Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK II

PERCOBAAN IV
KROMATOGRAFI

NAMA : CHIKA PRATIWI


NIM : A201401004

PROGRAM STUDI D-IV ANALIS KESEHATAN


STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI
2015
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang
Kromatografi adalah suatu cara pemisahan dimana komponen-komponen yang akan

dipisahkan didistribusikan antara dua fase, salah satunya yang merupakan fase stasioner
(fase diam) dan yang lainnya berupa fase mobil (fase gerak). Fase gerak dialirkan
menembus atau sepanjang fase stasioner. Fase diam cenderung menahan komponen
campuran, sedangkan fase gerak cenderung menghanyutkannya. Berdasarkan terikatnya
suatu komponen pada fase diam dan perbedaan kelarutannya dalam fase gerak, komponenkomponen suatu campuran dapat dipisahkan. komponen yang kurang larut dalam fase
gerak atau yang lebih kuat terserap atau terabsorpsi pada fase diam akan tertinggal,
sedangkan komponen yang lebih larut atau kurang terserap akan bergerak lebih cepat.

Kromatografi Kertas (KKt) biasa di pakai dalam menganalisa senyawa-senyawa


kimia yang terkandung dalam simplisia ataupun bahan lainnya. Keuntungan utama
kromatografi kertas ialah dari proses kemudahannya dan kesederhanaannya dalam
pelaksanaan pemisahan yaitu hanya pada lembaran kertas saring yang berlaku sebagai
medium pemisahan dan juga sebagai penyangga. Selain itu keuntungan menggunakan
kromatografi kertas ialah keterulangan bilangan Rf yang besar pada kertas sehingga
pengukuran Rf dapat menjadi parameter yang berharga dalam memaparkan senyawa
tumbuhan baru.
Hasil pemisahan dianalisis berdasarkan harga atau nilai faktor retardasi (Rf) pada
masing-masing noda, bercak atau spot yang dihasilkan pada pelarut yang sama. Apabila
diperoleh jarak noda yang sama dengan sampel standar, berarti sampel yang dianalisis
sama dengan sampel standar. Perhitungan niali Rf dilakukan dengan cara membagi jarak
yang ditempuh zat terlarut dengan jarak yang ditempuh pelarut. Berdasarkan latar belakang
ini, maka dilakukan pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi kertas.
1.2.Tujuan
1. untuk mamAhami prinsip dasar kromatografi kertas
2. untuk memisahkan campuran menjadi komponen-komponen nya

dengan

kromatografi kertas
3. untuk menghitung harga Rf (waktu retensi) komponen-komponen dari campuran
yang dipisahkan dengan kromatografi kertas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 kromatografi
Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat kimia yang
berdasarkan pada perbedaan migrasi dari masing-masing komponen campuran yang
terpisah pada fase diam dibawah pengaruh pergerakan fase yang bergerak. Beberapa sifat
fisika umum dari molekul yang dipakai sebagai fase teknik pemisahan kromatografi adalah
(mulja ,1994):
1. Kecenderungan molekul untuk teradsorpsi oleh partikel-partikel padatan yang
halus.
2. Kecenderungan molekul untuk melarut pada fase cair.
3. Kecenderungan molekul untuk teratsir.
Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan dengan proses berlipat ganda,
artinya selama proses berlangsung terjadi berulang kali kontak adsorbsi; atau partisi dari
komponen-komponen yang dipisahkan (Mulja, 1994).
Secara fisik kromatografi kertas memiliki teknik-teknik yang sama dengan
kromatografi lapisan tipis, tetapi sebenarnya merupakan tipe khusus kromatografi cair-cair
yang fase diamnya hanya berupa air yang diadsorpsikan pada kertas. Teknik sangat
sederhana dengan menggunakan lembaran selulosa yang mengandung kelembaban
tertentu. Totolan kecil cuplikan pada sekitar 3 cm dari satu pinggiran kertas. Lembaran
yang telah diberi totolan dimasukkan kedalam bejana pengembang. Pada kromatografi
kertas ini harus dicegah hilangnya kelembaban air dan dijaga agar atmosfer dalam bejana
selalu jenuh dengan fasa gerak (Willliams, 1978).
Kromatografi adalah metode fisika untuk pemisahan dalam komponen-komponen
yang akan diditribusikan antara dua fase, salah satunya merupakan lapisan stasioner
dengan permukaan yang luas dengan fase yang lain berupa zat alir (fluida) yang mengalir
lambat (perkolasi) menembus atau sepanjang lapisan stasioner. Dalam semua teknik
kromatografi, zat terlarut yang dipisahkan beremigrasi sepanjang satu kolom dan tentu saja
dasar pemisahan terletak berbeda-beda laju migrasi untuk zat terlarut yang berlainan
(Underwood, 1994).
Gordon, Martin dan Synge telah melakukan kromatografi partisi dengan
menggunakan kertas sebagai absorbennya. Oleh karena itu, cara kromatografi ini disebut
kromatografi kertas. Suatu campuran zat-zat yang akan dipisahkan berupa tetesan kecil
yang diteteskan beberapa cm dari tepi secarik kertas saring. Kemudian tepi (ujung) kertas

saring yang berdekatan dengan tetesan campuran zat terlarut dicelupkan dalam suatu
sistem pelarut sedemikian hingga tetesan itu sendiri tidak tercelup. (anonim)
Sesudah mendevelop cukup lama hingga pelarut berkesempatan bergerak sepanjang
jarak tertentu pada kertas saring, maka kromatografi tersebut dikeringkan lalu disemprot
dengan larutan pereaksi. Pereaksi tersebut akan mengadakan reaksi warna antara berbagai
zat terlarut yang sudah terpisah satu sama lain. Tempat terdapatnya berbagai zat yang
sudah terpisah ini ditandai dengan noda warna tertentu (Armid, 2009).
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam
teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa
berupa gas ataupun cair dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan.
Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun 1903, mencoba memisahkan
pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4).
Istilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-daerah yang
berwarna yang bergerak ke bawah kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day
juga menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett
lah yang pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses
kromatografi (Effendy, 2004).
Kromatografi ditemukan oleh Michael Tswett, seorang ahli botani di Universitas
Warsaw (Poland), pada tahun 1906. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani "warna"
dan "tulis" Kromatografi terbentuk apabila terdapat satu fasa diam dan satu fasa bergerak.
Fasa diam biasanya ialah padatan atau cairan manakala fasa bergerak biasanya ialah gas.
Setiap molekul yang berbeda akan terserap dengan kekuatan yang berbeda. (anonim)
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran zat-zat yang komponen-komponen
yang akan dipisahkan, didistribusikan antara dua fase yaitu fase stasioner (fase diam) dan
fase mobil (fase bergerak). Fase stasioner cenderung menahan komponen dalam campuran
sedangkan fase bergerak cenderung menghanyutkannya. Pada kromatografi kertas, kertas
saring berperan sebagai fase stasioner sedangkan pelarut berperan sebagai fase bergerak.
(anonim)
Kromatografi adalah pemisahan campuran komponen-komponen didasarkan pada
perbedaan tingkat interaksi terhadap dua fasa material pemisah. Campuran yang akan
dipisahkan dibawa fasa gerak, yang kemudian dipaksa bergerak atau disaring melalui fasa
diam karena pengaruh gaya berat atau gaya-gaya yang lain. Komponen-komponen dari
campuran ditarik dan diperlambat oleh fasa diam pada tingkat yang berbeda-beda sehingga

mereka bergerak bersama-sama dengan fasa gerak dalam waktu retensi (retention time)
yang berbeda-beda dan dengan demikian mereka terpisah (Bambang, 2000).
Kromatografi adalah metode pemisahan komponen kimia yang didasarkan pada
perbedaan antara fase bergerak dan fase diam dari komponen-komponen yang terdapat
dalam suatu larutan. Komponen yang dipisahkan tersebut dapat dikuantifikasi dengan
menggunakan detektor dan/atau dikoleksi untuk analisa lebih lanjut. Instrumen untuk
mengkuantifikasi adalah Gas and liquid chromatography dengan mass spechtrometry (GCMC dan LCMC); Fourier transform infrared spectroscopy (GC-FTIR) dan diode-array UVVIS absoprtionspectroscopy (HPLC-UV-VIS). Kromatografi gas (GC) digunakan untuk
memisahkan senyawa organik menguap (volatile). Fase bergerak adalah gas dan fase diam
biasanya cairan. High Performance Liquid Chromatografi (HPLC) adalah variasi dari
khromatografi cairan yang menggunakan pompa bertekanan tinggi untuk meningkatkan
efisiensi pemisahan senyawa kimia. Kromatografi cair (LC) digunakan untuk menganalisis
pemisahan campuran, yang mengandung ion-ion logam dan senyawa organik. Fase
bergerak adalah pelarut dan fase diam adalah cairan yang menduku padatan, padatan, dan
ion pengganti resin (Afrianto, 2008).
Kromatografi dalam berbagai bentuknya telah digunakan secara luas sebagai teknik
pemisahan dan analisis. Pada tahun 1941, Martin dan Synge, yang kemudian mendapat
hadiah Nobel, dalam makalahnya mengemukakan pengertian-pengertian dasar tentang
kromatografi gas (GC) dan HPLC. Tidak kurang dari 10 tahun kemudian, yaitu pada tahun
1952, James dan Martin untuk pertama kali mengintrodusir penggunaan GC. Sejak saat itu
GC telah menjadi bentuk kromatografi yang paling baik dan berkembang dengan sangat
cepat. Bentuk- bentuk kromatografi yang lain seperti kromatografi kertas, kromatografi
lapis tipis (TLC), kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi (semuanya termasuk
kromatografi cairan), belum memperoleh sukses yang sama seperti yang telah dicapai oleh
GC. Hal ini disebabkan karena efisiensinya yang rendah serta waktu analisisnya yang
panjang: Pada awal tahun 1960-an, Giddings menunjukkan bahwa kerangka kerja teoritis
yang dikembangkan untuk GC berlaku sama baiknya untuk kromatografi cairan, dan antara
tahun 1967 1969 Kirkland, Huber, dan kelompok Horvath, Preiss dan Lipsky
mengemukakan penggunaan HPLC yang pertama kali. Dengan menggunakan tekanan
yang tinggi (sampai dengan 5000 psi), HPLC dapat mengatasi kelemahan -kelemahan dari
kromatografi cairan pada umumnya, misalnya viskositas cairan yang relatif lebih besar

dibanding dengan viskositas gas, sehingga HPLC mampu memberikan waktu analisis (5 30 menit) yang kurang lebih sama dengan waktu analisisnya GC. (Cahyati, 1985)
2. Kromatografi kertas
Kromatografi kertas merupakan kromatografi dasar terbaku yang merupakan salah
satu alat analisis yang sering digunakan untuk memisahkan dan meneliti komponen dalam
suatu campuran. Kromatografi kertas hanya menggunakan satu jenis fasa diam yaitu
selulosa yang bersifat polar. Kromatografi kertas dapat diubah polaritasnya dengan cara
inpregnasi atau pembaceman antara lain dengan asetilasi, fosforilasi, fomilasi atau dengan
senyawa yang bersifat lififilik seperti paraffin, vaselin, undekan dengan cara tersebut
kromatografi kertas dapat digunakan sebagai kromatografi fase terbalik. (anonim)
Fase diam yang berupa kertas merupakan selulosa yang banyak mempunyai gugus
OH sehingga bersifat polar. Pemisahan dapat terjadi secara adsorbs bila tanpa air. Tetapi
bila ada air dan digunakan pelarut organic sebagai eluen terjadi peristiwa partisi pada
pemisahannya dengan demikian kromatografi kertas dapat digunakan untuk memisahkan
senyawa polar. Secara fisik kromatografi kertas memiliki teknik-teknik yang sama dengan
kromatografi lapis tipis, tetapi sebenarnya merupakan tipe khusus kromatografi cair-cair
yang fasa diamnya hanya berupa air yang diadsorpsikan pada kertas dimana kertas hanya
bertindak sebagai pendukung. Tekniknya sangat sederhana dengan menggunakan lembaran
selulosa yang mengandung kelembaban tertentu. Cuplikan yang akan dipisahkan ditotolkan
pada pinggir kertas selulosa yang telah diatur sedemikian rupa selanjutnya dimasukkan ke
dalam bejana pengembang dan dijaga agar atmosfer dalam bejana selalu jenuh dengan fasa
gerak (Rudi, 2010).

BAB III

METODOLOGI`
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum percobaan IV kromatografi kertas dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Juni
2015 bertempat di Laboratorium Analis Kesehatan STIKES Mandala Waluya Kendari.
3.2. Alat dan bahan
Alat

:Kertas kromatografi/kertas saring, botol kromatografi (chamber), pipet mikro/pipet


kapiler, pensil, mistar, gunting.

Bahan :Larutan Pb(NO3)2, AgNO3, dan Hg(NO3)2 dan campuran ketiganya, larutan
ammonium tiosianat (NH4SCN) 10% ammonia, ammonium sulfida, larutan kalium
iodida 5% beberapa macam contoh indikator, campuran n-butanol, etanol, air,
spidol merah, hitam, biru dan hijau.
3.3 cara kerja
1. Pemisahan zat warna
a. Indikator
Cara kerjanya sama seperti di atas, tetapi eluennya ditukar dengan eluen yang
sesuai dan tidak memakai larutan pembangkit warna. Eluennya yaitu campuran
n-butanol, etanol, dan air dengan perbandingan 4 : 1 : 5.
b. Tinta/ spidol
Cara kerjanya sama dengan indikator hanya eluennya diganti dengan aquades

Indikator

spidol

Botol krom
(Eluen= n-butanol : air : etanol)

botol krom
(eluen = air )

Dibiarkan terjadi pemisahan


Kertas diangkat ketika eluen mencari garis atas
dikeringkan

Hitung Rf

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil pengamatan
Spidol merah
Rf

Komponen 1
0,53

Komponen 2
0,74

Komponen 3
0,97

Spidol biru
Rf

Komponen 1
0,61

Komponen 2
0,87

Spidol hijau
Rf

Komponen 1
0,93

Komponen 2
0,96

4.2.Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang dilakukan adalah percobaan untuk mengetahui
pemisahan dengan metode kromatografi kertas dan menentukan pigmen warna dalam
spidol dengan metode kromatografi kertas. Spidol yang digunakan dalam percobaan ini
adalah spidol berwarna ungu, merah, biru. Fase diam yang digunakan adalah kertas
whatman. Dengan ukuran kertas saring 2 x 3, lalu ujung atas dan ujung bawah di beri garis
menggunakan pensil dikarenakan bahan pensil tidak dapat bereaksi dengan pelarut (eluen)
yang digunakan. Eluen yang di gunakan adalah etanol, aquades. Fungsi penambahan
pelarut adalah untuk mengetahui komponen penyusun tinta spidol. Spidol yang berwarna
merah terurai menjadi merah muda, orange, dan kuning. Warna biru terurai menjadi warna
ungu dan biru. Sedangkan spidol warna hijau terurai menjadi warna hijau dan biru. Nodanoda tersebut dapat terurai karena larutan beserta komponen-komponen tinta bergerak ke
atas pita kertas saring yang dipengaruhi oleh adanya gaya kapiler melalui pori-pori kertas
saring yang dipengaruhi oleh daya tahan fase tetap sehingga memiliki jarak resapan yang
berbeda-beda. Selain itu, bagian-bagian yang mudah terdistribusi dalam air akan mudah
terabsorbsi oleh kertas dan perjalanannya lebih pendek. Sebaliknya, bagian-bagian yang
tidak mudah terdistribusi, perjalanannya lebih panjang atau jauh. Ini yang mengakibatkan
harga Rf-nya lebih besar.
Dari keseluruhan percobaaan di didapatkan harga Rf sebesar 0 <Rf 1. Harga Rf
sangat bergantung pada jarak yang ditempuh senyawa dan pelarut. Jika jarak senyawa yang
dihasilkan semakin jauh, maka harga Rf juga akan semakin maksimum. Ada beberapa
faktor yang menentukan harga Rf yaitu pelarut, suhu, ukuran dari bejana dan kertas.
Perubahan suhu dapat merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran sedangkan
ukuran dan volume dari bejana sangat mempengaruhi homogenitas dan atmosfer jadi
mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen pelarut dan kertas.
Pengaruh utama pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan serapan, yang berbeda untuk

macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi kecepatan aliran juga mempengaruhi


kesetimbangan partisi.
BAB V
PENUTUP
5.1. kesimpulan
1. Kromatografi adalah suatu cara untuk memisahkan dan mengidentifikasikan
campuran. Metode yang dipakai dalam kromatografi kertas adalah metode
penaikan, yaitu kertas dicelupkan hingga ujung dimana aliran mulai bergerak
terletak sedikit di atas permukaan dari pelarut dan pelarut naik melalui serat-serat
dari kertas oleh gaya kapiler. Kertas sebagai serat-serat selulosa dengan lapisan
yang sangat tipis dari molekul-molekul air yang berikatan pada permukaan.
2. Pada kromatografi kertas II, spidol merah terurai menjadi warna merah muda,
orange dan kuning. Untuk spidol biru terurai menjadi warna ungu dan biru.
Sedangkan warna hijau terurai menjadi warna hijau dan biru.
3. Rf1=0,53 ; Rf2=0,74 ; Rf3=0,97 ; Rf4=0,61 ; Rf5=0,87; Rf6=0,93; Rf8=0,96.
5.2. saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknya dengan teliti agar mendapatkan hasil yang
baik

DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, Eddy. 2008 . Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Cahyati, Yeyet. 1985. Cermin Dunia Kedokteran. Pusat Penelitian dan Pengembangan PT.
Kalbe Farma. Jakarta
Lide, David. 2001. Handbook of Chemistry And Physic. Copyright CRC Press LLC
Speight, James. G. 2006. The Chemistry and Technology of Petroleum. Taylor & Francis
Group, LLC.
Widada, Bambang. 2000. Pengenalan Alat Kromatografi Gas. Urania. Bandung

Lampiran
-perhitungan :
Spidol warna merah
-noda warna merah muda
Rf =

3,7
7

= 0,53

-noda warna orange


Rf =

5,2
7

= 0,74

-noda warna kuning


Rf =

6,8
=0,
97
7

spidol warna biru


-noda warna ungu
Rf =

4,2
6,9

= 0,61

-noda warna biru


Rf =

6
6,9

= 0,87

Spidol warna hijau


-noda warna hijau muda
Rf =

7,8
8,3

= 0,93

-noda warna biru


Rf =

8
8,3

= 0,96

Anda mungkin juga menyukai