Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kematian

dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan

masalah besar. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan
daerah.
AKI di Indonesia menurut SDKI 2002-2003 adalah 307 per 100.000
kelahiran hidup Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama.
Banyak faktor yang menyebabkan keadaan gawat darurat pada ibu antara
lain : persalinan berlangsung lama, tindakan operasi persalinan, ketuban pecah
dini atau keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan
antepartum dan postpartum.
Pada kala III dapat pula terjadi gangguan atau kelainan patologis dalam
bentuk perdarahan postpartum, retensio plasenta, inversion uteri dan
perdarahan robekan jalan lahir. Perdarahan postpartum merupakan salah satu
sebab utama kematian ibu dalam persalinan.
Asuhan kebidanan diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis bagi ibu. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dan penanganan yang
serius agar tidak menimbulkan komplikasi

Rentensio plasenta dapat menyebabkan perdarahan, perdarahan merupakan


penyebab kematian nomor satu (40%-60%) kematian ibu melahirkan di
Indonesia. Berdasarkan data kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan
pasca persalinan di Indonesia adalah sebesar 43%. Menurut WHO dilaporkan
bahwa 15-20% kematian ibu karena retensio plasenta dan insidennya adalah
0,8-1,2% untuk setiap kelahiran. Dibandingkan dengan resiko-resiko lain dari
ibu bersalin, perdarahan post partum dimana retensio plasenta salah satu
penyebabnya dapat mengancam jiwa dimana ibu dengan perdarahan yang
hebat akan cepat meninggal jika tidak mendapat perawatan medis yang tepat
(PATH, 2002).
Data WHO menunjukkan sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah
persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian
ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450
kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio
kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran (WHO,
2010).
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika
dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. Berdasarkan data WHO
untuk tahun 2010 Rasio kematian ibu (MMR) selama kehamilan dan
melahirkan atau dalam 42 hari setelah melahirkan, per 100.000 kelahiran hidup
untuk negara Indonesia sebesar berkisar antara 140-380/100.000 kelahiran
hidup sedangkan untuk sesama negara ASEAN seperti Thailand berkisar antara
32-36/100.000 Kelahiran Hidup dan Malaysia 14-68/100.000 kelahiran hidup.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007 menyebutkan bahwa


AKI di Indonesia untuk periode lima tahun sebelum survei (2003-2007)
sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2009).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melaksakan Asuhan Kebidanan Pada Ny. M dengan Retensio
Plasenta.
2. Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Untuk mengetahui pengertian dari retensio plasenta.


Untuk mengetahui etiologi dari retensio plasenta.
Untuk mengetahui tanda dan gejala dari retensio plasenta.
Untuk mengetahui komplikasi dari retensio plasenta.
Untuk mengetahui terapi dari retensio plasen
Untuk mengetahui penatalaksanaan dari retensio plasenta.

C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan pasien,
sehingga komplikasi yang bisa saja terjadi selama kehamilan, persalinan
dan nifas dapat dicegah.

2.

Bagi Pendidikan
Sebagai wacana untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
serta bahan tambahan buku-buku di perpustakaan dan sebagai kerangka

3.

acuan dalam pembuatan Asuhan Kebidanan bagi adik-adik selanjutnya.


Bagi klinik

Sebagai referensi dalam pemberian asuhan kebidanan khususnya


untuk mencegah terjadinya perdarahan pada ibu dengan retensio plasenta
4.

di masa yang akan datang.


Bagi Penulis
Mengetahui askeb pada kasus Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
dengan Retensio Plasenta dengan baik dan benar.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
Retensio Plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir ( Saifudin, 2002).

Retensio Plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam


waktu 1 jam setelah bayi lahir ( Mochtar, 1998).
Jenis retensio plasenta :
1. Plasenta adhesive adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta
sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis
2. Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki
sebagian lapisan miometrium
3. Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai/memasuki miometrium
4. Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus
lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus
5. Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta didalam kavum uteri,
disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.

B. Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2007), sebab retensio plasenta dibagi menjadi 2
golongan antara lain yaitu :
1) Sebab fungsional
a. His yang kurang kuat (sebab utama).
b. Tempat melekatnya yang kurang menguntungkan (contoh : di sudut
tuba).
c. Ukuran plasenta terlalu kecil.
d. Lingkaran kontriksi pada bagian bawah perut.
2) Sebab patologi anatomik (perlekatan plasenta yang abnormal)

a. Plasenta akreta, yaitu vili korialis menanamkan diri lebih dalam ke


dalam dinding rahim dari pada biasa ialah sampai ke batas antara
endometrium dan miometrium.
b. Plasenta inkreta, yaitu vili korialis masuk ke dalam lapisan otot rahim.
c. Plasenta perkreta, yaitu vili korialis menembus lapisan otot dan
mencapai serosa atau menembusnya.
C. Tanda dan gejala
Tanda Dan Gejala Retensio Plasenta :
1. Plasenta Akreta Parsial / Separasi
a. Konsistensi uterus kenyal
b. TFU setinggi pusat
c. Bentuk uterus discoid
d. Perdarahan sedang banyak
e. Tali pusat terjulur sebagian
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta lepas sebagian
h. Syok sering
2. Plasenta Inkarserata
a. Konsistensi uterus keras
b. TFU 2 jari bawah pusat
c. Bentuk uterus globular
d. Perdarahan sedang
e. Tali pusat terjulur
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta sudah lepas
h. Syok jarang
3. Plasenta Akreta
a. Konsistensi uterus cukup
b. TFU setinggi pusat
c. Bentuk uterus discoid
d. Perdarahan sedikit / tidak ada
e. Tali pusat tidak terjulur
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta melekat seluruhnya

h. Syok jarang sekali, kecuali akibat inversio oleh tarikan kuat pada tali

pusat.

D. Komplikasi
Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya:
1. Perdarahan
Terjadi terlebih lagi bila retensio plasenta yang terdapat sedikit perlepasan
hingga kontraksi memompa darah tetapi bagian yang melekat membuat
luka tidak menutup.
2. Infeksi
Karena sebagai benda mati yang tertinggal di dalam rahim meningkatkan
pertumbuhan bakteri dibantu dengan port dentre dari tempat perlekatan
plasenta.
3. Dapat terjadi plasenta inkarserata dimana plasenta melekat terus
sedangkan kontraksi pada ostium baik hingga yang terjadi.
4. Terjadi polip plasenta sebagai massa proliferative yang mengalami infeksi
sekunder dan nekrosis Dengan masuknya mutagen, perlukaan yang semula
fisiologik dapat berubah menjadi patologik (displastik-diskariotik) dan
akhirnya menjadi karsinoma invasif. Sekali menjadi mikro invasive atau
invasive, proses keganasan akan berjalan terus. Sel ini tampak abnormal
tetapi tidak ganas. Para ilmuwan yakin bahwa beberapa perubahan
abnormal pada sel-sel ini merupakan langkah awal dari serangkaian
perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian bisa
menyebabkan

kanker. Karena

itu

beberapa

perubahan

abnormal

merupakan keadaan prekanker, yang bisa berubah menjadi kanker.


5. Syok haemoragik

E. Terapi
Bila tidak terjadi perdarahan : perbaiki keadaan umum penderita bila perlu
misal: infus atau transfusi, pemberian antibiotika, pemberian antipiretika,
pemberian ATS. Kemudian dibantu dengan mengosongkan kandung kemih.
Lanjutkan memeriksa apakah telah terjadi pemisahan plasenta dengan cara
Klein, Kustner atau Strassman.
Bila terjadi perdarahan: lepaskan plasenta secara manual, jika plasenta
dengan pengeluaran manual tidak lengkap dapat disusul dengan upaya
kuretase. Bila plasenta tidak dapat dilepaskan dari rahim, misal plasenta
increta/percreta, lakukan hysterectomia.
Cara untuk melahirkan plasenta:
a. Dicoba mengeluarkan plasenta dengan cara normal : Tangan kanan
penolong meregangkan tali pusat sedang tangan yang lain mendorong
ringan.
b. Pengeluaran plasenta secara manual (dengan narkose)
c. Melahirkan plasenta dengan cara memasukkan tangan penolong kedalam
cavum uteri, melepaskan plasenta dari insertio dan mengeluarkanya.
d. Bila ostium uteri sudah demikian sempitnya, sehingga dengan narkose
yang

dalam pun tangan tak dapat masuk, maka dapat dilakukan

hysterectomia untuk melahirkan plasentanya.

F. Penatalaksanaan
Penanganan retensio plasenta berupa pengeluaran plasenta dilakukan
apabila plasenta belum lahir dalam 1/2-1 jam setelah bayi lahir terlebih lagi
apabila disertai perdarahan (Prawirohardjo, 2012).
1. Tindakan penanganan retensio plasenta

a. Memberikan informasi kepada ibu tentang tindakan yang akan


b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

dilakukan.
Mencuci tangan secara efektif.
Melaksanakan pemeriksaan umum.
Mengukur vital sign, suhu, nadi, tensi, pernafasan.
Melaksanakan pemeriksaan kebidanan (inspeksi, palpasi).
Memakai sarung tangan steril.
Melakukan vulva hygiene.
Mengamati adanya gejala dan tanda retensio plasenta.
Bila plasenta tidak lahir dalam 30 menit sesudah lahir atau terjadi
perdarahan sementara plasenta belum lahir, maka berikan oxytocin 10

IU IM.
j. Pastikan bahwa kandung kemih kosong dan tunggu terjadi kontraksi
kemudian coba melahirkan plasenta dengan menggunakan peregangan
tali pusat terkendali.
k. Bila dengan tindakan tersebut plasenta belum lahir dan terjadi
l. perdarahan banyak,maka plasenta harus dilahirkan secara manual.
Berikan cairan infus NACL atau RL secara guyur untuk mengganti
cairan.
2. Cara melakukan Manual Plasenta
a. Memasang infus cairan dekstrose 5%.
b. Ibu posisi litotomi dengan narkosa dengan segala sesuatunya dalam
keadaan suci hama.
c. Tekniknya yaitu tangan kiri diletakkan di fundus uteri, tangan kanan
dimasukkan dalam rongga rahim dengan menyusuri tali pusat sebagai
penuntun, tepi plasenta dilepas disisihkan dengan tepi jari-jari tangan
dan apabila sudah lepas ditarik keluar. Lakukan eksplorasi apakah ada
luka-luka atau sisa-sisa plasenta dan bersihkanlah. Manual plasenta
berbahaya karena dapat terjadi robekan jalan lahir (uterus) dan
membawa infeksi.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
DENGAN KASUS RETENSIO PLASENTA

Tanggal Masuk

: 28- 07- 2016

Tanggal Pengkajian : 28- 07- 2016

Jam Masuk

: .00 WIB

Jam Pengkajian

Pengkaji

:Kelompok

: 09.00 WIB

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas/Biodata
Nama

: Ny.N Nama

Nama Suami : Tn.I

Umur

: 21 thn

Umur

: 24 thn

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

Suku/bangsa : Aceh

Pekerjaan

: Petani

Alamat:

Suku/bangsa : Aceh

: Panton

10

2. Alasan Utama Masuk Kamar Bersalin :ingin melahirkan.

3. Riwayat Menstruasi
Manarche

:12 thn.

Siklus

:28 hari/Teratur.

Lama

:7-8 hari.

Banyak

:3xganti pembalut/hari.

Dismenorea :Ada.

4.

Tanda-tanda persalinan :
Kontraksi

: tanggal 3 februari 2016

Frekuensi

: 3xselama 15 menit

Lamanya

:15 menit

Jam

:04.20

Lokasi tidak nyamanan :Simfisis dan pinggang

5. Pengeluaran pervaginam

Darah Lender : Ada,

,jumlah : 200 cc

,warna : merah kekuningan

Air Ketuban

:Ada,

jumlah : 500 cc

,warna : putih keruh

Darah

:Tidak ada,

jumlah : tidak ada

,warna : tidak ada

11

6. Riwayat kelahiran,persalinan,nifas yang lalu


Anak

Tgl lahir

J.P

T.P

Penolong

ke

Komplikasi pd ibu Bayi

Nifas

& bayi
-

7. Riwayat kehamilan sekarang


G :I

P:0

HPHT

:02- 05 - 2016

HPL

:09 - 02 - 2016

ANC

:teratur

A:0

Fr :4x

Di:BPM HJ. Rosdiana

Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir :Aktif 10 x


Riwayat imunisasi :Lengkap
Keluhan

:Tidak ada

12

Tanda-tanda bahaya :Tidak ada

8. Riwayat penyakit yang pernah di derita


Tidak Ada
9. Riwayat penyakit keluarga
Tidak Ada

10. Riwayat KB
Tidak Ada
11. Riwayat sosial ekonomi dan psikososial
1) Status perkawinan : Sah, kawin 1 kali
2) Lama menikah

: 2 tahun, Menikah pada umur : 19 thn

3) Kehamilan direncanakan
4) Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan dan persalinan :senang
5) Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami
6) Tempat rujukan jika terjadi komplikasi :RSU. Fauziah Bireuen
7) Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan,persalinan dan
nifas :Tidak ada.
12. Activity Daily Living
a. Pola makan dan Minum

13

Frekuensi

: 3xsehari, makan terakhir jam 01.00 wib

Jenis

: Nasi

Minum

: 10 gelas/hari

Keluhan/Pantangan: Tidak ada


b. Pola Istirahat
Tidur Siang

: 2 jam

Tidur malam : 6 Jam

Tidur terakhir

: 1 jam

Keluhan

: Tidak ada

c. Pola Eliminasi
BAK

: 6x/Hari,

Konsistensi : Normal, Warna : kuning

BAB

: 3x/Hari,

Konsistensi : Normal,

BAB terakhir jam : 08.20 wib


d. Personal Hygiene
Mandi

: 3x/hari, terakhir mandi sore

Ganti pakaian

: 3x/hari

e. Aktivitas
Pekerjaan sehari-hari
Keluhan

: IRT

: Tidak ada

Hubungan sexual :3 x / minggu

14

Warna :bilirubin

f. Kebiasaan hidup
Merokok

: Tidak ada

Minuman keras

: Tidak ada

Obat terlarang

: Tidak ada

Minum jamu

: Tidak ada

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum/kesadaran: baik
Tanda-tanda vital
TD

: 120/80 mmHg

Pols

: 68 x/menit

RR

: 24 x/menit

Temp : 36,5C

Pengukuran tinggi badan dan berat badan


BB

: 60 kg

Kenaikan BB selama hamil


15

: 12 kg

TB

: 158cm

LILA : 24cm
1) Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Postur tubuh

Kepala
Rambut

: Ikal,warna hitam,lebat

Muka

: Oval, Cloasma : tidak ada, Odema : tidak ada

Mata

: Simetris, Conjunctiva : normal, Sclera : normal

Hidung

: Normal, polip : tidak ada

Gigi & mulut

: Bersih

Leher

: Tidak ada pembengkakan

Payuudara

Bentuk simetris

: Ya

Keadaan putting susu

: Menonjol

Areola mamae

: Kecoklatan

Colostrum

: Ada

Abdomen
Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan

16

Linea nigra

: Tidak ada

Bekas operasi

: Tidak ada

Genetalia

: Tidak ada pemeriksaan

Tangan dan kaki


Simetris/Tidak

Odem pada tungkai bawah

: Tidak ada

Varises

: Tidak ada

Pergerakan

: Baik

Palpasi

Payudara
Colostrum

: Ada

Benjolan

:Tidak Ada

Abdomen
Leopod I

: 32 cm

Leopod II

: PUKA

Leopod III

: Kepala

Leopod IV

: Disvergen

Kontraksi

: 3x/15 menit, teratur

17

Kandung kemih

: kosong

Auskultasi
DJJ

: 152 x / mnt

Frekuensi

: 1x / mnt, teratur / tidak

Puctum maksimum :

Perkusi
CVAT

:-

Pemeriksaan dalam
Atas indikasi : Medis

Jam: 11.00

Dinding vagina

: Menebal

Portio

: Membuka

Pembukaan servik

: 10 cm

Ketuban

: Ada

Oleh: Bidan Rosdiana

Penurunan bagian terendah : Kepala

Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 05 Februari 2016
Hasil

Jenis pemeriksaan : VT

: pembukaan lengkap (10 cm)

Kala I
S

: Adanya cairan keluar,dan nyeri bagian simpisis


18

: Pembukaan 10 cm,djj 153 x/m

: Ny.N Inspartu kala I (pembukaan)

: 1. Mempesiapkan alat untuk tindakan partus


2. Memantau setiap pembukaan
3. Mendengar djj 10 menit sekali

Kala II
S

: Nyeri daerah simfisis, sakit pinggang, dan adanya rasa ingin BAB

: Pembukaan lengkap, lahirnya kepala bayi disertai seluruh badan


nya

: Ny.N Inpartu Kala II(pengeluaran janin)

: Memotong tali pusat,membedong bayi,melakukan section pada


mulut dan hidungnya agar tidak ada sekret.

Kala III
S

: Merasa kelelahan dan lemas

: Tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta,pemberian oksitosin

: Ny,N Inpartu kala III (pengeluaran plasenta)

19

: Berikan cairan glukosa 40tts/mnt,RL 20tts/mnt, memberi minum


pasien, dan melakukan tindakan manual plasenta,apabila setelah 15
menit plasenta ny tidak lahir juga maka pasien di rujuk

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
20

1. Penyusun telah melakukan pengkajian pada ibu bersalin untuk


mendapatkan informasi dan data yang akurat
2. Berdasarkan data dari hasil pengkajian, telah dapat diinterprestasikan dan
ditetapkan diagnosa, masalah serta kebutuhannya
3. Pada kasus ini tidak diberikan intervensi tindakan segera, karena
merupakan kasus yang fisiologis
4. Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan tidak ditemukan diagnosa dan
masalh potensial yang membutuhkan antisipasi penanganannnya.
5. Penyusun dapat membuat rencana asuhan yang menyeluruh sesuai dengan
diagnosa, masalah, dan kebutuhan.
6. Asuhan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana asuhan yang telah
dibuat.
7. Evaluasi asuhan kebidanan yang dilakukan telah sesuai dengan konsep.
Dari hasil evaluasi tersebut seluruh diagnosa, masalah, kebutuhan, yang
ada hampir seluruhnya dapat diatasi dengan baik.

B. Saran.
1. Lahan Praktek
Sebelum mahasiswa praktik ke ruangan harus mampu melakukan
pemeriksaan-pemeriksaan fisik pada pasien.
2. Pendidikan
Untuk bagian pendidikan,mahasiswa diharapkan menerapkan ilmu yang
sudah dipelajari selama memberikan asuhan keperawatan di lapangan.

21

BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan dapat disimpulkan :

22

1. Pada tahap pengkajian setelah dilakukan pengumpulan data dapat


ditemukan masalah pada Ny M G:I P:0 A:0 dengan gangguan pada Kala
III yaitu adanya Retensio Plasenta.
2. Dari masalah yang ada telah dilakukan asuhan kebidanan sesuai dengan
langkah-langkah manajemen kebidanan dan dilakukan plasenta manual.
3. Retensio plasenta mempunyai arti klinis yang besar karena dapat
menyebabkan perdarahan hebat, perforasi uterus dan infeksi yang
berakibat pada morbiditas bahkan mortalitas pada ibu.
B. Saran
1. Dalam melakukan plasenta manual perlu diperhatikan prosedurnya agar
tidak terjadi komplikasi
2. Perlunya pengawasan pada ibu pasca tindakan karena merupakan periode
kritis bagi ibu.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2006, Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar,


Depkes RI, Jakarta
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC. Jakarta

23

Saifudin, Abdul Bari dkk 2002 Buku Panduan Praktis

Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.


Saifudin, Abdul Bari dkk 2002 Buku Acuan Nasional

Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.


Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan
Sarwono prawirohardjo. Jakarta.

24

Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai