Anda di halaman 1dari 6

I.

KLASIFIKASI ISTILAH
a. Malaise
: perasaan tidak enak karena kondisi yang kurang sehat.
Biasanya terkait dengan berbagai kondisi medis yang berbeda dan
sering menjadi tanda pertama penyakit yang berbeda seperti infeksi
virus (Dorland, 2008).

II.

ANALISIS MASALAH
1. Perbedaan demam karena virus dan bakteri
Bakteri
1. Demam gradual, suhu tubuh akan
naik turun pada minggu pertama
dan mendekati minggu kedua
suhu tubuh tinggi tapi stabil.
2. Nadi menurun saat suhu tubuh
tinggi.
3. Disertai gejala lain seperti batuk,
pilek, diare.
4. Neutrophil

dan

meningkat.
5. Anemia
6. Trombosit normal.

eusinofil

1. Demam

Virus
tinggi

tanpa

gejala lain.
2. Demam akut mendadak.
3. Panas tinggi dengan suhu sampai
390C tanpa disertai batuk, pilek,
seringkali

panas

dialami oleh pasien. Faktor yang mempengaruhi gangguan persepsi

III.

BERBAGI INFORMASI
1. Ensefalitis
a. Definisi

akan

panas.
4. Nadi meningkat
5. Ada ruam kemerahan
6. Leukosit, trombosit, sel darah

2. Mengapa pasien halusinasi ?


Halusinasi merupakan salah satu gangguan sensori persepsi yang

kuping.

tinggi

teratasi dengan obat penurun

merah tinggi.
7. Limfosit tinggi.
Tabel 1.1 Perbedaan demam karena bakteri dan virus (Dinarelo, 2005)

yaitu :
a. Isolasi sosial
b. Faktor presdisposisi
c. Faktor presipitasi

disertai

: Menarik diri
: Biologis, psikologis, sosial budaya
: Biologis, stres lingkungan, sumber

Infeksi jaringan parenkim otak oleh berbagai mikroorganisme


(Mansjoer, 2000)
b. Etiologi
Ensefalitis dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti
bakteri, virus, parasit, fungi, riketsia (Mansjoer, 2000).
c. Klasifikasi
1. Ensefalitis bakteri
a. Ensefalitis supurativa
- Etiologi
Bakteri penyebab ensefalitis supurativa adalah :
staphylococcus aureus, streptococcus, E.coli dan
-

M.tuberculosa.
Patogenesis
Peradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis
media, mastoiditis, sinusitis, atau dari piema yang
berasal dari radang, abses di dalam paru, bronchiektasi,
empiema, osteomeylitis cranium, fraktur terbuka,
trauma

yang

menembus

ke

dalam

otak

dan

tromboflebitis. Reaksi dini jaringan otak terhadap


kuman yang bersarang adalah edema, kongesti yang
disusul dengan pelunakan dan pembentukan abses.
Disekeliling daerah yang meradang berproliferasi
jaringan ikat dan astrosit yang membentuk kapsula.
Bila kapsula pecah terbentuklah abses yang masuk
-

ventrikel.
Manifestasi klinis
Secara umum gejala berupa trias ensefalitis :
1. Demam
2. Kejang
3. Kesadaran menurun
Bila berkembang menjadi abses serebri akan timbul
gejala-gejala infeksi umum, tanda-tanda meningkatnya
tekanan intracranial yaitu : nyeri kepala yang kronik
dan progresif, muntah, penglihatan kabur, kejang,

kesadaran

menurun,

pada

pemeriksaan

mungkin

terdapat edema papil. Tanda-tanda deficit neurologist


tergantung pada lokasi dan luas abses (Mardjono,
2003).
b. Ensefalitis sifilis
- Etiologi
Ensefalitis sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum.
- Patogenesis
Infeksi terjadi melalui permukaan tubuh umumnya
sewaktu kontak seksual. Setelah penetrasi melalui
epithelium yang terluka, kuman tiba di sistim limfatik,
melalui kelenjar limfe kuman diserap darah sehingga
terjadi spiroketemia. Hal ini berlangsung beberapa
waktu

hingga

menginvasi

susunan

saraf

pusat.

Treponema pallidum akan tersebar diseluruh korteks


-

serebri dan bagian- bagian lain susunan saraf pusat.


Manifestasi klinis
Gejala ensefalitis sifilis terdiri dari dua bagian :
a. Gejala-gejala neurologis
Kejang-kejang yang datang dalam seranganserangan, afasia, apraksia, hemianopsia, kesadaran
mungkin menurun, sering dijumpai pupil AgryllRobertson, nervus opticus dapat mengalami atrofi.
Pada stadium akhir timbul gangguanan-gangguan
motorik yang progresif.
b. Gejala-gejala mental
Timbulnya proses dimensia

yang

progresif,

intelgensia yang mundur perlahan-lahan yang mulamula tampak pada kurang efektifnya kerja, daya
konsentrasi mundur, daya ingat berkurang, daya
pengkajian terganggu (Mardjono, 2003).
2. Ensefalitis virus
- Etiologi :
Virus yang dapat menyebabkan radang otak pada manusia :

a. Virus RNA
- Paramikso virus : virus parotitis, irus morbili
- Rabdovirus : virus rabies
- Togavirus : virus rubella flavivirus (virus ensefalitis
-

Jepang B, virus dengue)


Picornavirus : enterovirus (virus polio, coxsackie

A,B,echovirus)
- Arenavirus : virus koriomeningitis limfositoria
b. Virus DNA
- Herpes virus : herpes zoster-varisella, herpes
-

simpleks, sitomegalivirus, virus Epstein-barr


Poxvirus : variola, vaksinia
Retrovirus : AIDS
Manifestasi klinis
Dimulai dengan demam, nyeri kepala, vertigo, nyeri
badan, nausea, kesadaran menurun, timbul serangan
kejang-kejang,

kaku

kuduk,

hemiparesis

paralysis bulbaris (Mardjono, 2003).


3. Ensefalitis parasite
a. Malaria serebral
Plasmodium falsifarum penyebab terjadinya

dan

malaria

serebral. Gangguan utama terdapat didalam pembuluh


darah mengenai parasit. Sel darah merah yang terinfeksi
plasmodium falsifarum akan melekat satu sama lainnya
sehingga

menimbulkan

penyumbatan.

Hemorrhagic

petechia dan nekrosis fokal yang tersebar secara difus


ditemukan pada selaput otak dan jaringan otak. Gejalagejala yang timbul : demam tinggi.kesadaran menurun
hingga koma. Kelainan neurologik tergantung pada lokasi
kerusakan-kerusakan.
b. Toxoplasmosis
Toxoplasma gondii pada orang dewasa biasanya tidak
menimbulkan gejala- gejala kecuali dalam keadaan dengan
daya imunitas menurun. Didalam tubuh manusia parasit ini

dapat bertahan dalam bentuk kista terutama di otot dan


jaringan otak.
c. Amebiasis
Amuba genus Naegleria dapat masuk ke tubuh melalui
hidung ketika berenang di air yang terinfeksi dan kemudian
menimbulkan meningo- encefalitis akut. Gejala-gejalanya
adalah demam akut, nausea, muntah, nyeri kepala, kaku
kuduk dan kesadaran menurun.
d. Sistiserkosis
Sistiserkosis Cysticercus cellulosae ialah stadium larva
taenia. Larva menembus mukosa dan masuk kedalam
pembuluh darah, menyebar ke seluruh badan. Larva dapat
tumbuh menjadi sistiserkus, berbentuk kista di dalam
ventrikel dan parenkim otak. Bentuk rasemosanya tumbuh
didalam meninges atau tersebar didalam sisterna. Jaringan
akan bereaksi dan membentuk kapsula disekitarnya.
Gejaja-gejala neurologik yang timbul tergantung pada
lokasi kerusakan (Markam, 2003).
4. Ensefalitis fungi
Fungus yang dapat menyebabkan radang antara lain : candida
albicans, Cryptococcus neoformans, Coccidiodis, Aspergillus,
Fumagatus dan Mucor mycosis. Gambaran yang ditimbulkan
infeksi fungus pada sistim saraf pusat ialah meningo-ensefalitis
purulenta. Faktor yang memudahkan timbulnya infeksi adalah
daya imunitas yang menurun (Markam, 2003).
5. Riketsiosis serebri
Riketsia dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan kutu dan
dapat menyebabkan Ensefalitis. Di dalam dinding pembuluh
darah timbul noduli yang terdiri atas sebukan sel-sel
mononuclear, yang terdapat pula disekitar pembuluh darah di
dalam jaringan otak. Didalam pembuluh darah yang terkena
akan terjadi trombosis. Gejala-gejalanya ialah nyeri kepala,
demam, mula-mula sukar tidur, kemudian mungkin kesadaran

dapat menurun. Gejala-gejala neurologik menunjukan lesi yang


tersebar (Mardjono, 2003).
d. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan cairan serobrospinal
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan feses
- Pemeriksaan serologik darah (VDRL, TPHA)
- Pemeriksaan titer antibody
- EEG
- Foto thorax
- Foto roentgen kepala
- CT-Scan
- Arteriografi (Mansjoer, 2000).

DAFTAR PUSTAKA
Mardjono, Mahar dan Sidarta,Priguna. NEUROLOGI KLINIS
DASAR. Dian Rakyat. 2003. Hal. 313-314, 421, 327-333.
Markam, Soemarmo. KAPITA SELEKTA NEUROLOGI. Gajah
Madah University Press. Edisi Ke Dua.2003. Hal.155-162
Mansjoer, Arif. Suprohaita. Wardhani, Wahyu Ika. Setiowulan,
Wiwiek. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Media
Aesculapius. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jilid 2. Edisi Ketiga. 2000. Hal.14-16

Anda mungkin juga menyukai