MAKALAH DIKSI,
BAHASA INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai
dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga
penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat
tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama
dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang
berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi
dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam
berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih
mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan.
Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam
bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca
mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, jargon, kata
slang, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penjelasan mengenai diksi?
C. Batasan Masalah
1. Apa pengertian dari diksi?
2. Apa saja syarat ketepatan diksi?
3.
4.
5.
6.
7.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan
selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
(seperti yang diharapkan). Sedangkan menurut Wikipedia pengertian diksi adalah sebagai
berikut:
1. Diksi merupakan pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.
2. Diksi merupakan seni berbicara yang jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami.
Pengertian ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Diksi dapat pula diartikan pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu
dalam berbicara di depan umum atau dalam karang mengarang (Kridalaksana, 1982: 35). Diksi
bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk menyatakan
gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapanungkapan dan sebagainya.
Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau
menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam
suatu situasi. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah
besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu.
B. Syarat Ketepatan Diksi
Syarat Ketepatan Diksi yaitu kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun
dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan
suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita
tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepat lah yang diperlukan.
Berikut merupakan syarat-syarat ketepatan diksi:
Makna denotatif adalah makna yang lugas yang menyampaikan sesuatu secara faktual.
Makna denotative tidak akan mengalami perubahan makna. Makna konotatif adalah makna yang
bukan sebenarnya, yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang
mengalami penambahan.
Makna konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh: Kata kurus pd contoh di atas
bermakna konotatif netral, artinya tdk memiliki nilai rasa yg mengenakkan, tetapi kata ramping
bersinonim dg kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yg mengenakkan. Orang akan
senang bila dikatakan ramping.
2. Makna Umum dan Makna Khusus
Kata umum adalah kata yang cakupannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang
memiliki cakupan yang lebih sempit atau khusus. Misalnya bunga termasuk kata umum,
sedangkan kata khusus dari bunga adalah mawar, melati , anggrek.
3. Makna Leksikal dan makna Gramatikal
Makna Leksikal adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera atau makna
yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan.
Contoh: Kata nyamuk, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya
penyakit.
Makna Gramatikal adalah untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan
pengulangan kata, seperti kata: meja yg bermakna sebuah buku, menjadi meja-meja yang
bermakna banyak meja.
4. Makna Peribahasa
Makna pribahasa adalah makna yang bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan,
maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan.
Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dl peribahasa.
5. Makna Kias dan Lugas
Makna kias adalah kataataupun kalimat yg tidak mengandung arti yang sebenarnya. Contoh:
raja siang, bermakna mathari.
6. Kata Konkrit dan Kata Abstrak
Kata konkrit adalah kata yang dapat diserap oleh panca indra. Misalnya meja, air, dan suara.
Sedangkan kata abstrak adalah kata yang sulit diserap oleh panca indra. Misalnya kemerdekaan,
kebebasan.
Adapun relasi makna terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
a. Kesamaan Makna (Sinonim)
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang mempunyai makna yang sama, tapi bentuknya
berlainan. Contoh: mati dan wafat.
b. Kebalikan Makna (Antonim)
Antonim adalah dua kata atau lebih yang mempunyai makna yang berbeda atau dianggap
kebalikan dari makna. Contoh: kata luas berantonim dengan kata sempit.
c. Ketercakupan Makna (Hiponim)
Hiponim adalah sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya
dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan.
Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna
ikan.
d. Kelebihan Makna (Redundansi)
Redundansi dapat diartikan sebagai kalimat yang berlebih-lebihan yang sebenarnya tidak
perlu dicantumkan.Contoh : Buku dibawa Clara, maknanya tidak akan berubah bila dikatakan
buku dibawa oleh Clara. Pemakaian kata oleh pada kalimat kedua dianggap sebagai suatu yang
redundansi, yang berlebih- lebihan, dan sebenarnya tidak perlu.
E.
Perubahan Makna
Macam-macam perubahan makna:
1. Perluasan arti
Yang dimaksud dengan perluasan arti adalah suatu proses perubahan makna yang dialami sebuah
kata yang tadinya mengandung suatu makna yang khusus, tetapi kemudian meluas sehingga
melingkupi sebuah kelas makna yang lebih umum.
2. Penyempitan arti
Penyempitan arti sebuah kata adalah sebuah proses yang dialami sebuah kata dimana makna
yang lama lebih luas cakupannya dari makna yang baru.
3. Ameliorasi
Ameliorasi adalah suatu proses perubahan makna, dimana arti yang baru dirasakan lebih tinggi
atau lebih baik nilainya dari arti yang lama.
4. Peyorasi
Peyorasi adalah suatu proses perubahan makna sebagai kebalikan dari ameliorasi. Dalam
peyorasi arti yang baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama.
F. Gaya Bahasa
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra
dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Klimaks
Komponen makna pembeda: untuk gadis adalah manusia, berjenis wanita, untuk mawar
adalah bagian dari tanaman.
Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang menampilkan binatang, tanaman, atau benda sebagai manusia.
Contoh: melambai-lambai nyiur di pantai.
Sarkasme
Sindiran langsung dan kasar.kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain; cemoohan atau
ejekan kasar.
Metonimia
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau
atribut.
Litotes
Gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.
Contohnya Rumah yang buruk inilah yang merupakanhasilusaha kami bertahun-tahun lamanya.
Pleonasme
Disebut pleonasme apabila kata yang berlebihan yang jika dihilangkan, artinya tetap utuh.
Contohnya Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri. Ungkapan di atas adalah
pleonasme karena semua kata tersebut memiliki makna yang sama, walaupun dihilangkan katakata: dengan telinga saya,
G. Kata Sapaan
Kata sapaan adalah kata yang digunakan untuk menegur sapa orang yang diajak berbicara
(orang kedua) atau menggantikan nama orang ketiga.
Berikut adalah beberapa contoh kata yang dapat digunakan sebagai kata sapaan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
kesantunan
serta situasi dan kondisi percakapan. Itulah sebabnya, kaidah kebahasaan sering terkalahkan oleh
adat kebiasaan yang berlaku di daerah tempat bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang. Namun
yang perlu diingat dalam hal ini adalah cara penulisan kata kekerabatan yang digunakan sebagai
kata sapaan, yakni ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dipaparka didepan, maka kami mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Diksi adalah pilihan kata yang tepat untuk mengemukakan gagasan sehingga diperoleh efek
yang diharapkan. Diksi merupakan faktor yang penting dalam berkomunikasi, yang digunakan
agar tidak terjadi kesulitan dalam memahami informasi.
Diksi tidak hanya digunakan dalam bahasa lisan saja namun juga digunakan dalam bahasa
tulis (jurnalistik), Adapun penggunaaan dari diksi digunakan dalam makna kata dan relasi
makna, gaya bahasa, jargon dan kata slang, juga kata sapaan.
B. Saran
Harapan kami agar masyarakat dapat memahami dan menerapkan diksi (pilihan kata) dalam
aktivitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa. Gramedia, Jakarta, 1985.
Adi, Tri, Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2007.
Sugono, Dendy, Buku Praktis Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa,Jakarta, 2003.
Moeliono, Anton, Santun bahasa, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,1991.
www.wikipedia.com
http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+ bahasa+indonesi
a&star=10
Sugono, Dendy, Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar, Gramedia, Jakarta, 2009.