Fungsi lilitan yang terbaik diilustrasikan oleh instrumen optik yang paling sederhana, kamera

lubang jarum. Misalkan kita mempertimbangkan foto dari objek pesawat diambil dengan
kamera lubang jarum dengan lubang jarum besar. Karena ukuran lubang jarum, satu titik
terang pada objek akan menghasilkan tempat kabur pada gambar-pesawat, yang berpusat
pada titik x' di mana gambar akan datang jika fokus yang tajam. Dalam satu dimensi tempat
kabur ini akan digambarkan sebagai g fungsi (x - x ') yang asal di x = x'. Intensitas tempat
kabur sebanding dengan intensitas f (x') bahwa gambar yang tajam akan memiliki x'. Oleh
karena intensitas pada titik x adalah
f(x)g(x-x)
dan untuk gambar kabur lengkap total intensitas diamati pada x adalah integral

h ( x )= f ( x' ) g ( xx ' ) dx '

Uraian di atas diilustrasikan pada Gambar. 4.11, di mana dua dimensi telah dilakukan dan
beberapa lubang kecil mewah telah diperkenalkan untuk menggambarkan berbagai fitur
konvolusi. Dalam dua dimensi, fungsi konvolusi ditulis

h ( x , y )= ( x ' , y ' ) g ( xx ' , y y ' ) dx ' dy '

Sebuah analisis kuantitatif demonstrasi ini diberikan dalam Lampiran 2

Proses transformasi Fourier pada dasarnya membutuhkan fungsi f tertentu (x) dan mewakili
sebagai superposisi dari satu set gelombang. Kita akan lihat nanti, dalam Bab 8, yang di optik
Fraunhofer difraksi digambarkan oleh Fourier transform, di mana f (x) epresents distribusi
amplitudo meninggalkan kendala difraksi dan F (k) merupakan distribusi amplitudo dalam
pola difraksi. Tidak ada energi cahaya perlu hilang dalam proses ini, dan oleh karena itu
tampaknya perlu bahwa daya total meninggalkan objek sama, atau setidaknya proporsional,
itu tiba di pola difraksi. Dalam istilah matematika, kami berharap bahwa

Ini disebut teorema Parseval. Dapat ditarik kesimpulan dengan mudah dari diskusi kita
tentang fungsi auto-korelasi di 4.7.1. Menerapkan Fourier inversi teorema ke (4,84), inverse
transformasi dari | F (k) | 2 harus sama dengan HAC (x). Menulis ini secara eksplisit, kita
dapatkan dari (4,66)