Anda di halaman 1dari 15

1. Ceritakan mengenai biodiversitas!

Biodiversitas atau Keanekaragaman Hayati adalah keanekaragaman organisme yang


menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan,
jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan
spesies, maupun tingkatan ekosistem.
WWF (1989) menyebut biodiversitas sebagai keanekaragaman hidup di bumi,
mencakup jutaan spesies tumbuhan, hewan, mikroorganisme; materi genetik yang
dikandungnya; serta ekosistem yang dibangun sehingga menjadi sebuah linkungan hidup.
Keanekaragaman hayati terbentuk karena keseragaman dan keberagaman sifat atau
ciri makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan,
mulai dari organisme tingkat rendah sampa organisme tingkat tinggi. Keanekaragaman
hayati juga terjadi dari tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi
kompleks, misalnya sari spesies sampai ekosistem.
Secara garis besar, keankaragaman hayati terbagai menjadi tiga tingkat yaitu:
a. Keanekaragaman Gen
Gen adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di
dalam kromosom. Setiap individu mempunyai kromosom yang membawa sifat
menurun (gen) dan terdapat di dalam intisel. Perbedaan jumlah dan susunan faktor
menurun tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.
Makhluk hidup satu spesies (satu jenis) bisa memiliki bentuk, sifat, atau ukuran
yang berbeda. Bahkan pada anak kembar sekalipun terdapat perbedaan. Semua
perbedaan yang terdapat dalam satu spesies ini disebabkan karena perbedaan gen.
Jadi keanekaragaman gen adalah keanekaragaman atau variasi yang ditemukan
di antara organisme dalam satu spesies yang menyebabkan variasi antara individu
sejenis. Misalnya: keanekaragaman pada tanaman mangga dan padi. Tanaman padi
ada beberapa macam misalnya IR, Rojolele, 64, Sedani, dan Kapuas. Tanaman
mangga juga ada bebeapa macam misalnya mangga arum manis, manalagi, mangga
golek. Keanekaragaman pada contoh tanaman padi dan mangga tersebut disebabkan
oleh variasi gen.
b. Keanekaragaman Spesies

1 | Page

Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan


secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya
(interhibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan
generasinya. Kumpulan makhluk hidup satu spesies atau satu jenis inilah yang
disebut dengan populasi.
Keanekaragaman jenis adalah segala perbedaan yang ditemui pada makhluk
hidup antar jenis atau antar spesies. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu
keluarga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar
individu

dalam

satu

spesies

(keanekaragaman

gen).

Contohnya

adalah

keanekaragaman antara kelapa, kurma, dan sagu. Meskipun tumbuhan-tumbuhan itu


merupakan satu kelompok tumbuhan palem-paleman, masing-masing memiliki fisik
yang berbeda dan hidup di tempat yang berbeda. Misalnya kelapa hidup di daerah
pantai, kurma hidup di daerah kering, dan sagu tumbuh di pegunungan basah (rawa
gambut).
c. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk
hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja,
tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada
lingkungan tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup
berdampingan.
Perbedaan komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis
makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda.
Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah tersebut juga bervariasi baik mengenai
kualitas maupun kuantitasnya. Variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi ini akan
menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Contoh ekosistem adalah: hutan hujan tropis,
hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau,
laut, dan lain-lain.
Jadi keanekaragaman ekosistem adalah segala perbedaan yang terdapat antar ekosistem.
Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena adanya keanekaragaman gen dan
keanekaragaman jenis (spesies). Keanekargaman tingkat ekosistem misalnya:

2 | Page

Ekositem lumut: didomonasi oleh tumbuhan lumut dan terletak di daerah


bertemperatur rendah, misalnya puncak gunung dan di kutub.

Ekosistem hutan berdaun jarum: di dominasi pohon berdaun jarum dan terletak di
daerah pegunungan.

Ekosistem hutan hujan tropis: terletak di daerah tropis dengan ciri ditumbuhi
berbagai macam pohon terutama tumbuhan epifit.

Ekosistem padang rumput: di dimonasi rumput dan terletak di daerah yang


beriklim sedang.

Ekosistem padang pasir: di dominasi tumbuhan kaktus terdapat pada daerah


beriklim panas.

Ekosistem pantai: di dominasi oleh pes caprae dan formasi barringtonnia yang
berbentuk pohon atau perdu.

Di muka bumi ini Biodiversitas atau keanekaragaman hayati, diperkirakan mencapai lebih
dari 1,7-2 milyar spesies.

3 | Page

Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi. Bila melihat berdasarkan
Garis Latitudinal, Wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya. Di daerah
tropis lebih banyak ditemukan spesies hewan dan tumbuhan. Jumlah keanekaragaman hayati terus
menurun jika semakin jauh dari ekuator.

Warna coklat di dalam gambar menunjukan bahwa di wilayah tersebut biodiversitasnya lebih
tinggi.
Sedangkan menurut Altitidinal gradien, atau berdasarkan ketinggian tempat, biodiversitas
pada tempat yang ketinggiannya rendah dan ketinggiannya tinggi dari permukaaan bumi, lebih
rendah biodiversitasnya. Dibandingkan dengan tempat yang ketinggiannya sedang.

4 | Page

Dari gambar ditunjukan bahwa pada ketinggian yang rendah dari permukaan tanah,
tanaman yang tumbuh tidak beraneka ragam seperti tanaman yang tumbuh pada ketinggian
sedang. Begitu juga pada tanaman yang tumbuh di ketinggian yang tinggi di atas
permukaan tanah. Hanya jenis tanaman tertentu saja yang ditemukan.
Di dalam keanekaragaman hayati atau biodiversitas, terkadang ditemukan adanya
spesiasi atau yang disebut dengan proses suatu spesies berdivergen menjadi dua atau lebih
spesies. Ada 4 macam mekanisme spesiasi, yaitu:
1. Speciasi Allopatrik :
o Speciasi yang terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara
geografis,
o Barier geografis ini memungkinkan populasi terpengaruh oleh faktor
lingkungan sperti makanan dll
o Maka terjadi fragmentasi habitat atau migrasi.
o Seleksi di bawah kondisi demikian dapat menghasilkan perubahan yang
sangat cepat pada penampilan dan perilaku organisme.
o Karena seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas pada populasi yang
terisolasi
o Hal yang tegas terlihat ketika ini berjalan dalam waktu yang lama maka
akan terjadi variasi yang mutasinya semakin besar , menyebabkan
terjadinya isolasi intrinsik yang akan mengarah ke isolasi reproduksi
sehingga akan menghalangi percampuran gen ,
o Pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan organisme yang tidak akan
dapat berkawin campur maka terbentuklah speciasi
o Contoh Xylocopa nobilis ( kumbang kayu) di Menado
2. Speciasi Peripatrik
o Speciasi yang terjadi ketika sebagaian kecil populasi organisme menjadi
terisolasi dalam sebuah lingkungan yang baru.
o Ini berbeda dengan spesiasi alopatrik dalam hal ukuran populasi yang lebih
kecil dari populasi tetua.
5 | Page

o Dalam hal ini, adalah hilangnya variasi genetik yang terjadi ketika suatu
populasi baru didirikan oleh sejumlah individu yang sangat kecil.
o Akibat dari hilangnya variasi genetik, populasi baru dapat berubah, baik
secara genotipe ataupun fenotif dari populasi asalnya.
o Dalam kasus ekstrem ini menyebabkan speciasi yang nantinya mengarah ke
terbentuknya evolusi
o Hilangnya variasi genetik ini, menyebabkan spesiasi cepat
o Karena melalui hanyutan genetika yang cepat dan seleksi terhadap gen yang
kecil .segeralah terjadi speciasi
3. Speciasi Parapatrik
o Speciasi ini mirip dengan spesiasi peripatrik dalam hal ukuran populasi
kecil yang masuk ke habitat yang baru,
o Namun berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan secara fisik antara dua
populasi.
o Spesiasi ini dihasilkan dari evolusi mekanisme yang mengurangi aliran
genetika antara dua populasi.
o Secara umum, ini terjadi ketika terdapat perubahan drastis pada lingkungan
habitat tetua spesies.
o Salah satu contohnya adalah rumput Anthoxanthum odoratum , yang dapat
mengalami spesiasi parapatrik sebagai respon terhadap polusi logam
terlokalisasi yang berasal dari pertambangan.
o Pada kasus ini, tanaman berevolusi menjadi resistan terhadap kadar logam
yang tinggi dalam tanah.
o Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan populasi tetua menghasilkan
perubahan pada waktu pembungaan, menyebabkan isolasi reproduksi.
o Seleksi keluar terhadap hibrid antar dua populasi dapat menyebabkan
"penguatan", yang merupakan evolusi sifat yang mempromosikan
perkawinan dalam spesies,
o serta peralihan karakter yang terjadi ketika dua spesies menjadi lebih
berbeda pada penampilannya.
4. Speciasi Simpatrik
o Mekanisme spesiasi adalah spesies yang bebrbeda menghuni tempat yang
sama berdivergen tanpa adanya isolasi geografis atau perubahan pada
habitat.
o Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yang sedikit
akan meng hilangkan perbedaan genetika antara satu bagian populasi
dengan bagian populasi lainnya.
o Secara umum, spesiasi simpatrik pada hewan memerlukan evolusi
perbedaan genetika dan terjadinya perkawinan acak
6 | Page

o Contoh bebek dengan Mentok yang berada pada habitat yang sama
o Dampak dari mekanisme ini akan membawa isolasi reproduksi
o Salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang dua
spesies yang berkerabat, menghasilkan spesies hibrid.
o Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan karena hewan hibrid bisanya
mandul. Sebaliknya, perkawinan silang umumnya terjadi pada tanaman,
karena tanaman sering menggandakan jumlah kromosomnya, membentuk
poliploid
o Ini membuat kromosom dari tiap spesies tetua membentuk pasangan yang
sepadan selama meiosis.
o Salah satu contoh Speciaisi dengan mekanisme simpatrik adalah kketika
tanaman Arabidopsis thaliana dan Arabidopsis arenosa
o dari Perkawinan menghasilkan spesies baru Arabidopsis suecica.
o Hal ini terjadi sekitar 20.000 tahun yang lalu, dan proses spesiasi ini telah
diulang dalam laboratorium, mengijinkan kajian mekanisme genetika yang
terlibat dalam proses ini.
o Sebenarnya, penggandaan kromoson dalam spesies merupakan sebab utama
isolasi reproduksi, karena setengah dari kromoson yang berganda akan tidak
sepadan ketika kawin dengan organisme yang kromosomnya tidak
berganda.
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas memiliki sejumlah manfaat bagi
kehidupan manusia antara lain:
1. Sebagai Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan
Kehidupan manusia yang bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan
tumbuhan yang kita manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung)
pada zaman dahulu juga merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian
dibudidayakan. Hewan dan tumbuhan liar itu dibudidayakan karena memiliki sifatsifat unggul yang diharapkan manusia. Sebagai contoh, ayam dibudidayakan karena
menghasilkan telur dan daging. Padi dibudidayakan karena menghasilkan beras.
Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang memiliki peranan penting untuk
memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, dan kesehatan, misalnya:

Pangan: berbagai biji-bijian (padi, jagung, kedelai, kacang), berbagai umbiumbian (ketela, singkong, suwek, garut, kentang), berbagai buah-buahan
(pisang, nangka, mangga, jeruk, rambutan), berbagai hewan ternak (ayam,

kambing, sapi).
Perumahan: kayu jati, sonokeling, meranti, kamfer.
7 | Page

Kesehatan: kunyit, kencur, temulawak, jahe, lengkuas.


2. Sebagai Sumber Pendapatan
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sumber pendapatan. Misalnya untuk
bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan baku industri misalnya
kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, teh dan kopi untuk industri
minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk
menghasilkan alkohol. Rempah-rempah misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur.
Perkebunan misalnya kelapa sawit dan karet.

3. Sebagai Sumber Plasma Nutfah


Hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui tidak perlu
dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang akan memiliki peranan
yang sangat penting. Sebgai contoh, tanaman mimba (Azadirachta indica),. Dahulu
tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung
zat azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri.
Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang dapat
digunakan sebagai sumber makanan masa depan, misalnya Chlorella. Buah pace
(mengkudu) yagn semula tidak dimanfaatkan, sekarang diketahui memiliki khasiat
untuk meningkatkan kebugaran tubuh, mencegah dan mengobati penyakit tekanan
darah.
Di hutan atau lingkungan kita, masih terdapat tumbuhan dan hewan yang belum
dibudidayakan, yang mungkin memiliki sifat-sifat unggul. Itulah sebabnya dikatakan
bahwa hutan merupakan sumber plasma nutfah (sifat-sifat unggul). Siapa tahu kelak
sifat-sifat unggul itu dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
4. Manfaat Ekologi
Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati
memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing
jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat
digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem
sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh
manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya
perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus.

8 | Page

Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh
organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan
air tanah, dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh
ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem
yang tidak stabil. Bagi manusia, keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang
sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.
5. Manfaat Keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu
yang sangat berguna untuk kehidupan manusia.

6. Manfaat Keindahan
Keindahan alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada keanekaragaman.
Bayangkan bila halaman rumah kita hanya ditanami satu jenis tanaman saja, apakah
indah? Tentu saja akan lebih indah apabila ditanami berbagai tanaman seperti mawar,
melati, anggrek, rumput, palem.
Kini kita sadari bahwa begitu banyak manfaat keanekaragaman hayati dalam
hidup kita. Pemanfaatannya yang begitu banyak dan beragam tentu saja dapat
mengancam kelestariannya. Untuk itu kita harus bijaksana dalam memanfaatkan
keanekaragaman hayati, dengan mempertimbangkan aspek manfaat dan aspek
kelestariannya.

2. Ceritakan mengenai klasifikasi!


Sampai sekarang, ada sekitar 50 milyar lebih spesies di bumi ini, dan baru sekitar 1,4
milyar spesies berhasil diteliti dan diberi nama. Sedangkan sisanya belum. Dengan begitu
banyaknya spesies yang ada, tentu saja para ahli mengalami kesulitan dalam mengingat
begitu banyaknya spesies tersebut. Untuk itulah dibutuhkan adanya klasifikasi.
Klasifikasi adalah pengelompokan makhluk hidup dalam takson melalui pencarian
keseragaman atau persamaan dalam keanekaragaman. Makhluk hidup yang
diklasifikasikan dalam satu kelompok atau takson tertentu memiliki persamaan-persamaan
sifat dan/atau ciri-ciri. Demikian pula sebaliknya, makhluk hidup dalam kelompok atau
takson yang berbeda akan memiliki perbedaan-perbedaan sifat dan/atau ciri-ciri.

9 | Page

Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan


tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok
tumbuhan ataupu hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau
hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain.
Perkembangan klasifikasi hewan secara garis besar dibagi menjadi empat tahap yaitu
klasifikasi masa sebelum Linnaeus (pra-Linnaeus), klasifikasi sistem Linnaeus, klasifika
sisistem 3 kingdom, dan klasifikasi sistem 5 kingdom.
1. Sistem Klasifikasi Pra-Linnaeus.
Sistem klasifikasi ini dilakukan dengan melihat kesamaan bentuk luar dari tubuh
makhluk hidup (morfologi). Makhluk hidup pada masa ini dibedakan menjadi dua
kelompok seperti konsep Aristoteles yang mengklasifikasikan makhluk hidup
menjadi 2 yaitu tumbuhan dan hewan. Hewan-hewan yang memiliki bentuk tubuh
yang sama dikelompokkan menjadi satu kelompok tersendiri. Selain itu hewan juga
dikelompokkan berdasarkan kegunaannya masing-masing. Pengelompokan hewan
didasarkan pada ciri-ciri lalu ditentukan macamnya dan diberikan nama sesuai
dengan isyarat yang dimiliki. Proses-proses ini dilakukan tanpa kesadaran dan
berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Pada masa pra-Linnaeus juga belum
ada publikasi tentang klasifikasi hewan.
2. Sistem Klasifikasi Linnaeus (Sistem 2 Kingdom).
Taksonomi Linnaeus adalah suatu sistem klasifikasi ilmiah yang
mengelompokkan organismeke dalam suatu hirarki. Sistem ini dirintis pada abad ke18 oleh Carolus Linnaeus, seorang ilmuwan Swedia, terutama melalui dua bukunya
Systema Naturae dan Species Plantarum.
Menurut sistem ini, klasifikasi diawali dengan tiga kerajaan besar,yang
selanjutnya dibagi lagi menjadi kelas dan ordo. Ordo kemudian dibagi lagi menjadi
genus dan selanjutnya spesies. Dia seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar
tatanama biologi. Ia dikenal sebagai "bapak taksonomi modern" dan juga merupakan
salah satu bapak ekologi modern. Linnaeus ialah ahli botani yang paling dihormati
pada masanya, dan ia juga terkenal dengan kemampuan bahasanya. Linnaeus adalahi
ahli Zoologi, botani dan juga seorang dokter. Makalahnya mengenai taksonomi
berjudul Systema Naturae. Di dalamnya, penggunaan deskripsi resmi -physalis amno
ramosissime ramis angulosis glabris foliisdentoserratis- diganti olehnya menjadi
nama genus-species yang ringkas dan akrab pada zaman sekarang -Physalis
angulata- dan penggolongan taksa lebih tinggi dibuat secara berurutan. Linnaeus
10 | P a g e

adalah pelopor sistem binomial nomenklature atau sistem tata nama ganda. Linnaeus
meneruskan kerja dalam sistem klasifikasi serta memperluas pula pada Kerajaan
(Regnum) Hewan dan Kerajaan Mineral.
Sumbangan utama Linnaeus bagi ilmu taksonomi ialah pembuatan konvensi
penamaan organisme hidup yang diterima secara universal dalam dunia ilmiah.
Karya Linnaeus tersebut menjadi titik awal tatanama biologi. Selain itu, Linnaeus
mengembangkan, selama pengembangan besar pengetahuan sejarah alam pada abad
ke-18, hal yang sekarang disebut sebagai taksonomi Linnaeus, yaitu sistem
klasifikasi ilmiah yang kini digunakan secara luas dalam biologi. Sistem Linnaeus
mengklasifikasikan alam dalam hirarki atau tingkatan-tingkatan, dimulai dengan
dua"kerajaan"atau kingdom yaitu Animalia dan Plantae. Kerajaan dibagi ke dalam
Kelas dan masing-masing Kelas terbagi dalam Ordo, yang dibagi dalam Genera
(bentuk tunggal: genus), yang dibagi dalam Spesies. Di bawah tingkatan
spesies,Linnaeus kadang menyebutkan takson yang tidak diberinya nama (untuk
tumbuhan, halini sekarang dinamai "varietas").
Linnaeus menamai taksa dengan sesuatu yang mengena pada ciri khusus taksa
tersebut. Sebagai contoh, manusia adalah Homo sapiens, tetapi ia juga menyatakan
bahwa ada species manusia kedua, Homo troglotydes (bermakna "orang goa", yang
ia maksudkan untuk simpansedan sekarang ditempatkan dalam genus berbeda
(bukanHomo) melainkan Pan troglotydes. Kelompok mamalia dinamai berdasarkan
kelenja susu (mammae) karena salah satu definisi karakteristik mamalia adalah
bahwa mereka merawat bayinya. (Dari beberapa perbedaan antara mamalia dan
hewan lain, Linnaeus lebih memilih hal ini karena pandangannya pada pentingnya
keberadaan induk betina). Hanya sistem pengelompokan hewan oleh Linnaeus yang
masih tetap digunakan hingga kini, dan pengelompokan itu sendiri sudah banyak
berubah sejak dicetuskan oleh Linnaeus sebagaimana prinsip-prinsip yang melandasi
pengelompokan itu juga banyak berubah.
Namun demikian, Linnaeus tetap dianggap berjasa mengembangkan gagasan
struktur hirarki klasifikasi yang didasari oleh sifat-sifat teramati. Rincian dasar
tentang hal yang dapat dianggap sah secara ilmiah untuk disebut 'sifat teramati' itu
sendiri telah berubah seiring bertambahnya pengetahuan (contohnya, DNA yang
pada masa hidup Linnaeus tidak dikenal telah terbukti bermanfaat dalam
mengklasifikasikan dan menentukan hubungan organisme hidup satu dengan
lainnya), namun prinsip- prinsip dasarnya tetap masuk akal.
11 | P a g e

3. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom


Ketika makhluk hidup bersel satu ditemukan, temuan baru ini dipecah ke dalam
dua kerajaan: yang dapat bergerak ke dalam filum Protozoa, sementara alga dan
bakteri ke dalam divisi Thallophyta atau Protophyta. Namun ada beberapa makhluk
yang dimasukkan kedalam filum dan divisi, seperti alga yang dapat bergerak,
Euglena, dan jamur lendir yang mirip amuba. Karena dasar inilah, Ernst Haeckel
pada tahun 1866 menyarankan adanya kerajaan ketiga, yaitu Protista untuk
menampung makhluk hidup yang tidak memiliki ciri klasifikasi yang jelas. Kerajaan
ketiga ini baru populer belakangan ini (kadang dengan sebutan Protoctista). Protista
adalah organisme yang memiliki sifat-sifat tumbuhan dan hewan sekaligus.

4. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom.


Ada dua tokoh yang mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi sistem 4
kingdom yaitu Copeland dan Whittaker. Hanya saja dasar yang digunakan oleh
keduanya berbeda sehingga dihasilkan klasifikasi makhluk hidup yang berbeda pula.
Copeland membagi menjadi empat Kingdom yaitu Monera, Protoctista, Metaphyta
dan Metazoa. Monera adalah organisme yang belum memiliki membran inti dan
membran organel sel atau bersifat prokariotik. Berbeda dengan Protista/Protoctista
yang bersifat Eukariotik. Metaphyta adalah tumbuhan yang mengalami masa
perkembangan embrio, begitu juga Metazoa adalah kelompok hewan yang
mengalami masa perkembangan embrio dalam siklus hidupnya.
Sedangkan Whittakers membagi hewan menjadi beberapa kingdom: Animalia,
Plantae, Fungi dan Protista. Fungi dijadikan kingdom tersendiri karena fungi
memiliki perbedaan dari tumbuhan. Fungi bukan organisme autotrof layaknya
tumbuhan melainkan organisme yang heterotrof yaitu tidak dapat mensintesis
makanannya sendiri.
5. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom
Tokoh pencetus adanya klasifikasi 5 Kingdom adalah Robert H. Whittaker. Dia
menggolongkan makhluk hidup menjadi Animalia, Plantae, Fungi, Protista dan
Monera. Ciri-ciri pada sistem 5 kingdom:
a. Kingdom Monera: Prokariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan
Multiseluler
b. Kingdom Protista: Eukariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan
Multiseluler
12 | P a g e

c. Kingdom Fungi: Eukariot, Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler


d. Kingdom Plantae: Eukariot, Autotrof, Multiseluler
e. Kingdom Animalia: Eukariot, Heterotrof, Multiseluler
Klasifikasi Hewan Kerajaan/Kingdom Animalia - Pembagian Jenis/Macam
atauKategori Binatang Terbagi Menjadi 10 Filum/Phylum. Hewan atau animal yang
kita kenal selama ini dapat dibagi manjadi sepuluh macam filum/phylum yaitu
protozoa, porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida,
mollusca, echinodermata, arthropoda dan chordata.

Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang
sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan dalam
sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi
Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah
bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.
Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah :
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis lain
3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup
4. memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum
memiliki nama
Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain :
1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat
beraneka ragam
2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antarjenis makhluk
hidup
3. Klasifikasi memudahkan komunikasi
Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema
Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah.
Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.
1. Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau
mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.
13 | P a g e

2. Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian


dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa.
Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang
disebut takson.
3. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi nama untuk
memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.
Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok
besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompokkelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil lagi sehingga
pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan hanya satu jenis
makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson. Taksa (takson)
telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of Botanical
Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature. Urutan takson
antara lain :
1. KINGDOM. Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup.
Kebanyakan ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni
dikelompokkan menjadi 5 kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969).
Kelima kingdom tersebut antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan
Animalia
2. FILUM/DIVISIO (KELUARGA BESAR). Nama filum digunakan pada dunia
hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri
atas organism-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum
tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki
akhiran khas, antara lain phyta dan mycota.
3. KELAS (CLASSIS). Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum
atau divisio
4. ORDO (BANGSA). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan,
nama ordo umumnya diberi akhiran ales.
5. FAMILI. Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama family
tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi
nama idea.
6. GENUS (MARGA). Genus adalah takson yang lebih rendah dariada family. Nama
genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh
huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
14 | P a g e

7. SPECIES (JENIS). Species adalah suatu kelompok organism yang dapat


melakukan perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang
fertile (subur)
Banyak makhluk hidup mempunyai nama local. Nama ini bisa berbeda antara satu
daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus
diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan
internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal
nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam pemberian
nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena pemberian nama
jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan species)
Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut :
1. Nama species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus,
sedangkan kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)
2. Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama penunjuk
jenis digunakan huruf kecil
3. Nama species menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan
4. Penulisan secara manual harus diberi garis bawah, penulisan dengan komputer
harus diberi garis bawah atau cetak miring atau cetak tebal
5. Jika nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
6. Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama species,
melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah species

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai