Anda di halaman 1dari 8

2.

4 Asuhan Keperawatan Umum


2.4.1

Asuhan Keperawatan Cystic Fibrosis

1. Pengkajian
Data yang dikumpulkan selama pengkajian digunakan sebagai dasar
untutk membuat rencana asuahan keperawatan klien. Proses pengkajian
keperawatan harus dilakukan dengan sangat individual (sesuai masalah dan
kebutuhan klien saat ini). Dalam menelaah status pernapasan klien, perawat
melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk memaksimalkan data yang
dikumpulkan tanpa harus menambah distres pernapasan klien. Setelah
pengkajian awal perawat memilih komponen pemeriksaan yang sesuai dengan
tingkat distres pernapasan yang dialami klien.
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :
1. Identitas Pasien
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang: nama, umur, jenis
kelamin, alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa
yang dipakai, status pendidikan dan pekerjaan pasien.
2. Keluhan Utama
Kaji keluhan utama pada saat klien datang untuk periksa.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji keluhan penyakit saat pemeriksaan, umumnya klien cystic fibrosis
menunjukkan adanya nyeri dada sesak saat bernafas dan batuk
dikarenakan adanya mutasi genetic yang membentuk protein CF
transmembrane conductance regulator (CFTR) yang terletak pada
kromosom 7.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji riwayat penyakit klien terdahulu seperti adanya infeksi pada saluran
pernafasan, infeksi, amandel, atau yang lainnya. Selain itu perlu
ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit seperti TBC
paru, pneumonia, gagal jantung, tauma dan sebagainya. Hal ini diperlukan
untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakitpenyakit yang disinyalir sebagai penyebab cystic fibfosis. Cystic Fibrosis

bisa berasal dari kedua orang tua yang merupakan carrier dari gen resesif
CFTR atau salah satu dari orang tua ada yang menderita cystic fibrosis.
6. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang
dilakukan terhadap dirinya.
2. Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Breath)
Meliputi sesak napas, paru kekurangan oksigen sehingga jaringan rusak
dan kulit berwarna kebiruan (sianosis) dan batuk yang semakin hari
semakin buruk
2. B2 (Blood)
Memungkinkan terjadinya hiperglikemi akibat pankreas tidak dapat
menghasilkan insulin dengan baik akibat mukus yang berlebihan hingga
merusak pankreas.
3. B3 (Brain)
Dilakukan pengkajian kesadaran melalui inspeksi. Melalui pemeriksaan
GCS untuk menentukan tingkat kesadaran klien.
4. B4 (Bladder)
Terganggunya kelenjar keringat dapat berpengaruh terhadap produksi
urine penderita Cystic fibrosis, karena pada pasien CF terdapat gangguan
pada transport klorida dan natrium.
5. B5 (Bowel)
Pada

bowel

kelainanya

meliputi

diare,

dehidrasi,

nyeri

dan

ketidaknyamanan pad perut karena terlalu banyak gas dalam usus sebgai
akibat disfungsi enzim digestine. Selain itu, dapat ditemui kelainan berupa
nafsu makan besr tetapi tidak menambah berat badan dan pertumbuhan
(cenderung menurun).
6. B6 (Bone)
Tidak ditemukan keluhan

3. Analisa data
DATA

ETIOLOGI

MASALAH

DS : Batuk produktif, dahak Kelainan gen CFTR

KEPERAWATAN
Ketidakefektifan bersihan

sulit dikeluarkan,batuk semakin Kelainan pada paru

jalan napas

buruk.

Mengurangi volume cairan

DO : Ronchi, sputum purulen.

pada permukaan saluran


napas
Penebalan

mucus,

depresi

cairan perisiliar
Adhesi mucus pada saluran
napas
Bakteri tidak teridentifikasi
oleh system imun
Kegagalan

membersihkan

mucus -> batuk/siliar


Reaksi inflamasi paru
Produksi mucus meningkat
DS

Sesak

napas,

Ronkhi
batuk Kelainan gen CFTR

produktif.

Cystic fibrosis

DO : - Sputum purulen, adanya

Kelainan pada paru

obstruksi jalan napas ( polip


nasal ).
- Adanya ketidaknormalan pada
pada pemeriksaan GDA.

Mengurangi volume cairan


pada permukaan saluran
napas, penebalan mucus,
depresi cairan perisiliar
Adhesi mucus pada saluran
napas
Bakteri tdak teridentifikasi
oleh system imun
Kegagalan

membersihkan

mucus -> batuk/siliar

Gg. Pertukaran gas

Reaksi inflamasi paru


Ion

Cl-

tidak

dapat

disekskresi
Ion Na+ diabsorbsi dengan
berlebih
Absorbs air secara pasif ke
dalam sel
Polip nasi
DS

Sesak

napas,

Obstruksi nasal
batuk Kelainan gen CFTR

beulang dan bersputum.

Cystic fibrosis

DO : Sputum purulen, terdapat

Kelainan pada paru

obstruksi pada bronkus.

Ketidakefektifan
napas

Mengurangi volume cairan


pada permukaan saluran
napas
Penebalan

mucus,

depresi

cairan perisiliar
Adhesi mucus pada saluran
napas
Bakteri tdak teridentifikasi
oleh system imun
Kegagalan

membersihkan

mucus -> batuk/siliar


Reaksi inflamasi paru
Produksi mucus berlebih di
bronkus
Obstruksi bronkeal\
Sesak

4. Diagnosa Keperawatan

pola

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekret mukus


yang kental dan banyak serta upaya batuk buruk.
2. Ketidakefektifanpola nafas berhubungan dengan obstruksi trakeobronkial.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

2.4.2

Asuhan Keperawatan Silikosis dan Asbetosis

1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Pengkajian identitas pasien terdiri dari Nama ,umur, sex, alamat, suku,
bangsa, pendidikan, pekerjaan. Silikosis dan Asbetosis lebih sering
diderita oleh kalangan pekerja industri/bangunan atau yang sering
berhubungan dengan silica atau asbes yang sebagian besar dilakukan oleh
pria sehingga lebih sering menyerang pria dibanding wanita.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien dengan silicosis atau asbetosis pada umumnya mengalami sesak saat
bernafas, keluhan nyeri dada, lemas, batuk berdahak
c. Keluhan utama
Pada klien dengan silicosis atau asbetosis akan mengeluh sesak, batuk,
demam
d. Riwayat Penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah klien pernah mengalami infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA) dengan gejala luka tenggorok, riwayat
bronchitis,TBC.
e. Riwayat penyakit keluarga
Umumnya klien dengan silikosis atau asbetosis tidak memiliki penyakit
keluarga yang berhubungan dengan penyakit ini
f. Riwayat Psikososial

Perawat perlu mengkaji tentang perasaan, status emosional, dan perilaku


klien. Misalnya, klien sering merasa cemas akibat nyeri yang kronis dan
mengisolasi diri karena penyakit yang diderita.
g. Pemeriksaan Fisik:
1

B1 (Breath) : sesak napas, nyeri saat bernafas akibat adanya jaringna


parut di alveoli, RR menurun, batuk berdahak, adanya penggunaan
otot bantu pernafasan inspirasi, hipoksia

B2 (Blood) : cyanosis, hypoxia, HR meningkat, TD meningkat,


takikardi

B3 (Brain) : demam, cemas, penurunan kesadaran

B4 (Bladder) : -

B5 (Bowel) : nafsu makan turun, BB turun, Pasien lemah

B6 (Bone) : malaise

h. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tes Gas darah arteri biasanya ditemukan hipoksia dan hipokapnia,
biasanya didapatkan leukosit 15.000-40.000/mm, biakan sputum,
darah, bila perlu cairan efusi pleura
2. Pemeriksaan serologi
System imun ditemukan abnormal pada penderita silikosis termasuk
peningkatan kadar factor rematoid,antinuclear antibody dan
komplek imun.
3. Pemeriksaan Radiologi
4. Ditemukan nodul dan gambaran berbentuk garis yang banyak untuk
mencurigai adanya silicosis/asbestosis
2. Analisa data
No
1

Data
Etiologi
Masalah
DS: pasien mengatakan sering Sekresi
mucus Bersihan jalan napas
batuk-batuk disertai berdahak
DO: pasien terlihat sesak,
terdengar suara ronkhi(+),
penggunaan otot bantu
pernapasan

meningkat

tidak efektif

DS:Pasien

mengatakan

napas
DO: Hipoksia,

sesak Adanya jaringan Gangguan


parut di alveoli

pertukaran gas

hipoksemia,

cyanosis,

pucat,

ketidaknormalan

frekuensi,

irama dan kedalaman nafas,


takikardi. Pada lapangan paru
bawah

bilateral

terdapat

bercak-bercak nodular

DS: Pasien mengatakan demam Peningkatan laju Hipertemia


DO:
hasil
lab
leukosit
metabolisme
meningkat,
suhu
sekunder
dari
meningkat(T:37,5)
reaksi
sistemis
asbes/silica
DS : Klien merasa lemah, tidak Kelemahan
nyaman

dan

fisik Intoleransi Aktivitas

peningkatan

DO: denyut jantung meningkat, metabolisme


TD meningkat.

umum
dari

kurus,

BB

menurun, kurang

albumin << 3,2


11g/dl
memerah

nutrisi

dari kurang

, Hb << kebutuhan

rambut
pada

kerusakan

pertukaran gas
Intake makanan Perubahan

DS : Klien merasa lemas


DO:

sekunder

dari

kebutuhan tubuh

terlihat

anak-anak,

lapisan subkutan tipis.


3. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif b/d sekresi mukus meningkat ditandai dengan
pasien mengeluh batuk dan berdahak,sesak napas.
b. Gangguan Pertukaran gas b/d adanya jaringan parut di alveoli ditandai dengan
pasien mengeluh sesak napas,hipoksia,hipoksemia,cyanosis.

c. Hipertermia b/d Peningkatan laju metabolisme sekunder dari reaksi sistemis


asbes/silica ditandai dengan demam,kelemahan,hasil lab tes serologi mengalami
peningkatan.
d. Intoleransi aktivitas b/d Kelemahan fisik dan peningkatan metabolisme umum
sekunder dari kerusakan pertukaran gas ditandai dengan lemas hasil TD meningkat,
HR meningkat
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Intake nutrisi in
adekuat sekunder terhadap proses penyakit ditandai dengan penurunan BB dan nafsu
makan menurun.

Anda mungkin juga menyukai