Anda di halaman 1dari 5

Kepala Dusun Merasa Tak Dilibatkan Dalam Proyek IPAL Komunal

Kamis, 10 November 2016 21:46

tribunjogjagrafis/suluhpamungkas
ilustrasi korupsi
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kepala Dusun Bergan, Tulus Sunardi menjelaskan, mencuatnya dugaan korupsi Instalasi
Pembuangan Air Limbah (IPAL) Komunal di Dusun Bergan, Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, berawal dari ketidak
puasan warga akan pembuatan IPAL Komunal sejak tahun 2012.
Saat itu, KSM Bergan yang melaksanakan proyek ini tidak menyelesaikan secara tuntas pekerjaan tersebut. Belum lagi,
banyak permasalahan pada saluran itu.
Baca: Diduga Pakai Nota Belanja Fiktif, Kejari Bidik Kasus Dugaan Korupsi IPAL Komunal
Proyek ini ditujukan untuk menampung air limbah rumah tangga dan septictank 101 Kepala Keluarga (KK) di dusun
tersebut.
Pekerjaan itu tidak tuntas, sehingga banyak warga yang belum menyambung saluran IPAL ini. Ada juga yang salurannya
bermasalah. Memang pada saat pengerjaan, ada pralon yang tidak sesuai spesifikasi, saya juga sempat menanyakan,
katanya.
Beberapa warga pun sempat menanyakan kemana larinya sepertiga uang proyek tersebut.
Persoalan ini akhirnya sempat diendus Kejari dan saat ini masuk ke penyidikan.
Dia juga mengakui dirinya memang sempat diperiksa Kejari selama dua kali.
Dalam pemeriksaan Kejari, dia menyampaikan jika namanya diduga dicatut sebagai penasehat KSM Bergan yang
melaksanakan proyek IPAL Komunal ini.

Padahal, saya itu tidak dilibatkan sama sekali. Memang, rumah saya sempat dijadikan tempat untuk melakukan
sosialisasi. Namun, saya tidak tahu menahu pengerjaannya dan juga bagaimana Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ)
proyek ini, kata Tulus.
Dia menjelaskan, dana program IPAL komunal ini merupakan dana yang diterima oleh KSM Dusun Bergan secara
langsung dari pemerintah pusat melalui rekening Badan Pemuswarakatan Desa (BPD) Wijirejo.
Sementara, anggota KSM pun terdiri dari BPD Wijirejo dan beberapa masyarakat setempat.
Namun, pembentukan dari KSM ini pun saya tidak tahu. Saya sempat mengusulkan nama lain, namun tiba-tiba muncul
nama berbeda, katanya.
Kejaksaan Negeri (Kejari) Bantul melakukan penyidikan pada dugaan korupsi Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL)
Komunal di Dusun Bergan, Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak.
Sejauh ini, pihak Kejari belum menetapkan tersangka, namun sudah memeriksa sejumlah saksi terkait proyek dengan
dana dari pusat yang mencapai Rp 350 juta itu.
Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Bantul, Setiyono menjelaskan, kasus dugaan korupsi IPAL Komunal ini
dilaporkan kepada pihaknya pada dua bulan lalu.
Laporan dari masyarakat ini kemudian diselidiki dan saat ini sudah masuk ke tahap penyidikan.

Saat ini sudah masuk kepada tahap penyidikan dan sudah ada indikasi tindak pidana korupsi. Untuk modusnya adalah
adanya nota belanja barang untuk material yang diduga fiktif. Nota ini juga jadi barang bukti kami, kata Setiyono. (*)

Diduga Pakai Nota Belanja


Fiktif, Kejari Bidik Kasus
Dugaan Korupsi IPAL Komunal
Kamis, 10 November 2016 21:36

kompasiana.com

ilustrasi korupsi

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto


TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kejaksaan Negeri (Kejari) Bantul melakukan penyidikan
pada dugaan korupsi Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) Komunal di Dusun Bergan,
Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak.
Sejauh ini, pihak Kejari belum menetapkan tersangka, namun sudah memeriksa sejumlah
saksi terkait proyek dengan dana dari pusat yang mencapai Rp 350 juta itu.
Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Bantul, Setiyono menjelaskan, kasus
dugaan korupsi IPAL Komunal ini dilaporkan kepada pihaknya pada dua bulan lalu.
Laporan dari masyarakat ini kemudian diselidiki dan saat ini sudah masuk ke tahap
penyidikan.
Saat ini sudah masuk kepada tahap penyidikan dan sudah ada indikasi tindak pidana
korupsi. Untuk modusnya adalah adanya nota belanja barang untuk material yang diduga
fiktif. Nota ini juga jadi barang bukti kami, kata Setiyono.
Setiyono menjelaskan, dalam modus nota belanja barang dan material fiktif inilah yang
diduga menjadi celah untuk korupsi. Dia mencontohkan, misalnya, ada beberapa item
pekerjaan dan barang yang tidak sesuai dengan yang ada di lapangan.

Adapun untuk kerugian negara, pihaknya sejauh ini masih menghitungnya. Penghitungan
kerugian negara ini diperkirakan mencapai hampir Rp 100 juta dari nilai proyek.
Pihaknya pun masih menyidik sejauh mana uang dari proyek ini menguap dan masuk ke
kantong beberapa saksi.
Sejumlah saksi yang diperiksa oleh Kejari dalam kasus ini, antara lain Kepala Dusun
Bergan, dua orang dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bergan, penyedia barang
(toko material), tukang, bendahara, mantan kepala desa, dan kepala Seksi Ekonomi
Pembangunan Desa Wijirejo.
Baca: Kepala Dusun Merasa Tak Dilibatkan Dalam Proyek IPAL Komunal
Pemeriksaan ini juga sudah dilakukan selama beberapa kali. Sementara pihaknya akan
kembali melakukan pemeriksaan saksi pekan depan.
Dalam pemeriksaan itu, beberapa saksi kunci itu adalah para pemilik toko material yang
saat pengerjaan proyek IPAL Komunal itu.
Toko material ini menjadi rekanan dari pihak KSM Bergan selaku panitia pelaksana.

Diduga Pakai Nota Belanja


Fiktif, Kejari Bidik Kasus
Dugaan Korupsi IPAL Komunal
Kamis, 10 November 2016 21:36

Target Tersangka
Hingga sejauh ini, Setiyono mengatakan proses penyidikan masih difokuskan pada
pengungkapan adanya perbuatan tindak korupsi dan penyelewengan anggaran negara
terlebih dulu.
Baca: Warga Bergan Sempat Keluhkan Proyek IPAL Komunal
Setelah itu, pihaknya akan masuk pada tahap ekspose untuk segera dilakukannya
pemberkasan dan penyitaan beberapa barang bukti.
Pihaknya pun masih enggan untuk menyebut target penetapan tersangka.
Akan tetapi, hingga saat ini pihaknya sudah menargetkan jika pada awal tahun 2017
sudah ada tersangka dan pelimpahan ke pengadilan negeri. (*)

Anda mungkin juga menyukai