Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno
management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen sendiri bias diartikan sebagai fungsi, ini berarti fungsi dari
dewan manajer atau sering disebut manajemen untuk menetapkan
kebijakan, kebijaksanaan kebijaksanaan serta bertanggung jawab
dalam membentuk struktur organisasi untuk melaksanakan kebijakan
yang ditetapkannya. Sedangkan pengertian manajemen konstruksi
adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen yang berupa
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara sistematis pada
suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.
Pada proyek berskala besar ini yaitu proyek pembangunan
Hotel Ibis Gading Serpong, kelompok kami memakai judul
Manajemen Proyek Pembangunan Hotel Ibis Gading Serpong ini
untuk meyakinkan bahwa adanya manajemen konstruksi member
dampak yang signifikan dalam pengerjaan pembangunan proyek ini.
Pembangunan Hotel Ibis Gading Serpong ini sendiri dibangun atas
prakarsa dari PT. Tasani Artha Niaga selaku Owner dari Hotel Ibis
Gading Serpong. Proyek 11 lantai ini yang memakan biaya sebesar
Rp. 26.700.000.000 ini memang tidak main main dalam proses
pembangunannya, PT. Tasani Artha Niaga sendiri pun langsung
menunjuk Fx Architect Studio, PT. Adinata Surya Pratama, PT. Metakom Pranata
sebagai konsultan perencana dibidang Arsitektur, Struktur dan M&E. Dan sebagai
kontraktor pelaksana dipercayakan kepada PT. Jaya Kusuma Sarana.
1.2 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari makalah yang membahas mengenai menejemen
proyek yakni :
1. Mengetahui makna dari menejemen proyek konstruksi itu sendiri
1

2. Mengetahui apakah tujuan sebenarnya dari menejemen proyek dalam pelaksanaan


proyek konstruksi
3. Mengetahui peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek
4. Mengetahui seperti apakah tahapan siklus proyek konstruksi
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Manajemen Proyek
Manajemen Proyek dapat didefinsikan sebagai suatu proses dari perencanaan,
pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya
dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Agar tercipta sistem organisasi proyek yang efisien dan optimal,
dibutuhkan manajemen konstruksi yang baik pula. Manajemen konstruksi yang baik
meliputi :
1. Merencanakan proyek secara efektif.
2. Mengidentifikasikan kendala-kendala.
3. Merencanakan kemungkinan mengadopsi salah satu cara agar proyek mencapai
sasaran.
4. Perencanaan sumber daya yang sesuai dengan fungsinya, dan
5. Meningkatkan efisiensi dari 5M (Man, Money, Meterial, Machine, Method and
management) secara maksimal.
Tata cara tersebut memadukan tahapan-tahapan proyek, yaitu :
1. Tepat waktu.
2. Tepat kuantitas atau bentuk proyek.
3. Tepat kualitas atau standar mutu yang diinginkan.
4. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana.
5. Tidak adanya gejolak social dengan masyarakat sekitar.
6. Tercapainya K3 dengan baik.
Manajemen konstruksi meliputi seluruh kegiatan proyek yang dimulai dari keinginan
pemilik untuk membangun proyek sampai selesainya proyek tersebut. Suatu proyek
mempunyai fase hidup proyek atau biasa disebut dengan project life cycle, yang
meliputi fase hidup proyek (project life cycle) diantaranya adalah :
1. Gagasan Ide
Gagasan ide ini biasanya dituangkan oleh owner. Merupakan keinginan owner
untuk membangun proyek.
2

2. Feasibility Study (Studi Kelayakan)


Studi kelayakan merupakan penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu
proyek dilaksanakan dengan berhasil. Pada umumnya, studi kelayakan
menyangkut tiga aspek. Tiga aspek tersebut adalah manfaat ekonomis proyek bagi
proyek itu sendiri, manfaat ekonomis proyek bagi Negara tempat proyek itu
dilaksanakan, dan mafaat social proyek bagi masyarakat sekitar proyek.
3. Design (perencanaan)
Design merupakan suatu perencanaan, baik dari arsitektur bangunan dan
struktur bangunannya. Perencanaan biasanya dilakukan oleh konsultan perencana
dan pemilik proyek. Pada tahap ini sasaran dan tujuan yang harus didapat berupa
rencana anggaran, planning scheduling, dan gambar proyek.
4. Construction (Konstruksi)
Construction merupakan tahap pelaksanaan dari proyek. Pihak yang terlibat
dalam tahap ini adalah owner, konsultan perencana, konsultan pengawas,
kontraktor pelaksana, supplier dan subkontraktor.
5. Operation and Maitenance
Merupakan tahapan dimana setelah proyek itu selesai dapat digunakan oleh
user dan harus melalui tahap pemeliharaan. Biaya pemeliharaan biasanya sudah
termasuk dalam rencana anggaran proyek. Umur pemeliharaan ini biasanya juga
berdasarkan keinginan dari pemilik proyek.

Ide

FS

Design

Construction
n

Operation
and
Maintenance

Gambar 2. 1 Fase Hidup Proyek (Project Life Cycle)

2.2 Kontrak Konstruksi


2.2.1 Pengertian
Menurut Imam Soehanto (1995 : 552) mendefinisikan kontrak konstruksi
sebagai suatu proses dimana pemilik proyek membuat suatu ikatan dengan agen dengan
tugas mengkoordinasikan seluruh kegiatan penyelenggaraan proyek termasuk studi

kelayakan, desain, perencanaan, persiapan kontrak konstruksi dan lain-lain, kegiatan


proyek dengan tujuan meminimkan biaya dan jadwal serta menjaga mutu proyek.
Selanjutnya dalam standar akuntansi keuangan definisi kontrak konstruksi
adalah kontrak dan dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu asset yang
berhubungan giat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi,
fungsi dan tujuan penggunaan pokok. Dari definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan
bahwa kontrak konstruksi adalah suatu ikatan perjanjian atau negosiasi antara pemilik
proyek dengan agen-agen mengkoordinasikan seluruh kegiatan proyek dengan tujuan
untuk meminimalkan biaya dan jadwal serta menjaga mutu proyek.
2.2.2 Jenis Kontrak Konstruksi
Dalam kontrak konstruksi ada dua jenis kontrak yaitu :
1.Kontrak harga tetap, yakni pihak kontraktor setuju dalam melaksanakan semua
pekerjaan proyek yang dicanangkan di dalam kontrak dengan imbalan uang muka
(harga) dengan jumlahnya tetap. Variasi jenis kontrak ini terdiri dari :
a. Harga tetap dari ekskalasi yaitu harga kontrak yang dapat disesuaikan, naik
atau harga yang didasarkan atas suatu indeks eskalasi yang disetujui
bersama.
b. Harga tetap dengan perangsang. Dalam hal ini kontraktor tambahan harga
yang telah disetujui sebagai perangsang misalnya bila kontraktor dapat
menyelesaikan lebih dari rencana.
c. Kontaktor dengan satuan harga tetap. Kontrak ini bila mana jenis pekerjaan
dan spesifikasinya dapat secara jelas ditentukan sedangkan jumlah
pekerjaan belum dapat diketahui secara tepat.
2. Kontrak dengan harga yang tidak tetap, yakni pihak pemilik membayar biaya-biaya
(jasa dan material) yang dikeluarkan untuk melaksanakan proyek diatur dalam kontrak
ditambah dengan sejumlah uang yang ada dalam bentuk upah. Variasi jenis kontrak ini
terdiri dari :
a. Harga tidak tetap dengan upah tetap. Pemilik membayar kembali semua
biaya proyek yang dikeluarkan oleh kontraktor, ditambah fee yang
jumlahnya tetap.
b. Harga tidak tetap dengan suatu batas maksimum. Pemilik membayar semua
biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor untuk merampungkan proyek,
ditambah upah sampai pada suatu batas maksimum.
4

c. Harga tidak tetap dengan resiko ditanggung bersama. Disini jumlah upah
akan naik sesuai dengan penghematan yang dihasilkan, tetapi akan
mendapat hukuman sesuai dengan jumlah keseimbangan yang terjadi di atas
sasaran.
d. Harga tidak tetap dengan upah berubah-ubah jumlah upah bila pada akhir
ternyata biaya proyek sesungguhnya berada di bawah sasaran maka jumlah
upah akan naik demikian sebaliknya
2.2.3 Bentuk-bentuk Kontrak Konstruksi Dalam Negeri
2.2.3.1. Aspek Perhitungan Biaya :
a. Fixed Lump Sum Price
Fixed Lump Sum Price ialah volume kontrak tidak boleh diukur ulang, harga
penawaran tidak boleh diubah kecuali pada salah satu volume dan harga satuan.
Resiko akibat perubahan karena koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab penyedia
jasa. Penyedia jasa menanggung semua resiko. Jenis kontrak ini bersifat tetap dan
pasti. Pemenang tender harus menyelesaikan kontrak pengadaan barang dan jasa
sampai pekerjaan tersebut selesai sesuai dengan jangka waktu penyelesaian yang
sudah ditentukan. Apabila ada risiko dalam penyelesaian pekerjaan tersebut menjadi
tanggungjawab pemenang tender.
Dalam kontrak lump sum, pemilik dasarnya telah ditetapkan seluruh risiko
kepada kontraktor, yang pada gilirannya dapat diharapkan untuk meminta markup
yang lebih tinggi dalam rangka untuk mengurus kontinjensi yang tidak terduga.
Selain harga lump sum tetap, Komitmen lainnya adalah sering dibuat oleh kontraktor
dalam bentuk submittals seperti jadwal tertentu, sistem manajemen pelaporan atau
program kendali mutu. Jika biaya aktual dari proyek ini adalah rendah, mengecilkan
biaya akan mengurangi keuntungan kontraktor dengan jumlah tersebut. melebihlebihkan Suatu memiliki efek sebaliknya, tetapi dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya penawar rendah untuk proyek tersebut. Penjelasan Pasal 21 ayat (1) PP
No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, tertulis :
Pada pekerjaan dengan bentuk Lump Sum, dalam hal terjadi pembetulan
perhitungan perincian harga penawaran, karena adanya kesalahan aritmatik maka
harga penawaran total tidak boleh diubah. Perubahan dan semua resiko akibat
perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Penyedia Jasa, selanjutnya harga penawaran menjadi harga kontrak/harga pekerjaan
5

b. Unit Price
Volume kontrak diukur ulang, harga penawaran dapat berubah tetapi harga
satuan tidak dapat berubah. Resiko akibat perubahan karena koreksi aritmatik
menjadi tanggung jawab penyedia jasa dan pengguna jasa sama-sama memikul
semua resiko. Adanya opname menimbulkan peluang kolusi. Jenis kontrak ini
bersifat tetap dan pasti, berdasarkan harga satuan pekerjaan dengan spesifikasi
tertentu. Sehingga pembayarannya dilakukan atas dasar pengukuran bersama atas
volume pekerjaan. Dalam kontrak harga satuan, risiko estimasi tidak akurat dalam
jumlah yang tidak pasti untuk beberapa tugas utama yang telah dihapus dari
kontraktor.
Namun, beberapa kontraktor dapat mengajukan tawaran seimbang ketika
menemukan perbedaan yang besar antara estimasi dan perkiraan pemilik dari
kuantitas. Tergantung pada kepercayaan kontraktor pada perkiraan sendiri dan
kecenderungan pada risiko, seorang kontraktor bisa sedikit menaikkan harga unit
pada tugas diremehkan sambil menurunkan harga unit pada tugas-tugas lainnya. Jika
kontraktor benar di dalam pengkajian, maka dapat meningkatkan keuntungan secara
substansial sejak pembayaran dilakukan pada jumlah yang sebenarnya tugas, dan jika
sebaliknya adalah benar, maka bisa kehilangan atas dasar ini. Selanjutnya, pemilik
mungkin mendiskualifikasi kontraktor jika tawaran tersebut tampak sangat tidak
seimbang. Sejauh bahwa meremehkan atau melebih-lebihkan disebabkan oleh
perubahan dalam jumlah kerja, kesalahan tidak akan mempengaruhi laba kontraktor
luar me-markup harga unit. Penjelasan Pasal 21 ayat (2) PP No. 29/2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, tertulis :
Pada pekerjaan dengan bentuk imbalan harga satuan, dalam hal terjadi pembetulan
perhitungan perincian harga penawaran dikarenakan adanya kesalahan aritmatik,
harga penawaran total dapat diubah, tetapi harga satuan tidak boleh diubaj. Koreksi
aritmatik hanya boleh dilakukan pada perkalian antara volume dengan harga satuan.
Semua resiko akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung
jawab sepenuhnya Penyedia Jasa. Penetapan pemenang lelang berdasarkan harga
terkoreksi. Selanjutnya harga penawaran terkoreksi menjadi harga kontrak/harga
pekerjaan. Harga satuan juga menganut prinsip lump sum
c. Kontrak gabungan lumpsun dan harga satuan
6

Jenis kontrak ini, merupakan gabungan antara lumpsum dengan harga satuan.

d. Kontrak terima jadi


Jenis kontrak ini, seluruh pekerjaan diselesaikan dengan waktu tertentu
sampai kontruksi dan peralatan penunjang lainnya dapat berfungsi sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan. pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai
seluruh bangunan/konstruksi peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya
dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.
e. Kontrak persentase
Jenis kontrak ini, pelaksana kontrak atau pekerjaan pemborongan
tersebut akan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase nilai pekerjaan
konstruksi. kontrak pelaksanaan jasa konsultansi bidang konstruksi atau pekerjaan
pemborongan tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa
berdasarkan prosentase tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan
tersebut.
f. Kontrak tahun tunggal
Jenis kontrak ini, pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana anggaran
untuk satu tahun masa anggaran negara.
g. Kontrak tahun jamak
Jenis kontrak ini, pelaksanaan pekerjaan mengikat dana anggaran untuk
satu tahun lebih masa anggaran negara dengan persetujuan pejabat pemerintah.
h. Kontrak pengadaan tunggal
Jenis kontrak ini, dilaksanakan oleh satu kontraktor untuk menyelesaikan
proyek dalam waktu tertentu.
i. Kontrak pengadaan bersama
Jenis kontrak ini, dilaksanakan oleh beberapa kontraktor untuk
menyelesaikan proyek dan waktu tertentu secara bersama berdasarkan kesepakatan.
2.2.3.2 Aspek Perhitungan Jasa
a. Biaya Tanpa Jasa
Misalnya pembangunan tempat ibadah, yayasan sosial dan lain-lain.
b. Biaya Ditambah Jasa
7

Biasanya dalam bentuk persentase tidak ada batasan yang jelas yang
dapat dikategorikan sebagai biaya. Peluang keuntungan bagi penyedia jasa
Peluang rugi bagi pengguna jasa.
c. Biaya Ditambah jasa pasti
Imbalan/ jasa bervariasi tergantung besarnya biaya, jumlah fee sudah
ditetapkan. Berisiko bagi pengguna jasa karena tidak ada batasan biaya yang
diperlukan.
d. Cost Plus Kontrak Persentase Tetap
Untuk beberapa jenis konstruksi yang melibatkan teknologi baru atau
sangat menekan kebutuhan, pemilik kadang-kadang terpaksa menanggung semua
risiko terjadinya overruns biaya. Kontraktor akan menerima biaya pekerjaan
aktual langsung ditambah persentase tetap, dan memiliki sedikit insentif untuk
mengurangi biaya pekerjaan. Lebih lanjut, jika ada kebutuhan mendesak untuk
menyelesaikan proyek tersebut, pembayaran lembur untuk pekerja yang umum
dan selanjutnya akan meningkatkan biaya pekerjaan. Kecuali ada alasan kuat,
seperti urgensi dalam pembangunan instalasi militer, pemilik tidak harus
menggunakan jenis kontrak.
e. Kontrak Cost Plus Biaya Tetap
Di bawah ini jenis kontrak, kontraktor akan menerima biaya pekerjaan
aktual langsung ditambah biaya tetap, dan akan memiliki beberapa insentif untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan cepat karena biaya adalah tetap terlepas dari
durasi proyek. Namun, pemilik masih menganggap risiko biaya langsung
pekerjaan overrun sementara kontraktor tersebut mungkin resiko erosi dari
keuntungan bila proyek tersebut diseret di luar waktu yang diharapkan.
f. Biaya Variabel Plus Kontrak Persentase
Untuk jenis kontrak, kontraktor setuju untuk hukuman jika biaya aktual
melebihi perkiraan biaya pekerjaan, atau hadiah jika biaya yang sebenarnya
berada di bawah estimasi biaya pekerjaan. Sebagai imbalan untuk mengambil
resiko atas taksiran sendiri, kontraktor diperbolehkan persentase variabel biayapekerjaan langsung untuk biaya nya. Selain itu, durasi proyek biasanya ditentukan
dan kontraktor harus mematuhi batas waktu penyelesaian. Jenis kontrak
mengalokasikan resiko yang cukup untuk Kelebihan biaya kepada pemilik, tetapi
juga memberikan insentif kepada kontraktor untuk mengurangi biaya sebanyak
mungkin.
8

g. Perkirakan Target Kontrak


Ini adalah bentuk lain dari kontrak yang menentukan hukuman atau
hadiah kepada kontraktor, tergantung pada apakah biaya yang sebenarnya lebih
besar dari atau kurang dari biaya yang diperkirakan langsung pekerjaan
kontraktor. Biasanya, persentase tabungan atau overrun untuk dibagikan oleh
pemilik dan kontraktor adalah ditentukan dan durasi proyek ditentukan dalam
kontrak. Bonus atau denda mungkin akan diatur untuk tanggal penyelesaian
proyek yang berbeda.
f. Dijamin Kontrak Maximum Cost
Bila ruang lingkup proyek didefinisikan dengan baik, pemilik dapat
memilih untuk meminta kontraktor untuk mengambil semua risiko, baik dari segi
biaya proyek aktual dan waktu proyek. Setiap perintah perubahan kerja dari
pemiliknya harus sangat kecil jika sama sekali, karena spesifikasi kinerja yang
diberikan kepada pemilik pada awal konstruksi. Pemilik dan kontraktor sepakat
untuk biaya proyek yang dijamin oleh kontraktor sebagai maksimum. Mungkin
ada atau mungkin tidak ketentuan tambahan untuk berbagi tabungan jika ada
dalam kontrak. Jenis kontrak ini sangat cocok untuk operasi turnkey.
2.2.3.3 Aspek Cara Pembayaran
a. Bulanan
Prestasi penyedia jasa dihitung setiap akhir bulan dan dibayar setiap
bulan. PP no. 29/2000 Pasal 20 ayat (3) huruf c angka 2. Cara Pembayaran
Bulanan (Monthly Payment) prestasi penyedia jasa dihitung setiap akhir bulan.
Kelemahan cara pembayaran ini adalah berapapun kecilnya prestasi penyedia
jasa pada suatu bulan tertentu, tetap harus dibayar. Untuk menutupi kelemahan
cara pembayaran ini sering dimodifikasi dengan mempersyaratkan jumlah
pembayaran minimum yang harus dicapai untuk setiap bulan diselarasakan
dengan prestasi yang harus dicapai sesuai jadwal.
Seringkali penyedia jasa mengkompensasi kurangnya prestasi kerja
dengan prestasi bahan dengan cara menimbun bahan di lapangan. Untuk
mengatasinya bisa dipersyaratkan bahwa bahan yang ada di lapangan tidak
dihitung sebagai prestasi, kecuali pekerjaan yang betul-betul selesai/terpasang
atau bisa juga barang-barang setengah jadi.
b. Prestasi
9

Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi/ kemajuan prestasi. Besarnya


prestasi dinyatakan dalam persentaes. PP no. 29/2000 Pasal 20 ayat (50) huruf
angka 1.
Cara Pembayaran Termin atau Prestasi (Stage Payment), pembayaran
dilakukan atas dasar prestasi/kemajuan pekerjaan yang telah dicapai sesuai
dengan ketentuan dalam kontrak. Besarnya prestasi dinyatakan dalam persentase.

10

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penjelasan Proyek
3.1.1 Lokasi Proyek
DUNKIN DONUTS

Hotel Ibis Gading Serpong terletak di Jalan Boulevard Raya Blok M5


No.19 Gading Serpong, Tangerang. Batas-batas lokasi proyek adalah sebagai berikut:

PT. SUZUKI INDOMOBIL

Sebelah timur

: Eat and Chat Paramount Serpong


LOKASI PROYEK

Sebelah barat

Sebelah utara

Sebelah selatan

: The Tiara Residence

THE TIARA RESIDENCE

: Dunkin Donuts

EAT AND CHAT

: PT. Suzuki Indomobil

Gambar 1. 1 Lokasi Proyek Hotel Ibis Gading Serpong

3.1.2

Data Proyek
Data Proyek Hotel Ibis Gading Serpong Jalan Boulevard Raya Blok M5
No. 19 Tangerang adalah sebagai berikut :
1

Nama Proyek

Lokasi Proyek

Hotel Ibis Gading Serpong Jalan Boulevard Tangerang


Jl. Boulevard Raya Blok M5 No. 19 Gading Serpong,
Tangerang

Pemilik Proyek

PT. Tasani Artha Niaga

11

Konsultan
Perencana

1. Arsitektur : Fx Architect Studio


2. Struktur
: PT. Adinata Surya Pratama
3. M & E
: PT. Metakom Pranata

Konsultan MK

PT. Tasani Artha Niaga

Kontraktor Utama

PT. Jaya Kusuma Sarana

Kontraktor ME

PT. Surya Tata Internusa

8
9
1

Nilai Kontrak
Jenis Kontrak
Sumber Dana

Rp. 26.700.000.000,Lump sum fixed price


Owner

0
1

Mulai pelaksanaan

1 Januari 2013

1
1

Waktu Pelaksana

396

hari kalender

3.1.3

Data Teknis
1
Luas Bangunan
1.
Jumlah Lantai

2.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Ketinggian Bangunan
Ketinggian Per-lantai
Lantai basement
Lantai ground
Lantai upper
Lantai semi mezzanine
Lantai mezzanine
Lantai 1 10
Lantai 11

: 4.955,09 m2.
: 11 Lantai, 1 Lantai Basement, 1 Lantai Ground,
1 Lantai Upper, 1 Lantai Semi Mezzanine, 1
Lantai Mezzanine
: + 49,2 m.
:
: 3,7 m
:3m
: 3,2 m
: 2,5 m
: 3,8 m
: 3,3 m
: 3,7 m

3.2 Unsur-unsur organisasi proyek


Unsur-unsur organisasi proyek memegang peranan penting dalam kemajuan
proyek. Pembagian tugas yang jelas dan saling bekerja sama adalah kunci sukses supaya
proyek berhasil. Unsur-unsur pemegang peranan penting dalam pembangunan Proyek
Hotel Ibis Gading Serpong adalah :
12

3.2.1

Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik proyek (owner) atau pemberi tugas adalah badan usaha swasta yang
memiliki ide, saran dan sarana untuk realisasinya. Owner dalam proyek ini adalah

3.2.2

PT. Tasani Artha Niaga


Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah badan usaha swasta yang ditunjuk oleh owner
sebagai perencana sesuai dengan keahliannya. Konsultan Perencana ini dibedakan
menjadi :

3.2.3

Konsultan Arsitektur
Bertugas sebagai perencana bentuk dan dimensi bangunan. Dalam proyek ini
adalah Fx Architect Studio

3.2.4

Konsultan Struktur
Bertugas sebagai perencana struktur bangunan. Dalam proyek ini adalah PT.
Adinata Surya Pratama

3.2.5

Konsultan M & E
Bertugas sebagai perencana Mekanikal dan Elektrikal. Dalam proyek ini adalah
PT. Metakom Pranata

3.2.6

Konsultan Manajemen Konstruksi


Konsultan ini adalah badan usaha swasta yang menerima tugas dari pemilik
proyek untuk melihat, mengawasi, jalannya proyek agar sesuai dengan yang
direncanakan. Dalam proyek ini Konsultan Manajemen Konstruksi langsung dari
pihak owner, yaitu PT. Tasani Artha Niaga.

3.2.7

Kontraktor Pelaksana
Pihak yang melaksanakan proyek secara fisik berdasarkan gambar bestek beserta
pehitungannya, dan bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi. Dalam
proyek ini PT. Jaya Kusuma Sarana adalah sebagai kontraktor utama.

3.3

Strukur Organisasi Proyek (Pihak yang terlibat)


Struktur organisasi proyek adalah skema atau gambaran alur kerjasama yang
melibatkan banyak pihak dalam sebuah proyek. Struktur organisasi ini dibuat untuk
menjabarkan fungsi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Suatu
perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya selalu menggunakan struktur organisasi
sebagai wadah segala kegiatannya, tetapi untuk penerapan sistem struktur organisasinya
tergantung dari kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pada Proyek Hotel Ibis Gading

13

Serpong, struktur organisasi proyeknya mencangkup struktur organisasi dari owner dan
kontraktor pelaksana.
3.3.1

Struktur Organisasi Owner


Struktur organisasi owner pada proyek Hotel Ibis Gading Serpong dapat

dijelaskan pada gambar 2.3.

Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Owner

3.3.1.1 Project Manager


Project Manager adalah seorang yang memimpin suatu proyek,
ditunjuk oleh Direktur Utama perusahaan. Seorang Project Manager harus
mempunyai

kemampuan

untuk

mengatur

dan

mengkoordinir

semua

bawahannya. Maka dari itu ia harus menguasai seluruh isi dari proyek agar
pekerjaan berjalan sesuai rencana.
3.3.1.2 Construction Manager
Bertugas untuk mengontrol berjalannya kegiatan konstruksi yang
dilakukan oleh kontraktor dari mulai bidang sipil, arsitek, mekanikal dan
elektrikal. Selain itu juga bertugas untuk mengontrol planning dan schedulling
3.3.1.3 Civil QA & QC Engineer
Merupakan orang yang bertugas mengontrol kualitas dari semua hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan struktur bangunan. Civil engineer
berkoordinasi dengan CM dalam pelaksanaan struktur.
14

3.3.1.3.1

Architect QA & QC Engineer


Merupakan orang yang bertugas mengelola segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan interior dan eksterior bangunan.
Architect engineer berkoordinasi dengan CM dalam pelaksanaaan
arsitektur bangunan.

3.3.1.3.2

Electrical QA & QC Engineer


Merupakan orang yang bertugas mengontrol kualitas dari
semua hal yang berhubungan sistem elektrikal/ kelistrikan bangunan.
Electrical engineer berkoordinasi dengan CM dalam pelaksanaaan

3.3.1.3.3

elektrikal bangunan.
Mechanical QA & QC Engineer
Merupakan orang yang bertugas mengontrol kualitas dari
semua hal yang berhubungan dengan pelaksanaan mekanikal
bangunan. Mechanical engineer berkoordinasi dengan CM dalam

pelaksanaaan mekanikal bangunan.


3.3.1.4 Finance Comercial
3.3.1.4.1

Accounting
Bertugas mengelola urusan keuangan dan akuntansi.

3.3.1.4.2

Cost Controling and Estimate


Bertugas untuk mengontrol biaya/ budget yang digunakan
dalam proyek.

3.3.1.5 Administration and Public Relation


dan surat menyurat proyek diurusi oleh Administrasi.

3.3.2

Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana

Gambar 2. 4 Struktur Organsasi Kontrakor Pelaksana

Mengurusi urusan umum dan SDM proyek. Semua dokumen-dokumen

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor


pelaksana membentuk struktur organisasi di lapangan. Struktur organisasi tersebut
diharapkan tidak terjadi tumpang tindih antara tugas dan tanggung jawab, sehingga
semua permasalahan yang timbul dapat ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, dan
tuntas dalam mencapai efisiensi kelancaran pekerjaan, waktu, dan biaya yang seminimal
mungkin.

15

3.3.2.1 Project Manager/ Kepala Proyek


Project Manager adalah seorang yang memimpin suatu proyek. Seorang
Project Manager harus mempunyai kemampuan untuk mengatur dan
mengkoordinir semua bawahannya. Maka dari itu ia harus menguasai seluruh isi
dari proyek agar pekerjaan berjalan sesuai rencana.
3.3.2.2 Site Manager
Bertugas memimpin unit operasi lapangan, dan berwenang dalam
mengelola pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Ia berkoordinasi dengan para
kepala pelaksana dan mengontrol pekerjaan para mandor dan subkontraktor.
3.3.2.3 Site Engineer
Merupakan orang yang bertugas mengelola segala hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan struktur bangunan. Civil engineer berkoordinasi dengan site
manager dalam pelaksanaan struktur.
3.3.2.4 Supervisor
Supervisor bertugas melakukan monitoring pelaksaan. Monitoring ini
berupa peemeriksaan barang dan jasa serta melakukan test pekerjaan di
lapangan. Hal tersebut dilakukan agar semua pekerjaan dapat sesuai target dan
mutu.
3.3.2.5 Surveyor
Surveyor bertugas melaksanakan marking untuk keperluan pelaksanaan
proyek dengan alat ukur seperti Theodolit dan Waterpass. Selain itu Surveyor
juga harus membuat data ukuran kondisi lapangan sebagai masukan kebagaian
engineer dan mengarsip data ukuran di lapangan. Secara periodik melaksanakan
pemeliharaan pengukuran selama masa pelaksanaan pekerjaan. Melaporkan
dengan segera bila terdapat penyimpangan gambar pelaksanaan terhadap hasil
pengukuran di lapangan.
3.3.2.6 Drafter
Drafter bertugas membuat gambar-gambar pelaksanan di lapangan,
memperjelas gambar-gambar detail atau shop drawing berdasarkan detail design
dan membuat As Built Drawing.
3.3.2.7 Logistik
Logistik bertugas melakukan pencacatan dan pemeriksaan material dan
barang yang masuk ke proyek. Selain itu melakukan penjadwalan terhadap
pengadaan dan pemakaian bahan dan peralatan.
16

3.3.2.8 Administrasi/ Keuangan


Administrasi bertugas mengelola urusan keuangan, akuntansi, urusan
umum dan SDM proyek. Semua dokumen-dokumen dan surat menyurat proyek
diurusi oleh Administrasi.
3.3.2.9 Safety Officer
Saffety Officer atau biasa dikenal dengan nama Health and Safety
Environmental (HSE) Officer merupakan bagian yang bertanggung jawab atas
kesehatan dan keselamatan para tenaga kerja di perusahaan. HSE Officer harus
mengawasi dan memastikan tenaga kerja bekerja sesuai dengan SOP agar
3.3.2.10

kesehatan dan keselamatan tenaga kerja dapat terjamin.


Koordinator Plumbing
Koordinator Plumbing bertugas mengatur segala

sesuatu

yang

berhubungan dengan pelaksanaan, pemeliharaan, dan perbaikan alat plambing


dan pipa serta peralatanya di dalam atau di luar gedung dengan sistem drainase
saniter, drainase air hujan, ven, air minum yang dihubungkan dengan sistem
kota.
3.4 Tahapan proyek
3.4.1 Tahap Persiapan
Pihak yang terlibat adalah pemilik proyek dan konsultan ahli.
Tugas dan kewajiban pemilik yaitu PT. Tasani Artha Niaga adalah:
1. Menunjuk konsultan ahli untuk merencanakan proyek.
2. Mengembangkan semua ide yang berorientasi pada kebutuhan yang
diinginkan.
3. Bertukar informasi dengan konsultan ahli.
4. Membentuk organisasi intern.
Tugas dan kewajiban konsultan MK adalah :
1. Menggali informasi serta latar belakang umum proyek.
2. Memberikan penjelasan tentang tanggung jawab pekerjaan yang akan
dilakukan (batasan kontraknya) dan imbalan jasa.
3. Melakukan pendekatan terhadap pihak terlibat dalam proyek, misalnya dinas
tata kota.
4. Mempersiapkan program kerja termasuk waktu dan biaya, serta kebutuhan
lain yang terkait.
3.4.2

Tahap study kelayakan


17

Pihak yang terlibat adalah pemilik proyek, konsultan ahli, penasehat biaya.
Tugas dan kewajiban pemilik adalah :
1. Melengkapi semua informasi yang dibutuhkan konsultan ahli.
2. Menerima laporan studi kelayakan, merundingkan serta mempertim-bangkan
usulan konsultan ahli.
3. Memberikan keputusan atas studi kelayakan tersebut.
Tugas dan kewajiban konsultan ahli adalah :
1. Mengorganisir kelompok yang terlibat, serta menetapkan tanggungjawab
masing-masing kelompok.
2. Melakukan studi lapangan.
3. Membuat laporan srudi kelayakan, beseta kesimpulan atas semua unsur
alternatif.
Tugas dan kewajiban penasehat biaya:
Memberikan estimasi biaya atas semua usulan alternatif yang diajukan
secara kasar.
3.4.3

Tahap garis besar usulan


Pihak yang terlibat dalam tahap ini adalah: pemilik proyek, konsultan perencana,
dan penasehat biaya. Pada tahap ini meliputi :
- Gambar rencana (kriteria desain, skematik desain, dan estimasi biaya
-

konseptual)
spesifikasi teknis dan arsitektur
daftar volume

rencana anggaran biaya (RAB)


metoda pelaksanaan
kebutuhan pemakai
keadaan lokasi dan lapangan
persyaratan mutu.
pembuatan uraian kerja

Tugas dan kewajiban pemilik adalah:


1. Melengkapi semua informasi yang diperlukan oleh konsultan perencana.
2. Mengambil keputusan berkaitan tahapan tersebut serta memberikan
perintah/tugas untuk kegiatan selanjutnya.
Tugas dan kewajiban konsultan perencana adalah:

18

1. Membuat usulan rencana proyek yang telah didukung oleh study lapangan
serta memperhatikan semua persyaratan proyek yang diinginkan.
2. Bekerjasama dengan penasehat biaya dalam menentukan alternatif usulan
perencanaan.

Tugas dan kewajiban penasehat biaya adalah:


1. Merencanakan batasan biaya.
2. Memberikan perkiraan biaya maupun batasan biaya atas usulan yang dibuat.
3. Menyusun dasar-dasar laporan yang dibuat untuk mengontrol /mengendalikan
biaya.
3.4.4

Tahap desain (skematik rancangan)


Pihak-pihak yang terlibat pada tahap skematik rancangan adalah pemilik proyek,
konsultan perencana, dan penasehat biaya, dan kontraktor bila ditunjuk.
Tugas dan kewajiban pemilik adalah:
1. Menanggapi skema rancangan yang dibuat oleh konsultan perencana serta
memutuskan prarancangan tersebut.
Tugas dan kewajiban konsultan perencana adalah:
1. Menganalisis semua permintaan pemilik untuk disesuaikan dengan skema
rancangan yang dibuat.
2. Membuat spesifikasi awal secara keseluruhan.
3. Menyiapkan ijin yang diperlukan guna mendapatkan imb (ijin mendirikan
bangunan).
4. Bekerjasama dengan penasehat biaya untuk mendapatkan perencanaan yang
murah.
Tugas dan kewajiban penasehat biaya adalah:
1.

Menyiapkan laporan perkiraan harga sementara.

2.

Melakukan studi perbandingan mengenai pembiayaan proyek


sehubungan rancangan tersebut.

Tugas dan kewajiban kontraktor (bila dilakukan penunjukan langsung karena perlu
pelaksanaan khusus) adalah:
1. Mengadakan studi lapangan yang berkaitan dengan keadaan, sub kontraktor,
supplier, mandor, dan tenaga kerja di derah setempat.
19

2. Memperkirakan waktu dan biaya dari alternatif rancangan yang dibuat serta
metode pelaksanaan yang efektif.
Setelah tahap ini, rancangan dasar sebaiknya tidak dirubah, karena apabila terjadi
perubahan, akan terjadi konsekuensi terhadap biaya dan waktu.

3.4.5

Tahap rincian rancangan


Pihak-pihak yang terlibat pada tahap rincian rancangan adalah pemilik proyek,
konsultan perencana, penasehat biaya, dan kontraktor jika ditunjuk (karena perlu
pelaksanaan khusus).
Tugas dan kewajiban pemilik adalah:
1. Memberikan informasi detail mengenai kebutuhan pemilik, yang diperlukan
oleh perencana.
2. Memutuskan atau memberi informasi jika diminta.
Tugas dan kewajiban konsultan perencana adalah:
1. Membuat gambar kerja untuk memudahkan pelaksanaan.
2. Membuat persyaratan umum, administrasi, dan spesifikasi teknis.
3. Bekerja dengan penasehat biaya dalam perhitungan biaya proyek.
4. Menentukan tenaga ahli/spesialis bila diperlukan untuk rancangan,
konstruksi, dan lain-lain.
Tugas dan kewajiban penasehat biaya adalah:
1. membuat perkiraan akhir dari biaya proyek .
Tugas dan kewajiban kontraktor (bila dilakukan penunjukan langsung karena perlu
pelaksanaan khusus) adalah:
1. memberikan informasi rancangan dalam kaitan waktu dan biaya
pelaksanaan konstruksi.

3.4.6 Tahap persiapan proyek


Pekerjaan persiapan/ prelim pada Proyek Pembangunan Hotel Ibis Gading
Serpong meliputi :
a. Manajemen dan koordinasi lapangan
b. Pembuatan dokumen kontrak
c. Pembuatan shop drawing dan as built drawing
d. Pembuatan kantor direksi di lapangan
e. Pembuatan gudang bahan dan los kerja
f. Pembuatan pagar sementara proyek
20

g.
h.
i.
j.
k.
l.

Pembuatan papan nama proyek


Pengujian dan pemeriksaan bahan
Perlengkapan K3, mencangkum pemadam kebakaran, P3K, dan APD
Mobilisasi dan demobilisasi
Pengadaan sumber air dan tenaga listrik serta dewatering
Pengukuran dan bouwplank
Pihak yang terlibat pada tahap persiapan proyek adalah

Pemilik proyek

Konsultan pengawas

Penasehat biaya

Kontraktor
Tugas dan Kewajiban Pemilik proyek adalah:
1. Memeriksa dokumen kontrak serta menandatanganinya.
2. Mengadakan rapat penjelasan penyerahan lokasi serta ketentuan/aturan-aturan
yang harus dipenuhi oleh kontraktor dalam melaksanakan kegiatan lapangan.
3. Mengasuransikan proyek bila dianggap penting.
Tugas dan Kewajiban konsultan pengawas adalah:
1. Mempelajari dokumen kontrak, termasuk spesifikasi dan gambar kerja.
2. Memberi persetujuan atas semua program rencana pelaksanaan proyek yang
diajukan konsultan.
3. Mengevaluasi dan menyetujui dipakainya sub-sub kontraktor yang diajukan
oleh kontraktor utama.
4. Mengorganisasi hubungan antara semua pihak.
Tugas dan Kewajiban Penasehat biaya adalah:
1.

Menyiapkan

semua

administrasi

keuangan

selama

periode

proyek

berlangsung
Tugas dan Kewajiban Kontraktor adalah:
1.

Memeriksa semua kontrak serta menandatangani dan mempersiapkan stafstaf lapangan.

2.

Membuat program kerja dan penjadwalan bahan, tenaga kerja dan peralatan.

3.

Memperhatikan semua ketentuan/aturan yang berlaku dalam pelaksanaan.

4.

Bersama sub kontraktor merencanakan sub-sub kontrak yang sesuai dengan


spesialisasinya.

5.

Mengasuransikan apabila diatur dalam kontrak.


21

3.4.7 Tahap pelaksanaan di lapangan


Pihak yang terlibat adalah

Pemilik proyek

Konsultan pengawas

Konsultan perencana

Penasehat biaya

Kontraktor

Pemasok
Tugas dan kewajibannya pemilik adalah:
1. Memegang teguh surat perjanjian (kontrak) serta memperhatikan semua hak
dan tanggung jawabnya sesuai dengan yang tercantum di dalam kontrak.
2. Menyetujui atau menolak sebagian atau semua bentuk perubahan bilamana
dipandang perlu.
Tugas dan Kewajiban Pengawas adalah:
1.

Melakukan pengawasan atau pengendalian proyek sesuai yang tercantum


dalam kontrak, misalnya : membuat laporan harian, mingguan dan bulanan
serta semua kejadian di lapangan.

2.

Mengadakan pertemuan-pertemuan rutin bila dipandang perlu.

3.

Membuat usulan-usulan perubahan bilamana dipandang perlu.

Tugas dan kewajiban Perencana adalah:


1. Memiliki tugas yang sama dengan tugas konsultan pengawas.
Tugas dan kewajiban Penasehat biaya adalah:
1. Memelihara laju pengeluaran uang sesuai dengan rencana untuk pengendalian
biaya yang dikaitkan dengan anggaran pemilik proyek.
2. Bersama konsultan perencana melakukan perhitungan prestasi pekerjaan
kontraktor, serta menilai adanya pekerjaan tambah kurang.
Tugas dan kewajiban Kontraktor adalah:
1.

Mengambil alih kewenangan di lapangan dari pemilik proyek (terbitnya


surat penyerahan lapangan/SPL).

2.

Setiap

melaksanakan

kegiatan

pekerjaan

harus

mengajukan

izin/sepengetahuan pengawas.
22

3.

Melaksanakan

semua pekerjaan

sesuai

dengan kontrak

sampai

serahterima pekerjaan.
4.

Mengajukan pertimbangan metode kerja selama memungkinkan.

5.

Mengajukan ketidak sesuaian dalam hal waktu dan biaya pelaksanaan


akibat perubahan pekerjaan atau pekerjaan tambah kurang.

6.

Bersama-sama sub kontraktor dan atau pemasok mangajukan gambar


rencana kerja (shop drawing) untuk dimintakan persetujuan konsultan
perencana dan pengawas.

Tugas Pemasok/suplier adalah mengirim bahan/material dan peralatan yang


dibutuhkan oleh kontraktor/sub kontraktor.

3.4.7.1 Pengendalian Mutu


Untuk memperoleh hasil pekerjaan struktur yang sesuai dengan standar dan dapat
dipertanggungjawabkan, maka mutu bahan untuk struktur dan finishing bangunan
tersebut harus sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan. Pengendalian terhadap
mutu sangat penting untuk menjamin kekuatan struktur yang telah dirancang serta
direncanakan oleh Konsultan Perencana.
Pengendalian mutu meliputi :
3.4.7.1.1 Pengendalian Mutu Bahan
Pengendalian mutu bahan sangat erat kaitannya dengan mutu material yang
digunakan dalam suatu proyek. Untuk mengetahui mutu material tersebut sesuai atau
tidak dengan spesifikasi bahan yang telah disepakati dalam dokumen kontrak, maka
perlu dilakukannya pengawasan terhadap pengadaan dan kualitas bahan tersebut.
Pada Proyek Hotel Ibis Gading Serpong, pengadaan material yang dibutuhkan
sangat diperhatikan waktunya. Pengadaan tersebut selalu dijadwalkan oleh bagian
material kontrol (logistik). Sebagai contoh, untuk semua material yang dibutuhkan
dalam pekerjaan selalu dibuatkan Surat Permintaan Barang (SPB) yang ditujukan ke
kantor pusat, pembuatan SPB ini biasanya dibuat seminggu sebelum material akan
digunakan, dengan demikian peluang terjadinya kehabisan material semakin kecil
dan jarang terjadi. Namun terkadang, keterlambatan kedatangan material juga masih
terjadi dikarenakan faktor cuaca yang tidak menentu.
3.4.7.1.2 Pengendalian Mutu Pekerjaan
23

Pengendalian ini untuk mengontrol apakah hasil pelaksanaannya telah


memenuhi standar dan spesifikasi yang telah ditentukan. Sehingga bila terjadi
kesalahan atau kekurangan bisa diperbaiki, dan untuk mencegah kesalahan yang bisa
terjadi selanjutnya.
Metode-metode yang dapat dilakukan dalam melakukan pengawasan mutu
pekerjaan antara lain :
1. Pengawasan langsung secara visual.
2. Pengukuran langsung di lapangan.
3. Kontrol dengan hitungan.
4. Pengujian di lapangan.
Pengendalian terhadap mutu pekerjaan meliputi tiga hal, yaitu :
1. Pengendalian terhadap kualitas fisik, meliputi kepadatan, stabilitas, kuat tekan,
dan sebagainya, dimana apabila tidak memenuhi persyaratan harus dilakukan
perbaikan.
2. Pengendalian mutu tentang dimensi, misalnya panjang, lebar, dan tebal yang
tidak sesuai rencana atau tidak memenuhi persyaratan harus diperbaiki.
3. Pengendalian terhadap pekerjaan terpasang, seperti agregat yang telah tergelar
padat, bila setelah dilakukan pengujian tidak memenuhi syarat maka dilakukan
usaha perbaikan atau penggantian, baik material maupun peralatan.
Pemeriksaan mutu pekerjaan di lapangan dilakukan setiap satu bagian pekerjaan
selesai dilaksanakan. Selama masa pelakasanaan proyek, pihak kontraktor membuat
gambar-gambar, catatan perhitungan mengenai proses kemajuan pekerjaan. Hasil
tersebut diperiksa oleh konsultan pengawas. Dari hasil pengukuran dan perhitungan
volume pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat diketahui sampai sejauh mana
prestasi kerja kontraktor. Prestasi kerja ini merupakan dasar untuk pembayaran.
3.4.7.1.3 Pengendalian Mutu Peralatan
Pengendalian mutu peralatan terutama ditujukan kepada pengawasan terhadap
peralatan yang ada. Pengawasan peralatan berupa pencatatan kondisi alat tiap hari,
pengecekan terhadap fungsi alat karena alat yang dipakai lebih dari umur kerjanya
dapat menurunkan produktivitas.

Peralatan adalah bagian terpenting dari

pelaksanaan pekerjaan suatu struktur, kerusakan pada alat dapat mengakibatkan


tertundanya pekerjaan, oleh karena itu mekanik mempunyai tanggung jawab yang
sangat besar dalam menjaga dan mengatur penggunaannya.
24

Semua peralatan pada proyek ini menjadi tanggung jawab dari pihak kontraktor.
Sehingga setiap kerusakan yang terjadi adalah tanggung jawab dari pihak kontraktor,
termasuk service rutin dan perbaikan-perbaikan bila ada kerusakan.
Kerusakan yang masih dapat ditangani oleh mekanik dapat dikerjakan sendiri,
sedangkan jika tingkat kerusakannya cukup parah, misalnya pada concrete pump,
diserahkan pada bengkel pusat. Untuk penggunaan peralatan pengganti perlu
dipertimbangkan lebih lanjut agar efisiensi waktu bisa tercapai.
3.4.7.1.4

Pengendalian Mutu Tenaga Kerja

Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat
menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek (the right man in the
right place). Oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Pada
proyek ini, seluruh pengadaan tenaga kerja diserahkan pada tim Kontraktor
Pelaksana. Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan tenaga kerja yang cakap,
terampil dan berpengalaman yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
Tenaga kerja pada suatu proyek dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Tenaga Ahli
Tenaga Ahli adalah tenaga yang mempunyai keahlian khusus dan mempunyai
latar belakang pendidikan untuk suatu bidang tertentu. Pada proyek ini contohnya
adalah Pimpinan Proyek, Manajer Lapangan, Manajer Teknik dan Manajer
Keuangan.
2. Tenaga Menengah
Tenaga Menengah adalah tenaga yang mempunyai keahlian menengah, terdiri dari
tenaga teknik dan administrasi. Dalam proyek ini, contohnya logistik, administasi,
operator mesin, pelaksana.
3. Tenaga Pekerja
Tenaga Pekerja adalah tenaga yang terlibat secara langsung di dalam lapangan.
Tenaga Pekerja biasanya tidak memiliki latar belakang pendidikan. Mereka
biasanya berada dibawah seorang mandor.
Tingkatan dalam Tenaga Pekerja pada proyek ini, adalah :
1. Kepala Tukang atau Mandor
Mandor adalah tenaga yang mengawasi langsung dan mengkoordinir para pekerja
di lapangan sesuai dengan bidangnya.
2. Tukang
25

Tukang adalah tenaga yang mempunyai ketrampilan dalam bidang tertentu pula.
Misalnya tukang besi, tukang kayu. Jumlah tenaga kerja yang digunakan selalu
disesuaikan besar kecilnya volume pekerjaan yang dilaksanakan. Pada saat ada
keterlambatan pekerjaan, PT. Jaya Kusuma Sarana akan menambah jumlah tenaga
kerja untuk mengejar keterlambatan tersebut.
3.4.7.1.5

Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu ini didasarkan pada time schedule dan kurva S.


Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran
proyek. Agar dapat berlangsung tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat
kontrol untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan.
Pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat
terlihat dengan jelas pada time schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan sebisa
mungkin dihindari. Manfaat dari time schedule adalah :
1. Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan-batasan
untuk masing-masing pekerjaan.
2. Sebagai alat koordinasi bagi pimpinan.
3. Sebagai tolok ukur kemajuan pekerjaan yang dapat dipantau setiap saat dengan
bantuan time schedule ini.
4. Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan.
Untuk itu, dalam membuat time schedule diperlukan hal-hal sebagai berikut ini :
1. Jenis Pekerjaan
Fungsinya untuk menetapkan urutan-urutan pekerjaan .
2. Network Planning
Fungsi terpenting dari network planning yaitu mengorganisasikan dan
menentukan urutan dari pekerjaan yang beraneka ragam dengan waktu dan biaya
yang terbatas. Dalam pembuatan network planning, sangat perlu diperhatikan
logika ketergantungan
3. Volume Pekerjaan
Volume pekerjaan berguna untuk menentukan durasi atau lamanya pekerjaan.
Selain itu bagi pihak owner, perhitungan volume pekerjaan berguna untuk
mengontrol pemesanan beton, tulangan dan bahan lainnya. Jadi perhitungan
volume juga dapat dijadikan alat pengontrol.
4. Harga Satuan Pekerjaan
26

Berguna untuk menentukan bobot atau prestasi masing-masing pekerjaan.


Dengan dasar inilah kemajuan proyek dihitung untuk pembayaran tiap termin.
5. Survey Kemampuan Tenaga Kerja.
Berguna untuk menentukan jumlah tenaga kerja sehubungan dengan durasi
waktu yang diperlukan.
Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis pekerjaan,
mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga kumulatif prosentase bobot
pekerjaan ini akan membentuk kurva S realisasi. Fungsi kurva S ini antara lain
adalah :
1. Menentukan waktu penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek.
2. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.
3. Menentukan waktu untuk mendatangkan material, alat, dan tenaga kerja yang
akan dipakai untuk pekerjaan tertentu.
3.4.7.1.6

Pengendalian Teknis
Pengendalian

teknis

di

lapangan

ini

dimaksudkan

untuk

mengetahui

perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi


proyek. Laporan dibuat dalam bentuk harian, mingguan, dan bulanan untuk
mengetahui sejauh mana kemajuan proyek itu.
1. Laporan harian
Merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari kerja meliputi
pekerjaan fisik, catatan atau perintah-perintah yang diberikan oleh pengawas.
Biasanya dibuat pada akhir jam kerja.
2. Laporan mingguan
Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu meliputi
catatan prestasi kerja dalam satu minggu, prestasi kerja selama minggu tersebut,
jumlah tenaga kerja dan peralatan serta bahan yang digunakan.
3. Laporan bulanan
Laporan bulanan dibuat dari hasil rekapan laporan mingguan dan harus dibuat
setiap bulan, berisi tentang :
a. Catatan jenis pekerjaan selama satu bulan.
b. Prosentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang dicapai sampai
saat laporan itu dibuat.
c. Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan.
27

Laporan bulanan ini harus disahkan dahulu oleh pengawas dan ditandatangani
oleh pimpinan proyek sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu
bulan.
4. Rapat Koordinasi
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak terduga dan
tidak dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk itu maka diperlukan rapat
koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah secara bersama. Dalam
Proyek Hotel Ibis Gading Serpong, rapat koordinasi dengan mandor dilaksanakan
setiap hari Rabu, sedangkan rapat koordinasi gabungan dengan owner dilaksanakan
setiap hari Kamis.
3.4.7.1.7

Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang telah


dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya biaya ini
dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran
Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari pembandingan ini, dapat diketahui
apabila pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya
sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya.
Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya
yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik
mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan.
Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar
presensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
membayar gaji pekerja. Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan
dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan
ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva S realisasi dan untuk
memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.
3.4.7.1.8

Pengendalian Biaya Material

Kebutuhan barang dalam proyek ditangani oleh bagian logistik. Pengendalian


harga tergantung pada kecakapan logistik untuk memperoleh barang dengan harga
serendah mungkin dengan kualitas yang diharapkan tanpa terlepas dari RAP yang
telah disusun. Pelaksana dalam mengadakan pengendalian biaya material dengan
cara:
28

1. Membuat daftar kebutuhan material dan meminta persetujuan Konsultan


Pengawas.
2. Pelaksana menyerahkan daftar kebutuhan material tersebut kepada bagian
logistik.
3. Bagian logistik memesan dan menyediakan barang sesuai dengan kebutuhan.
3.4.7.1.9

Pengendalian Biaya Peralatan


Karena

sebagian

besar

peralatan

yang

digunakan

dalam

Proyek

Pembangunan ini merupakan milik dari pihak kontraktor dan sub kontraktornya,
maka uang sewa yang digunakan untuk menyewa peralatan sudah tidak diperlukan.
3.4.7.1.10 Pengendalian Upah Pekerja
Untuk pengendalaian terhadap upah tenaga kerja maka dalam penyusunan RAB
maupun RAP maka dalam analisa harga satuan pekerjaan dicantumkan berapa
kebutuhan tenaga kerja dan upah yang harus dibayarkan. Cara pembayaran gaji
tenaga kerja dan karyawan pada proyek ini dibedakan menjadi tiga kategori
tergantung dari status dan kedudukan karyawan dan tenaga kerja :
1. Gaji Bulanan
Yaitu sistem pembayaran yang dilakukan setiap bulan. Cara pembayaran
ini berlaku untuk karyawan tetap PT. Jaya Kusuma Sarana. Fasilitas dan insentif
lain diberikan sesuai dengan ketentuan perusahaan.
2. Upah Mingguan
Upah ini dibayarkan dua minggu sekali ,biasanya pada hari Sabtu. Upah
ini berlaku bagi karyawan harian, tenaga tak tetap dan buruh borongan.
3. Upah Lembur
Upah ini dibayarkan bagi karyawan atau pekerja baik karyawan tetap
maupun harian yang melakukan kerja lembur.
3.4.7.1.11 Pengendalian K3
Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja
dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan. Triyanto (2004) menyatakan bahwa
perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan
dari segi fisik yang mencakup perlindungan kesehatan dan keselamatan dari
29

kecelakaan kerja serta adanya pemeliharaan moril kerja dan perlakuan yang sesuai
dengan martabat manusia dan moral agama, sebagaimana telah ditegaskan pada pasal
9 Undang-Undang Nomor 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Mengenai Tenaga Kerja.
UU Ketenagakerjaan
Setiap perusahaan yang memiliki > 100 pekerja, atau < 100 pekerja tetapi
dengan

tempat kerja yang berisiko tinggi (termasuk

proyek konstruksi) wajib

mengembangkan SMK3 dan menerapkannya di tempat kerja. SMK3 perlu


dikembangkan sebagai bagian

dari sistem manajemen suatu perusahaan secara

keseluruhan. SMK3 mencakup hal-hal berikut:

struktur organisasi, perencanaan,


pelaksanaan, tanggung jawab,
prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,
pencapaian,

pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan

kesehatan kerja
Komponen utama Sistem Manajemen K3 (OHSAS) :

Sistem Manajemen Keselamatan


Kebijakan Keselamatan & Kesehatan Kerja
Perencanaan dan Organisasi untuk K3
Penilaian resiko dan implementasinya, kegiatan operasional dan pemeliharaan

langkah-langkah pengendalian resiko.


Mengukur kinerja K3 dan prosedur untuk tindakan koreksif sebagai respon

atas kejadian yang ada.


Audit dan Manajemen review dari kinerja yang dihasilkan

Sistem Manajemen K3 (SMK3)


1.

Harus ada penanggung jawab K3 (safety

manage / safety officer)


2.

3.

Harus ada sistem yang menjamin


keselamatan kerja pekerja konstruksi
Rencana penanggulangan terhadap kecelakaan
Peta evakuasi bila terjadi kebakaran
Sistem untuk mencegah kecelakaan kerja
rambu-rambu, jaring pengaman, pagar
Sosialisasi & training K3, dll
Penyediaan alat pelindung diri (APD)
Untuk proyek Hotel Ibis Gading Serpong sendiri, selama KP ini
berlangsung system manajemen K3 tidak berjalan dengan baik. Masih
30

terdapatnya pekerja yang tidak memakai APD (alat pelindung diri), tidak ada
rambu-rambu K3, tidak ada instruksi yang jelas tentang manajemen K3 kepada
para pekerja.
3.4.8 Tahap penyelesaian (pemeliharaan)
Pihak yang terlibat adalah:

Pemilik proyek

Konsultan pengawas

Penasehat biaya

Kontraktor
Tugas dan kewajiban Pemilik adalah:
1. Menerima berita acara penyerahan proyek dari kontraktor.
2. Mengevaluasikan hasil pekerjaan apakah sudah sesuai dengan perjanjian
(kontrak).
3. Membayar kontraktor.
4. Memanfaatkan hasil proyek yang sudah diselesaikan.
Tugas dan kewajiban Pengawas adalah:
1. Memeriksa semua jenis pekerjaan apakah sudah sesuai dengan kontrak
(kualitas dan kuantitas).
2. Membuat daftar pekerjaan yang belum diselesaikan (kurang), serta perbaikan
bila dipandang perlu.
3. Membuat berita acara untuk pemilik dan kontraktor bahwa pekerjaan telah
dilaksanakan sesuai kontrak dan siap unutk dibayar.
Tugas dan kewajiban Penasehat biaya adalah:
1.

Menyeleksi semua tuntutan kontraktor, misalnya penilaian pekerjaan


tambah kurang.

2.

Menyelesaikan administrasi pembayaran akhir.

Tugas dan kewajiban Kontraktor adalah:


1. Mengevaluasi semua pekerjaan sebelum diserahterimakan kepada pemilik.
2. Menyelesaikan semua pekerjaan yang dianggap kurang, serta perbaikanperbaikan bilamana perlu.
3. Mengajukan semua tuntutan yang dianggap bertentangan dengan kontrak
tetapi telah dilaksanakan di lapangan.
31

4. Menyelesaikan perhitungan akhir dengan sub kontraktor dan pemasok.


5. Mengadakan serah terima pekerjaan kepada pemilik .
Perlu diketahui bahwa tugas dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat di atas
tidak terbatas pada hal-hal yang disebutkan di atas, tetapi meliputi semua
tugas yang dikerjakan dalam proyek

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan. Suatu
pekerjaan rutin biasanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan berorientasi ke
proses. Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang rutin tidak dianggap
suatu proyek.
Suatu proyek pasti mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai
tujuan tersebut,suatu proyek biasanya mempunyai kegiatan yang berlangsung dalam
waktu tertentu dengan hasilakhir tertentu. Proyek dapat dibagi-bagi menjadi sub-sub
pekerjaan yang harus diselesaikan dengan batas waktu tertentu untuk mencapai tujuan
proyek secara keseluruhan dengan tepat waktu.
Mencermati fakta yang terjadi selama ini, organisasi dalam menghadapi
tantangan dalam pengelolaan proyek, khususnya proyek maupun program terkait

32

pengembangan proses bisnis maupun teknologi informasi. Tantangan tersebut meliputi


beberapa aspek sebagai berikut:
1) Keterbatasan sumber daya. Proyek Hotel Ibis ini memiliki keterbatasan
dalam alokasi sumber daya, baik SDM, anggaran, maupun waktu penyelesaian.
Dengan keterbatasan tersebut, mereka harus mengalokasikan sumber daya
dengan efektif untuk menangani proyek tanpa mengesampingkan tugas dan
tanggung jawab rutin di masing-masing unit.
2) Inkonsistensi dalam manajemen proses. Inkonsistensi antar proyek satu
dengan yang lain adalah permasalahan yang banyak dihadapi, khususnya yang
memiliki keterbatasan di dalam penerapan manajemen proyek. Perbedaan
tingkat maturity tersebut menyebabkan mereka mengalami kesulitan di dalam
konsistensi dan penggunaan indeks pengukuran performa antar proyek.
3) Lemahnya koordinasi antar proyek. Proyek-proyek yang dikelola dalam
sebuah program, atau program-program yang dikelola dalam sebuah portofolio
yang dijalankan dalam waktu yang bersamaan berpotensi menimbulkan
kesulitan

didalam

proses monitoring pencapaian output dan outcome setiap

proyek. Sehingga dimungkinkan terjadinya proyek dan program berstatus under


the radar dan progresnya tidak terpantau dengan baik.
4) Sulitnya memilih proyek maupun program yang sejalan dengan visi dan misi
organisasi. Hampir seluruh organisasi, berkutat pada permasalahan tersebut.
Tanpa melalui mekanisme yang baik, proyek yang mubazir dan tidak relevan
dengan rencana strategis, memiliki peluang untuk dilaksanakan, ketimbang
proyek maupun program yang memiliki manfaat dan dampak besar terhadap
organisasi.
Suatu proyek yang baik adalah proyek yang dapat selesai tepat waktu (time)
dengan budget yang telah direncanakan sebelumnya (cost) sesuai dengan cakupan
pekerjaan yang disetujui (scope) dengan kualitas yang diharapkan atau ditentukan
sebelumnya (quality).
4.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penyusun mengharapkan semoga menjadi sesuatu
yang bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi kami sebagai penyusun
juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu diperlukan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kelancaran
pembelajaran makalah ini.

33

DAFTAR PUSTAKA
http://4gp.blogspot.co.id/2011/05/tahapan-tahapan-dalam-proyek-konstruksi.html
https://amrigunasti.wordpress.com/tag/perencanaan-proyek/
http://rizaldyberbagidata.blogspot.co.id/2012/07/tahapan-kegiatan-proyek.html
https://ranggryani.wordpress.com/2013/05/16/makalah-manajemen-proyek/
http://idayoseob.blogspot.co.id/2015/05/makalah-manajemen-proyekprogram-d3.html
http://raijulia14.blogspot.co.id/2015/05/pengendalian-manajemen-dalamorganisasi.html
http://julian017.blogspot.co.id/2011/11/makalah-manajemen-proyek-ii.html
http://www.slideshare.net/azrahinelo/makalah-manajemen-proyek-sistem-informasi
http://www.slideshare.net/alno-arjes/makalah-perincian-kegiatan-proyek
http://www.ilmusipil.com/manajemen-proyek
https://jefrihutagalung.wordpress.com/tag/pihak-pihak-proyek-konstruksi/
http://www.slideshare.net/angreliany/pihak-pihak-yang-terlibat-dalam-proyekkonstruksi

34

LAMPIRAN
1. Pertanyaan dari Bayu Sapto Nugroho
Bagaimana dengan susunan RAB proyek tersebut jika harga material di pasaran
fluktuatif ?
Dikarenakan proyek pembangunan hotel Ibis ini telah direncanakan
dalam 1 tahun selesai, sehngga harga bahan material yang di butuhkan tidak
akan jauh berbeda dengan yang sebelumnya. Sehingga penasehat biaya pun
sudah memikirkan tentang over head yang akan terjadi. Semisal ada kenaikan
yang tidak signifikan masih bias terkover dari biaya overhead. Dan semisal
keadaan yang dihadapi sudah benar-benar darurat seperti krisis ekonomi yang
terjadi maka yang akan dilihat yaitu kontrak kerjanya apakah proyek tersebut
tetap akan berjalan dengan biaya dari kontraktor saja atau dibantu oleh owner
ataukah proyek tersebut akan diberhentikan.
2. Pertanyaan dari Nabila Ayu Sabrina
Bagaimana cara owner menanggapi jika pada pertengahan pembangunan ada
masyarakat daerah sekitar lokasi proyek ada yang protes tidak setuju atas
pembangunan Proyek Hotel Ibis tersebut ?
Sebelum di adakan pembangunan tersebut pastinya owner telah membuat
surat izin ke pemerintahan sehingga jika proyek tersebut sudah berjalan berarti
proyek tersebut sudah mendapatkan izin dari pemerintah. Dan semisal ditengahtengah pembangunan masih ada saja masyarakat sekitar yang menolak atau
proses bias dibicarakan dengan pihak owner. Owner akan menampung keluhankeluhan yang ada di masyarakat. Jika owner bias menyelesaikannya, maka akan
diselesaikan dengan kekeluargaan dan dibicarakan secara baik-baikdan jika tidak
mungkin akan dibawa ke jalur hukum.
3. Pertanyaan dari Shosy Barutama Putra
Apa yang dimaksud dengan lantai mezzanine ?
Mezzanine atau Entresol adalah lantai perantara antara lantai-lantai
utama bangunan. Mezzanine berasal dari bahasa Italia Mezzano yang artinya
tengah. Dalam dunia arsitektur, mezzanine merupakan lantai yang berada di
tengah-tengah antara lantai-lantai utama, seperti misalnya lantai 1 dan lantai 2
atau lantai 2 dan lantai 3. Mezzanine biasanya juga memiliki bentuk yang
menyerupai balkon dan mempunyai atap atau langit-langit rendah. Istilah ini
juga digunakan untuk balkon terendah dalam teater, atau untuk beberapa baris
pertama kursi di balkon. Mezzanine ini tidak dihitung sebagai lantai suatu
bangunan. Mezzanine juga bisa berupa tambahan selasar yang dibuat dari
35

konstruksi yang sama dengan lantai lainnya. Mezzanine bisa juga berbentuk
seperti balkon dengan atap atau langit-langit yang rendah.
Lantai mezzanine bisa dibuat dengan menggunakan struktur baja atau
kayu. Bisa juga menggunakan lantai kayu atau panel lantai yang dibuat dengan
cara prefab atau dibuat di pabrik. Ukuran lantainya juga tidak penuh karena
hanya dirancang sebagian dari luas bangunan yang sudah ada. Posisinya dibuat
sejajar dengan ruang yang lain dan berada pada lantai yang sama. Konsep
ruangannya pun lebih terbuka karena biasanya tanpa sekat atau pintu.
Lantai mezzanine terproyeksi sendiri
dari dinding
dan tidak sepenuhnyamenutup pandangan dari langit-langit dari lantai tepat di
bawah. Singkatnya,lantai mezzanine dan lantai di
bawahnya berbagi langitlangit yang sama.Lantai Mezzanine sering terletak di antara lantai dasar dan
lantai atas, tetapi
tidak biasa
untuk
memiliki mezzanine di lantai bagian
atas bangunan (bukan dari lantai dasar).
4. Pertanyaan dari Rifandi Harmianto
Tolong jelaskan tentang Lump Sum Price ?
Fixed Lump Sum Price ialah volume kontrak tidak boleh diukur ulang, harga
penawaran tidak boleh diubah kecuali pada salah satu volume dan harga satuan.
Resiko akibat perubahan karena koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab penyedia
jasa. Penyedia jasa menanggung semua resiko. Jenis kontrak ini bersifat tetap dan
pasti. Pemenang tender harus menyelesaikan kontrak pengadaan barang dan jasa
sampai pekerjaan tersebut selesai sesuai dengan jangka waktu penyelesaian yang
sudah ditentukan. Apabila ada risiko dalam penyelesaian pekerjaan tersebut menjadi
tanggungjawab pemenang tender.
Dalam kontrak lump sum, pemilik dasarnya telah ditetapkan seluruh risiko
kepada kontraktor, yang pada gilirannya dapat diharapkan untuk meminta markup
yang lebih tinggi dalam rangka untuk mengurus kontinjensi yang tidak terduga.
Selain harga lump sum tetap, Komitmen lainnya adalah sering dibuat oleh kontraktor
dalam bentuk submittals seperti jadwal tertentu, sistem manajemen pelaporan atau
program kendali mutu. Jika biaya aktual dari proyek ini adalah rendah, mengecilkan
biaya akan mengurangi keuntungan kontraktor dengan jumlah tersebut. melebihlebihkan Suatu memiliki efek sebaliknya, tetapi dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya penawar rendah untuk proyek tersebut. Penjelasan Pasal 21 ayat (1) PP
No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, tertulis :

36

Pada pekerjaan dengan bentuk Lump Sum, dalam hal terjadi pembetulan
perhitungan perincian harga penawaran, karena adanya kesalahan aritmatik maka
harga penawaran total tidak boleh diubah. Perubahan dan semua resiko akibat
perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Penyedia Jasa, selanjutnya harga penawaran menjadi harga kontrak/harga pekerjaan

37

Anda mungkin juga menyukai