Secara
umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi
yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Fermentasi diperkirakan menjadi cara
untuk menghasilkan energi pada organisme purba sebelum oksigen berada pada konsentrasi
tinggi di atmosfer seperti saat ini, sehingga fermentasi merupakan bentuk purba dari produksi
energi sel. Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi
tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya
sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan) (Chasanah 1991).
Proses fermentasi secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu fermentasi asam laktat,
fermentasi alkohol dan fermentasi asam cuka. Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi
dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi
anaerob. Reaksinya: C6H12O6 ->2 C2H5OCOOH + Energi. Beberapa mikroba mengalami
peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat +
CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol. Satu molekul glukosa pada fermentasi
alkohol hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, sedangkan satu molekul glukosa pada
respirasi aerob mampu menghasilkan 38 molekul ATP. Reaksinya: C 6H12O6 -> 2 C2H5OH + 2
CO2 + 2 NADH2 + Energi. Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang
berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka
(Acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari
energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob. Reaksi: C 6H12O6 -> 2 C2HOH
-> 2 CH3COOH + H2O + 116 kal (glukosa) (Wheaton dan Lawson 1985).
Proses fermentasi menjadi bagian penting dalam pengolahan makanan. Ragi dalam
proses fermentasi berfungsi sebaga zat pengikat gizi makanan agar tidak rusak akibat adanya
bakteri yang hidup di dalamnya. Fungsi garam dalam proses fermentasi berperan dalam
menghambat aktivitas bakteri pembusuk dan sebagian besar enzim proteolitik. Hasil
fermentasi dapat berupa senyawa kimia, seperti asam laktat yang berfungsi dalam proses
biokimia dalam tubuh manusia, aseton sebagai zat pelarut, hidrogen dan etanol yang dapat
melarutkan senyawa kimia pada makanan (Pato 2003).
Proses fermentasi pada makanan dapat membantu dalam mempertahankan gizi
makanan, menambah asupan gizi makanan, menstimulasi peningkatan kekebalan tubuh dan
membantu
penyerapan
mineral
makanan.
Fungsi
umum
dari
fermentasi
adalah
satu jenis komponen saja sebagai hasil utamanya; dan heterofermentatif jika megnhasilkan
campuran berbagai senyawa/komponen utama.