NAMA
NPM
: 1561.101.011
SEMESTER / TAHUN
: I (SATU) / 2015
yaitu dengan menawarkan produk kualitas tinggi dengan pelayanan yang mudah,
gampang diaplikasikan serta minim biaya. Pada Overall Cost leadership dilakukan
pengembangan sehingga proses produksi menjadi lebih efisien. Hal ini dilakukan oleh
Shinsei Bank dengan menggunakan kekuatan IT sehingga seluruh prosesnya menjadi
lebih efisien sehingga bisa menghasilkan keuntungan bersaing dengan perusahaan sejenis
lainnya. Dimana ditawarkan pelayanan yang tidak biasa di masa itu yang meliputi
tersedianya ATM gratis yang siap 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, internet banking,
online foreign-exchange trading, online bilingual banking, dan pelayanan cepat tepat
yang didukung oleh real-time database rekonsiliasi ( yang berarti bahwa rekening bank
customer diperbaharui segera setelah tiap ada transaksi).
b. Informasi yang mendukung dalam artikel :
3. a. Yang dilakukan Shinsei Bank untuk mengatasi permintaan user yang sering tidak jelas
atau berubah-ubah : dengan pendekatan modular. (Prinsip berbasis path yang Shinsei
terapkan dalam merancang , membangun , dan meluncurkan sistem - penempaan
bersama-sama, bukan hanya menyelaraskan , bisnis dan strategi TI ; menggunakan
teknologi sederhana mungkin ; membuat sistem yang benar-benar modular ; membiarkan
sistem menjual dirinya untuk pengguna ; dan memungkinkan pengguna untuk
mempengaruhi perbaikan-perbaikan di masa uang akan datang. Beberapa prinsip-prinsip
ini hanya variasi dari yang sebelumnya)
b. pendekatan modular adalah Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi
modul yang sederhana sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat
waktu, mudah di pelihara (ciri terstruktur).
Dimana penekanan pada pemecahan fungsi-fungsi yang memiliki independensi rendah
menjadi modul-modul (subsistem fungsional) yang terpisah sehingga memudahkan kita
untuk berkonsentrasi mendesain per modul. Sebuah sistem informasi dapat dipecah
menjadi 7 subsistem fungsional, a.l: data collection, data processing, file update, data
storage, data retrival, information report dan data processing controls,sedangkan
modularity/modularitas adalah merupakan salah satu ukuran dari struktur jaringan atau
grafik . dimana modularitas dirancang untuk mengukur kekuatan pembagian jaringan ke
dalam modul sehingga menjadi atribut tunggal dari perangkat lunak yang memungkinkan
sebuah program untuk dikelola secara intelektual.
Meyer menyebutkan 5 kriteria yang memungkinkan kita untuk mengevaluasi suatu
metode desain dengan merujuk pada kemampuannya untuk menentukan sistem modular
yang efektif.
a. Dekomposisi modular.
b. Komposabilitas modular.
c. Kemampuan pemahaman modular.
d. Kontinuitas modular.
e. Proteksi modular.
c. Sistem informasi yang benar-benar Modular pasti akan bersifat modularity
Bila suatu sistem informasi benar-benar modular bukan hanya sekedar berupa modulmodul saja maka kekuatan atribut tunggalnya ataupun independensinya akan kuat
sehingga bila ada masalah di suatu titik modul tidak akan mengganggu fungsi yang lain
sehingga hanya butuh solusi untuk masalah lokal tanpa mengganggu sistem global
sehingga dapat diperbaiki dengan cepat dan mudah. Jadi bila sistem informasi bersifat
modular murni maka kekuatan pembagian jaringan di tiap modulnya juga kuat.
4. a. Faktor-faktor penyebab terjadinya kegagalan proyek sistem informasi (information
system failure) :
menurut sebuah studi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan konsultan manajemen
proyek bernama PM Solutions (Krigsman, 2011)
Teridentifikasi lima penyebab utama dari proyek-proyek sistem informasi yang
bermasalah,yaitu:
1. Persyaratan (tidak jelas, kurangnya kesepakatan, kurangnya prioritas, kontradiktif,
ambigu, dan tidak tepat)
2. Sumber Daya (kurangnya sumber daya, konflik sumberdaya, pergantian SDM kunci,
dan perencanaan yang buruk)
3. Jadwal (terlalu ketat, tidak realistis, dan terlalu optimistis)
4. Perencanaan (berdasarkan data yang tidak cukup, ada hal-hal yang terlewatkan, rincian
yang tidak cukup, dan perkiraan yang keliru)
5. Risiko (tidak diidentifikasi atau tidak diasumsikan, serta tidak dikelola)
Selain itu Faktor-faktor kegagalan, yaitu :
Ketidakjelasan penyampaian kebutuhan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan kepada pembuat sistem informasi. Sehingga menyebabkan teknologi sistem
informasi yang telah dibuat tidak sesuai dan tidak kompetensi dengan keunggulan
perusahaan.
Kebanyakan perusahaan berpikir bahwa pembuatan sistem informasi adalah tugas dan
kewajiban pihak teknologi informasi. Sehingga bila terjadi ketidaksesuaian sistem
informasi yang ada dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan, maka
hal tersebut merupakan kesalahan dan tanggung jawab pihak teknologi informasi.
Seharusnya pihak perusahaan sebagai pihak pengguna juga memiliki tugas, kewajiban
dan tanggung jawab dalam pengembangan dan implementasi sistem informasi.
Pihak perusahaan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan teknologi sistem
informasi yang dibuat. Misalnya Perusahaan yang masih menerapkan sistem tradisional,
kemampuan pengguna yang masih belum terampil.
Kurangnya dukungan dan partisipasi atasan baik manajemen maupun pimpinan dalam
ikutserta merancang teknologi sistem informasi yang akan dibuat.
Pengembangan teknologi sistem informasi yang semakin canggih masih belum
diimbangi dengan dukungan nyata dari masyarakat untuk mengubah diri menjadi
masyarakat yang berbasis IPTEK.
ditambah juga dengan seringnya permintaan pengguna/user requirements yang tidak
jelas atau berubah-ubah.
b. Faktor yang mendukung keberhasilan implementasi enterprise system di Shinsei Bank:
1.
2.
3.
4.