Anda di halaman 1dari 1

Nama : Muhammad Irma Sunu

D
NIM

: 13312241042

Realism and Anti-Realism


Realisme adalah aliran yang mempunyai pemahaman
bahwa alam semesta tidak dipengaruhi oleh manusia. Segala sesuatu yang diperbuat oleh
manusia

tidak

berpengaruh

pada

dunia.

Lawan

dari realisme adalah idealisme.

Idealisme adalah aliran yang mempunyai pemahaman bahwa semua isi dunia relatif
terhadap pikiran manusia. Apa yang dipikirkan oleh manusia berpengaruh terhadap
sekitar.
Menurut realisme, tujuan sains adalah untuk menyediakan deskripsi yang benar
tentang dunia. Namun, anti-realisme beranggapan bahwa tujuan sains adalah untuk
menyediakan deskripsi yang benar tentang bagian-bagian tertentu dari dunia, yang
disebut dengan bagian observable atau bagian yang dapat diamati.
Dalam mengamati, terdapat beberapa tingkatan, yakni observable dan detection.
Observable maksudnya

sesuatu yang bisa

diamati

oleh

panca

indera.

Detection

maksudnya sesuatu yang tidak bisa diamati oleh panca indera, tetapi dapat dideteksi
dengan alat tertentu. Contohnya adalah elektron. Elektron tidak bisa dilihat oleh mata
atau alat apapun. Namun, keberadaannya dapat dideteksi dengan alat pendeteksi. Orbit
elektron juga tidak dapat diamati. Namun, semua itu dapat diketahui menggunakan
perhitungan matematika.
Realisme dan anti-realisme selalu mempunyai pendapat yang berbeda. Menurut
anti-realisme, teori yang dihasilkan oleh realisme adalah dongeng atau cerita fiksi belaka
supaya mempermudahkan dalam pemahaman dan prediksi. Lalu realisme tak tinggal
diam. Realisme mengatakan jika anti-realisme berpendapat demikian, maka semua
manusia hidup hanya berdasarkan miracle atau keajaiban saja.
Dalam filsafat ilmu, anti-realisme berlaku terutama untuk klaim tentang non-realitas
unobservable entitas seperti elektron atau DNA, yang tidak detectable dengan indera
manusia. Salah satu tokoh anti-realis dalam filsafat ilmu adalah instrumentalism, yang
melihat diagnostic terhadap keberadaan entitas unobservable: unobservable entitas X
hanya berfungsi sebagai alat untuk membantu dalam keberhasilan teori Y sehingga kita
tidak perlu menentukan keberadaan atau non-keberadaan X.
Referensi:
Okasha, Samir. 2002. Philosophy of Science: A Very Short Introduction. New York: Oxford
University Press. (Page 40-57)

Anda mungkin juga menyukai