1. Pendahuluan
2.
Dalam
kegiatan
sehari-hari kita sering melakukan
pengangkatan barang-barang yang
memiliki beban relatif berat. Apabila
pengangkatan ini dilakukan dengan
cara yang salah dan secara terus
menerus, maka hal ini dapat
menimbulkan cedera yang relatif
parah. Sebagai
contoh kasus
pengangkatan beban berupa kardus
air mineral 240 ml seberat 11,5 kg di
toko grosir air mineral Jl. Mastrip,
Kabupaten Tulungagung. Risiko
cedera akibat pengangkatan beban ini
biasanya terjadi pada tulang belakang
yang dapat dianalisa menggunakan
NIOSH Lifting Index.
3.
Tujuan
dari
praktikum
ini
adalah
untuk
21.
22. Pembahasan
23.
Berikut ini adalah
pembahasan mengenai penelitian
Biomekanika meliputi permasalahan
umum,
metode
penelitian,
pengolahan data, dan analisa hasil.
24.
dynamometer.
2. Sebelum melakukan pengukuran
grip strength, objek melakukan
pengukuran tinggi badan, tinggi
badan, BMI, dan rentang tangan
terlebih dahulu.
3. Pengukuran grip strength dilakukan
dengan 2 posisi yang berbeda, yaitu
posisi duduk dan posisi berdiri.
4. Pengukuran dilakukan dengan 3
diameter genggaman yang berbeda,
yaitu dengan diameter 4,5 cm, 5,5
cm, dan 7 cm dimana setiap
diameter genggaman, dilakukan
replikasi sebanyak 3 kali baik untuk
posisi duduk maupun berdiri.
5. Mencatat hasil penelitian pada
lembar peengamatan.
6. Analisis mengenai pengaruh jenis
kelamin, tinggi badan, berat badan,
Body Mass Index (BMI), dan
rentang telapak tangan terhadap
grip strength menggunakan SPSS.
31.
31.1.1 Pengambilan Data Manual Material
Handling
32.
Pengamatan aktvitas
manual material handling dilakukan
di grosir air minum yang ada di Jl.
Mastrip, Kabupaten Tulungagung
dengan
mengamati
aktivitas
pengangkatan kardus air mineral 240
ml
dengan
berat
11,5
kg.
Pengangkatan dilakukan dengan
memindahkan kardus-kardus air dari
gudang ke mobil pengangkut.
Aktivitas pemindahan yang diamati
sebanyak 3 kali replikasi (3 task).
33.
Berikut merupakan
gambar
dari
3
aktivitas
pengangkatan.
34.
39.
40.
52.
38.
1
42.
61.
2
64.
2
62.
2
63.
3
65.
3
66.
2
67.
Data rata-rata grip
strength putra selanjutnya disajikan
dalam grafik sebagaimana ditunjukan
dalam Gambar 1.
43.
68.
Grafik Rata-rata Grip Strength Putra
41.
2
Berdiri
45.
Duduk
46.
70.
Berikut merupakan
hasil rata-rata nilai grip strength
putri.
44.
47.
47.1 Pengolahan Data
48.
Berikut merupakan
pengolahan data grip strength dan
data pengamatan manual material
handling dari pengangkatan karduskardus air mineral.
49.
3.3.1 Pengolahan Data Biomekanika
50.
Hasil
pengamatan
mengenai
biomekanika
dengan
pengujian
penarikan
hand
dynamometer telah memberikan hasil
rata-rata baik dalam posisi penarikan
71.
80.
1
83.
1
81.
1
82.
1
84.
1
85.
1
86.
Data rata-rata nilai
grip strength putri pada posisi duduk
dan berdiri disajikan dalam Gambar
2.
87.
Grafik Rata-rata Grip Strength Putra
Berdiri
Duduk
89.
Selanjutnya
merupakan data perbandingan ratarata grip strength putra dan putri
pada posisi duduk dan berdiri.
90.
101.
Grafik
yang
menunjukkan perbandingan rata-rata
grip strength putra dan putri
disajikan seperti Gambar 3.
102.
115.
117.
H
118.
Pe
arson
Correlatio
n
121.
Si
g. (2tailed)
124.
126.
W
Putri
144.
H
103.Gambar 3. Grafik Perbandingan Ratarata Grip Strength Putra dan Putri
104.
Dari
semua
pengamatan yang telah dilakukan,
keseluruhan
hasil
pengujian
dihimpun menjadi satu kemudian
diolah untuk mengetahui korelasi
dari variabel-variabel yang ada
terhadap grip strength, sebagaimana
ditunjukan pada Tabel 5.
105.Tabel 5. Analisis Korelasi
107.
106.
Grip
St
re
ng
th
108.
109.
Pe
G
arson
110.
Correlatio
-,620**
n
112.
Si
113.
g. (2,000
tailed)
136.
Pe
arson
Correlatio
n
139.
Si
g. (2tailed)
142.
Putra
127.
Pe
arson
Correlatio
n
130.
Si
g. (2tailed)
133.
135.
B
145.
Pe
arson
Correlatio
n
148.
Si
g. (2tailed)
116.
48
119.
,571**
122.
,000
125.
48
128.
,518**
131.
,000
134.
48
137.
,298*
140.
,040
143.
48
146.
,468**
149.
,001
152.
48
153.**. Correlation is significant at the 0.01
level (2-tailed)
151.
154.
3.3.2 Pengolahan Data Manual Material
Handling
155.
Pada praktikum ini,
dilakukan
pengukuran
MMH
(Manual Material Handling) pada
aktivitas pengangkatan kardus Aqua
Gelas 240 ml dengan berat 11,5 kg
yang berada di sebuah distributor
Aqua di Tulungagung, Jawa Timur.
Pemindahan
dilakukan
dengan
memindahkan kardus dari gudang ke
mobil
pengangkut.
Aktivitas
pemindahan
tersebut
dilakukan
sebanyak 3 kali replikasi.
156.
Berikut
ini
merupakan pengolahan data manual
8.
157.
158.
160.
Tas
k
No.
161.
Obje
ct
Weig
ht
(Kg)
190. 191.
1
11,5
202. 203.
2
11,5
214. 215.
3
11,5
166.
Du
167.C
o
u
p
l
i
n
g
173.
Origi
n
174.
De
st
165.F
r
e
q
u
e
n
c
y
R
a
t
e
(
L
if
t/
m
i
n
s
)
185.
A
188.
189.C
197.
0o
186.
187. F
A
198.
199. 1
0
,2
170. O
rigin
171. D
est.
200.
201. F
<1
air
jam
212.
213.
<
Fair
205.
209. 210.
204.
206. 207. 208.
211. 1
10
0
0
50
55 80
25
,6
5
219.
221. 222.
224.
216. 217. 218.
220.
223. 1
10
0
0
<
35 68 55
32
,2
0
226.Tabel 7. Perhitungan Data MMH (Manual Material Handling)
225.
Fair
227. 228.
T
L
229.
H
230.
V
231.
D
232.
A
233.
C
234.
F
235.
FI
236.
ST
237.
F
238.
S
239.
NE
240.
F
241. 242.
1
2
243.
0
244.
0
245.
0
246.
1
247.
0
248.
0
249.
9,1
250.
8,8
251.
1
252.
1
253.
1
254.
1,
255. 256.
2
2
257.
0
258.
0
259.
1
260.
1
261.
1
262.
0
263.
10,
264.
9,4
265.
1
266.
1
267.
2
268.
1,
269. 270.
3
2
271.
0
272.
0
273.
0
274.
1
275.
1
276.
0
277.
8,8
278.
8,2
279.
1
280.
1
281.
3
282.
1,
286.T
o
t
a
l
296.1
,
5
4
0
6
302.
302.1Anaslisa Hasil
302.2
Berikut merupakan
analisa hasil pengolahan data grip
strength dan manual material
handling.
302.3
302.3.1 Analisa Hasil Grip Strength
302.4
Rata-rata
grip
strength putra pada posisi duduk
yaitu 28,5 sedangkan pada posisi
berdiri rata-rata grip strength yaitu
28,3. Dari gambar grafik 1 dapat
dilihat bahwa pada posisi berdiri
kekuatan genggam cenderung lebih
kuat daripada pada posisi duduk.
Namun dapat dilihat saat diameter 7
cm pada posisi berdiri kekuatan
genggamnya
menurun
bisa
disebabkan karena faktor kelelahan
atau posisi tangan operator saat
menggenggam hand dynamometer
yang tidak konstan.
302.5
Dari gambar grafik 1
dapat dilihat bahwa kekuatan
genggam putri pada posisi duduk
maupun berdiri tidak terdapat
perbedaan yang cukup signifikan.
Nilai rata-rata grip strength pada
posisi duduk yaitu 17,5 sedangkan
pada posisi berdiri yaitu 17,2. Dari
nilai rata-rata grip strength putri
dapat disimpulkan bahwa kekuatan
genggam putri cenderung lebih tinggi
pada posisi duduk.
302.6
Hal
ini
bisa
dikarenakan saat duduk tubuh
bertumpu pada kursi sehingga energi
yang digunakan untuk menggenggam
bisa lebih optimal. Berbeda dengan
posisi berdiri, tubuh bertumpu pada
kaki yang tentunya membutuhkan
energi yang lebih sehingga energi
yang digunakan untuk menggenggam
relatif lebih rendah.
302.7
Pada
pengujian
korelasi terdapat hipotesis yaitu H0 :
terdapat pengaruh signifikan antara
variabel terhadap nilai grip strength,
dan sebaliknya untuk H1. Dikatakan
variabel
memiliki
pengaruh
signifikan jika nilai Sig. < 0,01. Dari
tabel 5 dapat dilihat bahwa variabel
Aplikasi
biomekanika
yang
digunakan pada praktikum ini adalah
analisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi grip strength dan
analisis risiko cidera tulang belakang
pada pengangkatan beban.
303.2
Berdasarkan
hasil
pembahasan mengenai grip strength,
didapatkan hasil bahwa variabel yang
mempengaruhi kekuatan genggam
tangan adalah jenis kelamin, hand
span, berat badan, dan tinggi badan.
Pengukuran grip strength pada saat
menggunakan diameter 7 cm lebih
besar
daripada
menggunakan
diameter 4,5 cm dan 5,5 cm. Hal ini
dikarenakan
saat
menggunakan
diameter yang lebih besar, tangan
memiliki ruang lebih, sehingga
kekuatan yang dikeluarkan juga lebih
optimal. Lain halnya dengan putra
yang mengalami penurunan kekuatan
saat menggunakan diameter 7 cm.
Hal ini disebabkan karena adanya
kelelahan saat menggunakan alat
karena selang waktu untuk istirahat
tidak
mencukupi
untuk
mengembalikan kekuatan menjadi
optimal lagi.
303.3
Pada
pembahasan
studi kasus manual material
handling didapatkan hasil CLI > 1
sehingga pekerjaan yang dilakukan
berpotensi menimbulkan cedera.
Adapun rekomendasi perbaikan yang
diperlukan untuk meminimalisir
terjadinya resiko cedera tulang
belakang pada saat pengangkatan
beban adalah dengan memperpendek
jarak, maka nilai STRWL akan
menurun
sehingga
frekuensi
ketegangan otot yang terjadi tenaga
yang
dikeluarkan
untuk
pengangkatan beban juga semakin
berkurang. Selain itu, nilai CLI juga
semakin kecil sehingga resiko
terjadinya cedera tulang belakang
juga
semakin
kecil.
Dengan
menggunakan
trolley,
resiko
terjadinya cedera pada tulang
303.39
303.40
.
303.41
303.42