Anda di halaman 1dari 22

AKUNTANSI MANAJEMEN

KLASIFIKASI, KONSEP & TERMINOLOGI BIAYA

DISUSUN OLEH
ANDRI PRASETYO 2012.35.1995
VENIA RAHMA VILLY
2013.35.2117
DEASSY YULIANTI 2013.35.2167

S1 AKUNTANSI MALAM
STIE AHMAD DAHLAN
ISNANDHA, SE, M.Si

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah dalam junjungan Nabi Muhammad SAW. Sehingga
kami segenap penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa ada
halangan suatu apapun yang berarti. Dalam pembahasan makalah ini penyusun
mencoba membahas mengenai Memahami Konsep, Klasifikasi dan Terminologi
Biaya.
Pada mata kuliah Akuntansi Manajemen dimana dalam makalah ini,
pembaca akan mengetahui berbagai hal mengenai konsep biaya yang lebih
terperinci dari jenis, golongan, dan klasifikasinya untuk perusahaan pabrikasi,
perusahaan jasa ataupun perusahaan dagang, agar pembaca di masa depan lebih
mengetahui konsep biaya di suatu perusahaan.
Ucapan terima kasih tak lupa kita sampaikan kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga setelah mempelajari makalah
ini, pembaca pada umumnya diharapkan dapat mengambil manfaat berupa
penambahan wawasan dan dapat mengembangkan ke dalam diskusi dan lain
sebagainya, begitu pun khususnya penyusun sendiri.

Jakarta, 22 Februari 2015

Penyusun

PENDAHULUAN
Untuk melaksanakan tanggung jawab-tanggung jawab perencanaan dan pengendalian,
manajer membutuhkan informasi tentang organisasi. Dari sudut pandang akuntansi, kebutuhankebutuhan informasi manajer paling sering berkaitan dengan biaya-biaya organisasi.
Menghasilkan pendapatan tidaklah menjamin adanya laba. Pengetahuan mengenai biaya-biaya
dapat membuat perbedaan signifikan dalam keberhasilan keuangan sebuah perusahaan. Entitasentitas bisnis yang sangat memahami dan mengendalikan biaya-biaya mereka biasanya yang
menimba sukses.
Dalam akuntansi keuangan, istilah biaya didefinisikan sebagai pengorbanan yang
dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa. Pengorbanan mungkin diukur dalam kas yang
dikucurkan, aktifa yang ditransfer, jasa yang diberikan, dan lain-lain. Definisi ini mudah
dinyatakan dan diterima secara luas dalam akuntansi keuangan.
Dalam akuntansi manajemen, istilah biaya digunakan dalam banyak cara yang berbeda.
Sebabnya adalah terdapat banyak jenis biaya yang berlainan, dan biaya-biaya ini diklasifikasikan
secara berbeda menurut kebutuhan-kebutuhan manajemen.

PEMBAHASAN
KONSEP BIAYA
Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi biaya dan akuntansi
manajemen. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan untuk proses perencanaan,
pengendalian dan pembuatan keputusan.
Pengertian Biaya
Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumber daya yang dihitung
dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaan, jasa, tenaga
kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau
kepentingan lainnya. Dapat diartikan juga sebagai penggunaan sumber-sumber ekonomi yang
diukur dengan satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.
Dalam Akuntansi Keuangan :
Biaya adalah suatu pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa.
Dalam Akuntansi Manajemen :
Biaya (Cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan (dibayarkan) untuk barang atau
jasa yang diharapkan memberikan manfaat (pendapatan) pada saat ini atau di masa mendatang
bagi organisasi.
Biaya yang akan memberikan manfaat (benefit) hanya pada periode berjalan (current periode)
biasanya dicatat sebagai beban.
Menurut Hansen dan Mowen (2004:40):
Biaya didefinisikan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang
akan datang bagi organisasi.
Menurut Supriyono (2000:185):
Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa.
Menurut Harnanto dan Zulkifli (2003:14):
Biaya adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang yang harus dikorbankan untuk
memperoleh tujuan akhir yaitu mendatangkan laba.
Jadi menurut beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan kas
atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa

yang diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba dimasa
mendatang.
Karakteristik Biaya sebagai berikut :
1. Uang artinya Biaya aktiva harus dinyatakan dengan uang
2. Hak pemakaian artinya Perusahaan akan mempunyai hak untuk mengggunakan aktiva atau
mendapatkan berbagai manfaat dari penggunaan aktiva tersebut
3. Nilai artinya Biaya suatu aktiva mencerminkan nilai ekonomis yang nantinya tersebut akan
digunakan oleh perusahaan
4. Kondisi dan pembatasan artinya hak atas pemakaian bersifat tak bersyarat dan jika aktiva
tersebut milik perusahaan melalui pembelian maka hak perusahaan akan aktiva menjadi tidak
dapat dibatasi
5. Unsur Waktu artinya Jika aktiva memberikan waktu pemakaian yang lama maka akan
mencerminkan biaya yang berbeda
6. Berwujud dan tak berwujud artinya karena aktiva merupakan hak yang memiliki umur
ekonomis
7. Nilai Guna artinya kegunaan merupkan esensi dari biaya aktiva, tanpa nilai guna perusahaan
tidak akan melakukan pengadaan (perolehan) aktiva

KLASIFIKASI BIAYA
Klasifikasi biaya diperlukan untuk menentukan metode yang tepat untuk menghimpun
dan mengalokasi biaya. Adapun biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
I

Biaya untuk Laporan Keuangan


A. Biaya Produk
Biaya produk merupakan biaya yang secara langsung dapat diidentifikasikan sampai ke
produk jadi, meliputi Biaya Bahan Langsung, Tenaga Kerja langsung, dan Biaya
Overhead Pabrik. Elemen produk (harga pokok produk), seperti :
1) Bahan Baku (direct materials)
Bahan (materials) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan baku tidak langsung
(indirect materials). Bahan baku adalah semua bahan yang dapat diidentifikasikan
dengan produk jadi, yang dapat ditelusur ke produk jadi, dan yang merupakan bagian
terbesar dari biaya produksi. Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang
digunakan dalam produksi tetapi secara fisik bukan bagian dari produk yang sudah
jadi.

a) Biaya Bahan Baku Langsung (direct material cost) adalah biaya bahan baku
pada produk dan penyisihan yang wajar untuk unit barang sisa dan cacat. Biaya
bahan langsung meliputi biaya bahan dalam produk atau objek biaya lainnya
(dikurangi potongan pembelian, tetapi sudah memasukkan ongkos angkut dan
beban-beban yang berkaitan) dan biasanya ditambah sejumlah tertentu yang
reasonable yang berkaitan dengan sisa produksi dan unit-unit yang cacat
produksi. Di pihak lain, biaya bahan yang digunakan dalam proses
pemanufakturan yang bukan merupakan produk akhir disebut biaya bahan tak
langsung. Contohnya, supplies yang digunakan oleh tenaga kerja, seperti
pembersih, peralatan-peralatan kecil dan bahan yang dibutuhkan oleh mesin,
misalnya minyak pelumas.
b) Biaya Bahan Baku tidak Langsung (indirect material cost) adalah biaya dari
bahan baku yang digunakan dalam produksi tetapi secara fisik bukan bagian dari
produk yang sudah jadi. Biaya tenaga tak langsung memberikan peran untuk
mendukung

proses

pemanufakturan.

Contohnya,

biaya

untuk

supervisi,

pengendalian kualitas, inspeksi, pembelian dan penerimaan bahan, tenaga


kebersihan, waktu istirahat, pelatihan.
Konsep contoh biaya tak langsung diatas juga diterapkan pada perusahaan jasa.
Contohnya, sebuah restoran, biaya langsungnya berupa biaya untuk makanan dan
biaya penyiapan makanan, biaya tak langsung berupa biaya penanganan bahan
dan biaya penyimpanan bahan.

2) Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)


Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung (direct labor) dan
tenaga kerja tidak langsung (indirect labor).
a) Tenaga Kerja Langsung adalah semua tenaga kerja yang melaksanakan proses
produksi yang dapat ditelusur ke produk jadi dan merupakan bagian terbesar dari
biaya tenaga kerja. Tenaga kerja langsung meliputi tenaga kerja yang
menghasilkan produk dan jasa.

b) Tenaga Kerja tidak Langsung adalah semua tenaga kerja yang tidak dapat
dipertimbangkan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Tenaga kerja tidak
langsung meliputi biaya pengawasan, pengendalian mutu, inspeksi, pembelian
dan penerimaan, serta biaya pendukung proses produksi lainnya.

3) Biaya tidak Langsung lainnya


Selain biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku tidak langsung, biaya tidak
langsung lainnya jika diperlukan dalam menghasilkan produk atau jasa. Antara lain
adalah biaya fasilitas, peralatan yang digunakan untuk menghasilkan produk atau
jasa, dan peralatan pendukung lainnya seperti yang digunakan untuk penanganan
bahan baku. Biaya tak langsung lainnya ini meliputi biaya fasilitas, peralatan yang
digunakan dalam memproduksi produk atau menyediakan jasa, dan peralatanperalatan pendukung lainnya.
Semua biaya tak langsung, biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak
langsung, dan biaya tak langsung lainnya digabungkan dalam satu cost pool yang
disebut overhead.
Biaya bahan langsung dan biaya tenaga langsung dikelompokkan sebagai biaya
utama (prime cost). Sedangkan biaya overhead sebagai biaya konversi.

4) Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead)


Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik terdiri atas biaya
bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi tidak langsung
lainnya.
Biaya Hubungannya dengan Produksi

1. Biaya Prima (Prime Cost) adalah biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung dimana biaya tersebut berhubungan langsung dengan produksi.
2. Biaya Konversi (Convertion Cost) adalah biaya yang berhubungan dengan
mengolah bahan baku menjadi produk jadi sehingga Convertion Cost terdiri dari
biaya tenaga kerja langsung dan FOH.
B. Biaya Non Produk atau Biaya Daerah Fungsional
1) Biaya Pemasaran (Marketing) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk
atau jasa biasanya dalam rangka mendapatkan dan memenuhi pesanan. Contohnya
adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan, dan gudang perusahaan ke gudang
pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran biaya
contoh (sample).
2) Biaya Administrasi dan Umum (Administration) yaitu biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk mengarahkan, mengendalikan dan untuk mengoperasikan
perusahaan/menetapkan kebijakan. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan
bagian Keuangan, Akuntansi, Personalia dan Bagian Hubungan Masyarakat, biaya
pemeriksaan akuntan, biaya photocopy.
3) Keuangan (Financial) yaitu biaya yang berkaitan dengan upaya mencari dana.
Misalnya biaya bunga, biaya penerbitan obligasi dan biaya finansial lain.
Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum sering pula disebut
dengan istilah biaya komersial (commercial expenses).
C. Biaya Periodik
Seluruh biaya lainnya untuk mengelola perusahaan dan menjual produk bukan
merupakan biaya produk, biaya ini disebut biaya periodik (periodic cost). Biaya periodik
merupakan biaya yang saat pengakuan biayanya harus dikaitkan atau diukur dengan
horizon waktu, maksudnya ada biaya tertentu yang menghitung jumlahnya dari batasan
lamanya waktu. Misalnya beban sewa yang dihitung besarnya berdasarkan lamanya
pemakaian sewa yang dikurangi dari sewa dibayar dimuka. Beban sewa adalah unsur
laporan rugi laba, sedangkan sewa dibayar dimuka adalah unsur neraca. Pada perusahaan
manufaktur atau dagang, biaya periodik juga kadang kala disebut sebagai beban operasi
dan beban penjualan dan administrasi. Pada perusahaan jasa, biaya-biaya ini sering kali
disebut sebagai beban operasi.

Biaya Periodik adalah biaya yang secara tidak langsung berhubungan dengan
a.

produk dan karenanya tidak dimasukkan dalam unsur persediaan.


Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure) artinya jika manfaat biaya hanya satu
periode, Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada periode akuntansi dimana
pengeluaran ini terjadi. Pengeluaran ini menjadi beban pada periode tersebut, dan
dicantumkan dalam income statement. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai
revenue expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada periode terjadinya
pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil, dan umumnya pengeluaran ini sifatnya
rutin.
b.

Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) artinya jika manfaat biaya lebih dari
satu periode, Pengeluaran ini akan member manfaat pada beberapa periode
akuntansi. Jenis pengeluaran ini dikapitalisir dan dicantumkan sebagai harga
perolehan. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai capital expenditure jika
pengeluaran ini member manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya
relatif besar, dan pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.

II PENGGERAK BIAYA BERDASARKAN VOLUME


Banyak jenis biaya yang terjadi berdasarkan volume, seperti biaya bahan langsung dan
biaya tenaga langsung. Akuntan manajemen biasanya menyebut volume ini dengan volume
output atau hanya output. Pada nilai cost driver yang rendah, biaya meningkat pada tingkat
kenaikan yang semakin menurun karena terkait dengan faktor-faktor seperti lebih efisiennya
penggunaan sumber daya atau produktivitas yang semakin tinggi melalui proses
pembelajaran. Pada level cost driver yang lebih tinggi, biaya mulai meningkat dengan tingkat
kenaikan yang semakin tinggi jika ada ketidakefisien yang disebabkan perusahaan beroperasi
pada tingkat yang dengan batasan kapasitas yang dimiliki. Adapun biaya berdasarkan volume
dapat diklasiifikasikan sebagai berikut :
1. Biaya Variabel (Variable Cost) merupakan perubahan pada total biaya yang
dikaitkan dengan setiap perubahan pada jumlah penggerak. Biaya variabel dapat
juga diartikan sebagai biaya yang berubah secara proporsional dengan aktivitas
bisnis. Biaya variabel merupakan jumlah biaya marjinal terhadap semua unit yang
diproduksi. Hal ini juga dapat dianggap biaya normal. Biaya tetap dan biaya variabel

membentuk dua komponen dari total biaya. Biaya langsung, bagaimanapun, adalah
biaya yang dapat dengan mudah dikaitkan dengan objek biaya tertentu.
Namun, tidak semua biaya variabel adalah biaya langsung. Sebagai contoh, biaya
overhead variabel produksi adalah biaya variabel yang merupakan biaya tidak
langsung, tidak langsung menjadi suatu biaya. Biaya variabel kadang-kadang disebut
biaya tingkat-unit karena mereka bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi.
Adapun jenisnya sebagai berikut :
a) Biaya variabel teknis (engineered variabel cost), adalah biaya variabel yang
sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
b) Biaya variabel kebijakan (discretionary variabel cost), adalah biaya variabel
yang tingkat variabilitasnya dipengaruhi kebijakan manajemen.
2. Biaya Tetap (Fixed Cost) merupakan bagian dari total biaya yang tidak pernah
berubah meskipun output berubah dalam rentang yang relevan. Dalam akuntansi
manajemen, biaya tetap didefinisikan sebagai pengaluran yang tidak berubah sebagai
fungsi dari aktivitas suatu bisnis dalam periode yang sama. Contohnya,
seorang pedagang eceran harus membayar tagihan sewa dan sarana tanpa melihat
hasil penjualannya. Adapun jenisnya sebagai berikut :
a) Biaya tetap commited, merupakan biaya tetap yang timbul dan jumlah maupun
pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak bisa dikendalikan oleh
manajemen.
b) Biaya tetap discretionary, merupakan biaya tetap yang jumlahnya dipengaruhi
oleh keputusan manajemen.
3. Biaya Semi Variabel yaitu sejumlah biaya yang perubahan biayanya ditentukan dan
sekaligus tidak ditentukan oleh besarnya aktivitas operasional perusahaan.
Maksudnya suatu item biaya dalam jumlah tertentu sudah menjadi biaya
tetap sedangkan selebihnya adalah unsur semi variabel. Contohnya, biaya listrik
(listrik untuk penerangan = biaya tetap, listrik untuk menggerakkan mesin pabrik =
biaya variabel), biaya pemeliharaan kendaraan (biaya pemeliharaan kendaraan yang
rutin dikeluarkan, seperti ganti ban, ganti oli, overhaul = biaya tetap, sedangkan biaya
yang dikeluarkan tidak rutin atau insidentil seperti meratakan bekas penyok
diserempet bajaj atau metromini dan lain sebagainya = biaya variabel).

4. Biaya Campuran (Mixed Cost) digunakan untuk mengacu pada total biaya yang
meliputi komponen biaya tetap maupun biaya variabel seperti yang di contohkan.
5. Biaya Bertahap (Step Cost) jika biaya tersebut berubah seiring dengan perubahan
pada penggerak biaya tetapi secara bertahap. Biaya bertahap merupakan karakteristik
dari tugas-tugas klerikal tertentu, seperti proses pemenuhan pemesanan dan klaim
dari pelanggan.
6. Biaya Per Unit (Unit Cost) atau biasa disebut Biaya rata-rata (Average Cost)
merupakan total biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja dan overhead) dibagi
jumlah unit output. Konsep ini berguna dalam menetapkan harga dan mengevaluasi
profitabilitas produk, tetapi konsep tersebut dapat menimbulkan beberapa interpretasi
yang keliru.

Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Pabrikasi


Untuk membantu manajemen menganalisis biaya pabrikasi produknya, biaya pabrikasi pada
umumnya di bagi ke dalam tiga komponen, yakni :
1. Bahan langsung (direct materials)
Semua bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat
dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh: kayu dan minyak mentah.
2. Tenaga kerja langsung (direct labor)
Karyawan yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi.
Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk
tertentu.
3. Overhead pabrikasi (factory overhead)
Biaya bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan semua biaya pabrikasi lainnya
yang tidak dapat dibebankan langsung ke produk tertentu. Dengan kata lain, bahwa
overhead pabrik mencakup semua biaya pabrikasi kecuali yang dicatat sebagai biaya
langsung, yaitu bahan langsung dan pekerja langsung.
a. Bahan tidak langsung (indirect materials) adalah bahan-bahan yang dibutuhkan
guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sedemikian kecil
sehingga tidak dapat dianggap sebagai bahan langsung yang tidak berguna atau
tidak ekonomis. Contoh: paku, sekerup, perekat, dll.

b. Pekerja tidak langsung (indirect labor) adalah para karyawan yang dikerahkan dan
tidak secara langsung mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi.
Contoh: pelayan toko, pembantu umum, pengawas bahan, dsb
Dalam Perusahaan Pabrikasi (manufactured products)
Dalam Perusahaan Pabrikasi (manufactured products)
Total Biaya :
Total Biaya :
Biaya Produk + Biaya periode (komersial)
Biaya Produk + Biaya periode (komersial)
Biaya produk :
Biaya produk :
Biaya bahan langsung + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrikasi.
Biaya bahan langsung + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrikasi.
Biaya Periode (komersial) :
Biaya Periode (komersial) :
Biaya pemasaran/penjualan + Biaya administratif dan umum
Biaya pemasaran/penjualan + Biaya administratif dan umum

Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Dagang


A. Biaya produk (persediaan barang dagangan, pembelian, barang tersedia untuk dijual)
B. Biaya periode (beban penjualan dan administrative)

Contoh : Laporan Laba Rugi


PT. Lintas Media Nusantara
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2005
Pendapatan penjualan Rp. xxx.xxx

Biaya produk :
Persediaan barang dagangan, 1/1/2006 .Rp. xxx.xxx
Pembelian barang dagangan Rp. xxx.xxx (+)
Barang dagangan tersedia utk dijual .. Rp. xxx.xxx
Persediaan brg dagangan, 31/12/2006Rp. xxx.xxx (-)
Biaya pokok penjualan Rp. xxx.xxx
Laba kotor .Rp. xxx.xxx
Beban Penjualan dan Administratif
Biaya Periode :
Gaji . Rp. xxx.xxx
Komisi wiraniaga .. Rp. xxx.xxx
Sewa .. Rp. xxx.xxx
Periklanan . Rp. xxx.xxx
Utilitas . Rp. xxx.xxx
Asuransi . Rp. xxx.xxx
Keperluan kantor .. Rp. xxx.xxx (+)
Jml beban penjualan dan administratif .
Laba Operasi .

Rp.xxx.xxx
Rp.xxx.xxx

Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Jasa


Ada dua pertimbangan akuntansi mendasar untuk perusahaan jasa, yakni :
1
2

Biaya tenaga kerja yang relatif tinggi


Tidak adanya persediaan untuk dijual.

Biaya dalam perusahaan jasa dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya langsung (direct cost)
adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk atau jasa tertentu, seperti gaji
yang dibayarkan kepada para akuntan, pengacara, dll.

Biaya Tidak langsung (indirect cost)

adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke produk atau jasa, seperti asuransi atau sewa
kantor. Biaya tidak langsung biasanya dikurangkan dari pendapatan dalam periode di
mana biaya dipakai.
Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
PT Cahaya Abadai
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2006

Pendapatan Jasa Konsultasi

Rp. 18.000.000

Kompensasi dan Tunjangan


Sewa Kantor
Pelatihan dan Riset
Rekruitmen Karyawan
Asuransi Profesional
Lain-Lain

Rp. 8.500.000
Rp. 1.200.000
Rp. 900.000
Rp. 500.000
Rp. 350.000
Rp. 750.000

Jumlah Biaya
Laba Operasi

Rp. 12. 100.000


Rp. 7.900.000

Biaya Produk dan Biaya periode di Organisasi Bisnis


Jenis Perusahaan
Perusahaan Jasa

Biaya Produk
Biaya penyerahan Jasa.

Biaya Periode
Beban pemasaran

Perusahaan dagang

Biaya pembelian barang dagangan

Beban pemasaran

Perusahaan pabrikasi

dari pemasok

Beban administratif

Semua biaya pabrikasi, termasuk


Bahan Baku Langsung, Tenaga Kerja
Langsung, dan Overhead Pabrikasi

Beban pemasaran
Beban administratif

Manfaat Informasi Biaya bagi Manajer

Penilaian Persediaan yakni untuk mengetahui biaya mana yang akan dilekatkan
(dibebankan) dalam persediaan perusahaan.

Penentuan Laba Usaha yakni : untuk mengetahui biaya mana saja yang akan
dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi untuk menentukan laba usaha
selama periode tertentu.

Perencanaan Keuangan yakni : mengetahui perencanaan biaya masa depan dengan


tujuan finansial yang dikehendaki.

Pengendalian Kegiatan Usaha yakni : Mengetahui informasi tentang hasil biaya


sesungguhnya dibandingkan dengan biaya yang dianggarkan.

Pengambilan Keputusan yakni : untuk mengetahui keputusan apa yang harus diambil
dlm menghadapi berbagai alternatif tindakan yang berhubungan dengan biaya.

III.

KLASIFIKASI BIAYA UNTUK PEMBUAT KEPUTUSAN (DECISION


MAKING)
A. Biaya Diferensial
Biaya Diferensial adalah berbagai perbedaan biaya diantara sejumlah alternatif
pilihan yang dapat digunakan perusahaan. Biaya diferensial atau biaya relevan sering
pula disebut sebagai biaya marjinal atau biaya inkremental . Biaya diferensial
merupakan berbagai macam kemungkinan yang dapat terjadi dan dapat digunakan
perusahaan dalam menghitung biaya yang akan dikeluarkan perusahaan. Pada
dasarnya biaya diferensial merupakan biaya tunai atau out-of-pocket cost, yaitu biaya
yang memerlukan pengeluaran tunai saat ini atau pada masa mendatang yang harus

terjadi apabila suatu proyek dilaksanakan atau diperluas sampai melebihi ukuran yang
ditentukan semula.
Analisis biaya diferensial digunakan untuk menentukan kenaikan pendapatan,
biaya, dan marjin laba sehubungan dengan beberapa kemungkinan cara untuk
menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia.
Dalam analisis biaya diferensial, biaya variabel sangat relevan karena lazimnya
biaya variabel dapat dielakkan ketika proyek masih dalam tahap evaluasi dan tidak
jadi dielakkan. Sebaliknya, biaya tetap biasanya tidak dapat dielakkan dalam kondisi
apapun, karena itu tidak relevan bagi setiap keputusan sehubungan dengan biaya atau
profitabilitas relatif dari berbagai alternatif. Akan tetapi, jika biaya tetap terpaksa
dinaikkan, misalnya karena keputusan untuk menyewa ruang tambahan, membeli
fasilitas tambahan atau penyebab pengeluaran ekstra lainnya maka biaya tetap
semacam itu dapat dikelompokkan sebagai biaya diferensial. Karakteristik penting
agar suatu jenis biaya dapat dikelompokkan sebagai biaya diferensial atau biaya
relevan adalah sebagai berikut :
1. Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang. Biaya relevan bukanlah biaya
yang telah dikeluarkan perusahaan di masa lalu atau biaya historis, tetapi
merupakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang. Karena
itu sunk cost, yaitu biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah dengan
keputusan apapun, baik saat ini maupun yang akan datang tidak dapat
dikelompokkan sebagai biaya relevan.
2. Biaya tersebut berbeda diantara sejumlah alternatif. Biaya yang akan dikeluarkan
di masa mendatang harus merupakan biaya yang berbeda di antara berbagai
alternatif. Jika biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang tidak
memberikan perbedaan diantara berbagai alternatif yang ada maka biaya tersebut
tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya relevan, misalnya biaya depresiasi
aktiva tetap untuk bulan depan dimana proyek akan dilaksanakan.
Manfaat Analisis Biaya Diferensial Penggunaan biaya relevan di dalam
penyelesaian berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan akan sangat bermanfaat
bagi pengambilan keputusan perusahaan. Terdapat beberapa persoalan yang dapat
diselesaikan dengan metode ini, antara lain meliputi :
1. Menerima pesanan tambahan,
2. Menurunkan harga pesanan khusus,

3. Keputusan untuk memproduksi sendiri atau membeli,


4. Keputusan untuk memproses lebih lanjut atau tidak.
B. Biaya Peluang
Biaya peluang atau biaya kesempatan (Opportunity Cost) adalah biaya yang
dikeluarkan ketika memilih suatu kegiatan. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya
peluang muncul dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Sebagai contoh,
misalkan seseorang memiliki uang Rp 10.000.000,00. Dengan uang sebesar itu, ia
memiliki kesempatan untuk bertamasya ke Bali atau membeli sebuah Televisi. Jika ia
memilih untuk membeli Televisi, ia akan kehilangan kesempatan untuk menikmati
keindahan Bali, begitu pula sebaliknya, apabila ia memilih untuk bertamasya ke Bali,
ia akan kehilangan kesempatan untuk menonton Televisi. "Kesempatan yang hilang"
itulah yang disebut sebagai biaya peluang.
C. Biaya Masa Lalu (Sunk Cost)
Sunk cost adalah biaya yang telah dikeluarkan dan tidak dapat dipulihkan
kembali. Sebelum dikeluarkan, sunk cost termasuk ke dalam bagian opportunity cost
(sebagai dana cadangan atau lainnya) dan tidak relevan terhadap pengambilan
keputusan di masa depan. Istilah ini berasal dari industri minyak dimana keputusan
untuk menghentikan atau melanjutkan pengoperasian sumur minyak dibuat atas dasar
arus kas yang diharapkan dan tidak berdasarkan pada banyak uang dihabiskan dalam
pengeboran itu.

Hal

ini biasa

disebut

dengan

biaya tertanam

(embedded

cost), biaya tahun sebelumnya (prior year cost), biaya terdampar (stranded cost), atau
modal tenggelam (sunk cost).
The sunk cost effect refers to a tendency to continue an endeavour once an
investment in money, effort or time has been made (Arkes & Blumer, 1985), in the
face of being more economical not continuing it at present. This effect is also
known as the Concorde fallacy, or the Dont waste rule.
Efek sunk

cost mengacu

pada kecenderungan

untuk

terus

berinvestasi

dalam uang, usaha, atau waktu yang telah ada (Arkes & Blumer, 1985), pada faktanya
agar lebih ekonomis, sunk cost tidak lagi digunakan saat ini. Efek ini juga dikenal
sebagai kekeliruan Concorde, atau Jangan buang aturan.

Dalam pengambilan keputusan bisnis, sunk cost adalah biaya retrospektif yang
telah dikeluarkan dan tidak dapat dipulihkan. Sunk cost kontras dengan biaya
prospektif, biaya masa depan yang mungkin timbul atau berubah jika suatu tindakan
diambil. Biaya retrospektif dan prospektif dapat bersifat tetap (artinya tidak
tergantung pada volume kegiatan ekonomi, namun dapat diukur) atau bersifat variabel
(tergantung pada volume).
Dalam ekonomi mikro, hanya biaya prospektif yang relevan dengan keputusan
investasi. Jika sunk cost dimasukkan dalam pengambilan keputusan, maka hal itu
tidak rasional untuk menilai keputusan karena terlalu subjektif. Pembuat keputusan
dapat membuat keputusan sesuai dengan inisiatif mereka sendiri sehingga mereka
bisa mendikte keputusan yang berbeda dan belum tentu efisien. Sunk cost tidak
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan karena dalam pembuatan keputusan,
manusia dapat saja menerima atau menolak sehingga bisa saja mereka bertindak tidak
rasional ketika membuat keputusan.
Sunk cost tidak mempengaruhi apakah pilihan si pembuat keputusan rasional atau
tidak, hingga pembuat keputusan mengelola sumber dayanya sehingga ada calon
biaya, yaitu biaya masa depan yang dapat dihindari atau benar termasuk dalam setiap
proses pengambilan keputusan.
Contohnya, jika Anda mempertimbangkan membeli tiket preordering film, namun
belum benar-benar membeli, hal itu termasuk calon biaya sehingga dapat dihindari
(tidak membeli) dan jika harga tiket naik, Anda harus memasukkan perubahan biaya
dalam pertimbangan pembuatan keputusan dan mengevaluasi kembali keputusan
sebelumnya.
Para ekonom berpendapat bahwa sunk cost tidak diperhitungkan dalam
pembuatan keputusan yang rasional. Dalam kasus tiket film, jika tiket telah dibeli dan
pembeli ternyata tidak menyukai film tersebut, maka ada dua kemungkinan tindakan
yaitu :
1. Tetap menonton, atau
2. Batal menonton dan memilih aktivitas lain yang lebih diminati.
Dalam kedua kasus, pembeli telah membayar harga tiket sehingga bagian dari
keputusan tidak lagi mempengaruhi masa depan. Jika pembeli menyesal membeli

tiket, keputusan saat ini harus didasarkan pada apakah ia ingin melihat film atau
tidak. Ekonom ingin menunjukkan bahwa kedua pilihan sama merugikan, pilihan
pertama Anda sudah rugi biaya dan waktu sedangkan pilihan kedua Anda hanya rugi
biaya, tetapi waktu Anda dapat digunakan untuk hal yang Anda minati.
Sunk cost dapat menyebabkan biaya over-run. Perilaku ekonomi sering
mempengaruhi keputusan ekonomi karena loss aversion yaitu harga yang dibayarkan
menjadi patokan untuk nilai, sedangkan harga yang dibayar harus relevan. Hal ini
dianggap perilaku irasional. Para ekonom mencoba menunjukkan bahwa kekeliruan
sunk cost dan loss aversion umum terjadi karena irasionalitas.
Dua fitur khusus karakteristik sunk cost adalah sebagai berikut :
1. Bisa probabilitas terlalu optimis, dimana setelah investasi-evaluasi, investasi
diyakini akan membuat dividen meningkat.
2. Diperlukan tanggung jawab pribadi. Sunk cost yang muncul membuat si pengambil
keputusan merasa bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan.
Banyak orang memiliki keraguan tentang membuang sumber daya (loss
aversion). Dalam contoh di atas, tiket film tidak dapat dikembalikan, kebanyakan
orang akan merasa berkewajiban untuk pergi ke bioskop meskipun tidak benar-benar
meinginkannya, karena merasa menyia-nyiakan biaya yang telah dikeluarkan dan
tidak mungkin kembali. Para ekonom menyebutkan perilaku ini irasional artinya
tidak efisien karena salah mengalokasikan sumber daya dengan bergantung pada
informasi yang tidak relevan dengan keputusan yang telah dibuat. Bahasa sehari-hari,
ini dikenal sebagai membuang uang baik setelah buruk.
Faktanya sunk cost sering digunakan ketika menganalisis keputusan bisnis,
contohnya biaya promosi, biaya riset and development. Pemasaran (promosi) serta
riset dan pengembangan pasti menimbulkan biaya yang biasanya tidak bisa
dipulihkan. Setelah dikeluarkan, biaya tersebut hangus dan seharusnya tidak
mempengaruhi keputusan harga masa depan. Kesalahan tersebut dalam game theory
dikenal sebagai Kekeliruan Concorde.
Dilema Sunk Cost

Sunk cost tidak dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan karena dapat


menyebabkan keputusan irasional. Situasi ini dapat digambarkan dengan teori
permainan pendekatan untuk 1-player game.
Bygones Principal adalah teori ekonomi yang digunakan dalam bisnis. Teori ini
menekankan pentingnya mengabaikan biaya masa lalu dan hanya mempertimbangkan
biaya masa depan serta manfaatnya ketika membuat keputusan. Hal ini menunjukkan
ketika membuat keputusan, seseorang harus melakukan perhitungan matang dari
biaya tambahan akan dikenakan dan berapa besar manfaatnya terhadap keuntungan
ekstra.
Contoh,
Pada akhir 1980-an, PLTN USA belum siap beroperasi setelah menghabiskan
milyaran dolar. Dari sudut pandang ekonomi, milyaran dolar dari investasi masa lalu
tidak termasuk dalam pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Pass Principal
menyatakan bahwa milyaran dolar dari biaya masa lalu tidak relevan lagi. Dari sudut
pandang ekonomi, relevansi menyangkut biaya masa depan dan manfaat yaitu,
manfaat ekonomi dari listrik yang akan dihasilkan. Jadi dalam perhitungan ini sunk
cost milyaran dolar tadi tidak relevan untuk biaya masa depan dan manfaat sehingga
sunk cost tersebut diabaikan. Biaya masa depan PLTN akan lebih kecil. Sebuah
analisis murni ekonomi menyimpulkan bahwa cara tersebut paling efisien untuk
menyelesaikan konstruksi dan membuka PLTN. Namun, karena berbagai alasan,
termasuk sunk cost, pabrik itu ditutup pada tahun 1989 tanpa pernah menghasilkan
tenaga listrik komersial.
Sunk Cost tidak Masuk Perhitungan
Cash flow yang boleh diperhitungkan dalam analisa capital budgeting
hanyalah cash flow yang terpengaruh dari hasil keputusan capital budgeting
tersebut. Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan tidak akan
muncul lagi dari suatu proyek atau investasi baru. Oleh karena itu, menjadi tidak
relevan untuk memperhitungkan sunk cost dalam suatu analisa capital budgeting,
karena biayanya sudah terjadi sementara keputusan investasi yang diambil baru
akan terjadi di masa depan.

Misalnya, ketika suatu perusahaan melakukan riset pasar (riset and


development) terhadap produknya maka semua biaya yang dikeluarkan untuk riset
tersebut adalah sunk cost sehingga ketika melakukan evaluasi capital budgeting
sebelum produksi dijalankan, sunk cost tersebut tidak diikutsertakan dalam
perhitungan, karena memang biayanya sudah terjadi dan tidak akan terjadi lagi di
masa depan.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=makalah+akuntansi+manajemen&ie=utf-8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a
http://nyaknurul.blogspot.com/2011/03/konsep-dasar-akuntansi-biaya.html
http://kuliahgratis.net/makalah-pengertian-konsep-dan-jenis-biaya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Biaya
https://www.google.com/search?
q=memahami+konsep+biaya+dalam+akuntansi+manajemen&ie=utf-8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Muniya%20Alteza,%20SE.,M%20Si./Materi
%20Akuntansi%20Manajemen_Terminologi,%20Konsep%20&%20Klasifikasi%20Biaya.pdf
http://aprililmuttaqin.blogspot.com/2014/01/konsep-dasar-manajemen-biaya.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/akuntansi_manajemen/bab2-konsep_biaya.pdf
https://sites.google.com/site/pekembia/konsep-dan-pengertian-biaya/Laporan-KeuanganEksternal-Harga-Pokok-Produksi-Penjualan-Barang-Dalam-Proses-Laba-Rugi
http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi_manajemen

Anda mungkin juga menyukai