PEMBIMBING
dr. Marjanti, SpS
Disusun oleh:
Fenita Renny Dinata
07120090002
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. ES
Jenis Kelamin
: laki-laki
Usia
: 48 tahun
Agama
: Islam
Status marital
: Menikah
Pekerjaan
: Polisi
Pendidikan terakhir : S1
Suku
: Jawa
Alamat
: PSAK Jaya Subang
Tanggal masuk RS : 3 Mei 2013
Tanggal pemeriksaan
: 6 - 17 Mei 2013
Cekat tangan
: Kanan
2.
ANAMNESIS
Dilakukan secara
autoanamnesa
dan
alloanamnesa
(istri
penglihatan,
penglihatan
ganda,
kejang,
dan kaki.
Riwayat penyakit diabetes mellitus dan penyakit jantung
disangkal.
Riwayat rawat di rumah sakit selama satu minggu saat
paru.
Pasien memiliki 8 saudara, dan 2 kakak laki-lakinya sudah
meninggal karena serangan stroke.
hipertensinya,
3.
sakit,
pasien
mengurangi
makan-makanan
berlemak.
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol.
Olah raga teratur.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 6 Mei 2013
Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis; GCS E4M6V5
Tanda tanda vital:
Tekanan darah
: 180/100 mmHg
Pernafasan : 20 x/menit
Nadi
: 82 x/menit
Suhu
: 36,6C
A. STATUS GENERALIS
Kepala:
Normocephal, distribusi rambut merata, tidak ada bekas
luka.
Mata :
Mata simetris, pupil : 3mm / 3mm, isokor. Sklera ikterik
-/-, konjungtiva anemis -/-. Refleks cahaya langsung dan
deformitas,
cyanosis,
bekas
luka
maupun
deformitas,
cyanosis,
bekas
luka
maupun
N. II
:
5
Visus Normal.
Lapang pandang Normal.
Refleks cahaya langsung dan tidak langsung ++/++.
N. III/IV/VI :
N. V :
Sensorik : V1, V2, V3 : normal
Refleks Kornea : +/+
Motorik :
o Menggigit : Baik, tidak ditemukan paresis di otot
pengunyah.
o Membuka rahang : Baik, mulut lurus,
tidak miring ke
N. X :
N. XI :
Mengangkat bahu
: normal.
Memalingkan kepala: normal.
Kekuatan otot aksesorius: normal.
N. XII :
Deviasi
lidah
Terdapat
deviasi
lidah
ke
kiri
saat
menjulurkan lidah.
Atrofi/fasikulasi/tremor lidah : (-) / (-) / (-)
Artikulasi : Terganggu.
Pemeriksaan Motorik
Kekuatan otot :
Ekstremitas atas : 5555 / 3333
Ekstremitas bawah
: 5555 / 4433
Tonus :
Ekstremitas atas : normotonus / hipertonus (spastisitas)
Ekstremitas bawah
: normotonus / hipertonus (spastisitas)
Klonus :
Patella
: -/Achilles
: -/+
Trofi :
Ekstremitas atas : eutrofi / eutrofi
Ekstremitas bawah
: eutrofi / eutrofi
Refleks Fisiologis :
Biceps
: ++/+++
Triceps
: ++/+++
Patella
: ++/+++
Achilles
: ++/+++
Refleks Patologis :
Hoffman Tromnner
: -/+
Babinski
: -/Chaddock
: -/Schaefer
: -/Gordon
: -/Oppenheim
: -/Pemeriksaan Sensorik
Ekstremitas atas
o Rangsang Raba : normoestesia/normoestesia.
o Rangsang Nyeri : normoalgesia/normoalgesia.
o Rangsang Suhu : tidak dilakukan.
o Rangsang Getar : tidak dilakukan.
o Proprioseptif
: normal.
o Diskriminasi dua titik : normal.
Ekstremitas bawah
o Rangsang Raba : normoestesia/normoestesia
o Rangsang Nyeri : normoalgesia/normoalgesia
o Rangsang Suhu : tidak dilakukan.
o Rangsang Getar : tidak dilakukan.
o Proprioseptif
: normal.
o Diskriminasi dua titik : normal.
Pemeriksaan Sistem Saraf Otonom
BAB
: normal.
BAK
: normal.
Berkeringat : normal.
Pemeriksaan Fungsi Luhur
o Memori
o Kognitif
o Bahasa
: terganggu.
: terganggu.
: terganggu.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
3 Mei 2013
Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
Hasil
13 gr/dl
8300/ul
39%
302.000/ul
Nilai Normal
13-16 gr/dl
5000-10000/ul
40-48%
150.000400.000/ul
Kimia Klinik
Ureum
53 mg/dl
Creatinine
1,5 mg/dl
Glukosa
darah 99 mg/dl
10 50 mg/dl
0,5 1,5 mg/dl
<200 mg/dl
sewaktu
6 Mei 2013
Pemeriksaan
Hasil
Hematologi III / LENGKAP
Hemoglobin
12,7 gr/dl
Leukosit
7100/ul
Hematokrit
38%
Nilai Normal
13-16 gr/dl
5000-10000/ul
40-48%
8
Trombosit
259.000/ul
150.000400.000/ul
4%
74%
19%
3%
13 mm/jam
4,50 juta/ul
0 1%
1 3%
2 6%
50 70%
20 40%
2 8%
<15 mm/jam
4,5-5,5 juta/ul
7,2 g/dl
4,6 g/dl
2,6 g/dl
0,43 mg/dl
0,19 mg/dl
0,24 mg/dl
21,7 U/L
27,3 U/L
177 mg/dl
116 mg/dl
19 mg/dl
1,4 mg/dl
62 mg/dl
10 50 mg/dl
0,5 1,5 mg/dl
<200 mg/dl
sewaktu
b.
CT-SCAN
Dilakukan tanggal 3 Mei 2013.
Kesan: infark pada frontotemporoparietal dextra.
o Tampak
lesi
hipodens
batas tegas pada bagian
frontotemporoparietal
dextra.
o Tak
tampak
deviasi
midline.
o Sistem ventrikel normal.
o Sulkus dan gyrus dalam
batas normal.
o Tulang-tulang normal.
c.
EKG
Dilakukan tanggal 6 Mei 2013.
Hasil: Normal.
10
d.
Skoring
Siriraj Score
No
Gejala/Tand
Penilaian
Indeks
Skor
a
Kesadaran
0 : compos
X 2,5
Muntah
koma/koma
0 : tidak
X2
Nyeri
1: ya
0 : tidak
X2
Kepala
Tekanan
1 : ya
Diastolik
X 10%
Darah
Ateroma
0 : tidak
X (-3)
a. DM
1 : ya
mentis
1:
mengantuk
2: semi
2
b. Angina
pektoris;
Klaudika
sio
Intermite
n
6
Konstanta
-12
-12
Rumus : (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri
kepala dalam 2 jam) + (0,1 x diastolik) (3 x pertanda ateroma) 12
Pada pasien: (2,5x0)+(2x0)+(2x0)+(0,1x100)-(3x0)-12 = -2
Interpretasi:
Skor >1
: Perdarahan serebri
Skor <1
: Infark serebri
11
5.
RESUME
Pasien
usia
Tn.
48
tahun,
bekerja
masuk
ES,
laki-laki,
menikah
dan
sebagai polisi
ke
bangsal
Nuri
sebelum
pengobatan:
masuk
clopidogrel
Rumkit
75mg,
RS
captopril
Sukanto.
Riwayat
25mg,
citicoline
cephalgia,
demam,
mual,
muntah,
gangguan
GCS: E4M6V5=15.
12
Sensorik: Normoestesi.
Otonom: baik.
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis: Hemiparese sinistra, disertai dengan parese
Nervus VII sentral sinistra dan parese Nervus XII sinistra
sentral; hipertensi grade II; disatria.
Diagnosis Topis: hemisfer serebri dextra.
Diagnosis Etiologis : CVD iskemik berulang.
7. DIAGNOSIS BANDING
CVD hemoragik.
8. TERAPI
Umum
o Observasi tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi,
laju nafas).
o Breathing: menjaga
oksigenisasi
dan
ventilasi
baik;
hanya
boleh
sebesar
20%
maksimal;
koreksi
13
maupun
nyeri
kepala;
menghindari
hipertermia;
pengendalian kejang.
o Bladder: menjaga agar output urin tetap lancar; jika ada
retensio urin dipasang kateter.
o Bowel: menjaga nutrisi seimbang (25-30 kkal/kgBB/hari)
mg/hari).
Neuroprotektor
gram.
Antihipertensi
: Captopril 3x12,5mg tablet.
Obat-obatan untuk pencegahan gejala lain : asam
Citicoline
injeksi
2x1
diet
(rendah
natrium
dan
kolesterol),
10.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: bonam.
Quo ad functionam: dubia ad bonam.
Quo ad sanactionam
: dubia ad bonam.
FOLLOW UP
6 Mei 2013
S
: kelemahan pada tangan dan kaki kiri, susah untuk
O
E4V5M6
TD: 180/100 mmhg
Nadi: 82 x/menit
Respirasi 20 x/menit
Suhu: 36.6 oC
Rangsang meningeal : negatif.
Nervus cranialis : parese N. VII sentral sinistra, N. XII
sinistra.
Refleks fisiologis : ++/+++
Refleks patologis : Babinski group -/- ; Hoffman
Tromnner : -/+.
14
Kekuatan motorik
Sensoris
Tonus
: 5555 3333
5555 4433
: dalam batas normal
:
Normotonus/hipertonus
(spastisitas)
Klonus
:-/+
A
:
Diagnosis Klinis: Hemiparese sinistra, disertai dengan
parese Nervus VII sentral sinistra dan parese Nervus XII
P:
7 Mei 2013
S
: kelemahan pada tangan dan kaki kiri, susah untuk
O
E4V5M6
TD: 180/120 mmhg
Nadi: 84 x/menit
Respirasi: 20 x/menit
Suhu: 36,6oC
Rangsang meningeal : negatif.
Nervus cranialis : parese N. VII sentral sinistra, N. XII
sinistra.
Refleks fisiologis : ++/+++
Refleks patologis : Babinski group -/- ; Hoffman
Tromnner : -/+.
Kekuatan motorik
Sensoris
Tonus
(spastisitas)
Klonus
A
:
: 5555 3333
5555 4443
: dalam batas normal
:
Normotonus/hipertonus
:-/+
15
P:
8 Mei 2013
S
: kelemahan pada tangan dan kaki kiri dan bicara pelo.
O
: ku/ ks : tampak sakit sedang, kompos mentis
E4V5M6
TD: 180/120 mmhg
Nadi: 84 x/menit
Respirasi 22 x/menit
Suhu: 36oC
Rangsang meningeal : negatif.
Nervus cranialis : parese N. VII sentral sinistra, N. XII
sinistra.
Refleks fisiologis : ++/+++
Refleks patologis : Babinski group -/- ; Hoffman
Tromnner : -/+.
Kekuatan motorik
Sensoris
Tonus
: 5555 4433
5555 4444
: dalam batas normal
:
Normotonus/hipertonus
(spastisitas)
Klonus
:-/+
A
:
Diagnosis Klinis: Hemiparese sinistra, disertai dengan
parese Nervus VII sentral sinistra dan parese Nervus XII
P:
10 Mei 2013
S
: kelemahan pada tangan dan kaki kiri dan bicara pelo.
O
: ku/ ks : tampak sakit sedang, kompos mentis
E4V5M6
TD: 200/120 mmhg
Nadi: 85 x/menit
Respirasi: 22 x/menit
Suhu: 36oC
Rangsang meningeal : negatif.
Nervus cranialis : parese N. VII sentral sinistra, N. XII
sinistra.
Refleks fisiologis : ++/+++
Refleks patologis : Babinski group -/- ; Hoffman
Tromnner : -/+.
Kekuatan motorik
Sensoris
Tonus
: 5555 4433
5555 4444
: dalam batas normal
:
Normotonus/hipertonus
(spastisitas)
Klonus
:-/+
A
:
Diagnosis Klinis: Hemiparese sinistra, disertai dengan
parese Nervus VII sentral sinistra dan parese Nervus XII
: negatif.
17
: 5555 4433
5555 4444
: dalam batas normal
:
Normotonus/hipertonus
(spastisitas)
Klonus
:-/+
A
:
Diagnosis Klinis: Hemiparese sinistra, disertai dengan
parese Nervus VII sentral sinistra dan parese Nervus XII
P:
14 Mei 2013
S
: tangan kiri masih lemas.
O
: ku/ ks : tampak sakit sedang, kompos mentis
E4V5M6
TD: 180/110 mmhg
Nadi: 88 x/menit
Respirasi: 24 x/menit
Suhu: 36oC
Rangsang meningeal : negatif.
Nervus cranialis : parese N. VII sentral sinistra, N. XII
sinistra.
Refleks fisiologis : ++/+++
Refleks patologis : Babinski group -/- ; Hoffman
Tromnner : -/+.
Kekuatan motorik
Sensoris
: 5555 4443
5555 4444
: dalam batas normal
18
Tonus
Normotonus/hipertonus
(spastisitas)
Klonus
:-/+
A
:
Diagnosis Klinis: Hemiparese sinistra, disertai dengan
parese Nervus VII sentral sinistra dan parese Nervus XII
P:
15 Mei 2013
S
: tangan kiri masih lemas.
O
: ku/ ks : tampak sakit sedang, kompos mentis
E4V5M6
TD: 180/110 mmhg
Nadi: 88 x/menit
Respirasi: 22 x/menit
Suhu: 36oC
Rangsang meningeal : negatif.
Nervus cranialis : parese N. VII sentral sinistra, N. XII
sinistra.
Refleks fisiologis : ++/+++
Refleks patologis : Babinski group -/- ; Hoffman
Tromnner : -/+.
Kekuatan motorik
Sensoris
Tonus
: 5555 4443
5555 4444
: dalam batas normal
:
Normotonus/hipertonus
(spastisitas)
Klonus
:-/+
A
:
Diagnosis Klinis: Hemiparese sinistra, disertai dengan
parese Nervus VII sentral sinistra dan parese Nervus XII
sinistra sentral; hipertensi grade II; disatria.
19
P:
16 Mei 2013
S
: tangan kiri masih lemas.
O
: ku/ ks : tampak sakit sedang, kompos mentis
E4V5M6
TD: 170/110 mmhg
Nadi: 84 x/menit
Respirasi: 22 x/menit
Suhu: 36oC
Rangsang meningeal : negatif.
Nervus cranialis : parese N. VII sentral sinistra, N. XII
sinistra.
Refleks fisiologis : ++/+++
Refleks patologis : Babinski group -/- ; Hoffman
Tromnner : -/+.
Kekuatan motorik
Sensoris
Tonus
: 5555 4443
5555 4444
: dalam batas normal
:
Normotonus/hipertonus
(spastisitas)
Klonus
:-/+
A
:
Diagnosis Klinis: Hemiparese sinistra, disertai dengan
parese Nervus VII sentral sinistra dan parese Nervus XII
P:
17 Mei 2013
S
: tangan kiri masih lemas.
O
: ku/ ks : tampak sakit sedang, kompos mentis
E4V5M6
TD: 160/110 mmhg
Nadi: 86 x/menit
Respirasi: 22 x/menit
Suhu: 36oC
Rangsang meningeal : negatif.
Nervus cranialis : parese N. VII sentral sinistra, N. XII
sinistra.
Refleks fisiologis : ++/+++
Refleks patologis : Babinski group -/- ; Hoffman
Tromnner : -/+.
Kekuatan motorik
Sensoris
Tonus
: 5555 4443
5555 4444
: dalam batas normal
:
Normotonus/hipertonus
(spastisitas)
Klonus
:-/+
A
:
Diagnosis Klinis: Hemiparese sinistra, disertai dengan
parese Nervus VII sentral sinistra dan parese Nervus XII
P:
BAB II
PEMBAHASAN PENYAKIT
ANATOMI DAN VASKULARISASI
21
dipisahkan
oleh
celah
besar
yang
di
sebut
fissure
longitudinalis serebri.
Struktur Otak Besar (telencefalon)
1) Korteks serebri
Merupakan lapisan permukaan hemisfer yang disusun oleh
substansia grisea. Korteks serebri tampak berlipat-lipat (girus)
dan terdapat celah yang dalam diantara dua lekukan (sulkus).
Lapisan korteks serebri terdiri dari :
a. Lamina molekularis, lapisan yang mengandung sedikit sel yang
berjalan
secara
horizontal
dengan
permukaan
korteks,
22
berdasarkan
pembagian
menurut
broadman
yang
fungsi
utama
lobus
frontalis
ini
adalah
untuk
dan
lobus
oksipitalis.
Basal Ganglia
Pada otak manusia, basal ganglia terdiri dari beberapa elemen
syaraf, sebagai berikut :
a) Nucleus kaudatus dan putamen yang sering disebut korpus
stritum, sedangkan putamen dan globus pallidus dan globus
pallidus.
b) Globus pallidus
c) Korpus amigdala
Secara fungsional basal ganglia merupakan satu kesatuan
fungsi dari :
Sistem limbic diterapkan untuk bagian otak yang terdiri dari
jaringan korteks disekeliling hillus hemisfer serebri bersama struktur
24
gerakan
kaki,
tungkai
bawah,
tungkai
atas,
pinggul,
aksonnya,
neuron
korteks
motorik
menghubungi
spinalis. Akson-akson
25
Vaskularisasi Otak
Otak memperoleh darah melalui dua sistem yakni sistem
karotis (arteri karotis interna kanan dan kiri) dan sistem vertebral.
Arteri koritis interna, setelah memisahkan diri dari arteri karotis
komunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak melalui kanalis
karotikus, berjalan dalam sinus kavernosum, mempercabangkan
arteri oftalmika untuk nervus optikus dan retina, akhirnya bercabang
menjadi dua yaitu arteri serebri anterior dan arteri serebri media.
Untuk otak, sistem ini memberi darah bagi lobus frontalis, parietalis
dan beberapa bagian lobus temporalis.
Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan
kiri yang berpangkal di arteri subklavia, menuju dasar tengkorak
melalui kanalis tranversalis di kolumna vertebralis servikal, masuk
rongga kranium melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan
masing-masing sepasang arteri serebeli inferior. Pada batas medula
oblongata dan pons, keduanya bersatu arteri basilaris, dan setelah
mengeluarkan
kelompok
cabang
arteri,
pada
tingkat
26
(yang
menghubungkan
arteri
serebri
media
dan
rektus,
dan
kelompok
vena
eksterna
yang
terletak
27
STROKE
Saat ini stroke dikategorikan sebagai penyebab kematian ketiga
setelah penyakit jantung dan keganasan, serta penyebab kecacatan
jangka panjang nomor satu di dunia.
a. Definisi
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsional otak yang
terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat
mengakibatkan
kematian
serta
disebabkan
oleh
gangguan
28
b. Epidemiologi
Stroke merupakan satu masalah kesehatan yang besar dalam
kehidupan modern saat ini. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun
terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 %
atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun
berat. Pada 1999, 50 juta orang telah mengalami kecacatan akibat
stroke. Jumlah ini merupakan 3,5 % dari seluruh penderita cacat.
Proyeksi hingga 2020 nanti menunjukan bahwa setiap tahun sekitar
61 juta orang akan mengalami kecacatan akibat stroke.
c. Faktor Resiko
ras/etnis, genetik.
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi: inaktivitas fisik, pola
makan yang buruk, obesitas, hipertensi, diabetes mellitus,
dyslipidemia,
sindorma
metabolik,
hiperhomocysteinemia,
thrombosis
serebri,
emboli,
hipoperfusi sistemik.
Berdasarkan waktu terjadinya
a. Transient Ischemic Attack (TIA) : < 24 jam.
b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) : 24 jam
1 minggu.
c. Stroke In Evolution (SIE) : gejala makin memburuk
dibandingkan awal.
d. Completed stroke : gejala menetap, permanen lesi otak.
Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
1) Sistem karotis (anterior)
a. Motorik : hemiparese kontralateral, disartria.
b. Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesia.
c. Gangguan visual : hemianopsia homonim, amaurosis
fugaks.
29
proses
yang
mengganggu
aliran
darah
menuju
otak
PIS
Berat
Menit/jam
Hebat
Sering
PSA
Ringan
1-2 menit
Sangat hebat
Sering
Non Hemoragik
Berat ringan
Pelan (jam/hari)
Ringan
Tidak, kecuali lesi di
awalnya
Hipertensi
Hampir
Biasanya
batang otak
Sering kali
Penurunan
selalu
Ada
tidak
Ada
Tidak ada
kesadaran
Hemiparesis
Sering
Permulaan
Gangguan
dari awal
Sering
tidak ada
Jarang
Sering
bicara
Liquor
ada
Berdarah
Berdarah
Jernih
30
Parese / gang
Tidak ada
Bisa ada
Tidak ada
N.III
Gejala
Awitan
Saat onset
Nyeri kepala
Kejang
Muntah
Penurunan kesadaran
Bradikardia
Udem papil
Kaku kuduk
Stroke Hemoragik
Mendadak
Sedang aktif
+++
+
+
+++
++ (dari awal)
+
+
Stroke Iskemik
Mendadak
Sedang beristirahat
+
+
+ (hari ke-4)
-
g. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan melalu anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun
pemeriksaan penunjang yang sesuai dengan manifestasi klinis yang
telah disebutkan di atas. Selain itu ada yang disebut Siriraj Stroke
Score dan alogaritma Gajah Mada yang sering digunakan untuk
membantu membedakan stroke berdasarkan etiologinya.
a) Siriraj Stroke Score
No
.
1
Gejala/Tanda
Kesadaran
Penilaian
Muntah
Nyeri Kepala
4
5
Tekanan Darah
Ateroma:
DM
Angina Pektoris
Klaudikasio
koma/koma
(0) Tidak
(1) Ya
(0)Tidak
(1)Ya
Diastolik
(0)Tidak
(1)Ya
Intermiten
Konstanta
Skor
x 2,5
x2
x2
x 10%
x (-3)
-12
-12
(0)Kompos
Mentis
(1)Mengantuk
(2)Semi
Indek
Hasil SSS
: Stroke Hemoragik
31
h. Penatalaksanaan
Non Farmakologis
o Mengendalikan faktor risiko
o Rehabilitasi medik dilakukan sedini mungkin pada stroke
ischemic dan dilakukan setelah melewati fase akut pada
stroke hemorrhagic (1-2minggu), dengan tujuan untuk
memperbaiki
fungsi
motoric,
mencegah
kontraktur
hemodinamik
dengan
pemberian
cairan
32
hipertermia, agitasi, kejang, nyeri, bila ada); Bladder mengosongkan kandung kemih yang penuh, sebaiknya
dengan kateterisasi intermiten; Bowel - Perhatikan
kebutuhan cairan dan kalori, hindari obstipasi, jika
terdapat kesulitan menelan pasang NGT. Nutrisi oral
hanya boleh diberikan bila fungsi menelan baik.)
Farmakologis
a. stroke iskemik
reperfusi :
trombolisis penghilang sumbatan akibat stroke
o rt-PA 0,9 mg/kgBB maksimal 90 mg (10% diberikan bolus
& sisanya infus kontinyu dalam 60 menit); pemberian
otak
o Heparin 1000 u/jam, cek aPTT 6 jam kemudian, hari
ketiga oral
o LMWH 2 x 0,4cc subkutan, cek trombosit hari ke-1 dan
ke-3
Warfarin 8 mg hari ke-1, 6 mg hari ke-2, cek INR
Anti agregasi trombosit:
o Aspirin 80 120 mg/hari, Clopidogrel 1x75 mg, Cilostazol
o
500-2000
mg.hari
selama
14
hari
Konservatif
PIS: anti pendarahan: epsilon aminocaproat 30-36 gr/hari,
asam traneksamat 6x1 gr untuk mencegah lisis bekuan darah.
Diberikan pula agen neuroproteksi dan antikoagulan.
PSA: bed rest total 3 minggu, morphine 15 mg IM pada pasien
sadar untuk menghilangkan nyeri, nimodipine 60-90 md oral
tiap 4 jam selama 21 hari atau 15-30 mg/kg/jam selama 7
hari, baru dilanjutkan oral 360 mg/hari selama 14 hari untuk
mencegah terjadinya vasospasme global.
Operatif
Indikasi: - pendarahan > 30 cc / diameter > 3cm pada fossa
posterior
- GCS >7
- pendarahan cerebellum
- pendarahan ventricular / terjadi hydrocephalus
- letak lobar/kortikal dengan peningkatan TIK atau
ancaman
herniasi
i. Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh usia pasien, tingkat kesadaran, jenis
kelamin, tekanan darah, penyebab stroke, dan ada atau tidaknya
penyakit komorbid.
Secara keseluruhan, agak kurang dari 80% pasien dengan stroke
bertahan selama paling sedikit 1 bulan, dan didapatkan tingkat
kelangsungan hidup dalam 10 tahun sekitar 35%. Angka yang
terakhir ini tidak mengejutkan, mengingat usia lanjut di mana
biasanya terjadi stroke. Dari pasien yang selamat dari periode akut,
sekitar
satu
independen,
setengah
samapai
dua
sementara
sekitar
15%
pertiga
kembali
memerlukan
fungsi
perawatan
institusional.
j. Komplikasi
Fase Akut
o Neurologis : stroke susulan, edema serebri, hidrosefalus.
o Non-neurologis : hiperglikemia reaktif, hipertensi, gangguan
jantung, infeksi, gangguan cairan dan elektrolit.
34
Fase Lanjut
o Neurologis : gangguan fungsi luhur.
o Non-neurologis : kontraktur, dekubitus, depresi.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Stroke merupakan gangguan defisit neurologis yang terjadi
secara mendadak. Pasien ini juga mengalami gangguan defisit
neurologis yang terjadi secara mendadak, oleh karena itu kita dapat
menyingkirkan kemungkinan diagnosa lainnya seperti tumor atau
infeksi (pada infeksi terdapat demam, sedangkan pasien tidak
mengalami
demam).
Pada
saat
kejadian,
pasien
juga
tidak
kepada
stroke
iskemik
dibanding
dengan
stroke
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Mahar Marjono, DR. Prof ; Neurologi Klinik Dasar. 2008.
Jakarta: Dian Rakyat.
2. Lumbantobing, DR. Prof. Neurologi Klinik-Pemeriksaan Fisik
dan Mental. 2008. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
3. Misbach et al (ed). Guidelines Stroke 2007. Jakarta: PERDOSSI.
4. D. Adams. Victors. Cerebrovasculer diseases in Principles of
Neurology 8th Edition. McGraw-Hill Proffesional. 2005. Hal: 66067
5. Simon, Roger P. Clinical Neurology 7th edition. 2009. USA: Mc
Graw Hill.
6. Duus, Peter.
2006.
Diagnosis
Topik
Neurologi
Anatomi,
Tentang
GPDO.
Dalam
Harsono:
Kapita
Selekta
36