Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dahulu banyak orang menganggap bahwa pertolongan pada persalinanlah yang paling

penting untuk menyelamatkan ibu dan anak. Tapi persalinan boleh diibaratkan seperti
pertandingan olahraga. Prestasi pertandingan tidak ditentukan oleh daya upaya waktu
pertandingan saja, tetapi jauh sebelumnya ialah sangat tergantung pada persiapan fisik maupun
mental sebelum pertandingan.1,2
Persalinan membutuhkan keadaan fisiologis yang optimal dari alat kandungan wanita,
maka sudah jelas bahwa diperlukan persiapan fisik dan mental sebelum persalinan.Wanita yang
hamil bukan saja memerlukan kesehatan yang optimal menjelang persalinan, tetapi sejak hamil
harus dalam kondisi yang sehat, karena keadaan ibu sangat mempengaruhi pertumbuhan anak
yang dikandungnya.1
Wanita yang merasa dirinya hamil, harus segera memeriksan dirinya. Perawatan diri dan
mental sebelum persalinan pada masa kehamilan disebut dengan antepartum. Perawatan
antepartum bersifat preventif dan tujuannya adalah mencegah hal-hal yang kurang baik bagi ibu
maupun anak. Antepartum care berarti perawatan sebelum anak lahir, jadi perawatan dalam
kehamilan dan lebih ditujukan kepada keadaan ibu. Sedangkan prenatal care berarti perawatan
sebelum anak lahir, jadi terutama ditujukan kepada anak dalam proses kehamilan.1
Dalam praktek sehari-hari baik antepartum care maupun prenatal care tidak dibedakan
satu sama lain. Tujuan antepartum care terhadap ibu adalah :1

Untuk mengurangi penyulit-penyulit masa antepartum


Untuk mempengaruhi kesehatan jasmani maupun rohani dari ibu
Supaya persalinan dapat berlangsung dengan aman
Supaya ibu dalam kondisi yang sehat saat melahirkan
Supaya ibu dapat memenuhi segala kebutuhan janin

Sedangkan, tujuan terhadap anak adalah :1

Mengurangi kejadian prematur, kematian neonatal


Mencapa kesehatan yang optimal dari bayi

Antepartum care hanya dapat berhasil dengan baik jika antara dokter dan pasien saling
bekerjasama dengan baik.1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1

Pemeriksaan Kehamilan
Apabila seorang perempuan datang memeriksakan diri karena merasa dirinya hamil,

tugas kita yang pertama adalah menentukan apakah dia betul-betul hamil atau tidak. Kehamilan
adalah suatu keadaan fisiologis yang normal atau tidak normal akibat kehamilan tersebut. Tujuan
pemeriksaan kehamilan adalah untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan kelahiran bayi yang sehat.1
Saat kehamilan masih muda. Kadang-kadang sukar untuk memastikan kehamilan karena
rahim belum teraba dari luar. Walaupun begitu kita dapat mencari gejala-gejala lain sebagai
pegangan, seperti adanya kolostrum, keadaan buah dada, mual, muntah, dan sebagainya. Jika
kehamilan sudah lanjut, misalnya lebih dari 5 bulan, maka pada umumnya lebih mudah
menentukan kehamilan. Selain daripada menentukan kehamilan dengan pemeriksaan, kita juga
harus mendapat kesan bagaimana kehamilan, keadaan jalan lahir, dan kesehatan ibu.1
Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan sedini mungkin, yaitu segera setelah seorang
perempuan merasakan dirinya hamil sehingga dokter atau bidan memiliki waktu yamg cukup
banyak untuk memperbaiki keadaan-keadaan yang tidak baik. Pada umumnya pemeriksaan
kehamilan dilakukan sebagai berikut :1,2

Sekali sebulan sampai dengan bulan VI


Dua kali sebulan dari bulan VI sampai dengan bulan IX
Sekali seminggu pada bulan terakhir

Aturan pemeriksaan tersebut diatas tentu hanya berlaku jika segalanya normal. Jika terdapat
kelainan disesuaikan menurut kebutuhan pasien. Sebaliknya jika keadaan rumah pasien jauh dan
sulit ditempuh, tidak ada salahnya menjarangkan waktu kedatangannya.1
Selain pemeriksaan perut, harus dilakukan penimbangan berat badan, mengukur tekanan
darah, pemeriksaan protein dalam air seni setiap kali kunjungan. Hb ditentukan sekali 3 bulan. 1,2
Penerangan mengenai hygiene dalam kehamilan seperti diet, istirahat, gerak badan dan pakaian.

Sebaliknya pasien juga harus diajarkan secara bijaksana untuk mengenali tanda-tanda bahaya
dalam kehamilan seperti :1

Perdarahan dari kemaluan


Edema muka atau jari
Sakit kepala hebat
Pengelihatan kabur
Nyeri perut
Muntah hebat
Demam
Keluarnya cairan sekonyong-konyong dari vagina

Keluhan-keluhan yang sering ditemukan pada ibu hamil1


1. Mual dan muntah yang biasanya timbul pada bulan ke II dan hilang setelah bulan ke III
yang biasanya terjadi pagi hari terutama saat perut kosong. Pengobatan melalui cara
berikut :
a. Makan dulu sedikit, misalnya biskuit dan teh sebelum bangun dari tempat tidur
b. Makan harus dalam porsi kecil, tetapi sering, misalnya 5kali/hari
c. Dapat juga diberikan vitamin B kompleks, vitamin C
2. Sakit pinggang umumnya disebabkan karena perubahan sikap badan, karena titik berat
badan pindah kedepan dan diimbnagi oleh lordosis yang berlebihan. Nyeri serti ini dapat
diatasi dengan pemberian analgetika. Penyebab lainnya karena melonggarnya sendi-sendi
panggul seperti symphisis dan articulation sacroiliaca akibat pengaruh hormon
kehamilan, dengan istirahat atau pemakaian korset, keluhan dapat berkurang.
3. Varises dipengaruhi oleh faktor keturunan, berdiri lama, dan usia. Dalam kehamilan, hal
ini ditambah oleh faktor hormonal (progesteron) dan bendungan dalam panggul.
Perempuan yang mengalami varises tidak boleh menggunakan pakaian yang sempit atau
menekan dan tidak boleh bekerja lama sambil berdiri. Sewaktu istirahat hendaknya kaki
ditinggikan.
4. Hemoroid (wasir) dapat bertambah besar dalam kehamilan karena adanya bendungan
darah di dalam rongga panggul. Defekasi yang teratur penting untuk bendungan dalam
rongga panggul.
5. Sakit kepala biasanya timbul pada saat hamil muda tanpa penyebab yang jelas. Sakit
kepala pada triwulan terakhir dapat merupakan gejala preeklampsia berat.
6. Edema sering timbul pada kaki dan tungkai bawah. Harus selalu diperiksa apakah edema
berasal dari preeklampsia. Jika disebabkan oleh tekanan dari rahim yang membesar
4

terhadap vena-vena panggul, edema akan hilang dengan istirahat, lebih nyata pada malam
hari, dan menghilang pada pagi hari.
7. Sesak napas karena rahim yang membesar mendesak diafragma keatas, jika tidur dengan
bantal yang tinggi maka sesak akan berkurang.
8. Fluor albus yang sangat banyak dan menggangu dan menyebabkan perasaan gatal dan
eksim disekitar kemaluan harus dicari apakah penyebabnya. Gonokokus menyebabkan
fluor, seperti nanah. Trichomonas vaginalis menyebabkan fluor yang putih berbuih,
sedangkan candida albicans menyebabkan fluor dengan gumpalan putih atau kuning yang
menyebabkan gatal yang sangat. Terapi harus ditujukan pada penyebabnya.
2. 2

Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan kebidanan terbagi dalam :
I.
II.
III.
IV.
V.

Anamnesa (Tanya jawab)


Pemeriksaan
Diagnosa atau ikhtiar pemeriksaan
Prognosa (ramalan)
Terapi (pengobatan)

2. 2.1 Anamnesa
2. 2.1.1 Identitas
Pada anamnesa ditanyakan nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama, dan alamat.
Maksud dari pertanyaan ini ialah untuk mengidentifikasi (mengenali) dan menentukan status
sosial ekonomi penderita. Hal ini penting kita ketahui, misalnya untuk menentukan anjuran atau
pengobatan apa yang akan diberikan. Umur merupakan hal yang penting karena ikut menentukan
prognosis kehamilan. Jika umur terlalu lanjut atau terlalu muda, persalinan lebih banyak
risikonya. Ditinjau dari segi umur kita mengenal istilah :1

Primigravida tua ialah perempuan yang pertama kali hamil, sedangkan umurnya sudah

mencapai 36 tahun atau lebih.


Primigravida muda ialah perempuan yang belum mencapai umur 16 tahun.

Pada primigravida tua dan muda, kemungkinan kurang lancarnya persalinan akan lebih besar.
Sehingga pemeriksaan dan pimpinan persalinan harus dilakukan secara cermat.1
2. 2.1.2 Keluhan Utama
5

Pada keluhan utama ditanyakan apakah penderita datang untuk memeriksakan kehamilan
atau mempunyai keluhan yang penting.1
2. 2.1.3 Riwayat Haid
Dalam riwayat haid ditanyakan :1

Kapan anda mengalami haid (menarche) ?


Apakah haid teratur atau tidak ?
Dan, bagaimana siklusnya ?
Berapa lama haid dalam setiap siklus ?
Berapa banyak darah yang keluar saat haid ?
Bagimana sifat darah cair atau menggumpal ?
Bagaimana warnanya ? Apakah berbau ?
Apakah haid terasa nyeri ?
Kapan terjadinya haid terakhir ?

2. 2.1.4 Riwayat Perkawinan


Dalam riwayat perkawinan ditanyakan :1

Apakah anda menikah ?


Berapa kali anda menikah ?
Sudah berapa lama anda menikah ?

2. 2.1.5 Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas sebelumnya


Dalam riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sbelumnya ditanyakan :1

Kehamilan
o Apakah pasien mengalami gangguan seperti persarahan, muntah yang hebat,
toksemia gravidarum pada kehamilan sebelumnya
Persalinan
o Apakah persalinan yang lalu berlangsung spontan atau buatan, aterm atau
prematur, apakah terjadi perdarahan , dan siapa yang menolong persalinan
o Apakah ada riwayat abortus spontan atau yang diinduksi
o Apakah ada riwayat paritas tinggi
o Tanyakan indikasi seksio sesarea sebelumnya jika ada

o Apakah ada penyulit kehamilan dan persalinan sebelumnya, seperti persalinan


prematur, ketuban pecah sebelum waktunya, distosia, perdrah pasca salin,
kematian janin atau bayi, morbiditas perinatal, dibetes, dan hipertensi

Nifas
o Tanyakan adanya panas atau perdarahan pada masa nifas sebelumnya serta
kondisi laktasi

2. 2.1.6 Anak
Anamnesis anak meliputi jenis kelamin hidup atau tidak, umur, dan sebab (jika
meninggal), serta berat badan bayi waktu lahir.1
2. 2.1.7 Kehamilan Sekarang
Hal-hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis kehamilan sekarang adalah sebagai
berikut :1

Kapan ibu mulai merasakan gerakan anak


Jika kehamilan masih muda, tanyakan adanya mual, muntah, sakit kepala, dan perdarahan
Jika kehamilan sudah tua, tanyakan adanya bengkak di kaki atau muka, sakit kepala,
perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain

2. 2.1.8 Riwayat Keluarga


Dalam riwayat keluarga perlu ditanyakan :1

Adanya penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular yang

dapat mempengaruhi persalinan


Adanya riwayat kelainan kongenital dalam keluarga dan riwayat kelainan kongenital

pada kelahiran sebelumnya


Informasi tentang kelainan metabolik, penyakit kardiovaskular, keganasan dan retardasi
mental

2. 2.1.9 Kesehatan Fisik


Dalam anamnesis kesehatan fisik perlu ditanyakan :1

Adanya riwayat pernah mengalami sakit keras atau dioperasi


7

Nafsu makan, miksi, dan defekasi ibu

2. 2.2 Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dibahas di sini meliputi hal-hal berikut :1,2
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan kebidanan (status obstetrikus)
3. Pemeriksaan tambahan
2.2.2.1 Pemeriksaan Umum
Hal-hal yang harus ditemukan dalam pemeriksaan umum, yaitu :1,2
1. Keadaa umum penderita, keadaan gizi (malnutrisi atau obesitas), kelaina bentuk badan,
kesadaran
2. Adanya anemia, sianosis, ikterus, atau dispnea
3. Keadaan jantung dan paru
Pada kehamilan, adanya murmur sistolik di daerah batas sternum kiri dianggap normal
4. Adanya edema
Edema yang menyeluruh, misalnya di daerah muka, tangan, perut, dan persendian
dianggap tidak normal sedangkan edema di kaki dan pergelangan kaki pada siang hari
dianggap normal
5. Refleks (terutama refleks lutut)
Refleks lutut negatif dapat terjadi pada keadaan hipovitaminosis B1 dan penyakit saraf
6. Tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik atau 90 diastolik. Selain
itu, perubahan 30 sistolik dan 15 diastolik di atas tekanan darah sebelum hamil
menandakan toksemia gravidarum
7. Berat badan
Berat badan dalam triwulan ke III tidak boleh bertambah lebih dari 1kg dalam seminggu
atau 3kg dalam sebulan .
8. Pemeriksaan laboratorium
a. Urin
b. Glukosa
c. Darah
i. Penapisan awal
- Kadar hemoglobin dan hematokrit
- Glukosa
- Golongan darah dan tipe rhesus
- Penapisan antibody ireguler
8

Titer TORCH, titer antigen hepatitis bila status imunitas belum

ditentukan pada pemeriksaan darah sebelumnya


- Pemeriksaan sitologi cervix
- Uji serologi untuk sifilis
ii. Penapisan tambahan
Evaluasi berikut harus dilakukan jika ada indikasi berdasarkan riwayat
penyakit, etnik, ras, dan social
- Kultur urin
- Kultur cervix untuk gonore dan klamidia
- Uji toleransi glukosa satu jam, khususnya pada perempuan dengan
riwayat diabetes dalam keluarga atau riwayat glukosuria atau
riwayat persalinan sebelumnya dengan bayi besar (>4000g)
- Pemeriksaan sel sabit (sickle cell)
- Uji sputum untuk tuberculosis, kalau perlu rontgen paru
iii. Kadar maternal serum -fetoprotein (MSAFP)
Kadar ini diukur pada kehamilan 16 minggu . Nilai yang dilaporkan
adalah multiple of the mean (MOM). Kadar MSAFP yang meningkat (2.5
MOM atau lebih) menunjukkan :
-

Defek tabung saraf terbuka (open neural tube defect) seperti

misalnya anensefalus, spina bifida dan meningomielokel


- Omfalokel
- Kehamilan ganda
- Atresia duodenum
iv. Trias pemeriksaan penapisan
Trias pemeriksaan penapisan adalah pemeriksaan MSAFP, hCG dan estriol
yang dilakukan untuk menapisi sindrom Down pada kehamilan 16 minggu
dan pada perempuan berusia kurang dari 35 tahun.
v. Pemeriksaan rutin trimester ketiga
Pada trimester ketiga sebaiknya dilakukan secara rutin pemeriksaan :
- Kadar hemoglobin dan hematokrit ulangan
- Pemeriksaan ulangan antibodi pada pasien dengan rhesus negatif
-

pada kehamilan 28-32 minggu


Pemberian immunoglobulin Rho (anti-D) profilaksis (300g) untuk
menurunkan

insidensi

isoimunisasi

Rh

pada

perempuan-

perempuan dengan Rh-negatif jika antibodinya negatif dan ayah


janin tersebut mempunyai Rh-positif

2.2.2.2 Pemeriksaan Kebidanan (status obstetrikus)


Hal-hal yang harus dilakukan dalam pemeriksaan kebidanan (status obstetrikus) adalah
sebagai berikut :1,2
1. Inspeksi (periksa pandang)
Wajah
Pada inspeksi wajah tentukan ada atau tidaknya kloasma gravidarum, edema

wajah, keadaan selaput mata (pucat atau merah), serta keadaan lidah dan gigi.
Lidah
Pada inspeksi leher, tentukan adanya bendungan vena di leher (mis : pada

penyakit jantung), pembesaran kelenjar gondok, atau pembesaran kelenjar limfa


Dada
Pada inspeksi dada, tentukan bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan

areola, keadaan puting susu , serta ada tidaknya kolostrum


Perut
Pada inspeksi perut, tentukan apakah perut membesar ke depan atau kesamping
(pada asites), keadaan pusat, pigmentasi di linea alba, penampakan gerakan anak

atau kontraksi rahim, adanya striae gravidarum atau bekas luka.


Vulva
Pada inspeksi vulva, tentukan keadaan perineum, adanya varises, tanda Chadwick.

Kondilomata, fluor
Anggota bawah
Cari adanya varises, edema, luka, atau sikatriks pada lipat paha

2. Palpasi (periksa raba)


Tujuan dari pemeriksaan palpasi adalah untuk menentukan :
Besar rahim sehingga dapat ditentukan tuanya kehamilan
Letak anak dalam rahim
Selain itu, adanya tumor-tumor lain dalam rongga perut, kista, mioma, atau limpa yang
membesar juga harus diraba.
Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian, yaitu :

Leopold I
- Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha
10

- Pemeriksa berdiri disebelah kanan penderita sambil melihat ke arah bawah


penderita
- Rahim dibawa ke tengah
- Tentukan tinggi fundus uteri
- Tentukan bagian anak yang terdapat dalam fundus
- Bokong bersifat lunak, kurang bundar, dan kurang melenting
- Kepala bersifat keras, bundar, dan melenting
- Pada letak lintang fundus uteri kosong
Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tinggi fundus uteri

Gambar 1. Pemeriksaan Leopold 1

Leopold II
- Kedua tangan pindah kesamping
- Tentukan posisi punggung anak
-Punggung anak terdapat di sisi yang memberikan rintangan terbesar, carilah
bagian-bagaian kecil, yang biasanya terletak berlawanan dengan sisi yang
member rintangan terbesar tadi
-Kadang-kadang kepala atau bokong terdapat disamping yang menjadi penentu
11

letak lintang

Gambar 2. Pemeriksaan Leopold 2

Leopold III
-Hanya menggunakan satu tangan saja
-Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
-Tentukan apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan

Gambar 3. Pemeriksaan Leopold 3

Leopold IV
-Pemeriksa mengubah posisi tubuhnya dan melihat kea rah kaki si penderita
-Dengan menggunakan kedua tangan, tentukan apa yang mejadi bagian bawah
-Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas panggul, dan
Berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul

12

Gambar 4. Pemeriksaan Leopold 4

Pengukuran dalam sentimeter untuk mengikuti pertumbuhan anak sesuai pertumbuhan


rahim saat ini sering dilakukan. Objek yang diukur adalah tingginya fundus uteri dan perimeter
umbilical (lingkaran perut setinggi pusat)
Hubungan antara tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan ditentukan dengan rumus :
a) McDonald
Tinggi fundus uteri (cm) : 3,5cm = tuanya kehamilan dalam bulan
Pemeriksaan pada kehamilan muda dilakukan dengan cara ballottement. Sebelum bulan
ke-IV, biasanya bagian-bagian anak belum jelas, kepala belum dapat ditentukan, begitu pula
punggung anak. Pada saat ini cukup untuk menetukan apakah ada benda (janin) yang melenting
keseluruhannya di dalam rahim (ballottement in toto).
Sebelum bulan ke-III, rahim tidak dapat diraba dari luar. Untuk mencari perubahan besar,
bentuk dan konsistensi rahim, dilakukan pemeriksaan dalam atau toucher. Perubahan yang dapat
ditemukan pada kehamilan muda ialah sebagai berikut :

Selaput lendir vulva dan vagina membiru (tanda Chadwick)


Portio melunak
Corpus uteri membesar dan lunak

13

Jika 2 jari dari tangan diletakan dalam fornix posterior dan tangan satunya pada
dinding perut depan diatas symphisis, maka isthmus uteri sedemikian lunaknya,

seolah olah corpus uteri tidak berhubungan dengan vervix (tanda Hegar)
Pada waktu pemeriksaan maka kadang-kadang corpus uteri yang lunak itu
menjadi lebih keras. Hal tersebut disebabkan karena timbulnya kontraksi (tanda

Braxto Hicks)
Kadang-kadang teraba fundus uteri tak rata karena uterus lebih cepat tumbuhnya
di daerah implantasi telur (tanda piskacek)
Ballottement dari janin seluruhnya dapat dirasakan pada bulan 5 keatas
Zona pelunakan
Selain palpasi dengan cara Leopold, selalu harus diraba ada atau tidak
pembengkakan abnormal (mioma, kista, lien yang membesar dan lain-lain) pada
rahim atau didalam rongga perut

3. Auskultasi (periksa dengar)


Ausultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop. Biasanya digunakan stetoskop
monoaural (Laennec), tetapi dapat juga dengan stetoskop kepala atau dengan dopton.
Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang berasal dari.
Anak
o Bunyi jantung anak
Bunyi jantung anak dapat didengar pada akhir bulan V, walaupun dengan
Dopton sudah dapat didengar pada akhir bulan ke III dan dengan
ultrasonik pulsasi jantung sudah dapat dilihat pada umur kehamilan 7
minggu. Frekuensi bunyi jantung anak 120-160kali/menit. Hal-hal yang
dapat diketahui dari bunyi jantung anak :
- Tanda pasti kehamilan
- Anak hidup
- Presentasi anak
- Posisi anak (kedudukan punggung)
- Sikap anak (habitus)
- Adanya anak kembar
Sedangkan dari sifat bunyi jantung anak, kita dapat mengetahui keadaan
anak. Anak yang dalam keadaan sehat bunyii jantungnya teratur dan
frekuensinya antara 120-160kali/menit
14

Ibu
-

Bising rahim
Rahim bersifat bising da frekuensi bising rahim sama dengan
denyut nadi ibu. Bising rahim dihasilkan oleh arteri uterine
Bunyi aorta
Frekuensi bunyi aorta sama dengan denyut nadi ibu, untuk
membedakannya dengan bunyi jantung anak, nadi ibu harus

dipegang
Bising usus
Bising usus bersifat tidak teratur disebabkan udara dan cairan yang
ada dalam usus ibu

4. Pemeriksaan dalam
Dokter biasanya melakukan pemeriksaan dalam pertama pada saat kehamilan muda dan
sekali lagi pada kehamilan 8 bulan untuk pemeriksaan panggul. Keadaan pamggul
terutama penting bagi primigravida , karena panggulnya belum pernah diuji dalam
persalinan. Tanda-tanda yang menimbulkan persangkaan panggul sempit ialah :
Pada primigravida : kepala belum turun pada bulan terakhir
Pada multigravida : jika dalam anmanesis ternyata terdapat riwayat obstetrik jelek
Jika terdapat kelainan letak pada hamil tua
Jika badan penderita menunjukkan kelainan seperti kifosis, skoliosis, kaki pendek
sebelah atau pincang
Pada usia kehamilan 8 bulan dilakukan pemeriksaan dalam, hal-hal yang diperiksa adalah
sebagai berikut :

Konjugata diagonalis
Aapakah linea innominata teraba seluruhnya atau sebagian
Keadaan sacrum, apakah konkaf dalam arah atas bawah dan dari kiri ke kanan
Keadaan dinding samping panggul, apakah lurus atau konvergen
Apakah spina ischiadica menonjol
Keadaan pubis : apakah ada eksostosis
Keadaan arcus pubis

2.2.2.3 Pemeriksaan Tambahan


Menurut American College of Obstretican and Gynecologist dan American of pediatrics
(2007), tujuan pematangan janin antepartum meliputi pencegahan kematian janin dan
penghindaran intervensi yang tidak perlu. Teknik-teknik yang saat ini digunakan untuk
15

memperkirakan kesejahteraan janin berfokus pada aktivitas fisik janin, termasuk denyut jantung,
gerakan, pernapasan, dan produksi cairan amninon.3

Gerakan Janin
Aktivitas pasif janin tanpa rangsangan sudah mulai timbul sejak usia kehamilan 7 minggu
dan menjadi semakin rumit dan terkoordinasi pada akhir kehamilan. Setelah minggu ke 8,
gerakan tubuh janin tidak pernah berhenti selama periode lebih dari 13 menit. Antara 20-30
minggu, gerakan tubuh umum menjadi lebih teratur, dan janin mulai memperlihatkan siklus
istirahat-aktivitas. Pola denyut jantung janin, gerakan tubuh umum, dan gerakan mata serta
menjelaskan empat status perilaku janin :3

Status 1F adalah keadaan tenang-tidur tenang-dengan deyut jantung janin tidak banyak

berubah
Status 2F mencakup gerakan tubuh kasar yang berulang kali, gerakan mata kontinu, dan
variasi denyut jantung janin yang lebih luas. Keadaan ini analog dengan tidur aktif atau

tidur rapid eye movement (REM) pada neonatus


Status 3F mencakup gerakan mata kontinu tanpa gerakan tubuh dan tidak ada akselerasi

denyut jantung. Keberadaan status ini masih diperdebatkan


Status 4F adalah keadaan dengan gerakan tubuh yang kuat disertai gerakan mata kontinu
dan akselerasi denyut jantung janin. Keadaan ini sesuai dengan keadaan terjaga pada bayi

Volume cairan amnion adalah penentu penting lain aktivitas janin. Para peneliti mengamati
penurunan aktivitas janin seiring dengan berkurangnya volume amnion dan menunjukkan bahwa
ruang uterus yang terbatas mungkin secara fisik membatasi gerakan janin.3
Pernapasan Janin
Gerakan dinding dada pada janin berbeda dengan gerakan dinding dada yang terjadi setelah
janin lahir, gerakan ini tidak kontinu. Gambaran menarik lain pada pernapasan janin adalah
gerakan dinding dada paradoks contohnya gerakan batuk untuk menghiangkan debris amnion.
Sewaktu inspirasi, dinding dada secara paradoks, kolaps, dan abdomen menonjol. Pada neonatus
atau dewasa, hal yang sebaliknya terjadi.3
16

Banyak peneliti mempelajari gerakan bernapas janin, menggunakan sonografi untuk


menentukan apakah pemantauan gerakan dinding dada dapat mengevaluasi kesehatan janin.
Beberapa variabel, selain hipoksia diketahui mempengaruhi gerakan pernapasan janin. Variabelvariabel tersebut mencakup persalinan-saat pernapasan normalnya berhenti-hipoglikemia,
rangsangan suara, merokok, amniosintesis, persalinan prematur mengancam, usia gestasi, dan
denyut jantung itu sendiri.3
Volume Cairan Amnion
Volume cairan amnion umumnya dievaluasi pada wanita dengan keluhan penurunan gerakan
janin. Selain itu, cairan amnion telah menjadi komponen integral dalam penilaian antepartum
kehamilan yang berisiko mengalami kematian janin. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa
penurunan perfusi uteroplasenta dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ginjal janin,
berkurangnya produksi urin, dan akhirnya oligohidramnion.3
Indeks cairan amnion 5cm secara bermakna meningkatkan risiko pelahira caesar atas
indikasi gawat janin atau skor Apgar 5 menit yang rendah. Demikian juga, dalam suatu analisis
retrospektif mendapatkan bahwa indeks cairan amnion 5cm berkaitan dengan peningkatan
signifikan angka morbiditas dan mortalitas perinatal. Peningkatan risiko bayi berat lahir rendah
jika terhadap oligohidramnion.3
Tidak semua peneliti sependapat dengan konsep bahwa indeks 5cm mengisyaratkan
gangguan hasil akhir kehamilan. Dalam satu-satunya uji acak yang pernah dilaporkan
menyimpulkan bahwa untuk kehamilan aterm dengan nilai indeks cairan amnion 5cm,
membiarkan persalinan berlangsung spontan tanpa intervensi sama efektifnya seperti induksi
persalinan.3
2.3 Diet Dalam Kehamilan
Makanan perempuan hamil harus lebih diperhatikan daripada diluar kehamilan, karena diet
ini dipergunakan :

Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan


Untuk tumbuhnya janin
Supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas
17

Cadangan untuk masa laktasi

Zat-zat yang diperlukan dalam kehamilan antara lain : zat putih telur, zat tepung, zat lemak,
garam-garam terutama garam dapur, fosfor, besi, vitamin-vitamin dan air. Makanan hendaknya
beraneka ragam dan berganti-ganti. Cara pengolahan makanan juga harus diperhatikan.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inertia uteri,
perdarahan pasca salin, sepsis puerperalis dan lain-lain. Sedangkan makan berlebih dapat
mengakibatkan gemuk, pre-eklampsi, janin besar, dan sebagainya.1,2
2.3.1 Perubahan berat badan
Pembatasan pertambahan berat badan hanya berperan sedikit dalam mencegah preeklampsia
dan eklampsia (peningkatan berat badan yang luar biasa merupakan gambaran yang mencolok
pada preeklampsia dan eklampsia). Kenaikan berat badan yang dianjurkan Committee of the
National Academy of Science adalah sebagai berikut :

Untuk ibu-ibu dengan berat badan dibawah berat badan seharusnya (underweight),

kenaikan yang dianjurkan adalah 12,5-18kg


Untuk ibu-ibu dengan berat badan normal, kenaikan yang dianjurkan adalah antara 11,5-

16kg
Untuk ibu-ibu dengan berat badan berlebih (overweight), kenaikan berat badan yang
dianjurkan adalah 7-11,5kg

Secara umum, peningkatan berat badan selama kehamilan yang disarankan adalah sekitar
10-15kilogram. Penambahan berat badan ini merupakan hal penting sebagai tanda pertumbuhan
anak yang baik. Hal lain yang harus diperhatikan adalah :
1. Peningkatan berat badan akibat kehamilan, yang normalnya sebesar 10-15 kilogram
terdiri dari :
a. Janin
b. Plasenta dan selaput
c. Cairan ketuban
d. Pertambahan berat uterus
e. Pertambahan volume darah
f. Payudara
g. Pertambahan cairan ekstremitas bawah

: 3,75kg
: 0,75kg
: 1kg
: 1,25kg
:1,75kg
: 1kg
: 1-1,5kg

18

2. Kurangnya pertambahan berat badan merupakan tanda bahaya, jika pada kehamilan 20
minggu kenaikan berat badan kurang dari 5 kg maka kebiasaan makan harus diperbaiki
2.3.2 Kalori
Perempuan hamil dengan berat badan normal membutuhkan sekitar 2400 kalori per hari
selama kehamilan, yang berarti meningkat 300 kalori/hari diatas kebutuhan perempuan tidak
hamil. Perhatian kita terutama harus lebih ditujukan terhadap masalah kualitas daripada
kuantitas. Pada umumnya, jumlah kaloridalam keadaan hamil tidak perlu ditambah, malahan
harus dikurangi jika berat badan pasien terlalu naik.
2.3.3 Protein
Pertumbuhan sel membutuhkan protein, asupan protein yang tidak mencukupi (tidak
adekuat) selama kehamilan dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang tidak optimal dan
terjadinya pengurangan ukuran berbagai organ janin, akibatnya morbiditas dan mortalitas
perinatal meningkat. Selama kehamilan seorang perempuan dewasa membutuhkan protein
sekitar 1,3g/kgBB/hari, sedangkan seorang remaja membutuhkan protein 1,5g/kgBB/hari.
Sebagian besar protein tersebut berasal dari hewan, seperti daging, susu, telur, keju, ayam, dan
ikan yang mengandung asam amino yang mencukupi untuk sistesis protein.

Tabel 1. Kebutuhan nutrisi ibu hami, tidak hami, dan menyusui

19

2.3.4 Mineral
Kebutuhan mineral bertambah saat kehamilan, terutama kebutuhan Ca, P, dan Fe. Besi (Fe)
diperlukan untuk pembuatan Hb janin, sedangkan kalsium (Ca) dan fosfor (P) diperlukan untuk
pembuatan tulang-tulang janin.
Zat besi
Pemberian tambahan zat besi diperlukan untuk perkembangan janin dan meningkatkan
volume darah ibu. Elemen zat besi sebesar 30-60 mg/hari harus diperlukan untuk
melengkapi diet. Zat besi ditemukan pada hati, daging merah, daun-daun hijau, kacangkacang, bubur sereal, buah-buahan.
Kalsium
Masukan kalsium yang dianjurkan adalah 1200 mg/hari, yang bisa didapat dari minum susu
setiap hari. Sumber kalsium lainnya yaitu kacang kedelai, dan makanan yang berasal dari
susu termasuk keju.
Natrium
Pembatasan asupan natrium yang dulu sering disarankan kini tidak lagi dianjurkan karena
adanya efek natriuretik dari progesteron. Kepastian tentang penggunaan diuretik pada
kehamilan sendiri belum ada.
2.3.5 Vitamin
Pada hewan percobaan kekurangan vitamin dapat menimbulkan kelainan bawaan dan
abortus, namun pada manusia hal ini belum bisa dibuktikan. Meskipun belum dapat dibuktikan
vitamin tetap sering diresepkan oleh para dokter, tetapi tidak banyak bukti yang menunjukan
vitamin berguna bagi ibu maupun bayinya.
Vitamin A
Vitamin A misalnya diperlukan untuk penambah daya tahan tubuh terhadap infeksi

20

Vitamin B kompleks
Kekurangan vitamin B kompleks dapat menyebabkan perdarahan pada bayi, menambah
kemungkinan perdarahan pascasalin dan atrofi ovarium. Vitamin B1 (tiamin) merupakan
vitain anti neuritis. Asam nikotinat bersifat anti pellagra, sedangkan kekurangan vitamin B2
(riboflavin) dapat menyebabkan keilosis.
Asam folat
Asam folat diperlukan untuk pembentukan heme, suatu protein yang mengandung besi.
Selama kehamilan, diperlukan sekitar 1mg asam folat per hari. Asama folat dapat ditemukan
pada makanan yang menganung zat besi dan protein. Kekurangan asam folat mempunyai
dampak terhadap masalah reproduksi seperti solution plasenta, preekalmpsia, serta
gangguan janin seperti defek pada tabung neural.
Vitamin B12
Vitamin ini terdapat secara alamiah hanya pada makanan yang berasal dari hewan (daging
atau ikan).
Vitamin C
Selain dapat mencegah skorbut, vitamin C dapat berfungsi untuk pertumbuhan janin.
Selama hamil kebutuhannya sebanyak 80mg/hari. Namun tidak dianjurkan mengkonsumsi
dengan dosis (1 gram atau lebih) sebagai pencegah demam influenza, karena dapat
membahayakan janin.
Vitamin D
Vitamin D bersifat antirakitis. Vitamin ii terutama penting bagi ibu yang tinggal di daerah
kurang sinar matahari.
Vitamin E
Vitamin E penting untuk reproduksi dan pertumbuhan embrio.

21

2.3.6 Air
Perempuan hamil harus minum cukup banyak air, kira-kira 6-8 gelas sehari. Air menambah
keringat dan pengeluaran racun melalui usus dan ginjal.
2.4 Penyesuaian Kebiasaan Hidup
2.4.1 Kegiatan latihan (exercise)
Seorang perempuan hamil tidak perlu membatasi kegiatannya, asal yang bersangkutan tidak
terlalu lelah. Pembatasan yang ketat mungkin diperlukan pada keadaan-kaadaan seperti (cervix
inkompeten, preeclampsia, persalinan prematur, kehamilan ganda.
2.4.2 Perjalanan
Tidak ada efek membahayakan akibat perjalanan, pesawat terbang dengan tekanan tinggi
juga tidak menimbulkan risiko. Seorang perempuan hamil dianjurkan untuk berjalan-jalan setiap
2 jam untuk mencegah bendungan vena tungkai dan tromboflebitis.1,2
2.4.3 Kebiasaan buang air besar
Kebiasaan buang air besar pada masa kehamilan menjadi tidak teratur, hal tersebut
disebabkan adanya relaksasi otot polos saluran cerna akibat pengaruh progesteron dan tekanan
oleh massa uterus yang terus membesar. Obstipasi mungkin terjadi karena hal-hal berikut :

Kurang gerak badan


Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon
Tekanan pada rektum oleh kepala

Usaha untuk melancarkan buang air besar antara lain minum banyak, gerak badan yang
cukup, makan makanan yang banyak mengandung serat (sayur dan buah-buahan).
2.4.4 Koitus
Sebenarnya hubungan seksual pada kehamilan tidak berbahaya, dengan syarat tidak ada
penyulit kehamilan, seperti ketuban pecah, persalinan prematur, dan cervix inkompeten. Koitus
pada kehamilan muda harus dilakukan dengan hati-hati, terutama pada wanita yang mudah

22

mengalami keguguran. Persetubuhan pada akhir kehamilan juga lebih baik ditinggalkan, karena
kadang-kadang menimbulkan infeksi pada persalinan dan nifas.1,2
Prostaglandin yang terdapat pada cairan semen dan orgasme pada perempuan mungkin
menyebabkan terjadinya kontraksi yang timbul karena koitus
2.4.5 Merokok
Seorang ibu yang merokok sering kali mempunyai bayi yang lebih kecil (sekitar 250g)
disertai dengan peningkatan kematian perinatal. Akibat buruk meroko kemungkinan disebabkan
oleh :1,2
1. Karbon monoksida yang mengakibatkan inaktivasi fungsi hemoglobin ibu dan janin.
2. Aktivitas vasokontriksi nikotin menyebabkan berkurangnya masukan kalori pada
perempuan perokok.
2.4.6 Alkohol
Kelainan janin akibat konsumsi alkohol yang berat selama kehamilan dikenal sebagai fetal
alcohol syndrome. Dan terdiri dari defek kraniofasial, defek kardiovaskuler dan ekstremitas,
hambatan pertumbuhan pra dan pascanatal, serta timbulnya retardasi mental.
2.4.7 Obat-obatan
Setiap obat yang diberikan selama kehamilan akan melewati plasenta dan sampai pada janin.
Kemungkinan efek samping jangka panjang pemberian obat-obatan terhadap perkembangan
janin seperti diethylstillbestrol (DES) harus selalu diingat, oleh karena itu jika terpaksa harus
menggunakan obat harus dipertimbangkan kembali keuntungan dan kerugiannya.1,2
2.4.8 Pekerjaan
Perempuan hamil boleh melakukan pekerjaan sehari-hari dirumah, dikatorm ataupun
dipabrik asal bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah sehingga pekerjaan harus diselingi
istirahat.1,2

2.5 Higiene Umum dalam Kehamilan


23

2.5.1 Gerak badan


Gerak badan yang ringan tetap diperluakan, karena istirahat yang lama dapat melemahkan
otot. Kegunaan dari gerak badan yaitu sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah,
pencernaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak. Istirahat yang diperlukan adalah 8 jam malam
hari dan 1 jam siang hari.1,2
2.5.2 Kebersihan badan
Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi. Pemeliharaan buah dada juga penting.
Puting susu harus diberishkan kalau terbasahi oleh kolostrum, kalau dibiarkan dapat terjadi
eksim. Puting susu yang masuk disuahakan supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali
mandi.1,2
Perawatan gigi dalam kehamilan untuk menjamin pencernaan yang sempurna. Perempuan
yang hamil jangan melakukan irigasi vagina kecuali dengan nasihat dokter.1
2.5.3 Pakaian
Pakaian yang disaranka adalah pakaian yang tidak boleh menekan badan. Pakaian yang
menekan menyebabkan bendungan vena dan mempercepat timbulnya varises. Dianjurkan untuk
pemakaian sepatu dengan hak yang rendah karena sulit mempertahankan keseimbangan dan
menyebabkan nyeri pinggang.1,2
2.5.4 Aspek Jiwa dalam Kehamilan Persalinan
Selain kesehatan fisik, kesehatan mental juga perlu diperhatikan. Kita harus memperhatikan
keadaan jiwa ibu, orang-orang disekitarnya, dan sikap ibu terhadap kehamilan dan persalinan.
Dua persoalan dalam bidang jiwa yang sering dijumpai pada perempuan hamil adalah perasaan
takut dan penolakan ibu terhadap kehamilan dan penolakan anak yang dikandung oleh ibunya.1,2

BAB III

24

KESIMPULAN
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologist (2007), tidak ada uji
terbaik untuk mengevaluasi kesejahteraan janin. Tiga sistem pengujian uji stress kontraksi, uji
non stress, dan profil biofisik-memiliki titik akhir yang berbeda bergantung pada situasi klinis.3
Pertimbangan terpenting dalam memutuskan kapan memulai uji antepartum adalah
prognosis kelangsungan hidup neonatus. Keparahan penyakit ibu adalah pertimbangan penting
lainnya. Secara umum, untuk kebanyakan kehamilan risiko tinggi, sebagian besar penulis
menganjurkan bahwa pengujian dimulai pada gestasi 32-34 minggu. Kehamilan dengan penyulit
berat mungkin memerlukan pengujian sedini 26-28 minggu.3
Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada dokter ahli kebidanan, dokter ahli
lain, dokter umum, bidan, perawat bidan. Dalam satu komunitas seperti di Indonesia ada pusatpusat kesehatan PUSKESMAS dan KIA nya dimana seorang ibu hamil dapat memeriksakan
kehamilannya. Dari hasil pemeriksaan dapat dibuat diagnosis, lallu diberikan pengobatan dan
penanganan. Kepada ibu hamil diberikan nasihat-nasihat untuk memelihara kesehatannya selama
hamil, nifas, dan laktasi.2

DAFTAR PUSTAKA
25

1. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jilid 1. Jakarta:EGC,1998


2. Wirahkusumah FF, Mose JC, Handono B. Obstetri Fisiologi. Edisi 2. Jakarta:EGC,2010
3. Hunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, Spong. Obstetri Williams. Edisi 23. Jakarta:
EGC,2010

26

Anda mungkin juga menyukai

  • Varicella Zoster
    Varicella Zoster
    Dokumen16 halaman
    Varicella Zoster
    Ario Matswopati Ali Meyer
    Belum ada peringkat
  • VZV - Veganitya
    VZV - Veganitya
    Dokumen16 halaman
    VZV - Veganitya
    Ario Matswopati Ali Meyer
    Belum ada peringkat
  • BPH
    BPH
    Dokumen18 halaman
    BPH
    Ario Matswopati Ali Meyer
    Belum ada peringkat
  • Insomnia Geriatri
    Insomnia Geriatri
    Dokumen29 halaman
    Insomnia Geriatri
    Ario Matswopati Ali Meyer
    50% (2)
  • Patogenesis Skabies
    Patogenesis Skabies
    Dokumen5 halaman
    Patogenesis Skabies
    Ario Matswopati Ali Meyer
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    Ario Matswopati Ali Meyer
    Belum ada peringkat
  • Osteoarthritis Kuliah MHSW 2014 Okt
    Osteoarthritis Kuliah MHSW 2014 Okt
    Dokumen49 halaman
    Osteoarthritis Kuliah MHSW 2014 Okt
    Ario Matswopati Ali Meyer
    Belum ada peringkat
  • ISK dan BPH pada Lansia
    ISK dan BPH pada Lansia
    Dokumen14 halaman
    ISK dan BPH pada Lansia
    Ario Matswopati Ali Meyer
    Belum ada peringkat
  • Fisiologi Tidur
    Fisiologi Tidur
    Dokumen21 halaman
    Fisiologi Tidur
    Ario Matswopati Ali Meyer
    Belum ada peringkat
  • PERSALINAN NORMAL
    PERSALINAN NORMAL
    Dokumen0 halaman
    PERSALINAN NORMAL
    Nuciana Siti Andrianti
    Belum ada peringkat
  • Gizi Lansia
    Gizi Lansia
    Dokumen14 halaman
    Gizi Lansia
    Ario Matswopati Ali Meyer
    Belum ada peringkat
  • Bab II Tinjauan Pustaka
    Bab II Tinjauan Pustaka
    Dokumen11 halaman
    Bab II Tinjauan Pustaka
    Ario Matswopati Ali Meyer
    Belum ada peringkat
  • Status Ujian Ario
    Status Ujian Ario
    Dokumen41 halaman
    Status Ujian Ario
    Ario Matswopati Ali Meyer
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen20 halaman
    Bab Ii
    Ario Matswopati Ali Meyer
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi
    Hipertensi
    Dokumen42 halaman
    Hipertensi
    Ario Matswopati Ali Meyer
    Belum ada peringkat