Anda di halaman 1dari 2

Diuretik hemat kalium

Diuretik ini bekerja pada segmen yang berespon terhadapa aldosteron pada nefron distal,
dimana homeositas K+ dikendalikan. Aldosteron menstimulasi reabsorpsi Na+, membangkitakan
potensial negatif dalam lumen, yang mengarahkan ion K + dan H+ ke dalam lumen (dan kemudian
ekskresinya). Diuretik hemat kaium menurunkan reabsorpsi Na+ dengan mengantagonis
aldosteron (spironolakton) atau memblok kanal Na+ (amilorid, triamteren). Hal ini menyebabkan
potensial listrik epitel tubulus menurun, sehingga gaya untuk sekresi K + berkurang. Obat ini
dapat menyebabkanhiperkalemia berat, terutama pada pasien dengan gangguan ginjal.
Hiperkalemia juga mungkin terjadi bila pasien juga mengkonsumsi inhibitor ACE (misalnya
kaptopril), karena obat ini menurunkan sekresi aldosteron (dan selanjutnya ekskresi K +)
(Neal,2006).
Sprinoloakton secara kompetitif memblok ikatab aldosteron pada reseptor sitoplasma
sehinga meningkatkan ekskresi Na+ (Cl- dan H2O) dan menurunkan sekresi K+ yang diperkuat
oleh listrik. Sprinolakton merupakan diuretik lemah, karena hanya 2% dari reabsorpsi Na+ total
yang berada di bawah kendali aldosteron. Sprinolakton terutama digunakan pada penyakit hati
dengan asites, sindrom Conn (hiperaldosteronisme primer), dan gagal jantung berat (Neal,2006).
Amilorid dan triamteren menurunkan permeabilitas membran lumen terhadap Na+ pada
distal nefron dengan mengisi kanal Na+ dan menghambatnya dengan perbandingan 1:1. Hal ini
meningkatkan ekskresi Na+ (Cl- dan H2O) dan menurunkan ekskresi K+ (Neal,2006).
Yang tergolong dalam kelompok ini adalah antagonis aldosteron, triamteren dan amilorid.
Efek diuretiknya tidak sekuat golongan diuretik kuat.

Antagonis aldosteron
Aldosteron adalah mineralokortikoid endogen yang paling kuat. Peranan utama aldosteron
adalah memperbesar reabsorbsi natrium dan klorida di tubuli distal serta memperbesar ekskresi
kalium. Jadi hiperaldosteronisme akan terjadi penurunan kadar kalium dan alkalosis metabolik
karena reabsorbsi HCO3- dan sekresi H+ yang bertambah. Mekanisme kerja antagonis aldosteron
adalah penghambatan kompetitif terhadap aldosteron. Ini terbukti dari kenyataan bahwa obat ini
hanya efektif bila terdapat aldosteron baik endogen maupun eksogen dalam tubuh dan efeknya
dapat dihilangkan dengan meninggikan kadar aldosteron. Jadi dengan pemberian antagonis
aldosteron, reabsorbsi Na+ dan K+ di hilir tubuli distal dikurangi, dengan demikian ekskresi K +
juga bekurang. Saat ini ada 2 macam antagonis aldosteron, yaitu spironolakton dan eplerenon.
(Gunawan,2007)

Triamteren dan amilorid

Anda mungkin juga menyukai