membutuhkan organ yang
disumbangkan itu, seperti ginjal. Akan tetapi mendonorkan organ tunggal yang dapat
mengakibatkan kematian si pendonor, seperti mendonorkan jantung, hati dan
otaknya. Maka hukumnya tidak diperbolehkan, berdasarkan firman Allah SWT dalam
Al Quran :
1) Surat Al Baqorah ayat 19
dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan
2) Surat An Nisa ayat 29
dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri
3) Surat Al Maidah ayat 2
dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran
b. Transplantasi Organ dari Donor yang Sudah meninggal
Sebelum kita mempergunakan organ tubuh orang yang telah meninggal, kita
harus mendapatkan kejelasan hukum transplantasi organ dari donor tersebut. Adapun
beberapa hukum yang harus kita tahu, yaitu :
1) Dilakukan setelah memastikan bahwa si penyumbang ingin menyumbangkan
organnya setelah dia meninggal. Bisa dilakukan melalui surat wasiat atau
menandatangani kartu donor atau yang lainnya.

2) Jika terdapat kasus si penyumbang organ belum memberikan persetujuan terlebih


dahulu tentang menyumbangkan organnya ketika dia meninggal maka
persetujuan bisa dilimpahkan kepada pihak keluarga penyumbang terdekat yang
dalam posisi dapat membuat keputusan atas penyumbang.
3) Organ atau jaringan yang akan disumbangkan haruslah organ atau jaringan yang
ditentukan dapat menyelamatkan atau mempertahankan kualitas hidup manusia
lainnya.
4) Organ yang akan disumbangkan harus dipindahkan setelah dipastikan secara
prosedur medis bahwa si penyumbang organ telah meninggal dunia.
5) Organ tubuh yang akan disumbangkan bisa juga dari korban kecelakaan lalu
lintas yang identitasnya tidak diketahui tapi hal itu harus dilakukan dengan seizin
hakim.
Seorang dokter atau seorang penguasa tidak berhak memanfaatkan salah satu
organ tubuh seseorang yang sudah meninggal untuk ditransplantasikan kepada orang lain
yang membutuhkannya.Adapun hukum kehormatan mayat dan penganiayaan terhadapnya, maka Allah SWT telah menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang
wajib dipelihara sebagaimana kehormatan orang hidup. Dan Allah telah mengharamkan
pelanggaran terhadap kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran terhadap kehormatan
orang hidup. Allah menetapkan pula bahwa menganiaya mayat sama saja dosanya
dengan menganiaya orang hidup. Diriwayatkan dari Aisyah Ummul Muminin RA
bahwa Rasulullah SAW bersabda : Memecahkan tulang mayat itu sama dengan
memecahkan tulang orang hidup. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Amar bin Hazm Al Anshari RA, dia
berkata,Rasulullah pernah melihatku sedang bersandar pada sebuah kuburan. Maka
beliau lalu bersabda : Janganlah kamu menyakiti penghuni kubur itu ! Hadits-hadits di
atas secara jelas menunjukkan bahwa mayat mempunyai kehormatan sebagaimana orang
hidup. Begitu pula melanggar kehormatan dan menganiaya mayat adalah sama dengan
melanggar kehormatan dan menganiaya orang hidup.

Sumber :
http://diansildjian.blogspot.co.id/2011/05/makalah-transplantasi-organ.html
http://transplantasijantung.blogspot.co.id/2010/05/transplantasi-jantung.html
Kompas.com. 2012. Mengenal Sekilas Transplantasi Jantung diakses pada hari Kamis, 05
Mei
2016
melalui
http://nasional.kompas.com/read/2012/05/30/11134742/Mengenal.Sekilas.Tra
nsplantasi.Jantung.
Anshari, Akbar. 2012. Transplantasi Jantung. Diakses pada hari Kamis, 05 Mei 2016
melalui https://ishmaelandisaac.wordpress.com/2012/06/30/transplantasi-jantung/.
Aldokter. ___. Proses dan Risiko Transplantasi Jantung. Diakses pada hari Kamis, 05 Mei
2016 melalui http://www.alodokter.com/proses-dan-risiko-transplantasi-jantung.
Deherba. ___. Serba-serbi Transplantasi Jantung. Diakses pada hari Kamis, 05 Mei 2016
melalui https://www.deherba.com/serba-serbi-transplantasi-jantung.html.
Anonim. ___. Apa itu Transplantasi Jantung: Gambaran Umum, Manfaat, dan Hasil yang
Diharapkan. Diakses pada hari Kamis, 05 Mei 2016 melalui
https://www.docdoc.com/id/id/info/procedure/cangkok-jantung.

Anda mungkin juga menyukai