Makalah Pni Ke 5
Makalah Pni Ke 5
PENDAHULUAN
Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami Respon imun terhadap infeksi mikroorganisme.
2. Tujuan Khusus
Manfaat
Mampu memahami konsep dari respon imun serta pengaruh psikis terhadap
proses infeksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sistem imun merupakan sistem koordinasi respon biologik yang bertujuan
melindungi integritas dan identitas individu serta mencegah invasi organisme dan
zat berbahaya dilingkungan yang dapat merusak dirinya.
Sistem imun mempunyai sedikitnya 3 fungsi utama. Yang pertama adalah
suatu fungsi yang sangat spesifik yaitu kesanggupan untuk mengenal dan
membedakan berbagai molekul target sasaran dan juga mempunyai respons yang
spesifik. Fungsi kedua adalah kesanggupan membedakan antara antigen diri dan
antigen asing. Fungsi ketiga adalah fungsi memori yaitu kesanggupan melalui
pengalaman kontak sebelumnya dengan zat asing patogen untuk bereaksi lebih
cepat dan lebih kuat daripada kontak pertama.
Imunitas merupakan suatu mekanisme untuk mengenal suatu zat atau
bahan yang dianggap sebagai benda asing terhadap dirinya, selanjutnya tubuh
akan mengadakan tanggapan (respon imun) dengan berbagai cara, seperti
netralisasi atau melenyapkan, dengan akibat tidak selalu menguntungkan bagi
tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).
Respon imun adalah respon tubuh berupa satu urutan kejadian yang
kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respon
imunini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag,
sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks.
Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme pertahanan non spesifik dan
mekanisme pertahanan spesifik (Akip, dkk., 2010).
2.2 Mekanisme Pertahanan Tubuh
Ketika bakteri masuk ke dalam tubuh, maka sistem imun dalam tubuh
akan otomatis menjalankan suatu mekanisme untuk mempertahankan tubuh dari
mikroorganisme. Mekanisme pertahanan tubuh ada 2 yaitu, mekanisme nonspesifik dan mekanisme spesifik.
1. Mekanisme Pertahanan Non Spesifik
Protein fase akut adalah protein plasma yang dibentuk tubuh akibat
adanya kerusakan jaringan. Hati merupakan tempat utama sintesis
protein fase akut. C-reactive protein (CRP) merupakan salah satu
protein fase akut. Dinamakan CRP oleh karena pertama kali protein
khas ini dikenal karena sifatnya yang dapat mengikat protein C dari
pneumokok. Interaksi CRP ini juga akan mengaktivasi komplemen jalur
alternatif yang akan melisis antigen.
e. Sel natural killer (NK) dan interferon
Sel NK adalah sel limfosit yang dapat membunuh sel yang dihuni
virus atau sel tumor. Interferon adalah zat yang diproduksi oleh sel
leukosit dan sel yang terinfeksi virus, yang bersifat dapat menghambat
replikasi virus di dalam sel dan meningkatkan aktivasi sel NK.
2. Mekanisme Pertahanan Spesifik
Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga komponen
adaptif atau imunitas didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan
khusus terhadap satu jenis antigen, karena itu tidak dapat berperan
terhadap antigen jenis lain.
Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi
mikroorganisme maka imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme
pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yang diperankan oleh
sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya
seperti sel makrofag dan komplemen.
Imunitas spesifik hanya ditujukan terhadap antigen tertentu yaitu
antigen yang merupakan ligannya. Di samping itu, respons imun spesifik
juga menimbulkan memori imunologis yang akan cepat bereaksi bila host
terpapar lagi dengan antigen yang sama di kemudian hari. Akan terbentuk
antibodi dan limfosit efektor yang spesifik terhadap antigen yang
merangsangnya, sehingga terjadi eliminasi antigen. Sel yang berperan
dalam imunitas didapat ini adalah sel yang mempresentasikan antigen
(APC = antigen presenting cell = makrofag) sel limfosit T dan sel limfosit
Limfosit T
dimatangkan di Timus.
(Bone Marrow).
Berperan dalam imunitas humoral.
dalam sel.
Terdapat 3 jenis Limfosit T yaitu:
yaitu:
1. Limfosit B plasma,
memproduksi antibodi.
2.
Limfosit B pembelah,
menghasilkan Limfosit B
3.
cepat.
Limfosit B memori,
menyimpan mengingat
antigen yang pernah masuk ke
3. Limfosit T surpressor
(Surpressor T cells), berfungsi
dalam tubuh.
a. Imunitas selular
Imunitas selular adalah imunitas yang diperankan oleh limfosit T
dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya. Limfosit T
adalah limfosit yang berasal dari sel pluripotensial yang pada embrio
terdapat pada yolk sac; kemudian pada hati dan limpa, lalu pada
sumsum tulang. Dalam perkembangannya sel pluripotensial yang akan
menjadi limfosit T memerlukan lingkungan timus untuk menjadi
limfosit T matur.
Di dalam timus, sel prekusor limfosit T akan mengekspresikan
molekul tertentu pada permukaan membrannya yang akan menjadi ciri
limfosit T. Molekul-molekul pada permukaan membran ini dinamakan
juga petanda permukaan atau surface marker, dan dapat dideteksi oleh
antibodi monoklonal yang oleh WHO diberi nama dengan huruf CD,
artinya cluster of differentiation. Secara garis besar, limfosit T yang
meninggalkan timus dan masuk ke darah perifer (limfosit T matur)
terdiri atas limfosit T dengan petanda permukaan molekul CD4 dan
limfosit T dengan petanda permukaan molekul CD8. Sel limfosit CD4
sering juga dinamakan sel T4 dan sel limfosit CD8 dinamakan sel T8
(bila antibodi monoklonal yang dipakai adalah keluaran Coulter
Elektronics).
Di samping munculnya petanda permukaan, di dalam timus juga
terjadi penataan kembali gen (gene rearrangement) untuk nantinya
dapat memproduksi molekul yang merupakan reseptor antigen dari sel
limfosit T (TCR). Jadi pada waktu meninggalkan timus, setiap limfosit
T sudah memperlihatkan reseptor terhadap antigen diri (self antigen)
biasanya mengalami aborsi dalam timus sehingga umumnya limfosit
yang keluar dari timus tidak bereaksi terhadap antigen diri.
Secara fungsional, sel limfosit T dibagi atas limfosit T regulator dan
limfosit T efektor. Limfosit T regulator terdiri atas limfosit T penolong
Th
dipresentasikan
umumnya
bersama
baru
molekul
mengenal
produk
antigen
MHC
bila
(major
b. Imunitas humoral
Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit
B dengan atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B
akan dilaksanakan oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma.
Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG,
IgA, IgD, dan IgE. Limfosit B juga berasal dari sel pluripotensial yang
perkembangannya pada mamalia dipengaruhi oleh lingkungan bursa
fabricius dan pada manusia oleh lingkungan hati, sumsum tulang dan
lingkungan yang dinamakan gut-associated lymphoid tissue (GALT).
Dalam perkembangan ini terjadi penataan kembali gen yang
produknya merupakan reseptor antigen pada permukaan membran. Pada
sel B ini reseptor antigen merupakan imunoglobulin permukaan
(surface immunoglobulin). Pada mulanya imunoglobulin permukaan ini
adalah kelas IgM, dan pada perkembangan selanjutnya sel B juga
memperlihatkan IgG, IgA dan IgD pada membrannya dengan bagian
F(ab) yang serupa. Perkembangan ini tidak perlu rangsangan antigen
hingga semua sel B matur mempunyai reseptor antigen tertentu.
1) Pajanan antigen pada sel B
Antigen akan berikatan dengan imunoglobulin permukaan sel B
dan dengan bantuan sel Th (bagi antigen TD) akan terjadi aktivasi
enzim dalam sel B sedemikian rupa hingga terjadilah transformasi
blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma yang
mensekresi antibodi dan membentuk sel B memori. Selain itu,
antigen TI dapat secara langsung mengaktivasi sel B tanpa bantuan
sel Th.
Antibodi yang disekresi dapat menetralkan antigen sehingga
infektivitasnya hilang, atau berikatan dengan antigen sehingga lebih
mudah difagosit oleh makrofag dalam proses yang dinamakan
opsonisasi.
Kadang
fagositosis
dapat
pula
dibantu
dengan
oleh
makrofag.
Adhesi
kompleks
antigen-antibodi
ini
disebut
antibody-dependent
cellular
mediated
10
hormon,
langsung
ke
saluran
darah.
Sistem
11
endokrin
yang
terdiri
dari
kelenjar-kelenjar
terhadap
diproduksi
oleh
stres.
Hormon-hormon
kelenjar
adrenal
stres
yang
membantu
tubuh
hormon-hormon
yang
dapat
menyebabkan
kekebalan
(immune
system)
adalah
sistem
yang
disebut
antigen
(antigens),
atau
bisa
penelitian
terhadap
sejumlah
mahasiswa
teknologi
lainnya,
ataupun
kekerasan
juga
aktivitas
viseral
dengan
menghambat
dan
piloereksi.
saraf
simpatik
pelvis
suatu
contohnya
sistim
simpatik
dominan
selama
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) adalah sistem mekanisme pada
organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan
mengidentifikasi dan membunuh patogen. Sistem imun terbagi dua berdasarkan
perolehannya atau asalnya,yaitu:
1. Sistem imun Non Spesifik (Sistem imun alami)
2. Sistem imun Spesifik (Sistem imun yang didapat/hasil adaptasi)
Berdasarkan mekanisme kerjanya, sistem imun terbagi, yaitu:
1. Sistem imun humoral (sistem imun jaringan atau diluar sel, yang
berperan adalah Sel B "antibodi"
2. Sistem imun cellular (sistem imun yang bekerja pada sel yang
terinfeksi antigen, yang berperan adalah sel T (Th, Tc, Ts).
Pengaruh psikis terhadap infeksi : Stres meningkatkan resiko terkena
berbagai jenis penyakit fisik, dari mulai gangguan pencernaan sampai penyakit
jantung.
Bidang
ilmu
psikoneuroimunologi
(psychoneuroimmunology)
14
DAFTAR PUSTAKA
A, Bessel etc. (2005). Disorders of Extreme Stress: Journal of
Traumatic Stress Vol.8 No.15
Boden, E. 2005. Blacks Veterinary Dictionary. London: A & C Black
Hirsch, D., & Zee, C. 1999. Veterinary Microbiology. Oxford: Blackwell Science
Kayser, F., Bienz, K. A., Eckert, J., & Zinkernagel, R. 2005. Medical
Microbiology. New York: Thieme
Rhoades, R., & Tanner, G. 2003. Medical Physiology 2nd. Philadelphia:
Lippincott William & Wilkins
Parslow TG. The immune response. In: Stites DP, Terr Al, Parslow TG. Ed.
Medical immunology. 9th. Ed. Connecticut: Appleton & Lange, 1977. h. 6373.
Bellanti JA, Rocklin RE. Cell mediated immune reactions. In: Bellanti JA.
Immunology III. Philadelphia: WB Saunders Company 1985. h. 181. Abbas
KA, Lichman AH, Rober JS. Cellular and molecular immunology.
Philadelphia: WB SaundersCompany 1991. h. 302-9.
15