Jaw Aban
Jaw Aban
1. pengertian
a. Fine Coal merupakan Batu-bara halus yang umumnya mempunyai ukuran partikel < 1,5
mm dengan sangat jarang yang berukuran diatas 3 m
b. Incerement merupakan Sejumlah contoh batu-bara yang terambil oleh satu kali gerakan
alat sampling atau pengaambil samplel atau Secara mikroskopis bahan-bahan organik
pembentuk batubara disebut maseral (maceral), analog dengan mineral dalam batuan
c. Kelompok Vitrinit berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat kayu (woody
tissue) seperti batang, akar, dahan dan serat daun, umumnya merupakan bahan
pembentuk utama batubara (>50%), melalui pengamatan mikroskop refleksi, kelompok
ini berwarna coklat kemerahan hingga gelap, tergantung dari tingkat ubahan maseralnya
d. Kelompok Liptinit / Exinit berasal dari organ-organ tumbuhan (algae, spora, kotak spora,
kulit luar (cuticula), getah tumbuhan (resine) dan serbuk sari (pollen). Dibawah
mikroskop menunjukkan pantulan berwarna abu-abu hingga gelap, mempunyai
refleksivitas rendah dan flourensis tinggi
e. Inertinite berasal dari tumbuhan yang sudah terbakar (charcoal) dan sebagian lagi
diperkirakan berasal dari maseral lain yang telah mengalami proses oksidasi atau proses
dekarbok silasi yang disebabkan oleh jamur atau bakteri (proses biokimia). Kelompok ini
berwarna kuning muda, putih sampai kekuningan bila diamati dengan mikroskop sinar
pantul, karakteristik lainnya adalah reflektansi dan reliefnya tinggi dibanding maseral
yang lain.
f. Lithotype, adalah istilah untuk menerangkan pelapisan-pelapisan makroskopik dari
batubara humus (lihat humic coal). Pelapisan tipis yang dapat dilihat pada humic coal
adalah vitrain, clarain, durain dan fusain.
g. Kokas, adalah bahan mengandung karbon tinggi yang terdiri dari abu yang meleleh dan
senyawa-senyawa karbon tertambat yang dihasilkan pada pembakaran tidak sempurna
dari batubara bitumen dalam keadaan tanpa oksigen (karbonisasi). Kokas disebut juga
sebagai bahan yang dapat terbakar yang dihasilkan oleh proses penggumpalan batubara
terdiri dari bahan mineral dan karbon tertambat yang dibakar bersama-sama. Kokas
terbentuk dengan pengeluaran zat terbang dengan cara pemanasan (dalam proses
karbonisasi). Kokas umumnya berwarna abu-abu,keras, berpori dan kalau dijadikan
bahan bakar ia praktis tidak berasap bila dibakar. Kokas dapat terbentuk alamiah tetapi
kebanyakan dihasilkan dalam pabrik pembuatan kokas.
2. Akurasi, Presisi, Dan Bias
a. Akurasi (Accuracy)
Akurasi (Accuracy) dalam istilah bahasa Indonesia artinya adalah ketepatan. Yang
dimaksud dengan akurasi suatu pengukuran ialah besar atau kecilnya penyimpangan hasil
pengukuran tersebut terhadap nilai sesungguhnya.
Cara menentukan akurasi adalah dengan cara membandingkan hasil pengukuran
dengan nilai sesungguhnya. Apabila perbedaannya sangat kecil maka dikatakan bahwa
pengukuran tersebut akurasinnya tinggi atau disebut juga dengan sangat akurat, dan
sebaliknya apabila perbedaannya besar, maka dikatakan bahwa dengan pengukuran
tersebut akurasinya rendah atau dengan kata lain tidak akurat.
Nilai sesungguhnya tidak pernah bisa diketahui, oleh karena itu penentuan akurasi
suatu pengukuran pun tidak dapat dilakukan. Yang dapat dilakukan hanyalah
membandingkan hasil pengukuran tersebut terhadap nilai yang dianggap sama dengan
nilai sesungguhnya (nilai pendekatan). Nilai pendekatan didapat dengan cara :
1. Merata-ratakan sebanyak mungkin hasil pengukuran. Pengukuran sebaiknya
dilakukan oleh beberapa pengukur yang berbeda, tentunya dengan cara yang sama
dan dianggap paling baik.
2. Menentukan cara dan tempat sampling yang dianggap akan mendapatkan sampel
sehingga mampu menghasilkan nilai sesungguhnya (misalnya stopped belt).
b.
Presisi (Precision)
Precision dalam bahasa Indonesianya adalah presisi atau kecermatan. Jika suatu
pengukuran dilakukan berulang-ulang dan memberikan hasil yang variasinya kecil, maka
dikatakan bahwa presisi pengukuran tersebut tinggi, sebaliknya apabila memberikan hasil
yang variasinya besar, maka dikatakan bahwa presisi pengukuran tersebut rendah.
Presisi dan akurasi sebenarnya merupakan dua hal yang berbeda namun banyak orang
menganggap kedua hal tersebut merupakan hal yang sama, perlu kita sadari bahwa suatu
hasil analisa yang akurasinya rendah mungkin saja mempunyai presisi yang tinggi dan
sebaliknya suatu hasil analisis yang presisinya tinggi mungkin saja tidak akurat.
Umumnya parameter yang dipergunakan untuk mengukur presisi ialah kadar abu, karena
umumnya abu merupakan komponen yang paling bervariasi dalam batubara. Apabila
kadar abunya rendah dan merata maka bisa dipergunakan parameter lain, seperti Total
Moisture atau Calorific Value, namun perlu diperhatikan bahwa nilai kedua parameter ini
mudah berubah.
c.
Bias
Apabila perbedaan hasil suatu analisis dengan suatu hasil yang dianggap benar selalu
lebih kecil atau selalu lebih besar, maka peristiwa tersebut disebut bias.
Batubara mempunyai partikel dengan ukuran dan berat jenis yang bervariasi,
perlu kita ketahui bahwa kualitas tiap partikel batubara tersebut dapat berbeda satu sama
lainnya. Semakin besar variasi distribusi partikel suatu batubara semakin besar pula
variasi kualitasnya dan semakin besar kemungkinan terjadinya bias pada pengambilan
sampelnya.
3.
a.
jamnya.
Tidak
disarankan
memberhentikan belt
conveyor untuk
tujuan sampling lebih dari tiga kali setiap jamnya, namun hal ini tidak selalu
memungkinkan, dan untuk itu hendaknya dikonsultasikan dengan staf lokasi tambang.
Pada bias test, stopped belt sampling merupakan metode sampling acuan, yang mana
menjadi bahan pembanding terhadap metode sampling yang sedang diukur tingkat biasnya.
b. Alat Manual Dan Metode Manual Sampling Dengan Metode Sampling Dari Arus
Jatuhan (Falling Stream)
alat
o Laddle
Alat sampling dengan bukaan minimal 2,5 kali ukuran batubara top size. Alat ini
tidak cocok untuk batubara dengan ukuran >80 mm.
o Sekop
Alat sampling yang digunakan untuk batubara yang diam (di tumpukan). Bukaan
sekop minimal 2,5 kali ukuran batubara top size. Tidak cocok untuk batubara yang
sedang bergerak dan ukuran top size >80 mm.
o Sampling Frame
Alat sampling untuk batubara diatas conveyor. Jarak antara sisi frame paling tidak 2,5
kali ukuran batubara top size.tinggi frame lebih besar dari ketebalan batubara diatas
ban.
Sebagai
alternatif,
alat
pengambil
contoh
bisa
diisikan
dengan
melewatkannya dari depan ke belakang, asalkan nantinya bisa ditarik keluar dari
stream, yaitu: dengan menggerakkannya secara miring.
Perlu juga menopang gagang alat pengambil contoh melewati sebuah tiang
ketika disisipkan pada falling stream atau untuk mendirikan sebuah kuda-kuda khusus
dengan penopang yang memadai
Sampler harus siap dilokasi, tepatnya dibagian conveyer yang berjalan setelah
akan
dilapisi
Apakah berasal dari ROM atau pit agar jelas lokasi dari sample tersebut.