defisiensi faktor koagulasi VIII, dan hemofilia B, defisiensi faktor koagulasi IX.
Kedua bentuk ditentukan oleh sebuah gen mutan dekat telomer lengan panjang
kromosom X (Xq), tetapi pada lokus yang berbeda, dan ditandai oleh pendarahan
intramuskular dan subkutis; perdarahan mulut, gusi, bibir, dan lidah; hematuria; serta
hemartrosis.
Hemofilia A, hemofilia yang paling umum ditemukan, keadaan terkait X yang disebabkan
oleh kekurangan faktor koagulasi VIII. Disebut juga hemofilia klasik
Hemofilia B, jenis hemofilia yang umum ditemukan, keadaan terkait-X yang disebabkan oleh
kekurangan faktor koagulasi IX. Disebut juga chrismast disease.
Hemofilia B Leyden, bentuk peralihan defisiensi faktor koagulasi IX, tendensi perdarahan
menurun setelah pubertas.
Hemofilia C, gangguan autosomal yang disebabkan oleh kekurangan faktor koagulasi XI,
terutama terlihat pada orang turunan Yahudi Aohkenazi dan ditandai dengan episode berulang
perdarahan dan memar ringan, menoragia,perdarahan pascabedah yang hebat dan lama, dan
masa rekalsifikasi dan tromboplastin parsial yang memanjang. Disebut juga plasma
tromboplastin antecedent deficiency. PTA deficiency, dan Rosenthal syndrome.
(Sumber Dorlands Ilustrated Medical Dictionary, 29/E. 2002. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC)
Hemofili berasal dari bahasa Yunani kuno yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang
berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih saying. Istilah hemophilia
mengacu pada sekelompok gangguan perdarahan karena defisiensi salah satu factor
pembekuan darah.
Hemofilia merupakan penyakit kelainan faktor Gen Faktor VIII dan Faktor IX yang
teretak pada kromosom X bersifat resesif, maka penyakit ini dibawa oleh perempuan
(Karier , XXh) dan bermanifestasi klinis pada laki-laki (pasien XhY), dapat
bermanifestasi klinis pada perempuan bila kedua kromosom X pada perempuan
terdapat kelainan (XhXh).
globulin (AHG) dalam serum darahnya karena ia memiliki gen dominan H sedang
alelnya resesif tidak dapat membentuk zat tersebut.Oleh karena gennya terangkai X
maka perempuan normal dapat mempunyai genotif H_.Perempuan hemophilia
mempunyai genotif hh,sedangkan laki-laki hemophilia h. Hemofilia B atau penyakit
Christmas Penderita tidak memiliki komponen plasma tromboplastin
(KPT;faktorIX).Kira-kira 20% dari hemophilia adalah tipe ini. Hemofilia C Penyakit
hemophilia C tidak disebabkan oleh gen resesif kromosom X melainkan oleh gen
resesif yang jarang dijumpai dan terdapatnya pada auotosom.Tidak ada 1% dari kasus
hemophilia adalah tipe ini.Penderita tidak mampu membentuk zat
plasma,tromboplastin anteseden (PTA).
1. b.
Etiologi
Hemofilia adalah gangguan resesif terkait gen-x, yang diturunkan oleh perempuan
dan ditemukan secara dominan pada laki-laki.
Hemofilia juga dapat disebabkan oleh mutasi gen. (Sumber: Muscari, Mary
Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC)
E. 2005.
70-80% penderita hemophilia mendapatkan mutasi gen resesif X-linked dari pihak
Ibu. Gen factor VIII dan factor IX terletak pada kromosom X dan bersifat resesif.,
maka penyakit ini dibawa oleh perempuan (karier, XXh) dan bermanifestasi klinis
pada laki-laki (laki-laki, XhY); dapat bermanifestasi klinis pada perempuan bila
kromosom X pada perempuan terdapat kelainan (XhXh). (Robbins. 2007. Buku Ajar
Patologi, Edisi 7, Volume 2. Jakarta : EGC)
Penyebab hemofilia karena adanya defisiensi salah satu faktor yang diperlukan untuk
koagulasi darah akibat kekurangna faktor VIII atau XI, terjadi hambatan pembentukan
trombin yang sangat penting untuk pembentukan normal bekuan fibrin fungsional
yang normal dan pemadatan sumbat trombosit yang telah terbentuk pada daerah jejas
vaskular.
Faktor Risiko
1. d.
Klasifikasi
Keterangan
Sedang
Ringan
Sumber : Betz, Cecily Lynn. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri Ed 5. Jakarta: EGC
Hemofilia A: atau hemofilia klasik adalah hemofilia akibat defisiensi faktor VIII
(Faktor antihemofili/AHF atau faktor anti hemoglobulin/AHG). Hemofilia B: atau
penyakit Christmas adalah hemofilia akibat defisiensi faktor IX (komponen
tromboplastin plasma). Hemofilia C: adalah penyakit autosomal yang disebabkan
tidak adanya faktor XI. Penyakit Von Willebrand: adalah penyakit dominan autosomal
akibat abnormalitas faktor (vWF). Faktor ini dilepaskan dari sel endotel dan
trombosit, yang memiliki peran penting dalam pembentukan sumbat trombosit. Jika
vWF mengalami penurunan, kadar fVIII juga akan menurun.
Sampai saat ini dikenal 2 macam hemofilia yang diturunkan secara x-linked recessive
yaitu:
Hemofilia A (hemofilia klasik), akibat dfisiensi atau disfungsi faktor pembekuan VIII (F VIII)
Hemofilia B (Christmas disease), akibat defisiensi atau disfungsi F IX (faktor christmas)
Sedangkan hemofilia C merupakan penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor XI yang
diturunkan secara autosomal resesif pada kromosom 4q32q35.
Hematuria masif sering ditemukan dan dapat menyebabkan kolok ginjal (kerusakan
ginjal)
Manifestasi Klinis
-perdarahan berlebihan dari tali pusat atau setelah sirkumsisi pada bayi hemophilia baru lahir
Hematoma intramaskuler terjadi pada otot otot fleksor besar, khususnya pada otot
betis, otot-otot region iliopsoas (sering pada panggul) dan lengan bawah. Hematoma
ini sering menyebabkan kehilangan darah yang nayata.
menyebabkan
mengancam
1. f.
Pemeriksaan Diagnostik
Biopsy hati, utuk memperoleh jaringan untuk pemeriksaan patologi dan kultur
o Uji fungsi hati, untuk mendeteksi adanya penyakit hati, dengan SGPT (serum
glutamic-pyruvic transaminase) dan SGOT (serum glutamic oxaloasetic
transaminase)
o Pemeriksaan laboratorium pada hemofilia A:
aPTT (activated Partial Tromboplastin Time) adalah memanjang.
Masa Prothrombin normal
Tromboplastin generation abnormal
Konsumsi protrombin abnormal
Masa bekuan bisa normal bila kadar faktor F VIII lebih dari 5%.
Masa rekalsifikasi dalam hal ini lebih sensitif dan bisa abnormal pada
kadar F VIII di bawah 20-25%.
Bekuan darah tidak terbentuk sempurna dan mudah pecah.
Test Campuran:
Pada hemofilia A test aPTT menjadi normal setelah tambahan plasma normal
yang telah di-adsorpsi BaSO4. aPTT tidak menjadi normal setelah tambahan
plasma lama atau plasma pasien hemofilia A.
Interpretasi Hasil Pemeriksaan aPTT
Bila masa prothrombin memberi hasil normal dan aPTT memanjang memberi
kesan ; adanya defisiensi (kurang dari 25%) dari aktivitas satu atau lebih dari
satu faktor koagulasi plasma untuk jalur intrinsik (F XII, FXI, F IX dan F
VIII).
Dengan demikian jelaslah bahwa defisiensi ringan seperti pada hemofilia A
yang ringan dan penyakit von Willebrand yang ringan tak dapat dideteksi
dengan aPTT.
Bila aPTT pada pasien dengan perdarahan yang berulang-ulang lebih dari 34
detik perlu dilakukan pemeriksaan assay kuantitatif terhadap F VIII, IX dan
XII dan bila perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan terhadap inhibitor yang
bersirkulasi.
Uji Assay yaitu uji fungsional terhadap faktor VIII dan Faktor IX yang memastikan
diagnosa
Pemeriksaan penunjang :
(Sudoyo, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2, Edisi 4. Jakarta : Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia)
Diagnosis antenatal sebenarnya dapat dilakukan pada ibu hamil dengan risiko.
Pemeriksaan aktivitas F VIII dan kadar antigen F VIII dalam darah
janin pada
trimester kedua membantu menentukan status janin terhadap
kerentanan hemofilia
A. Tes antinatal juga bisa dilakukan terhadap sel dari vilus / cairan amniotik. Hasil
kariotipe 48-72 jam melalui biakan limfosit menggunakan teknik aspirasi berpadu
ultrasonografi telah digunakan untuk mengambil sampel jaringan janin selain darah
1. Jumlah trombosit
2. Masa protrombin
3. Masa tromboplastin parsial
4. Masa perdarahan
5. Masa pembekuan thrombin
6. Assays fungsional faktor VII dan IX
h.
Penatalaksanaan
Terapi suportif
Bila terjadi pendarahan/ luka pada penderita Hemofilia pengobatan definitif yang bisa
dilakukan adalah dengan metode RICE, singkatan dari Rest, Ice, Compression, dan
Elevation. Rest. Penderita harus senantiasa beristirahat, jangan banyak melakukan
kegiatan yang sifatnya kontak fisik. Ice. Jika terjadi luka segera perdarahan itu
dibekukan dengan mengkompresnya dengan es. Compression. Dalam hal ini, luka itu
juga harus dibebat atau dibalut dengan perban. Elevation. Berbaring dan meninggikan
luka tersebut lebih tinggi dari posisi jantung.
Pemberian prednisone 0.5-1 mg/kg/bb/hari selama 5-7 haridapat mencegah terjadinya gejala
sisaberupa kaku sendi (artrosis) yang mengganggu aktivitas harian serta menurunkan kualitas
hidup pasien hemophilia.
Kriopresipitate AHF. Salah satu komponen darah non selular yang merupakan konsentrat
plasma tertentu yang mengandung Faktor VIII, fibrinogen, dan factor von Willebrand. Efek
sampinya adalah alergi dan demam.
Terapi Gen. Merupakan vector retrovirus, adenovirus, dan adeno-associated virus. Dengan
cara memindahkan vector adenovirus yang membawa gen hemophilia ke dalam sel hati.
Analgetik
1. i.
Asuhan keperawatan
Pengkajian fokus
Nama
: An. A
Umur
: 8 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Keluhan Utama
Riwayat Pengobatan
cryopresipitate 3x
: tidak teridentifikasi
Riwayata Alergi
: tidak teridentifikasi
Riwayat Infeksi
: tidak teridentifikasi
Pemeriksaan Fisik
BB: 25 KG
TB: 131 cm
Kesadarn somnolen
HR: 88x/menit
RR: 24x/menit
Tipe torakoabdominal
Suhu: 38oC
Wajah pucat
Hidung epitaksis
Koilonilik (-)
Pemeriksaan Diagnostik:
Ht: 26%
Trombosit: 731.000
BT: 2 menit
CT: 5 menit
MCV: 72
Leukosit: 11.500/uL
Terapi: terapi kausatif transfusi crayopresipitate (tiap 15 ML: 100 IU F.VIII kurang dari 1%,
250 mg fibrinogen, faktor von Williebrand, faktor XIII), paracetamol 3250 mg, infus kaEn
3B 1400 cc/24jam dan transfusi PRC 3 kolf
Analisa Data
NO
1
Etiologi
CederaIX, VIII tak teraktivasiTrombin tak
terbentukPerdarahan
Jaringan, sendi.otot
NYERI
Mobilitas terganggu
Risiko Injuri Fisik
j.
Discharge Planning
1. Instruksikan anak dan orang tua tentang pemberian penggantian terhadap faktor yang
kurang.
2. Instruksikan anak dan orang tua tentang tanda dan gejala episode perdarahan
3. Diskusikan pilihan dan rencanakan aktifitas gaya hidup untuk mendukung kehidupan
(yang menetap) dan untuk mencegah cedera lebih lanjut (menghindari olahraga dan
permainan-permainan yang mengandung kontak fisik)
4. Diskusikan bersama orang tua dan anak cara-cara agar gaya hidup lebih normal
dan untuk menghindari pemberian label sebagai orang cacat
5. Dorong orang tua dan anak untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit dan
keterbatasan aktifitasnya
6. Hubungkan keluarga dengan lembaga kemasyarakatan yang cocok
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Hemophilia adalah kelainan perdarahan yang disebabkan oleh adanya kekurangan salah satu
factor pembekuan darah. Penyakit gangguan pembekuan darah ini diturunkan melalui
kromosom X. Adapun klasifikasi hemophilia adalah hemophilia A yang ditandai dengan
penderita tidak memiliki zat antihemofili globulin(factor VIII), hemophilia B di tandai
dengan penderita tidak memiliki komponen plasma tromboplastin (factor IX). 70-80%
penderita hemophilia mendapatkan mutasi gen resesif X-linked dari pihak Ibu. Gen factor
VIII dan factor IX terletak pada kromosom X dan bersifat resesif., maka penyakit ini dibawa
oleh perempuan (karier, XXh) dan bermanifestasi klinis pada laki-laki (laki-laki, XhY); dapat
bermanifestasi klinis pada perempuan bila kromosom X pada perempuan terdapat kelainan.
3.2 Saran
Dengan riwayat keluarga ada yang menderita penyakit hemophilia,probabilitas anak tersebut
menderita hemophilia banding anak tersebut normal adalah 50% : 50%. Disarankan bagi anak
tersebut terlebih dahulu menjalankan pemeriksaan kadar faktornya untuk mengetahui jenis
dan tingkat hemophilia. Jika setelah melalui tes anak tersebut dinyatakan penderita
hemophilia maka anak tersebut dapat disunat dengan konsekuensi harus menjalani prosedur
khusus.Namun jika ternyata anak tersebut normal maka sircumsisi dapat dengan prosedur
seperti biasanya.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily L.. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik E/3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Dorlands Ilustrated Medical Dictionary, 29/E. 2002. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Muscari, Mary E.. 2005. Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik, E/3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Wong, Donna L.. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, E/4. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Nelson.2010.Esensi Pediatri Nelson,Edisi 4.Jakarta:EGC
Swartz,Mark H.1995.Buku Ajar Diagnostik Fisik.Jakarta:EGC
Corwin, Elizabeth J. 2008. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3. Jakarta: EGC.
World federation of Hemophilia, Canada.2005.