Anak Hasil Inseminasi
Anak Hasil Inseminasi
oleh dokter Arab, dengan istilah dari fiil (kata kerja) - menjadi yang berarti
mengawinkan atau mempertemukan (memadukan).
Kata talqih yang sama pengertiannya dengan inseminasi, diambil oleh dokter ahli
kandungan bangsa Arab, dalam upaya pembuahan terhadap wanita yang menginginkan
kehamilan.[1]
yang artinya
Sedangkan pengertian bayi tabung disebutnya sebagai istilah:
jabang bayi; yaitu sel telur yang telah dibuahi oleh sperma yang telah dibiakkan dalam tempat
pembiakan (cawan) yang sudah siap untuk diletakkan ke dalam rahim seorang ibu.
Teknik Pembuatannya
Untuk melakukan sinseminasi buatan (al-taqih al-Shinaiyah); yaitu sepasang suami-istri
yang menginginkan kehamilan, diharapkan selalu berkonsultasi dengan dokter ahli dengan
memeriksakan dirinya, apakah keduanya bisa membuahi atau dibuahi, untuk mendapatkan
keturunan atau tidak.[2]
Ada beberapa teknik inseminasi buatan yang telah dikembangkan di dunia kedokteran,
antara lain ialah :[3]
a.
Fertilization in Vitro (FIV) dengan cara mengambil sperma suami dan ovum istri kemudian
diproses di Vitro (tabung), dan setelah terjadi pembuahan, lalu lalu ditransper dirahim isteri.
b.
Gamet Intra Felopian Tuba (GIFT) dengan cara mengambil sperma suami dan ovum isteri, dan
setelah dicampur terjadi pembuahan, maka segera ditahan di saluran telur (tuba palupi). Teknik
kedua ini lebih alamiah dari pada teknik pertama, sebab sperma hanya bisa membuahi ovum di
tuba palupi setelah terjadi ejakulasi (pancaran mani) melalui hubungan seksual.
Sejak bayi tabung itu dimasukkan ke dalam rahim seorang ibu, sejak itu pula berlaku
larangan dokter yang harus dipatuhi oleh ibu, antara lain:
a.
b.
c.
Selain itu, untuk mencegah agar suami-istri tidak lagi mengalami kesulitan akibat tidak
hamil dengan cara senggama, maka perlu ditolong oleh dokter ahli, dengan cara inseminasi
buatan dan bayi tabung, yang diambil dari zat sperma dengan ovum suami-istri yang sah. Dan
sebaliknya, bila bersumber dari orang lain, maka dikategorikan perbuatan zina, dan dapat
menyulitkan persoalan hukum sesudahnya.[5]
Dari uraian-uraian di atas, dapat ditarik sebuah pemikiran bahwa :
a. Inseminasi buatan dengan sel sperma danovum dari suami istri sendiri dan tidak ditransfer
embrionya ke dalam rahim wanita lain (ibu titipan) diperbolehkan Islam, jika keadaan kondisi
suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukannya (ada hajat, jadi bukan untuk kelinci
percobaan atau main-main). Dan status anak hasil inseminasi macam ini sah menurut Islam;
b. Inseminasi buatan dengan sperma dan/atau ovum donor diharamkan (dilarang keras) Islam.
Hukumnya sama dengan zina dan anak yang lahir dari hasil inseminasi macam ini/bayi tabung
ini statusnya sama dengan anak yang lahir di luar perkawinan yang sah;
c. Pemerintah hendaknya melarang berdirinya Bank Nuthfah/Sperma dan Bank Ovum untuk
pembuatan bayi tabung, karena selain bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, juga
bertentangan dengan norma agama dan moral, serta merendahkan harkat manusia sejajar dengan
hewan yang diiseminasi tanpa perlu adanya perkawinan;
d.
Pemeritah hendaknya hanya mengizinkan dan melayani permintaan bayi tabung dengan sel
sperma dan ovum suami istri yang bersangkutan tanpa ditransfer ke dalam rahim wanita lain
(ibu titipan), dan pemerintah hendaknya juga melarang keras dengan sanksi-sanksi hukumannya
kepada dokter dan siapa saja yang melakukan inseminasi buatan pada manusia dengan sperma
dan/atau ovum donor.[6]
Kesimpulan
Inseminasi adalah teknik pembuahan (fertilisasi) antara sperma suami dan sel telur isteri
yang masing-masing diambil kemudian disatukan di luar kandungan (in vitro) sebagai lawan
di dalam kandungan (in vivo).
Secara hukum, bayi yang dihasilkan dari inseminasi ini memiliki dua macam yakni
diperbolehkan dengan catatan sperma yang diambil merupakan sperma yang berasal dari suami
istri yang sah, dan ditanam dalam rahim istri tersebut (bukan rahim orang lain) dan tidak
diperbolehkan, jika seperma yang diambil berasal dari laki-laki lain begitu pula dari wanita lain.
Artinya :
Petani itu telah mengawinkan pohon kurmanya.
Jadi pengertian inseminasi buatan adalah perpaduan sperma pria dengan ovum wanita, untuk
maksud pembuahan atau penghamilan.
Sedangkan pengertian bayi tabung adalah peletakan sperma laki-laki dengan ovum perempuan
pada suatu cawan pembiakan, sebagai persiapan untuk diletakkannya ke dalam rahim seorang
ibu.
3. Tidak boleh melakukan senggama dengan suami, selama 15 hari sejak insemilasi itu
diletakkan dalam rahimnya.
Selama ibu dinyatakan mengandung , perkembangan janin dalam rahimnya dapat di pantau oleh
dokter dan bidan, melalui sebuah alat yang disebut Ultra Sound, sehingga letak dan gerak janin
itu , dapat terlihat dengan jelas melalui layar alat canggih itu sampai ia lahir.
Artinya:
mudharat (kesulitan) itu dapat dihindarkan (dalam agama).
Maka kebolehan untuk upaya inseminasi buatan dan bayi tabung, yang bersumber dari zat suamiistri yang sah, berdasarkan sebuah hadits yang berbunyi:
.
Artinya:
tidak boleh mempersulit diri dan menyulitkan orang lain. H.R Ibnu Majjah, yang bersumber
dari Abi Said Al-Khudry.
Dan untuk mencegah agar suami-istri tidak mengalami kesulitan akibat tidak dapat hamil dengan
cara senggama, maka perlu ditolong oleh Dokter Ahli, dengan cara inseminasi buatan dan bayi
tabung, yang diambil dari zat sperma dengan ovum suami-istri yang sah. Tetapi bila zat itu
bersumber dari orang lain (bukan suami istri), maka dilarang dalam agama, karena digolongkan
perbuatan zina, dan menyulitkan penegakan hukum Islam dalam masalah yang lain, misalnya:
1. Mengacaukan hukum Islam untuk menentukan anak perempuan dari hasil inseminasi
dan bayi tabung bila ia dikawinkan.
2. Menyulitkan hukum Islam untuk menentukan hak-hak anak tersebut dalam urusan
perwarisan dan sebagainya.
Jadi jelas bahwa inseminasi buatan heterolog (artificial insemination donor) dilarang dalam
agama Islam, tetapi inseminasi buatan homolog (artificial insemination husband) dibolehkan,
karena benih yang diambilnya berasal dari sperma dan ovum suami-istri yang sah.
][1
][2
][3
][4
][5
][6
][1
][2
][3
][4
][5
][6