Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA 2

PEERCOBAAN VI
VITAMIN

NAMA : CHIKA PRATIWI


NIM : A201401004

PROGRAM STUDI D-IV ANALIS KESEHATAN


STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI
2015
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang
Pengetahuan tentang vitamin sangat diperlukan dalam kehidupan manusia terutama bagi

kesehatan. Misalnya,vitamin C sangat berguna/berperan dalam menjaga dan memperkuat


imunitas terhadap infeksi, vitamin C juga berperan penting terhadap fungsi otak, karena otak
banyak mengandung vitamin C. Vit C mempunyai sifat sebgai antioksidan yang dapat
melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Tittrasi redoks adalah tiitrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua proses
ini selalu terjsi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya menggunakan potensiometri
untuk mendeteksi titik akhir. Untuk mengetahui kadar vitamin C metode titrasi redoks yang
digunakan adalah titrasi langsung yang digunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi
senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium.
Vitamin C mempunyai potenssial reduksi yang lebih kecil dari iodium sehingga dilakukan
titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah
dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberi warna biru pada saat
tercapainya titik akhir titrasi (gandjar,dkk. 2007)
Vitamin C dissebut dengan asam akssorbat karena struktur kimianya terdiri dari rantai
6 atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8o6) karena mudah bereaksi dengan O2 diudara
menjadi asam dehodroaksorbat merupakan vitamin yang paling sederhana.

1.2.

Tujuan
1. Untuk menentukan kadar vitamin C pada tablet vitamin C merk Vitacimin dan dengan
metode iodimetri
2. Untuk menentukan kadar vitamin C pada minum Vitamin C merk Pulpy dengan
metode iodimetri

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Vitamin C
Asam askorbat (Vitamin C) adalah suatu heksosa dan diklasifikasikan sebagai
karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida.Vitamin C mudahdiabsorbsi secara
aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus haluslalu masuk keperedaran
darah melalui vena porta.Rata-rata absorpsi adalah 90%untuk konsumsi diantara 20 dan 120
mg sehari.Tubuh dapat menyimpan hingga 1500mg vitamin C, bila konsumsi mencapai 100
mg sehari (Almatsier,2001).

2.1.1

Fungsi vitamin C
Vitamin C juga memiliki peran dalam berbagai fungsi yang melibatkan respirasi

seldan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti,peran-peran ituadalah


oksidasi fenilanin menjadi tirosin,reduksi ion feri menjadi fero dalam saluranpencernan
sehingga besi lebih mudah terserap, melepaskan besi dari transferin dalam plasma agar dapat
bergabung ke dalam feritin jaringan, serta pengubah asam folat menjadi bentuk yang aktif
asam folinat.diperkirakan vitamin C juga berperan dalampembentukan hormon steroid dan
kolesterol (Winarno,2004).
. Vitamin C juga mempunyai peranan bagi tubuh seperti pembentukan kolagen,
pembentukan carnitinne terlibat dalam metabolisme kolesterol menjadi asam empedu dan
juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter neropinefrin (arifin,2007).
Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulangrawan,kulit
bagian dalam tulang,dentin, dan vasculair endothelium. Asam askorbat sangat penting
peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisinmenjadi hidroksi prolin
dan hidroksilisin. Vitamin-C is a six carbon chain, closely related chemically to glucose.
Itwas first isolated in 1928 by the Hungarian-born scientist Szent-Gyorgi andstructurally
characterized by Haworth in 1933. In 1934, Vitamin C merupakan senyawa yang sangat larut
dalam air, mempunyaisifat asam dan sifat pereduksi yang sangat kuat. Sifat-sifat
tersebutterutama

disebabkan

adanya

struktur

enadiol

yang

berkonjugasi

dengan

guguskarbonil dalam cincin laktan (Radinal dkk., 2008).


Bentuk vitamin C yang ada dialam adalah Asam Askorbat. Asam askorbat memiliki 6
ikatan karbon, mempunyaistruktur yang mirip dengan monosakarida. Orang yang pertama

kalimengisolasinya

adalah

Szent-Gyorgi

seorang

ilmuwan

berkebangsaan

Hungaria(Annymous). Kemudian struktur vitamin C ditentukan oleh Haworth pada 1933.


Vitamin C dissebut dengan asam akssorbat karena struktur kimianya terdiri dari rantai 6
atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8o6) karena mudah bereaksi dengan O2 diudara
menjadi asam dehodroaksorbat merupakan vitamin yang paling sederhana.

2.1.2. metode penentuan kadar vitamin C


Analisa dengan cara titrasi redoks telah banyak dimanfaatkan, seperti dalam analisis
vitamin C (asam askorbat). Dalam analisis ini teknik iodimetri dipergunakan.Pertama-tama,
sampel ditimbang seberat 400 mg kemudian dilarutkan kedalam airyang sudah terbebas dari
gas carbondioksida (CO2), selanjutnya larutan ini diasamkandengan penambahan asam sulfat
encer sebanyak 10 mL. Titrasi dengan iodine, untukmengetahui titik akhir titrasi gunakan
larutan kanji atau amilosa (Zulfikar, 2008).

2.2.Deskripsi bahan
2.2.1. H2SO4 (Asam Sulfat)
Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4 merupakan asam mineral(anorganik)
yang kuat. Zat ini larut dalam airpada semua perbandingan.
Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia.
Kegunaan utama termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah
dan pengilangan minyak.
Asam sulfat :
-rumus struktur : H2SO4
-berat molekul : 98,07
-pemerian : cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna , jika ditambahkan kedalam
air menimbulkan panas
-penyimpanan : dalam wadah tutup rapat
-kegunaan : sebagai zat tambahan
2.2.2. I2 (Iodium)

I2 termasuk zat padat yang sukar larut dalam air, dimana kelarutannya sebesar 0,0013
mol/L pada suhu 240C, tetapi sangat mudah larut dalam larutan KI karena membentuk ion I3
I2 + I-

I3-

Iodium :
-rumus struktur : I2
-berat molekul : 126,91
-kelarutan : keping atau butir, mengkilat seperti logam, hitam kelabu, bau khas
-pemerian : sukar larut dalam air, mudah larut dalam garam iodida, mudah larut dalam etanol
96%
-kegunaan : sebagai larutan baku

BAB IIII
METODOLOGI`

3.1. Waktu dan tempat


Praktikum percobaan vitamin dilaksanakan pada hari jumat,5 juni 2015 bertempat di
laboratorium Analis Kesehatan Mandala Waluya Kendari.
3.2. Alat dan bahan
Alat :
Erlenmeyer, buret, gelas ukur, mortal dan alu, statif dan klem, timbangan, batang
pengaduk, pipet volum, spirtitus
Bahan :
Tablet vitamin C merk Vitacimin, minuman vitamin C merk Pulpy, H 2SO4 2 N,
larutan iodium 0,1 N, indikator amilum 2%, aquades

3.3. cara kerja


Penentuan kadar vitamin C dengan cara iodimetri
a. Tablet Vitamin C merk VITACIMIN
Tablet vit C
merk
VITACIMIN

dihaluskan
1 gr sampel
dilarutkan dengan 50 mL aquades
ambil 5 mL larutan vit C + H2SO4 1%
+ indikator amilum
Dititrasi ( Iodium 0,1 N)
( biru/ biru tua )
b. minuman Vit C merk PULPY
Minuman vit
C merk
PULPY

diencerkan 10 : 100
5 mL larutan sampel + H2SO4 1%
+ indikator amilum

Dititrasi ( Iodium 0,1 N)


(biru/ biru tua)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil
Perhitungan tablet vitamin C
VI.

NI

V2.

N2

5.

NI

9,3.

(0,1 N)

NI

0,93
5

= 0,186 N

M = 0,186
2

= 0,093 M

M = gr x 1000
mr
mL
0,093= gr x 1000
176
50
gr = 0,093 = 0,00465
20
gr = 0,00465 x 176 = 0,8184 g = 818 mg
kadar vit C = mg vit C
x 100 %
mg sampel
=

818 mg
1,12 g

= 818 mg

x 100 %
x 100 %

1120 mg
= 73,036 %

Perhitungan minuman vitamin C

VI.
5

NI

V2.

N2

NI

0,2 .

(0,1 N)

NI

0,02
5

= 0,004 N

M = 0,004
2

= 0,002 M

Vit C = faktor pengenceran x M


= 10 x 0,002
= 0,02
Vit C = gr x 1000
mr
mL
0,02= gr x 1000
176
10
gr = 0,02= 0,0002 gram
100
gr = 0,0002 x 176 = 0,0352 g = 35,2 mg
kadar vit C = mg vit C
x 100 %
mg sampel
=

35,2 mg
350 g

= 35,2 mg

x 100 %
x 100 %

350.000 mg
= 0,013 %

4.2.Pembahasan

Praktikum analisa kuantitatif vitamin C dalam sampel dilakukan dengan metode titrasi
iodimetri(titrasi langsung) hal ini berdasarkan bahwa sifat vitamin C dapat bereaksi dengan
iodin. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan larutan iodium 0,1 N sebagai titran.
Sampel yang dipergunakan saat praktikum adalah minuman sari buah dalam kemasan
yang banyak dijual dipasaran dengan merk dagang pulpy dan vitacimin.
Vitamin C atau asam aksorbat bersifat larut dalam air dan sedikit larut dalam aseton
atau alkohol yang mempunyai berat molekul rendah. Akan tetapi vitamin C sukar larut dalam
pelarut organic yang pada umumnya dapat melarutkan lemak.
Titrasi iodimetri dilakukan dengan menggunakan amilum sebagai indikator. Seperti
yang sudah diketahui bahwa prinsip dari titrasi iodimetri adalah reduksi analit oleh I2 menjadi
IIodium merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat yang
merupakan reduktor yang cukup kuat yang dapat dititrasi. Sehingga penerapannya tidak
terlalu luas, salah satu penerapan tirasi iodimetri adalah pada penentuan bilangan iod minyak
dan lemak juga vitamin.
Sampel yang ditimbang saat praktikum adalah 1,12 g, dihaluskan dan diambil
sebanyak 1 gram dimasukkan kedalam labu dan diencerkan menggunakan aquades 50 mL
sampai tanda tera. Setelah sampel dikocok sampai homogen, selanjutnya dipipet sebnyak 5
mL dan dimasukkan dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan H2SO4 sebanyak 2,5 mL dan
di tambahkan indikator amilum sebanyak 10 tetes setelah itu dititrasi dengan menggunakan
iodium. Proses titrasi dilakukan sampai larutan dalam erlenmeyer berubaha warna menjadi
biru, warna biru yang dihasilkan menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir,
indikator yang dipergunakan dalam analisa vitamin C adalah larutan amilum.
Berdasarkan hasil praktikum hasil praktikum pada sampel mimuman pulpy orange
perhitungan menggunakan rumus kadar vitamin C adalah 0,013 % dan vitacimin adalah
73,036 %

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Titrasi iodimetri dilakukan menggunakan amilum sebagai indikator. Jadi, untuk
menentukan kadar vitamin C dari tablet vitamin C dan jus vitamin C dibutuhkan iodium
untuk titrasi langsung

5.2. saran
Dalam melakukan praktikum, hendaknya dilakukan secara teliti agar pada
pencampuran larutan maupun pada saat titrasi supaya bisa menghasilkan perubahan yang
benar-benar sesuai. Begitu juga pada kesterilan alat-alat praktikum sangat penting agar pada
saat proses pengerjaan berlangsung tidak ada tercampur atau terkontaminasi dengan larutan
selain yang sudah ditentukan pada prosedur kerja

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Penentuan Kadar Vitamin C


Anonim. 2009. Vitamin C
Deman, john.M. 1989. Edisi Kedua. Kimia Makanan. Penerbit ITB : Bandung.
Sudarmaji,S,dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta.
Winarno, F.G.1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai