KAJIAN PUSTAKA
baik
secara
bahasa
(etimologi)
maupun
secara
istilah
Abdurrab Nawabuddin dan Maarif, Teknik Menghafal Al-Quran, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2005), 23.
2
Khurram Murad, Membangun Generasi Qurani, (Jakarta: Media Dawah, 1999), 96-97.
13
14
untuk
mengajarkan
kepada
orang
lain
dengan
15
Hifadz
dalam diri kita. Menghafal tidak bersifat mekanis atau ritual, tetapi
merupakan perbuatan melibatkan seluruh jiwa dan perasaan. Dengan hifzh
kita dapat membaca Al-Quran dalam sholat dan memikirkan artinya saat
kita berdiri menghadap Allah SWT. Selain itu, Al-Quran dapat diucapkan
dengan lidah agar bersemayam dalam hati dan pikiran sehingga dapat
menjadi pendamping secara tetap. Bahkan dengan melibatkan perasaan
dan hati saat membaca Al-Quran dan memahami apabila Al-Quran dapat
dihafalkan.4
Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Muzammil ayat 20:
)02: (....
...
Artinya:
karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Quran.. (Q.S.
Al-Muzammil:20)5
Demikian juga firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 49:
)94: (
Artinya:
Sebenarnya Al-Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada
orang-orang yang di beri ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat
Kami orang-orang yang zalim. (Q.S. Al-Ankabut: 49).6
4
16
Al-Quran
secara
regular
maka
akan
mudah
untuk
)63 : (
Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran,
maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?. (Surat Al-Qomar:
32).7
Dalam ayat lain disebutkan bahwa:
7
8
Ibid., 881.
Ibid., 999.
17
:
9
) ( .
Artinya:
Dari Ibnu Abbas r.a mengatakan: Adalah Rasulullah saw. paling
dermawan di antara manusia, dan paling dermawan pada bulan Ramadhan
ketika berjumpa dengan malaikat Jibril. Adalah Jibril menjumpai pada
setiap malam Ramadhan. Malaikat ini mengajarkan Quran pada Nabi,
yang ketika beliau berjumpa dengan Jibril adalah sangat mengutamakan
kebaikan yang lebih utama daripada angin yang bertiup. (HR. Buhkari
Muslim).10
Dalam hadits lain di sebutkan, yaitu:
).
11
Artinya:
Telah bersabda Rasulullah SAW: sebaik-baik di antaramu yaitu yang
belajar Quran dan mengajarkannya. (HR. Bukhari).12
Dari ayat dan hadits tersebut di atas menunjukkan Al-Quran itu
diturunkan dengan cara hafalan, sebagaimana saat Nabi menerima ayat
5-4, ,/ , ,
Hussein Bahreisj, Hadits Shahih Al-Jamius Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya: CV
Karya Utama. t.t), 72-73.
11
97 ,7991 , , , ,
12
Bhareisj, Hadits Shahih, 200.
9
10
18
yang pertama turun yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi
sebagai berikut:
) 7(
) 6(
) 0(
) 9(
)5-7 :) ( 5(
Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq: 15).13
Dari ayat tersebut jelaslah bahwa dengan turunnya surat yang
pertama itu terjadi proses pengajaran antara malaikat Jibril dengan Nabi
Muhammad S.A.W.
Dalam proses pengajaran tersebut Jibril menyuruh Nabi untuk
membacanya, karena keadaan Nabi yang demikian itu, maka Jibril
mengajarkannya sehingga Nabi hafal betul. Dengan adanya peristiwa
tersebut dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar yang diajarkan
Jibril kepada Nabi dapat dijadikan dasar pengajaran hafalan Al-Quran
yang kuat.
13
19
jumlah
(bilangan)
tawatur
didalamnya,
sehingga
tidak
sanggup menghafal dan tidak semua kitab suci dapat di hafal kecuali kitab
suci Al-Quran
)60: ( .
Artinya:
Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih
diantara hamba-hamba Kami lalu diantara mereka ada yang menzalimi diri
sendiri, ada yang pertengahan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat
14
20
kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.
(Q.S. Al-Fathir:32).16
Al-Quran sebagai dasar hukum Islam dan pedoman hidup umat;
di samping diturunkan kepada hambanya yang terpilih, Al-Quran
diturunkan melalui Ruhul Amin Jibril A.S dengan hafalan yang berangsurangsur sesuai dengan kebutuhan umat di masa itu dan di masa yang akan
datang, selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari Nabi Muhammad s.a.w
menerima wahyu Al-Quran dari Allah melalui Jibril tidak melalui tulisan
melainkan dengan lisan (hafalan).17 Hal ini telah dibuktikan dengan firman
Allah surat Al-Alaa: 6-7 yaitu:
.)1(
) 3(
)1-3:(
Artinya:
Kami akan membacakan (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) sehingga
engkau tidak akan lupa. Kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh, Dia
mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. (Surat Al-Ala:6-7).18
Dari ayat tersebut jelaslah bahwa Al-Quran diturunkan bukan
dengan tujuan namun hafalan. Dari uraian ayat tersebut tidak ada yang
menunjukkan perintah tentang menghafal Al-Quran karena ayat-ayat itu
menunjukkan kalam ikhbar bukan kalam insya. Oleh karena itu
menghafal Al-Quran bukan kewajiban umat. Namun bila dilihat dari segi
positif dan kepentingan umat Islam maka sangat diperlukan adanya para
16
21
Artinya:
19
20
22
)04 : (
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Quran)
dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami
anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka
itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi. (Surat Fatir: 29). 22
Dalam haditsnya Rasulullah juga menjelaskan tentang keutamaan
membaca Al-Quran yaitu:
21
22
Ibid., 37.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, 700.
23
: :
23
/ /
Artinya:
Dari Abi Umamah Al-Bahili r.a. dia berkata: Aku mendengar Nabi
Muhammad saw, bersabda: Bacalah Al-Quran karena sesungguhnya ia di
hari kiamat (kelak), menjadi penolong bagi orang yang membacanya. 24
Dengan demikian jelaslah bahwa begitu besarnya keutamaan
membaca Al-Quran,sebab yang di bacanya adalah kitab suciAllah dan
sebaik baik bacaan bagi orang mukmin,baik di baca di kala senang
maupun di kala susah,apalagi yang mampu menghafalkannya maka akan
mendapat suatu keutamaan yang besar dan posisi itu selalu didambakan
oleh semua orang yang benar, dan seorang yang bercita-cita tulus, serta
berharap pada duniawi dan ukhrawi.
Menghafal Al-Quran merupakan tujuan tingkatan yang tertinggi
dalam proses belajar Al-Quran, sedang mengajarkannya adalah tugas
yang sangat mulia di sisi Allah SWT.
Para penghafal Al-Quran adalah sebagai penjaga keaslihan dan
kemurnian Al-Quran. Peran mereka sangat besar di kalangan umat Islam
dalam rangka memelihara keaslian Al-Quran sebagai sumber hukum dan
pedoman umat Islam. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa para penghafal
Al-Quran menduduki posisi yang terhormat di hadapan Allah. Dan akan
23
24
24
: :
.
/ ,
/
25
Artinya:
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Nabi telah bersabda: Ada tiga orang yang
tidak peduli terhadap hisab, tidak terkejut sewaktu sangkakala ditiup dan
tidak susah pada hari gelisah yang sangat besar yaitu: 1) Orang yang hafal
Al-Quran. Dia datang ke hadapan Allah sebagai hamba yang mulia
sehingga menemani para utusan (para Nabi-nabi). 2) Orang yang azan
selama 7 tahun yang melakukan azannya bukan karena tama, dan 3)
Hamba sahaya yang memenuhi hak Allah dari dirinya dan hak tuanya. 26
Selain itu Musthafa Al-Buhga dan Muhyidin menjelaskan tentang
keutamaan-keutamaannya yaitu akan mendapatkan karunia Allah dan
keridhaan-Nya yang berupa:
1. Diturunkan kepada mereka ketenangan.
Dengan ketenangan itu hati akan merasa tenteram, nafsu tidak
bergolak lagi, dada menjadi lapang, pikiran bisa jernih dan penuh
konsentrasi.27 Sebagaimana firman Allah:
)01: (
437 3002 -
Zen, Tata Cara /Problematika 34.
27
Musthafa Al-Bagha dan Muhyidin, Pokok-pokok Ajaran Islam, (Jakarta: Rabbani Press,
2002), 434.
25
26
25
Artinya:
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan menginggat Allah.
Hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar-Rad: 28)28
2. Mereka diliputi rahmat
Rahmat adalah sesuatu yang paling agung yang di peroleh
seorang muslim, sebagai buah dari susah payahnya yang telah di
lakukan di dunia, karena beruntunglah orang-orang yang di dekati
rahmat, sehingga bacaan dan usaha mereka dalam mempelajari AlQuran menjadi tanda bahwa mereka adalah orang-orang muhsin.29
Sebagaimana firman Allah:
...
)53 : (
Artinya:
. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik (muhsinin). (Q.S. Al-Araf: 56).30
3. Para malaikat berkerumunan di sekelilingnya
Bahwa
orang-orang
yang
membaca
Al-Quran
dan
)77: (....
28
26
Artinya:
Bagi manusia ada nalaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran di muka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. (Q.S.Ar-rad: 11)32
4. Allah menjadikan orang yang di sisi-Nya (malaikat) menyebut-nyebut
mereka.33
Sebagaimana firman Allah:
)750: (
Artinya:
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepada-mu, dan bersyukurlah kepada-KU dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku. (Q.S. Al-Baqarah: 152)34
Adapun faedah dari menghafal Al-Quran, seperti yang dijelaskan
oleh Abdurrab Nawabuddin adalah sebagai berikut:
1. Kemenangan di dunia dan akhirat, jika di sertai dengan amal sholeh
dan menghafalnya.
2. Tajam ingatannya dan cemerlang pemikirannya.
3. Bahtera ilmu, dan ini sangat diperhatikan dalam hafalan, menghafal
bisa mendorong seseorang untuk berprestasi.
4. memiliki identitas yang baik dan berperilaku jujur
5. Fasih dalam berbicara, ucapannya benar dan dapat mengeluarkan
bacaan arab dari landasannya secara tabiin (alami).35
32
27
36
28
)5: (
Artinya:
Tidaklah mereka di perintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaatiNya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar
melaksanakan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah
agama yang lurus (benar).37
2. Menjauhi kemaksiatan
Hati yang dipenuhi oleh kemaksiatan dan disibukkan dengan
kerakusan nafsu syahwat tidak akan ada tempat untuk cahaya Al-Quran.
Kemaksiatan akan menghalangi hafalan Al-Quran, sedangkan bisikan
setan akan menjauhkan dari mengingat Allah dalam surat Al-Mujaadilah
ayat 19 yaitu:
) 5: (
Artinya:
Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat
Allah, mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahkan golongan setan
itulah golongan tang rugi. (Q.S. Al-Mujaadilah: 19)
3. Izin dari orang tua/ wali/ suami bagi wanita yang sudah menikah
Izin orang tua/ wali ini juga ikut menentukan keberhasilan
menghafal Al-Quran. Apabila orang tua atau suami sudah memberi izin
terhadap anak atau istrinya untuk menghafal Al-Quran, berarti sudah
37
29
30
31
32
metode
ikut
Quran.
Dalam firman Allah disebutkan:
)9: (
40
33
Artinya:
Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahanlahan. (Q.S. Al-Muzzamil: 4)41
)73: (
Artinya:
Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Quran)
karena hendak cepat-cepat (menguasai)-Nya. (Q.S. Al-Qiyamah:16).42
Dari kedua ayat tersebut diatas di ketahui bahwa menghafal Al-Quran
dengan metode tartil dan tidak tergesa-gesa.
Menurut Muhaimin Zen, ada dua metode menghafal Al-Quran yaitu
tahfidz dan takrir, yang keduanya tidak dapat di pisah-pisahkan, antara satu
dengan lainnya saling menunjang.
a. Teori tahfidz
Sebelum memulai menghafal Al-Quran maka terlebih dulu santri
harus membaca mushaf Al-Quran dengan melihat (binnadhor) di muka
kyai, sebelum mendengarkan hafalan yang baru, terlebih dulu menghafal
Al-Quran menghafal sendiri materi yang akan disimakkan di hadapan
kyai dengan jalan sebagai berikut:
1) Terlebih dulu menghafal membaca dengan melihat mushaf materi
yang akan diperdengarkan di muka kyai minimal 3 x.
41
42
34
35
materi baru. Pada waktu bertakrir kepada kyai, materi yang di simak itu
harus seimbang dengan hafalan yang telah dikuasai. Dalam hal ini
perimbangan antara tahfidz dan takrir adalah 1:10, artinya bila penghafal
mempunyai kesanggupan bertahfidz baru dalam satu hari 2 halaman, maka
harus di imbangi dengan takrir terdiri 20 halaman (1 juz). Jelasnya materi
tahfidz satu juz yang terdiri 20 halaman mendapat takrir sepuluh kali.
Demikian seterusnya hingga selesai 30 Juz. 43
Lebih lanjut Ablah Jawwab Al-Harsyi menjelaskan tentang cara
membaca Al-Quran yang paling baik digunakan sebagai metode untuk
menghafalkan Al-Quran yaitu:
1) At-Tahqiq yaitu membaca Al-Quran dengan memberikan seluruh hakhak huruf antara lain seperti memenuhi bacaan mad (panjang),
menetapkan hamzah, menyempurnakan harakat, serta membaca huruf
dengan jelas dan memisah-misahkannya. Jenis bacaan ini adalah untuk
latihan dan belajar Al-Quran dengan bacaan yang benar.
2) Al-Hadr yaitu membaca Al-Quran dengan menggabungkan bacaan
dan mempercepatnya, dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah
bahasa.
3) At-Tadwir yaitu membaca Al-Quran dengan seimbang antara dua
jenis diatas. Inilah yang diriwayatkan dari mayoritas imam. Ini juga
yang ditekuni oleh para pembaca Al-Quran. Sedangkan, sebagian
43
36
Ablah Jawwad Al-Harsyi, Kecil-kecil Hafal Al-Quran Panduan Praktis Bagi Orang Tua
Dalam Membimbing Anak Menghafal Al-Quran, (Jakarta: Hikmah, 2006), 94-95.
37
pertama
dalam
menghafal
Al-Quran
setelah
mengikhlaskan niat adalah meluruskan cara pengucapkan ayat-ayat AlQuran (tahsin tilawah).
2. Menentukan kemampuan menghafal dalam sehari
Penghafal
Al-Quran
seyogyanya
dapat
menentukan
45
38
pendengaran
pikiran. Dengan hanya satu jenis mushaf penglihatan anda akan dapat
menghafal letak dan posisi setiap ayat di dalam mushaf, semua ayat akan
terpetakan di dalam pikiran anda. Penggunaan mushaf yang tidak tetap,
akan mudah mengacaukan hafalan, apalagi jika ayat itu baru anda
hafalkan, bahkan pikiran anda akan susah berkonsentrasi.46 Misalnya
dengan menggunakan Al-Quran khusus untuk menghafal Al-Quran,
yaitu
Al-Quran
pojok
atau Al-Quran
sudut
menurut
istilah
46
Syaikh Abdul Rahman bin Abdul Kholik, Kaidah Emas Menghafal Al-Quran,
(Bandung: Asy-Syamil, 2000), 11-18.
39
Adapun ciri khas dari pada Al-Quran itu ialah bahwa Al-Quran
Bahriyah ini setiap halamannya berisi 15 baris, dari setiap juznya berisi
20 halaman. Perlu diketahui bahwa sekarang mulai beredar Al-Quran
pojok juga yang berbaris 17 atau 18 baris dalam setiap halaman dan
ditulis dengan rasam Ustman. Sedangkan Al-Quran Bahriyah yang
dimaksudkan di sini yaitu Al-Quran Bahriyah yang terkenal di Indonesia
dan menggunakan rasam yang hampir mendekati rasam Imlaiy (yaitu khat
yang mengikuti cara penulisan qaidah Imla).47
5. Menghafal dengan cara memahami
Memahami ayat-ayat yang akan di hafal dan mengetahui
hubungan maksud satu ayat dengan yang lainnya, sangat membantu dalam
proses menghafal Al-Quran. Dengan menggunakan kitab tafsir untuk
melakukan langkah di atas, untuk mendapatkan pemahaman ayat secara
sempurna. Setelah itu membaca ayat-ayat dengan penuh konsentrasi dan
berulang-ulang maka akan mempermudah untuk mengingatnya karena
lidah yang banyak mengulang hingga lancar membaca ayat-ayat yang di
hafal, akan mudah mengingat hafalan walaupun ia sedang tidak
konsentrasi terhadap maknanya. Orang yang hanya mengandalkan saja,
akan banyak lupa dan mudah terputus bacaannya dengan sekedar sampai
lancar.
47
40
41
cara pemantauan dan kerja keras yang terus menerus untuk menjaga dari
menurunnya daya ingat.
Dengan cara inilah, hafalan akan terjaga dengan baik, dan tanpa
cara ini hafalan akan mudah terlupakan.
9. Perhatian khusus terhadap ayat-ayat serupa
Al-Quran memiliki kemiripan di dalam makna-maknanya lafadzlafadznya dan ayat-ayatnya.48
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar: 23 yaitu:
)06 : (......
Artinya:
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Quran
yang serupa ayatnya lagi berulang-ulang. (Surat Az-Zumar: 23).49
Apabila di dalam Al-Quran terdapat 6000 ayat lebih maka dua
ribu ayat diantaranya adalah ayat-ayat yang serupa. Ada yang berbeda
dalam satu huruf saja, satu kata saja, dua kata dan seterusnya. Oleh karena
itu sangat dianjurkan kepada penghafal Quran yang baik untuk
memberikan perhatian khusus terhadap ayat-ayat yang serupa lafadznya.
Perhatian besar terhadap masalah ini akan menghasilkan hafalan yang
baik.
48
49
42
.
Menghafal pada waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, dan
menghafal pada waktu dewasa bagaikan mengukir diatas air.
Untuk itu sangat dianjurkan memanfaatkan masa usia emas untuk
menghafalkan.50
Selain cara diatas, ada cara yang lebih tepat penerapannya bagi
mereka yang mempunyai kesibukan tertentu. Mereka hanya perlu waktu
maksimal satu jam tiap hari, dapat dilaksanakan di rumah, selanjutnya
ikuti cara berikut:
a. Sediakan tape recorder dan kaset Al-Quran bacaan murratal seperti
yang dibacakan oleh Mahmud Al-Khusyawi dan lain-lain.
50
43
18.
Muttaqin Said, Menuju Generasi Qurani, (Ponorogo: PSIA Pondok Modern Gontor, tt),
44
Karena apapun
52
Ibid., 35.
45
Artinya:
Tidaklah dikatakan manusia kecuali karena ia lupa.55
53
46
47
pula, tetapi pada pertengahan atau akhir ayatnya berbeda, atau sebaliknya,
pada awalnya tidak sama tetapi pada pertengahannya atau akhir ayatnya
sama. Seperti contoh dalam surat Al-Mukminun ayat 83 dan surat AnNaml ayat 68.
a. Surat Al-Mukminun: 83
)16: (
)31 : (
48
49
50
setiap tamu yang mau ketemu dekat berjumpa nanti setelah selesai
menghafal.
b. Ruangan menghafal jangan dekat dengan tempat berdenda gurau,
tempat televisi, dan tempat telepon. Akibatnya konsentrasinya akan
terganggu.
c. Ruangan menghafal jangan dekat dengan tempat telpon. Apabila
memilih ruangan menghafal dekat dengan tempat telepon, maka akan
menanggung beban moral. Bila telephone berdering dan tidak
mengangkatnya,
perasaan
kurang
enak
karena
jangan-jangan
Apabila
orang
yang
sedang
menghafal
tersebut
51
)07() 02(
60
61
52
mencintai
kehidupan
dunia,
dan
meninggalkan
raih, apalagi
dengan
62
53
) 772(
)774(
Artinya:Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada
golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah
pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud
63
54
)13(..
64
55
Artinya: Andaikata hati itu suci, ia tidak akan pernah puas dengan
Al-Quran.65
Karena itu, menghafal Al-Quran tidak mungkin dilakukan
oleh orang berhati kotor. Mereka yang berhati kotor hanyalah
membayangkan kesan berat dan sulit ketika akan memulai
menghafal. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa maksiat dan dosa
sangat mempengaruhi hati manusia sehingga tercemar.
d. Tidak sabar, malas dan berputus asa
Menghafal
Al-Quran
diperlukan
kerja
keras
dan
56
)40(
Artinya: Balasan perbuatan jelek adalah perbuatan jelek yang
serupa. (Surat Asy-Syuura: 40) 66
Maka mafhum mukhalafahnya, setiap perbuatan yang baik
akan menghasilkan yang baik juga. Ungkapan ini kebenarannya
dapat dibuktikan. Ketika semua program keimanan dilakukan
semua seperti matsurat, puasa senin, kamis, shalat berjamaah dan
qiyamul lail, maka akan dirasakan bahwa melaksanakan semua itu
lebih ringan.
Jadi, siapapun memiliki peluang untuk menjadi hafidz AlQuran 30 Juz atau sebagainya selama ia bersabar, bersemangat
dan tidak berputus asa, cepat atau lambat.
66
57
)44(
Artinya: Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka
menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak
menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan
keinginan mereka dan dikatakan kepada mereka:Tinggallaj kamu
bersama orang-orang yang tinggal itu. (Surat At-Taubah: 46)68
67
68
58
59
mengulang-ulang
hafalan.
Jadi,
pengulangan
atau
69
60
ayat-ayat
Al-Quran,
dan
ketika
menghafal
61
disiplin
yang
mampu
mengatur
waktu
yang
memanfaatkan
waktu.
sebagian
Pandai-pandailah
besar
manusia
yang
serupa,
kadang-kadang
suka
)70(
)9(
)25(
)24(
d. Pengulangan yang sedikit
Terkadang ketika
menghafalkan,
seorang penghafal
70
62
seutuhnya
mengenal
Al-Quran,
terkadang
juga
63
Bagaimanapun
tingginya
kemampuan
untuk
64
Artinya:
)09: (
71
65
hanya disunatkan saja. Selain itu disunatkan menghadap kea rah kiblat
dengan menundukkan kepala untuk menghormati kepada Al-Quran serta
duduk yang baik.75
Sebagaimana pendapat Ibnu Qudamah yaitu: Sebaiknya orang
yang hendak membaca Al-Quran wudhu terlebih dahulu, juga
memperhatikan adab-adab yang baik, duduk bersila, tidak boleh bersandar
atau duduk dengan posisi sekenanya atau dengan posisi yang
menggambarkan kecongkaan. Keadaan yang paling bagus saat membaca
Al-Quran ialah saat berdiri dalam shalat dan dilakukan di masjid.76
3. Disunatkan membaca istiadzah dan basmallah sebelum memulai
membaca ayat-ayat Al-Quran, yaitu:
.
Dengan maksud memohon kepada Allah agar kita dijauhkan dari
bisikan dan pengaruh syetan, sehingga hati dan pikiran bisa menjadi
tenang.
4. Memilih tempat-tempat yang bersih lagi suci, seperti dirumah, di mushaf,
di surau, atau di masjid.
75
66
5. Diwajibkan menggunakan
dalam
kesendiriannya,
serta
penghiburnya
dalam
77
67
)029(
68
Allah
SWT
adalah
Al-Hallul
Murtahal
(tindakan
yang
berkelanjutan).82
Lebih lanjut Abdul Aziz Abdur Rauf, menjelaskan tentang etika
penghafal Al-Quran yaitu:
a. Selalu menjaga keikhlasan karena Allah dan menjaga diri dari riya.
b. Harus selalu mutamayiz (unggul) dari orang lain, menjaga diri dari
laghwu, dan selalu bersegera dalam melakukan ketaatan kepada Allah.
c. Jangan mencari popularitas atau berniat menjadikannya sebagai sarana
mencari nafkah.
d. Jangan merasa dirinya lebih baik dari orang lain, namun hendaknya selalu
bertawadlu.
e. Janganlah berniat mencari imbalan duniawi dari Al-Quran.
f. Jangan berniat menjadikannya sebagai alat meminta-minta kepada
manusia.
g. Berhati-hati dari sifat orang munafik.
h. Berhati-hati dari tergelincir kepada maksiat (fusuq).
i. Banyak berdoa kepada Allah, agar Al-Quran menuntunnya ke jannah
j. Selalu bersama Al-Quran sampai ia menghadap Allah.83
82
83