4.1
DATA PENGAMATAN
A.
Volume
I
II
x
Larutan NaCl
10 ml
10 ml
10 ml
Larutan AgNO3
10,2 ml
10,2 ml
10,2 ml
B.
Volume
I
II
1
x
Sampel air laut
25 ml
25 ml
25 ml
Larutan AgNO3
13,1 ml
13,1 ml
13,1 ml
C.
Volume
I
II
x
Sampel garam
25 ml
25 ml
25 ml
Larutan AgNO3
24,1 ml
24 ml
24,05 ml
2
D.
Volume
I
II
x
Sampel air laut
25 ml
25 ml
25 ml
Larutan AgNO3
13,6 ml
13,5 ml
13,55 ml
E.
Volume
I
II
x
Sampel garam
25 ml
3
25 ml
25 ml
Larutan AgNO3
34 ml
33,8 ml
33,9 ml
4.2
PERHITUNGAN
4.3
REAKSI
Metode Mohr
4
Metode Fajans
4.4
PEMBAHASAN
Dasar teori argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara
titran dan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl
dimana Ag+ dari titran akan bereaksi dengan Cl- dari analit membentuk garam yang
tidak mudah larut.
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah metode mohr
dengan indikator K2CrO4. Penambahan indikator ini akan menjadikan warna larutan
menjadi kuning. Titrasi dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen
ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi merah bata dan munculnya
endapan putih secara permanen. Pada percobaan ini, larutan AgNO3 yang digunakan
dibuat dengan melarutkan 8,49 gram AgNO3 dengan aquadest hingga volumenya 500
ml ke dalam labu ukur. Konsentrasi yang didapatkan adalah 0,0980 N dengan rata-rata
volume titrasi 10,2 ml.
Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan kadar Cl dalam sampel garam dapur dan
air laut. Titrasi yang digunakan adalah argentometri dengan metode mohr dan fajans.
Hal pertama yang dilakukan adalah membuat larutan sampel. Untuk sampel garam
dapur ditimbang 0,6 gram yang dilarutkan dengan aquadest ke dalam labu ukur 100
5
ml. sedangkan untuk sampel air laut ditimbang 10 gram dan dilarutkan dengan
aquadest ke dalam labu ukur 100 ml.
Pada metode mohr, sampel garam dan air laut dititrasi dengan larutan AgNO3 standar
dan larutan K2CrO4 sebagai indikator. Dari larutan garam dan air laut yang telah
dibuat, masing-masing dipipet 25 ml untuk dititrasi. Pada awal penambahan, ion Cldari NaCl yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan ion Ag+ yang ditambah
sehingga membentuk endapan putih AgCl. Sedangkan larutan pada awalnya berwarna
kuning karena penambahan indikator K2CrO4 5%. Saat terjadi titik ekuivalen yaitu
saat ion Cl- tepat habis bereaksi dengan ion Ag+, penambahan AgNO3 yang sedikit
berlebih menyebabkan ion Ag+ bereaksi dengan ion CrO42- dari indikator membentuk
endapan putih dengan warna larutan merah bata. Dari percobaan yang dilakukan
didapatkan kadar Cl sebesar 1,82 % untuk air laut, sedangkan kadar Cl pada garam
dapur sebesar 55,78 %.
Pada metode fajans, penentuan kadar Cl dalam garam dan air laut menggunakan
indikator adsorpsi yaitu indikator flouresein, dari larutan garam dapur dan air laut,
masing-masing dipipet 25 ml ke dalam Erlenmeyer. Ditambahkan indikator flouresein
akan membuat larutan menjadi warna kuning kemudian dititrasi dengan larutan
AgNO3 standar dimana titik akhir titrasi dicapai saat larutan membentuk endapan
merah muda. Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan kadar Cl dalam garam
dapur sebesar 78,62 %, sedangkan kadar Cl dalam air laut sebesar 1,88 %.
Dari percobaan ini, dapat dibuktikan bahwa air laut dan garam dapur mengandung ion
Cl-. Hal ini terlihat dari terbentuknya endapan putih yang menunjukkan jika ion Ag+
telah bereaksi terlebih dahulu dengan ion Cl- membentuk AgCl.
BAB 5
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
1.
primer yang digunakan adalah NaCl 0,1 N dan larutan K2CrO4 sebagai indikator.
Konsentrasi yang didapatkan adalah 0,0980 N.
2.
Penentuan kadar Cl dalam air laut dan garam dapur dengan metode mohr
menggunakan larutan peniter AgNO3standar dan indikator K2CrO4. Titik akhir titrasi
ditunjukkan dengan adanya endapan merah bata. Kadar Cl dalam air laut sebesar 1,82
% dan garam dapur 55,78 %.
3.
Penentuan kadar Cl dalam air laut dan garam dapur dengan metode fajans
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Buku
Kedokteran : EGC. Jakarta.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia. Jakarta.
Day, RA. Jr dan Al Underwood. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif edisi kelima.
Erlangga. Jakarta.