Anda di halaman 1dari 11

33

BAB IV
TEMUAN LAPANGAN

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Sekolah Dasar
Negeri 6 Parit Lintang Kec. Salatiga yang mana Sekolah ini didirikan pada
tanggal 7 November 1983. Sebagai sebuah sekolah Dasar, sekolah ini
boleh dikatakan sebagai sekolah yang sudah sangat berpengalaman. Hal
ini terlihat dari usia sekolah ini yang sudah cukup lama.
Tenaga pengajar yang dibertugas di SD Negeri 6 Parit Lintang ini
berjumlah 13 orang. Sebagian tenaga pengajar ini merupakan putra daerah
yang berasal dari Kabupaten Sambas yang sudah berpendidikan dalam
bidang perguruan baik tingkat SPG, D2 maupun S1 dibidangnya masingmasing dengan berbagai disiplin ilmu di bidang pendidikan.
Adapun kondisi siswa untuk saat ini yang terdaftar di SD Negeri 6
Parit Lintang

Kecataman Salatiga Kabupaten Sambas berjumlah 189

orang yang terdiri dari 82 siswa laki-laki dan 107 siswa perempuan. Dari
jumlah 189 orang tersebut, sebagian besar merupakan siswa beragama
Islam.
Sedangkan mengenai fasilitas sebagai sarana dan prasarana
penunjang kegiatan belajar mengajar, dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

34

TABEL 4.1

1.

KONDISI SARANA DAN PRASARANA BELAJAR


SEKOLAH DASAR NEGERI 6 PARIT LINTANG
Keadaan
Sarana & Prasarana
Jumlah
Baik
Cukup
Ruang Kepala Sekolah
1

2.

Ruang Guru

3.

Ruang Tamu

4.

Ruang TU

5.

Ruang Belajar

No

6.

Perpustakaan

7.

Laboratorium

8.

WC Guru

9.

WC Siswa

10. Lap. Volly

11. Lap. Tenis Meja

12. Lap. Bulu Tangkis

13. Garasi

Kurang
-

35

2. Temuan Lapangan
Bagian ini menyajikan hasil analisis data yang telah dilakukan
berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru agama di sekolah
Dasar Negeri 6 Parit Lintang kecamatan Salatiga. Dimana berdasarkan
hasil wawancara dengan bapak Herwani, S.Pd.I dan observasi peneliti
menunjukkan bahwa aktifitas tersebut meliputi:
1. Aktifitas visual
Aktifitas belajar jenis ini adalah kegiatan belajar yang
berhubungan dengan kemampuan siswa dalam melihat, mengamati dan
memperhatikan. Adapun jenis kegiatan di maksud seperti membaca,
melakukan eksperimen, demonstrasi dan lain-lain.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang
siswa sekolah Dasar Negeri 6 Parit Lintang

saat mengikuti

pembelajaran PAI, mereka semua melakukan aktifitas visual seperti


membaca buku, memperhatikan penjelasan guru dan serius dalam
belajar.
Saat dikonfirasi dengan guru PAI yakni bapak Herwani,
S.Pd.I

mengungkapkan

bahwa

aktifitas

visual

sesungguhnya

merupakan aktifitas yang paling dominan yang dilakukan oleh siswa


dalam proses pembelajaran. Hal ini karena aktifitas ini berhubungan
langsung dengan kepribadian siswa dan sangat mendukung daya
tangkapnya.

36

Lebih lanjut bapak Herwani S.Pd.I menjelaskan aktifitas


visual siswa dapat dilihat dari 3 (tiga) hal meliputi beberapa kegiatan
diantaranya adalah
a. membaca buku pelajaran PAI pada saat proses belajar mengajar,
b. memperhatikan penjelasan guru PAI dengan serius,
c. tidak lesu dan tidak mengantuk saat guru PAI menjelaskan materi.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, berarti aktifitas visual
yang dilakukan siswa Kelas V (lima) saat mengikuti pembelajaran PAI
di SD Negeri 6 Parit Lintang Kecamatan Salatiga sudah dilakukan
siswa, sebab hampir semua siswa Kelas V (lima) saat mengikuti
pelajaran PAI sangat serius dan siswa sangat antusias mempelajari
pelajaran PAI.
Mendukung hasil wawancara peneliti, dari hasil observasi yang
peneliti

lakukan

menunjukkan

bahwa

hampir

semua

siswa

memperhatikan penjelasan guru PAI dengan serius, tidak lesu dan tidak
mengantuk saat guru PAI menjelaskan materi pelajaran. Ke-berhasilan
siswa tersebut tentu saja didukung oleh keterampilan guru PAI dalam
menyampaikan materi, menguasai kelas serta waktu/jam pelajaran PAI
diberikan pada waktu pagi sehingga siswa semangat dalam mempelajari
pelajaran PAI.

37

2. Aktifitas lisan
Aktifitas belajar jenis ini adalah kegiatan belajar yang
berhubungan

dengan

kemampuan

siswa

dalam

mengucapkan/melapadzkan dan berpikir. Adapun jenis kegiatan ini


seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab dan menyanyi .
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang siswa
menjelaskan bahwa yang dilakukan mereka saat mengikuti pembelajaran PAI di SD Negeri 6 Parit Lintang Kecamatan Salatiga
hanyalah mendengarkan diskusi kelompok dengan serius. Lebih lanjut
dijelaskan diskusi kelompok merupakan salah satu media yang sangat
efektif untuk mengungkapkan ide dan pendapat dengan teman tanpa
adanya perasaan grogi.
Hal ini dibenarkan oleh guru PAI mereka bapak Herwani,
S.Pd.I dimana menurutnya siswa melakukan aktifitas lisan hanya pada
saat diskusi. Sedangkan aktifitas lisan yang kurang dilakukan siswa
Kelas V (lima) adalah mengemukakan pendapat saat belajar PAI
lanjutnya, mengemukakan pendapat saat diskusi kelompok dan menjadi
penyaji saat diskusi kelompok.
Menurut bapak Herwani, S.Pd.I Aktifitas lisan yang kurang
dilakukan tersebut disebabkan siswa belum terbiasa untuk berbicara di
dalam acara formal, sehingga rasa takut dan grogi sering menjadi
penghalang saat mengemukakan pendapat, selain itu menurut bapak

38

Herwani, S.Pd.I faktor umur siswa yang boleh dikatakan masih belum
matang juga merupkaan salah satu faktor kendala mereka dalam
mengemukakan pendapat disaat proses pembelajaran PAI.
Lebih lanjut bapak Herwani, S.Pd.I mengutarakan masalah
lain yang menjadi salah satu penyebab kurangnya aktifitas lisan adalah
kurangnya

pemahaman materi, penyaji belum bias menyampaikan

materi secara ringkas dan menarik serta banyaknya campur tangan


guru PAI terhadap jalannya diskusi kelompok di dalam kelas sehingga
ada sebagian

siswa malu

mengemukakan

pendapat

dan malas

menanggapi.
Meskipun demikian berdasarkan hasil observasi peneliti
menunjukkan bahwa tidak semua siswa malu mengemukakan pendapat
dan tidak terbiasa berbicara dalam lingkungan formal, saat observasi
dilakukan peneliti menemukan ada sebagian siswa yang aktif berbicara
dalam lingkungan

formal

pada

proses

pembelajaran,

meskipun

jumlahnya bisa dihitung dengan jari dan hanya didominasi oleh


beberapa orang.
3. Aktifitas mendengarkan
Aktifitas belajar jenis ini adalah kegiatan belajar yang
berhubungan

dengan

kemampuan

siswa

dalam

berkonsentrasi

menyimak penjelasan guru. Adapun contoh dari kegiatan ini adalah

39

mendengarkan

penjelasan

guru,

mendengarkan

ceramah

atau

pengarahan.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru PAI di SD
Negeri 6 parit lintang menjelaskan bahwa aktifitas mendengarkan yang
dilakukan siswa sudah sangat tinggi. Meskipun belum optimal dengna
ditemukkannya beberapa kasus saat proses belajar mengajar siswa
sibuk dengan aktifitasnya sendiri dan bergurau dengan temannya yang
lain.
Lebih lanjut Bapak Herwani, S.Pd.I mengungkapkan yang
dilakukan siswa Kelas V (lima) saat mengikuti pembelajaran PAI di SD
Negeri 6 Parit Lintang Kecamatan Salatiga meliputi:
a.

mendengarkan penyajian temannya dengan serius,

b.

tidak menyela penyaji-an temannya,

c.

bertanya kepada guru PAI mengenai materi yang belum


dipahami,

d.

tidak bertanya pada saat guru PAI menjelaskan materi,

e.

ber-tanya pada waktu yang telah dipersilahkan guru PAI,

f.

mendengarkan penjelasan guru PAI dengan serius,

g.

tidak mengobrol di dalam kelas saat guru PAI menjelaskan


materi dan

h.

tidak berpindah tempat duduk saat guru menjelaskan meteri PAI.

40

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukna peneliti, tingginya


aktifitas mendengarkan yang dilakukan siswa Kelas V (lima) saat
mengikuti pembelajaran PAI di SD Negeri 6 Parit Lintang Kecamatan
Salatiga didukung oleh keterampilan guru PAI dalam menyampaikan
materi, menguasai kelas serta materi yang di-sampaikan telah dipelajari
berilang-ulang sehingga siswa tidak ada kesulitan dalam memahami
pelajaran atau materi PAI tersebut.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
salah seorang siswa juga mengungkapkan bahwa bapak Darwani, S.Pd.I
adalah salah seorang guru yang sangat disenangi karena kemampuannya
untuk bercerita dan bahasanya mudah dimengerti. Cara dan model
mengajar yang diterapkan merupakan salah satu hal yang membuat
siswa betah dan optimal dalam melakukan aktifitas mendengar.
4. Aktifitas motorik
Aktifitas belajar jenis ini adalah kegiatan belajar yang
berhubungan dengan keterampilan jasmani untuk mengekspresikan
bakat yang dimiliki. Adapun contoh aktVi-tas gerak ini adalah senam
pagi, atletik, tari, dan melukis.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang siswa
Kelas V (lima) menjelaskan bahwa saat mengikuti pembelajaran PAI di
SD Negeri 6 Parit Lintang Kecamatan Salatiga mereka setidaknya
melakukan beberapa praktik yang berhubungan dengan fiqh dan

41

ibadah. Lebih lanjut dijelaskan praktik tersebut antara lain adalah


mempraktekkan Wudhu, mempraktekkan gerakan sholat.
Berdasarkan

hasil

observasi

yang

dilakukan

peneliti,

menunjukkan bahwa aktifitas motorik yang dilakukan siswa Kelas V


(lima) saat mengikuti pembelajaran PAI di SD Negeri 6 Parit Lintang
Kecamatan Salatiga telah dilakukan oleh siswa secara maksimal. Dalam
hal

ini

peranan

guru sangat

penting

dalam

mengarahkan

dan

membimbing siswa untuk dapat mempraktekkan aktifitas motorik


tersebut. Selain itu, guru PAI di SD Negeri 6 Parit Lintang Kecamatan
Salatiga telah mempraktekkannya bersama siswa-siswa Kelas V (lima),
walaupun masih ada siswa yang tidak mempraktekkannya. Hal ini disebabkan karena kurangnya waktu yang disediakan untuk mempraktekkannya sehingga ada sebagian siswa yang belum mempraktekkannya.
Berdasarkah

hasil

wawancara

peneliti

dengan

Bapak

Darwani, S.Pd.I menjelaskan bahwa pada dasarnya hampir setiap


materi fiqh dan ibadah diajarkan dengan dipraktikkan. Hal ini supaya
siswa mampu merekam dan mengerti secara maksimal terhadap ibadah
tersebut, sehingga mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut beliau mengungkapkan masalah keterbatasan

waktu

merupakan

proses

masalah

yang

membuat

kurang

optimalnya

pembelajaran PAI khususnya materi yang berkaitan dengan praktik


(motorik).

42

5. Aktifitas menulis
Aktifitas jenis ini adalah ke-giatan belajar yang berhubungan
dengan kemampuan menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan.
Adapun kegiatan yang dimaksud seperti mengarang, membuat makalah,
membuat paper, menulis surat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Darwani, S.Pd.I
selaku guru PAI siswa Kelas V (lima) menjelaskan bahwa aktifitas
menulis yang bisa ditemukan saat mengikuti pembelajaran PAI di SD
Negeri 6 Parit Lintang Kecamatan Salatiga adalah mengerjakan PR
pelajaran PAI dan mengerjakan tugas dari materi PAI.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang siswa
juga menunjukkan bahwa aktifitas menulis yang dilakukan oleh siswa
adalah menulis materi dan sekali-kali mengerjakan PR yang ditugaskan
oleh guru PAI pada mereka. Lebih lanjut dijelaskan oleh siswa bahwa
aktifitas menulis merupakan aktitas yang paling membosankan dan
tidak disenangi oleh sebagian besar siswa, karena dianggap melelahkan
dan membosankan.
Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan peneliti,
menunjukkan bahwa aktfitas menulis yang dilakukan siswa Kelas V
(lima) saat mengikuti pembelajaran PAI di SD Negeri 6 Parit Lintang
Kecamatan Salatiga sudah dilakukan oleh siswa. Sebab, siswa Kelas V
(lima) selalu mengerjakan PR yang diberikan guru PAI dan siswa.

43

Namun bagaimanapun aktfitas menulis yang ditunjukkan masih sangat


kurang. Hal ini terkait dengan materi dan kemampuan siswa serta umur
siswa yang memang masih belum siap dan terlalu suka dengan aktifitas
menulis kecuali hanya mengerjakan PR dari guru PAI.

Anda mungkin juga menyukai